Anda di halaman 1dari 9

GANGGUAN KELENJAR SEBASEA

1. Kista sebasea
Kelenjar sebasea menyekresi minyak. Ketika kelenjar ini tersumbat,
nodul kecil yang keras terbentuk, disebut kista. Kista sebasea tidak diterapi
kecuali jika membesar dan mengganggu, yang akan diatasi melalui drainase
atau dieksresi melalui bedah
2. Seborea, dermatitis seborea dan ketombe
Haluaran sebasea yang berlebihan yang membentuk kerak atau
sumbatan seperti keju yang besar ditubuh dikenal dengan istilah seborea.
Dermatitis seborea adalah kondisi yang menybabkan kerak, terutama pada
kulit kepala, yang sering kali dikaitkan dengan rasa gatal. Kondisi inflamasi
ini terjadi diarea tubuh yang memiliki konsentrasi kelenjar sebasea yang
besar, (misalnya kulit kepala, alis mata, kelopak mata, telinga, aksila,
selangkangan dan kulit dibawah telinga dan payudara). Bentuk kering
dermatitis seborea (juga disebut dengan istilah ketombe) dikarakteristikkan
oleh kerak yang berkisar dari kecil dan kering, hingga tebal dan berbentuk
seperti bedak, dengan sedikit atau tanpa kemerahan. Bentuk minyak
dermatitis seborea dikarakteristikkan oleh sisik ikan yang berminyak dan
kerak diatas permukaan yang merah.
Dengan menggunakan shampoo secara sering adalah rangkaian
utama terapi, sesuai saran penyedia layanan kesehatan. Beberapa shampoo
mengandung suspense selenium sulfida (misalnya Selsun blue); shampoo
lain mengandung ter batubara, asam slisilat dan sulfur atau zink pirition.
Instruksikan pada klien untuk membiarkan shampoo dikepala selama 5
sampai 10 menit sebelum membilasnya.
Jika dermatitis seborea berada dilokasi lain selain kulit kepala, krim
atau salep kortikosteroid diresepkan. Meski tidak ada penyembuh yang
tersedia, diet rendah lemak, olahraga, sinar matahari, mengurangi stress dan
istirahat dapat membantu dalam penatalaksanaan gangguan ini.
LUKA BAKAR

Luka bakar adalah cedera traumatic yang mengakibatkan kerusakan atau


hilangnya jaringan. Luka bakar menghancurkan sel dan meningkatkan
permeabilitas kapiler dan merusak protein sel. Kuncinya adalah pencegahan.

MEKANISME CIDERA LUKA BAKAR

1. Luka bakar terminal, jenis luka bakar yang paling umum terjadi, disebabkan
oleh uap air panas, tersiram air panas, terbakar api, dan kontak langsung
dengan sumber panas
2. Luka bakar elektrik, adalah luka abakar yang berpotensi mengancam jiwa
yang disebabkan oleh syok elektrik akibat terpajan aliran AC atau DC dari
barang elektronik atau petir
3. Luka bakar kimia, disebabkan oleh pajanan terhadap asam kuat, alkali atau
zat lain seperti deterjen atau pelarut. Mata dan kulit adalah area tubuh yang
biasanya mengalami luka bakar
4. Luka bakar radiasi, disebabkan oleh pajanan terhadap sumber radioaktif,
seperti radiasi ionisasi yang digunakan dalam industry atau radiasi trapeutik.
Terbakar sinar matahari adalah jenis lain dari luka bakar

KEDALAMAN LUKA BAKAR

Luka bakar diklasifikasikan sebagai cedera ketebalan parsial dan ketebalan


total. Luka bakar ketebalan parsial selanjutnya diklasifikasikan sebagai luka bakar
seperfisial dan dermal dalam.

Karakteristi Luka Bakar Dengan Beragam Kedalaman

Kedalaman Jaringan yang Penyebab umum karakteristik Tingkat nyeri


terlibat
Derajat Satu: Kerusakan Sinar matahari, uap Kering, bengkak Nyeri
Superfisial epithelial minimal; panas ringan lepuh
Ketebalan sebagian epidermis setelah 24 jam
parsial terlibat merah-merah
jambu pucat jika
diberi tekanan
pengelupasan kulit
kering selama
sekitar satu
minggu.
Tidak ada parut
Derajat dua Epidermis; Luka bakar Lembap, merah Nyeri
Superfisial keterlibatan dermis percikan api, jambu atau bitnik hiperestetik
ketebalan parsial minimal cairan panas kemerahan, lepuh (sangat
beberapa bagian sensitive)
memutih,
pertumbuhan
edipermis baru
dalam1-3 minggu
Derajat dua: Seluruh epidermis; Sama seperti Kering, pucat, Sensitive
Dermal dalam, sebagian atau diatas, ditambah seperti lapisan terhadap
ketebalan parsial seluruh dermis benda padat yang lilin, tidak tekanan
panas, api dan memutih
cedera akibat
pancaran sinar
yang intens
Derajat tiga Semua bagian Api, terstrum, zat Keras pecah- Nyeri sedikit
Ketebalan total diatas dan sebagian kimia, dan uap pecah, avascular,
lemak subkutan; panas yang terus putih, merah ceri,
kemungkinan menerus atau hitam,
melibatkan jaringan diperlukan tandur
ikat, otot dan tulang kulit

Luas kerusakan luka bakar tergantung pada kedalaman luka bakar atau luas,
lokasi, serta ukuran cedera. Luka bakar dapat diberi terapi awal ditempat kejadian,
dikantor penyebab layanan kesehatan atau diklinik asuhan darurat atau departemen
gawat darurat. Terdapat beberapa situasi yang membuat korban dipindahkan atau
secara langsung kepusat asuhan khusus unit luka bakar. Semua factor harus
dipertimbangkan ketika menentukan kerusakan akibat luka bakar dan waktu
penyembuhan secara keseluruhan.

Perbedaan antara luka bakar ketebalan parsial dan ketebalan total sering kali
bergantung pada penilaian professional asuhan kesehatan yang pertama kali
memeriksa luka bekar atau/ spesialis di unit luka bakar. Ketebalan atau kedalaman
serta derajat, luka bakar akan sering meningkat atau matur dan dengan demikian,
didefenisi ulang dari awal cedera hingga sekitar 24 hingga 48 jam setelah cedera.

FASE MANAJEMEN CEDERA LUKA BAKAR

Ada 3 fase manajemen luka bakar:

1. Fase Resusitatif
Umumnya klien yang menderita luka bakar yang masuk ke unit
khusus yang disebut klinik luka bakar atau unit asuhan luka bakar. Jika
sebuah unit luka bakar tidka tersedia, klien dimasukan ke unit perawatan
intensif, klien yang mengalami luka bakar yang signifikan dapat distabilkan
diruang gawat darurat dan dipindahkan oleh personal yang terampil ke pusat
perawatan luka bakar daerah. Selama fase resusitatif, kondisi fisiologis klien
tidak stabil, tujuan fase ini adalah untuk mencapai stabilitas fisiologis.
Ketika merawat seorang klien yang mengalami luka bakar :
a. cuci tangan secara menyeluruh dan sering
b. gunakan sarung tangan steril, dan gunakan Teknik aseptic ketika
mempersiapkan ruangan dan pegang peralatan
c. Ketika klien tiba di fasilitas perawatan kesehatan, buka pakaian klien
secara hati-hati, pertahankan agar tidak memperparah kerusakan di area
luka bakar,
d. Tempatkan klien pada seprai steril jika luka bakar parah
e. Perlihatkan perhatian dan berikan penguatan (klien mungkin merasa
takut, nyeri dan mengalami rasa kehilangan
f. Pemeriksaan tanda-tanda vital, catat tanda-tanda vital, dan lakukan
pengukuran tinggi dan berat badan
g. Status pernafasan, duga adanya cedera inhalasi jika korban kebakaran
ada di area tertutup dengan asap dan api, bulu hidung yang terbakar,
luka bakar di area wajah dan sputum bernoda jegala adalah indikasi
pasti dari inhalasi asap.
h. Terapi oksigen, segera mulai tindakan untuk mencegah pneumonia
hipostatik. Periksa oksimetri nadi, gas darah dan pH secara sering untuk
menentukan status pernafasan dan status tubuh secara umum
i. Keseimbangan cairan dan elektrolit, sebagai pengganti cairan untuk
memertahankan volume sirkulasi dan mencegah kolaps sirkulasi yang
menyebabkan syok serius atau fatal, manajemen asuhan luka bakar
memiliki formula penggantian cairsn IV dan kriteria untuk pemberian
cairan ini. Klien biasanya dipasang kateter retensi dan slang nasogastric
dihubungkan ke alat penghisap
j. Catat asupan dan haluaran secara akurat, tujuanya untuk mencapai
haluaran urine sebesar 0,5 hingga 1 ml/kg/jam, denyut jantung kurang
dari 120x/menit dan tekanan darah sistolik lebih dari 100 mmHg
k. Fungsi ginjal, pantau haluaran urine secara cermat karena fungsi ginjal
biasanya melambat atau berhenti setelah tuuh mengalami syok hebat.
Lakukan pengukuran haluaran urine minimal setiap jam pada beberapa
hari pertama. Jika haluaran urine terlalu rendah (<30ml/jam), dianalisis
mungkin diperlukan. Asidosis juga merupakan komplikasi yang
biasanya terjadi
l. Infeksi, infeksi adalah penyebab utama kematian pada individu yang
menderita luka bakar. Klien yang menderita luka bakar sangat rentan
terhadap infeksi karena daya tahan tubuh mereka menurun dan banyak
luka terbuka pada tubuh yang berperan sebagai jalan masuk agens
penyebab infeksi. Praktikan Teknik mencuci tangan secara menyeluruh
dan memakai sarung tangan steril dengan sering. Berikan antibakteri
atau obat topical lain yang digunakan. Siapkan pemberian imunitas
tetanus
m. Manajemen nyeri, kedalaman nyeri, tingkat ansietas, pengalaman nyeri
dimasa lalu, kepercayaan budaya dan jenis pemantauan invasive serta
prosedur perawatan luka yang diperlukan mempengaruhi tingkat nyeri
klien , individu yang mengalami luka bakar superfisial mengalami nyeri
berat, namun, individu yang mengalami luka bakar ketebalan total tidak
mengalami nyeri hebat karena ujung saraf mereka sudah tidak
mengalami kerusakan. Pemberian nikrotik melalui alat PCA (patient
control analgesic) adalah cara standar untuk mengatasi nyeri. Morfin
seringkali diberikan untuk meredakan nyeri; waspadai gejala depresi
pernafasan, terapi imajinasi, hypnosis, distraksi dan music dapat
membantu klien untuk belajar menoleransi nyeri.
2. Fase akut
Selama fase akut, klien tetap dalam kondisi sangat sakit dan memerlukan
observasi dan intervensi cermat yang berkelanjutan, setelah kondisi
fisiologis klien stabil, focus berikutya adalah mengelola luka bakar.
a. Balutan
Beberapa jenis larutan dan zat yang digunakan sebagai balutan,
termasuk kasa yang direndam dengan antibiotic atau obat dan kasa yang
lembap yang direndam dalam zat seperti perak nitrat, balutan sintetik,
seperti duoDERM, opsite, virgilon dan biobrane, meningkatkan
pemulihan luka atau secara sementara selanjutnya menutupi luka.
b. Agens topical
Saat ini agens topical pada area luka bakar adalah terapi yang sering
dilakukan, agens yang digunakan mencakup:
1) Mafenide asetat (sulfamylon) : krim bakteriostatik yang efektif
digunakan untuk melawan sebagian besar bakteri gram positif dan
negative, diaplikasikan secara tebal pada seluruh area yang
mengalami luka bakar dengan tangan terpasang sarung tangan steril.
2) Perak sulfadiazine (sylvadene, thermazene) : krim bakteriosidal
yang digunakan untuk melawan banyak bakteri gram positif dan
negative, diaplikasikan secara tipis pada area yang mengalami luka
bakar dengan tangan terpasang sarung tangan steril.
3) Salep bacitnacin : digunakan untuk luka bakar superfisial dan
dibawah wajah yang diaplikasikan secara tipis sebanyak dua atau
tuga kali perhari sesuai program
4) Perak nitrat : saat ini jarang digunakan, diaplikasikan dalam bentuk
larutan 0,5% pada kasa balutan yang ditempelkan keatas area luka
bakar, dengan balutan yang tetap lembab dengan menggunakan spuit
balon untuk mengaplikasikan larutan
c. Debridemen
Eskar biasanya adalah jaringan mati yang tebal, kering, dan hitam atau
coklat tua, dalam cara ini, tandur berhasil dilakukan. Meskipun balutan
dan obat yang diaplikasikan secara eksternal dapat membantu
melepaskan dan melunakkan eskar, kolam berpusaran aor lebih sering
digunakan untuk debridemen karena merupakan metode yang paling
nyaman.
Debridemen dapat juga dilakukan di ruangan operasi. Kini dokter
menggunakan pisau bedah laser untuk mengeksisi (menyingkirkan)
eskar. Metode ini meminimalkan kehilangan darah dan tidak terlalu
terasa nyeri disbanding metode yang digunakan sebelumnya.
d. Tandur kulit
Luka bakar ketebalan total menghancurkan semua jaringan kulit,
karenanya, tandur kulit dilakukan untuk menggantikan jaringan yang
tidak dapat sembuh sendiri. Tandur dilakukan juga untuk alas an
kosmetik guna membatasi pembentukan parut. Tandur kulit dapat
dilakukan partial thicknes seperti pengangkatan lapisan tipis dari tubuh
atau full-thicknes, yang melibatkan pemotongan jaringan donor yang
lebih tebal. Jika klien memiliki kulit yang cukup utuh dan tidak rusak,
autografit (atau tandur otolog)—tandur yang menggunakan kulit klien
sendiri dilakukan. Ketika penyembuhan dimulai dan eskar telah
disingkirkan secara sempurna, ahli bedah plastic, seringkali
menggunakan dernatom, mengelupas atau memotong ketebalan kulit
tertentu dari bagian tubuh yang tidak mengalami luka bakar dan
menempatkan potongan tersebut pada bagian tubuh yang mengalami
luka bakar.
e. Prioritas manajemen asuhan lain
Ketidakseimbangan elektrolit, yang terkait dengan kebocoran cairan
lain dari luka dan gangguan fungsi ginjal, dapat terjadi. Pantau hasil
pemeriksaan pH lambung, elektrolit, dan fungsi ginjal. Berikan
pengganti elektrolit sesuai program

3. Fase rehabilitative
Selama fase rehabilitative, yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan
atau bertahun-tahun, klien memerlukan penyembuhan dan pemulihan yang
ekstensif. Selama fase ini, penatalaksanaan diberikan pada pemulihan
kekuatan dan fungsi
a. Pelayanan
Klien sering kali mengunjungu departemen terapi fisik untuk terapi
kolam berpusaran air dan latihan fisik, kolam pusaran air memiliki
beberapa tujuan : membantu membersihkan tubuh dan mengangkat
eskar; dapat digunakan untuk memberikan obat eksternal; memberikan
kehangatan sehingga klien dapat melakukan latihan fisik dengan lebih
sedikit nyeri; dan membantu menstimulasi pertumbuhan jaringan yang
hidup dan pemulihan luka.
Klien yang mengalami luka bakar serius biasanya berada dipusat
pelayanan kesehatan dalam waktu yang Panjang dan memerlukan
pengalihan aktivitas. Klien juga mungkin memerlukan konseling tatau
pelatihan kerja ulang setelah pulang dari rumah sakit serta membantu
klien mempelajari cara mengatur rumah tangga. Terapi okupasi
memberikan layanan ini atau merujuk ke konseling vokasional
b. Komplikasi
Bebrapa komplikasi dapat terjadi setelah luka bakar termasuk infeksi,
gangguan gastrointestinal umum, pneumonia hipostatik, gagal ginjal,
anemia, ulkus kulit, dan kontraktur. Kontraktur disebabkan oleh
pemendekan otot, tendon, atau jaringan parut yang abnormal,
mengakibatkan deformitas dan keterbatasan pergerakan sendi.
c. Aspek emosi
Banyak aspek emosi yang menyertai luka bakar. Klien dapat sangat
menuntut, mengharapkan banyak perhatian pada tahap akhir asuhan
karena klien menerima begitu banyak perhatian sesaat setelah
mengalami cedera. Berikan kesempatan klien untuk mengekpresikan
perasannya. Berikan motivasi pada klien dan anggota keluarga untuk
berpartisipasi dalam mengembangkan rencana asuhan keperawatan
yang realistis.. klien secara realistis megkhawatirkan tentang
penampilannya. Bantu klien dengan mendengarkan dan memotivasinya
untuk terlibat dalam sebuah kelompok pendukung
d. Rencara pulang
Lama rawat inap dirumah sakit untuk cedera luka bakar semakin
memendek. Persiapan keluarga untuk pemulangan klien dan asuhan
dirumah. Ajarkan tentang perawatan luka, penggunaan obat, tanda, dan
gejala infeksi. Buat rujukan untuk asuhan rawat jalan sesuai indikasi.
e. Prognosis
Meskipun perjalanan terapi membutuhkan waktu yang Panjang dan
sulit, Teknik terbaru dapat membantu klien untuk kembali ke fungsi
optimalnya. Kebanyakan orang mampu menjalani hidup secara
produktif.

Anda mungkin juga menyukai