OLEH:
PUTRIANIHSIH WINDASARI, S.Kep
NPM: JP 017.02.024
CI LAHAN CI INSTITUSI
1
KONSEP TEORI
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI
A. DEFINISI
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi merupakan salah satu masalah
keperawatan jiwa yang dpat ditemukan pada pasien gangguan jiwa.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang
ditandai dengan perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, [engecapan, perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan
stimulus yang sebenarnya tidak ada.
B. Penyebab
Rangsangan primer dari halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri
secara psikologik terhadap kejadian traumatik sehubungan dengan rasa
bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang yang dicintai,
tidak dapat mengendalikan dorongan ego, pikiran dan perasaannya sendiri.
Klien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk
terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau
berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah,
melakukan gerakan seperti menikmati sesuatu. Juga keterangan dari klien
sendiri tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang dilihat, didengar atau
dirasakan)
C. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala dari halusinasi adalah:
1. berbicara dan tertawa sendiri
2. bersikap seperti mendengar dan melihat sesuatu
3. berhenti berbicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
4. disorientasi
5. merasa ada sesuatu pada kulitnya
6. ingin memukul atau melempar barang – barang
2
D. Akibat
Akibat dari halusinasi adalah resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan. Ini diakibatkan karena klien berada di bawah halusinasinya yang
meminta dia untuk melakukan sesuatu hal di luar kesadarannya.
E. Rentang Respon
F. Pohon Masalah
effect
Core problem
causa
3
Gangguan Konsep Diri: HDR
4
Klien berbicara dan tertawa sendiri
Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu
Disorientasi
c. Isolasi sosial : menarik diri
Data Subyektif
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya
dijawab dengan singkat ”tidak”, ”ya”.
Data Obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri/menghindari
orang lain, berdiam diri di kamar, komunikasi kurang atau
tidak ada (banyak diam), kontak mata kurang, menolak
berhubungan dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi
tidur seperti janin (menekur).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perilaku mencederai diri berhubungan dengan halusinasi
pendengaran
2. Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran berhubungan
dengan menarik diri
3. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
C. Tindakan Keperawatan
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Pasien mampu Setelah …………..x SP 1
Mengenali pertemuan, pasien dapat 1. Bantu pasien mengenal
halusinasi yang menyebutkan : halusinasi (isi, waktu
dialaminya Isi waktu, frekuensi, terjadinya, frekuensi, situasi
Mengontrol situasi pencetus, pencetus, perasaan saat terjadi
perasaan halusinasi)
5
halusinasinya Mampu 2. Latih mengontrol halusinasi
Mengikuti program memperagakan cara dengan cara menghardik.
pengobatan dalam mengontrol Tahapan tindakannya meliputi :
halusinasi. 3. Jelaskan cara menghardik
halusinasi
4. Peragakan cara menghardik
5. Minta pasien memperagakan
ulang
6. Pantau penerapan cara ini, beri
penguatan perilaku pasien
7. Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
Setelah ……..x SP 2
pertemuan, pasien 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP
mampu : 1)
Menyebutkan 2. Latih berbicara/bercakap
kegiatan yang sudah dengan orang lain saat
dilakukan halusinasi muncul
Memperagakan cara 3. Masukkan dalam jadwal
bercakap-cakap kegiatan pasien
dengan orang lain
Setelah …..x pertemuan SP 3
pasien mampu : 1. Evaluasi kegiatan lalu (SP2)
Menyebutkan 2. Latih kegiatan agar halusinasin
kegiatan yang tidak muncul
sudah dilakukan Tahapannya :
Membuat jadwal 3. Jelaskan pentingnya aktivitas
kegiatan sehari-hari yang teratur untuk mengatasi
dan mampu halusinasi
memperagakannya 4. Diskusikan aktivitas yang biasa
dilakukan oleh pasien
5. Latih pasien melakukan
6
aktivitas
6. Susun jadwal aktivitas sehari-
hari sesuai aktivitas yang telah
dilatih (dari bangun pagi
sampai tidur malam)
7. Pantau pelaksanaan jadwal
kegiatan, berikan penguatan
terhadap perilaku yang ( + )
SP 4
Setelah …….x 1. Evaluasi kegiatan yang lalu ( SP
pertemuan, pasien 1, 2, dan 3)
mampu : 2. Tanyakan program pengobatan
Menyebutkan 3. Jelaskan pentingnya
kegiatan yang penggunaan obat pada
sudah dilakukan gangguan jiwa
Menyebutkan 4. Jelaskan akibat bila tidak
manfaat dari digunakan sesuai program
program 5. Jelaskan akibat bila putus obat
pengobatan 6. Jelaskan cara mendapatkan
obat/berobat
7. Jelaskan pengobatan (5B)
8. Latih pasien minum obat
9. Masukkan dlm jdwal harian
pasien
7
pasien
Tanda dan gejala halusninasi
Cara merawat pasien halusinasi
( cara berkomunikasi,
pemberian obat, dan pemberian
aktivitas kepada pasien)
Sumber-sumber pelayanan
ksehatan yang bias dijangkau
Bermain peran cara merawat
Rencana tindak lanjut keluarga,
jadwal keluarga untuk merawat
psien
Setelah…….x pertemuan SP 2
keluarga mampu : 1. Evaluasi kemampuan keluarga
Menyelesaikan (SP 1)
kegiatan yang sudah 2. Latih keluarga merawat pasien
dilakukan 3. RTL keluarga/jadwal keluarga
Memperagakan cara untuk merawat pasien
merawat pasien
Setelah …….x SP 3
pertemuan keluarga 1. Evaluasi kemampuan keluarga
mampu : (SP 2)
Menyebutkan 2. Latih keluarga merawat pasien
kegiatan yang sudah 3. RTL keluarga/jadwal keluarga
dilakukan untuk merawat pasien
Memperagakan cara
merawat pasien serta
mampu membuat
RTL
Setelah …….x SP4
pertemuan keluarga 1. Evaluasi kemampuan keluarga
8
mampu : 2. Evaluasi kemampuan pasien
Menyebutkan 3. RTL keluarga
kegiatan yang sudah Follow up
dilakukan Rujukan
Melaksanakan
Follow up rujukan