Anda di halaman 1dari 11

Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

F.6. Upaya Pengobatan Dasar

“PRE HIPERTENSI DENGAN OBESITAS”

dr. Anindian Setyo Rahmawati


Periode Internship 11 Maret – 11 Juli 2013
Internship Angkatan IX

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DHARMARINI


TEMANGGUNG
2013
A. LATAR BELAKANG

Penyakit degeneratif merupakan penyakit menahun yang banyak mempengaruhi kualitas

hidup dan produktifitas seseorang. Penyakit-penyakit degeneratif tersebut antara lain penyakit

kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) termasuk hipertensi, diabetes mellitus dan kanker.

Salah satu penyakit degeneratif yang banyak terjadi dan mempunyai tingkat mortalitas yang

tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup dan produktifitas seseorang salah satunya adalah

penyakit hipertensi. Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di

atas 140 mmHg dan teknan diastolik di atas 90 mmHg

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni

mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan

gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal,

yaitu 140/90 mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007

menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%.

Di negara – negara berkembang seperti Asia Tenggara, hipertensi juga merupakan

masalah kesehatan yang dialami dengan prevalensi menunjukkan angka 6,3 persen sampai 9,17

persen. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang

tinggi. Hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain,

bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke, dan ginjal.

Di samping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang

akan datang, juga karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan

kematian mendadak. Kehadiran hipertensi pada kelompok dewasa muda, akan sangat
membebani perekonomian keluarga, karena biaya pengobatan yang mahal dan membutuhkan

waktu yang panjang, bahkan seumur hidup. Menurut hasil Riskesdas Tahun 2007, sebagian

besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdeteksi. Keadaan ini tentunya sangat berbahaya,

yang dapat menyebabkan kematian mendadak pada masyarakat.

Hipertensi dan komplikasinya dapat dicegah dengan gaya hidup sehat dan mengendalikan

faktor risiko. Caranya, pertahankan berat badan dalam kondisi normal. Atur pola makan,

dengan mengkonsumsi makan rendah garam dan rendah lemak serta perbanyak konsumsi sayur

dan buah. Lakukan olahraga dengan teratur. Atasi strees dan emosi, hentikan kebiasaan

merokok, hindari minuman beralkohol, dan periksa tekanan darah secara berkala.Untuk itu di

masa sekarang, pencegahan dan deteksi dini hipertensi sangatlah diperlukan untuk mencegah

komplikasi akibat hipertensi.

B. PERMASALAHAN

Permasalahan yang ada adalah adanya pasien di puskesmas Nampirejo yang

menderita pre hipertensi dan obesitas. Hal yang paling efektif dilakukan adalah dengan upaya

preventif agar pasien tidak menjadi hipertensi.

1. Identitas pasien

Nama : Ny. M

Umur : 39 tahun

Alamat : Nampirejo

2. Anamnesis
a. RPS: Seorang wanita datang ke Puskesmas dengan keluhan sejak 1

hari yang lalu nyeri kepala, mual (-), muntah (-), pandangan kabur (-).

b. RPD: satu minggu sebelum ke puskesmas, pasien periksa tekanan

darah di posyandu. Hasilnya 130/80 mmHg, keluhan (-). Kurang lebih

2 bulan sebelum ke puskesmas, TD pasien 140/80 mmHg, keluhan saat

itu juga nyeri kepala.

c. RPK:

- Hipertensi dalam keluarga (+) (ayah kandung)

- DM dalam keluarga disangkal

3. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum:Gemuk, compos mentis

Vital sign:

- TD: 130/80 mmHg

- N: 88 x/mnt

- RR: 20 x/mnt,

- S: afebris

- BB: 71 kg

- TB: 156 cm

- BMI: 29,17 (pre-obese)

Pemeriksaan fisik:

- Kepala

o Mata: conjunctiva anemis (-)


o Mulut: mukosa bibir lembab

- Leher: limfonodi tak teraba

- Thorax: simetris (+), cor dan pulmo dalam batas normal

- Abdomen: supel, peristaltik (+)

- Ekstremitas: edema(-)

Diagnosis

Pre hipertensi dengan obesitas

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Metode penyuluhan secara langsung kepada pasien dipilih sebagai intervensi yang

paling efektif. Hal ini dimaksudkan agar pasien mengetahui apa itu hipertensi, klasifikasi

hipertensi, komplikasi hipertensi, bagaimana cara pencegahannya, serta modifikasi pola

hidup dan contoh menu diet untuk hipertensi. Penyuluhan ini karena pasien termasuk pre

hipertensi dan menderita obesitas, yang dapat meningkatkan resiko menjadi hipertensi.

Intervensi dilakukan dengan cara melakukan wawancara pada tanggal 19 April 2013

saat posyandu dan penyuluhan serta wawancara langsung kepada pasien menggunakan

leaflet “Diet Penyakit Hipertensi” pada tanggal 23 April 2013 di pustu Nampirejo.

D. PELAKSANAAN
Penyuluhan langsung pada pasien dilakukan tanggal 23 April 2013 di Pustu

Nampirejo tentang:

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140

mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.

Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VII-2003

Kategori Tekanan Darah dan/atau Tekanan Darah

Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Normal <120 Dan <80

Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi Tahap 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi Tahap 2 ≥160-179 Atau ≥100

Kategori BMI (kg/m2)

Underweight < 18.5 kg/m2

Batas Normal 18.5 - 24.9 kg/m2

Overweight: > 25

Pre-obese 25.0 – 29.9 kg/m2

Obese I 30.0 - 34.9kg/m2

Obese II 35.0 - 39.9 kg/m2

Obese III > 40.0 kg/m2


Pasien ini termasuk pre hipertensi karena tekanan darah pasien 130/80 mmHg dan

pre-obesitas (BMI pasien 29, 17).

2. Penyebab Hipertensi

Penyebab hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Hipertensi esensial atau primer

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat

diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab

hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas

(keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi primer

sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,

antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),

penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan

terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan

dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

3. Komplikasi Hipertensi

Komplikasi hipertensi antara lain rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata,

ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk

penyakit serebrovaskular (stroke, transcient ishcemic attack), penyakit arteri koroner,

gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi.


4. Modifikasi Pola Hidup dan Gizi Seimbang.

a. Penurunan berat badan. Pasien ini menderita obesitas (pre-obese, BMI: 29,17)

Tiap penurunan berat badan 10 kg dapat menurunkan tekanan darah sebesar 5-

10mmHg.

b. Perencanaan makan

Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat

menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi.

c. Mengurangi makanan yang mengandung natrium

Diet rendah garam diperlukan terutama pada orang yang punya potensi tinggi

hipertensi, dapat dilakukan dengan cara :

a. Gunakan garam sebagai bumbu masakan secukupnya saja, perbanyak

rempah dan kurangi garam.

b. Jangan menambahkan garam pada hidangan yang siap disantap.

Jauhkan garam dari meja makan.

c. Kurangi minum minuman bersoda, minuman kaleng dan botol.

Minuman bersoda dan berpengawet banyak mengandung sodium

(Natrium).

d. Kurangi makan daging, ikan, kerang kepiting dan susu, camilan/snack

yang asin dan gurih.

e. Hindari makan makanan ikan asin, telur asin, otak, vetsin

(Monosodium glutamate/MSG), soda kue, jeroan, sarden, udang dan

cumi-cumi.
d. Olahraga

Aktifitas fisik dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga aerobik secara

teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk kebanyakan

pasien. Studi menunjukkan kalau olah raga aerobik, seperti jogging, berenang, jalan

kaki, dan menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah.

e. Menghindari alkohol dan merokok

Konsumsi alkohol lebih dari 2-3 gelas/hari dapat meningkatkan risiko

hipertensi, tetapi lebih baik tidak mengkonsumsi alcohol sama sekali.

5. Contoh diet bagi penderita hipertensi

Pada leaflet telah tercantum makanan apa saja yang dianjurkan dan tidak

dianjurkan serta contoh menu sehari untuk penderita hipertensi. Contoh menunya: menu

pagi: nasi, telur dadar, tumis kacang panjang.

E. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan memberikan pertanyaan balik kepada pasien

setelah dokter menjelaskan tentang hipertensi dan bagaimana cara pencegahannya dengan

modifikasi pola hidup guna mengetahui seberapa besar pasien dapat menerima informasi yang

telah diberikan. Berdasarkan kepatuhan pasien yang memeriksakan kembali tekanan darahnya.,

menandakan bahwa pasien telah menerima dan memahami informasi yang telah disampaikan

oleh dokter.
Komentar/ Feed Back

Temanggung, April 2013

Mengetahui, Peserta,

Pendamping Dokter Internship

dr. Novelia Dian T. dr. Anindian Setyo Rahmawati

NIP. 19621104 199010 2001 FK UMY


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Hipertensi. Diakses tanggal 25 April 2013 dari http://www.bit.lipi.go.id/pangan-

kesehatan/documents/artikel_hipertensi/hipertensi.pdf

Anonim. 2012. Hipertensi Penyebab Kematian Nomor Tiga. Diakses tanggal 24 April 2013 dari

http://www.depkes.go.id/index.php/links.html.

Armilawaty, dkk. Hipertensi dan Faktor Risikonya Dalam Kajian Epidemiologi. 2007. Diakses

tanggal 24 April 2013 dari http://www.infopenyakit.com/2008/01/penyakit-darah-

tinggi-hipertensi.html.

Chachazahara. Waspadai Hipertensi. 2012. Diakses tanggal 25 April 2013 dari

http://chachazahara.wordpress.com/about-blog/

Muchid, A. 2006. Pharmaceutical Care Untuk penyakit Hipertensi. Diakses tanggal 25 April

2013 dari http://www.binfar.depkes.go.id/bmsimages/1361338449.pdf

Anda mungkin juga menyukai