Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Anak adalah karunia yang terbesar bagi keluarga, agama, bangsa, dan negara.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penerus cita-cita bagi
kemajuan suatu bangsa. Hak asasi anak dilindungi di dalam Pasal 28 (B) (2) UUD
1945 yang berbunyi setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Namun kekerasan anak di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya.


Tahun 2007 dilaporkan 1.510 anak mengalami kekerasan, tahun 2008 ada 1826, tahun
2009 sebanyak 1998, dan di tahun 2010 semakin meningkat yaitu 2044 jumlah kasus
kekerasan terhadap anak di Indonesia (http://metro.vivanews.com). Tahun 2011
dilaporkan dari bulan Januari hingga April, jumlah korban kekerasan anak sudah
mencapai 435 jiwa. Data ini diperoleh dari Komnas Perlindungan Anak Indonesia
(http://nasional.kompas.com).

Kekerasan merupakan tindakan yang disengaja yang mengakibatkan cidera


fisik atau tekanan mental (Carpenito, 2009). Campbell dan Humphrey mendefinisikan
kekerasan anak sebagai berikut “setiap tindakan yang mencelakakan/ dapat
mencelakakan kesehatan dan kesejahteraan anak yang dilakukan oleh orang yang
seharusnya bertanggung jawab terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak tersebut”
(Yani, S.A. 2008).

Terry E. Lawson, psikiater anak membagi kekerasan anak menjadi 4 (empat)


macam, yaitu emotional abuse , verbal abuse , physical abuse dan sexual abuse,
Verbal abuse , terjadi ketika Ibu, mengetahui anaknya meminta perhatian, menyuruh
anak itu untuk “diam” atau “jangan menangis”. Anak mulai berbicara dan Ibu terus
menggunakan kekerasan verbal seperti, “kamu bodoh”, “kamu cerewet”, “kamu
kurang ajar”, dan seterusnya (Solihin, 2004).
Anak ibarat kanvas putih yang polos yang siap disapu dengan beraneka ragam
warna, maka dari itu cara mendidik dan membesarkan anak dalam sebuah keluarga
sangat penting. Kondisi yang ideal ini jarang terjadi, justru kekerasan verbal yang
kerap terlihat. Contoh yang paling mudah, panggilan seperti “si hitam”, “si ndut”,
“anak malas”, disadari atau tidak dapat menimbulkan efek negatif pada anak. Proses
labeling tersebut bisa berdasarkan karakter fisik, pribadi, maupun kebiasaannya,
padahal maksud orang tua memberi sebutan tersebut kadang hanya sebagai
“panggilan kesayangan” atau memicu anak agar lebih rajin
(www.binatalentagraha.sch.id).

Hal yang paling sering menyebabkan orang tua melakukan kekerasan terutama
kekerasan verbal adalah kenakalan anak. Terutama ketika anak memasuki usia 3
tahun, usia ini merupakan masa - masa pembentukan otak dan perilaku anak (Richard,
1999). Pada masa ini anak dianggap sangat kritis untuk perkembangan emosi dan
psikologis. Perkembangan superego terjadi selama periode ini dan kesadaran mulai
muncul. Kenakalan anak pada usia 3 sampai 6 tahun merupakan hal yang wajar,
dengan cara seperti itu anak mempelajari lingkungan secara kreatif, tetapi kadang
orang tua melihat hal itu sebagai suatu hal yang mengganggu, dan orang tua tidak
segan - segan untuk melakukan kekerasan verbal seperti membentak dan
mengabaikan anak (Wong, 2008).

Dan perlu di ketahui ada beberapa kebutuhan anak yang harus di penuhi yaitu :

1.Kasih–sayang orangtua

2. Stabilitas emosional

3. Pengertian dan perhatian

4. Pertumbuhan kepribadian

5. Dorongan kreatif

6. Pembinaan kemampuan intelektual dan keterampilan dasar

7. Pemeliharaan kesehatan

8. Pemenuhan kebutuhan makanan, pakaian, tempat tinggal yang sehat dan

memadai
9. Aktivitas rekreasional yang konstruktif dan positif

10. Pemeliharaan, perawatan dan perlindungan (Huraerah, 2006: 28).

Kegagalan dalam proses pemenuhan kebutuhan tersebut akan berdampak


negative pada pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual, mental, dan sosial
anak. Anak bukan saja akan mengalami kerentanan fisik akibat gizi dan kualitas
kesehatan yang buruk, melainkan pula mengalami hambatan mental , lemah daya –
nalar dan bahkan perilaku-perilaku maladaptive, seperti : autism, ‘nakal’, sukar
diatur, yang kelak mendorong mereka menjadi manusia ‘tidak normal’ dan perilaku
kriminal (Huraerah, 2006: 27)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan masalah penelitian yaitu :
1. Psikologis anak-anak terhadap perilaku kekerasan orang tua dalam
rumah tangga
Huraerah, Abu, M. Si., 2006. Kekerasan terhadap Anak. Bandung: Penerbit Nuansa.

Anda mungkin juga menyukai