Anda di halaman 1dari 10

19 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 17, Nomor 2, Juni 2010, hlm.

94-100

KARAKTERISTIK METAKOGNISI SISWA


DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA
BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN

Binur Panjaitan
Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo No. 4A Medan
e-mail: panjaitan_binur@yahoo.com

Abstract: Characteristics of Students’ Metacognition based on Personality Type in Solving Mathe-


matical Problems. The purpose of this explorative study was to find out the characteristics of students’
metacognition of guardian, rational, artisan and idealist types in dealing with mathematical problems.
Four Year-11 subjects of a senior high school were involved in the study, one representing guardian type,
one rational type, one artisan type, and one idealist type. The results showed that various characteristic
types of students’ metacognition in guardian, rational, artisan and idealist were differently utilized in
dealing with mathematical problems.

Keywords: metacognition, personality type, mathematic problem

Abstrak: Karakteristik Metakognisi Siswa Ditinjau dari Tipe Kepribadian dalam Memecahkan
Masalah Matematika. Artikel hasil penelitian ini memaparkan karakteristik metakognisi siswa dalam
memecahkan permasalahan matematika berdasarkan empat tipe kepribadian, yaitu guardian, rational,
artisan, dan idealist. Penelitian dilakukan secara kualitatif eksploratif, dengan subjek penelitian terdiri
atas satu siswa untuk setiap tipe kepribadian, yaitu siswa kelas sebelas SMA. Hasil penelitian meng-
ungkap bahwa terdapat perbedaan karakteristik metakognisi siswa dalam memecahkan masalah mate-
matika berdasarkan kategori tipe kepribadian.

Kata kunci: metakognisi, tipe kepribadian, masalah matematika

Permasalahan yang sering terjadi ketika siswa diha- untuk meningkatkan kemampuan kognitif kita selan-
dapkan pada masalah matematika adalah tidak memi- jutnya.
kirkan bagaimana dirinya mampu atau tidak mampu Dalam kaitannya dengan pemecahan masalah
menyelesaikannya. Berpikir untuk dirinya sendiri matematika, pengetahuan mengenai strategi belajar
berkaitan dengan kesadaran siswa terhadap kemam- merupakan hal penting untuk diketahui siswa. Stra-
puannya untuk mengembangkan berbagai cara yang tegi belajar melibatkan aktivitas mental, digunakan
mungkin ditempuh dalam memecahkan masalah. Pro- untuk memperoleh, mengingat dan memperbaiki ber-
ses menyadari dan mengatur berpikir siswa dikenal bagai macam pengetahuan. Penelitian McLoughlin
sebagai metakognisi. dan Hollingworth (2003) menunjukkan bahwa peme-
Istilah metakognisi diperkenalkan oleh Flavell cahan masalah yang efektif dapat diperoleh dengan
(1976) dan didefinisikan sebagai pemikiran tentang memberi kesempatan kepada siswa untuk menerap-
pemikiran (thinking about thinking) atau "pengetahuan kan strategi metakognitifnya ketika memecahkan
seseorang tentang proses kognitifnya". Metakognisi soal. Matematika sebagai wahana pendidikan tidak
ialah fungsi eksekutif yang mengelola dan mengon- hanya dapat digunakan untuk mencapai tujuan, mi-
trol bagaimana seseorang menggunakan pikirannya salnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat pula untuk
dan merupakan proses kognitif yang paling tinggi membentuk kepribadian siswa serta mengembang-
dan canggih. Matlin (1994) mengatakan bahwa me- kan keterampilan tertentu (Soedjadi, 2000).
takognisi sangat penting dalam membantu kita da- Salah satu upaya agar dapat mencerdaskan
lam mengatur lingkungan dan menyeleksi strategi siswa secara psikologik adalah mengadakan penga-

19
20 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 19-28

matan terlebih dahulu terhadap kondisi masing-masing Type Indicator). Demikian pula Zhang (2002) yang
siswa dalam kesehariannya. Hasil pengamatan ter- melihat hubungan antara gaya berpikir dan peng-
sebut akan mengungkap mengenai adanya perbe- golongan kepribadian, yaitu Big Personality Traits.
daan pada setiap siswa. Perbedaan individu dapat Menyadari perbedaan kondisi masing-masing
terjadi karena pengaruh dari kepribadian yang ber- siswa, maka pengajar dapat memberikan metode
beda-beda. Keirsey dan Bates (1984) menggolongkan mengajar terbaik yang relevan. Metode mengajar
kepribadian menjadi 4 tipe, yaitu Guardian, Artisan, diterapkan sesuai karakteristik metakognisi siswa,
Rational, dan Idealist. Penggolongan tersebut dida- berdasarkan tipe kepribadian sebagaimana penge-
sarkan pada bagaimanakah seseorang memperoleh lompokan Keirsey dan Bates (1984). Dengan metode
energi (Extrovert atau Introvert), bagaimanakah se- mengajar yang sesuai, diharapkan proses mengajar
seorang mengambil informasi (Sensing atau Intui- belajar dapat menyentuh pribadi siswa.
tive), bagaimanakah seseorang membuat keputusan Untuk mencapai hal tersebut, penelitian ini ber-
(Thinking atau Feeling), dan bagaimanakah gaya tujuan mengetahui karakteristik metakognisi siswa
dasar hidupnya (Judging atau Perceiving). atas dasar tipe kepribadian Idealist, Rational, Artisan
Individu dengan tipe guardian lebih suka meng- dan Guardian dalam penyelesaian masalah mate-
ikuti prosedur rutin dengan instruksi detail, atau matika. Untuk itu, peneliti mempergunakan langkah
dengan kata lain tipe ini menyukai kelas dengan Polya (1973), yaitu memahami masalah, merenca-
model tradisional dengan prosedur teratur. Individu nakan penyelesaian, melaksanakan rencana, dan me-
dengan tipe artisan menyukai bentuk kelas yang meriksa kembali jawaban. Dalam penelitian ini, me-
banyak diskusi dan presentasi karena cenderung ingin takognisi merupakan kesadaran individu terhadap
menunjukan kemampuannya, serta menyukai peru- proses dan hasil berpikirnya, dalam mengembangkan
bahan dan tidak suka terhadap kestabilan. Individu perencanaan, memonitor pelaksanaan, dan menge-
dengan tipe idealist lebih menyukai meenyelesaikan valuasi tindakan. Masalah matematika adalah soal
tugas secara diskusi kelompok, menyukai membaca matematika yang penyelesaiannya tidak dapat di-
dan menulis sehingga lebih cocok jika diberi tes kerjakan dengan prosedur rutin.
berbentuk uraian atau soal cerita. Individu dengan Tahap pemecahan masalah, aktivitas dan proses
tipe rational menyukai cara belajar dengan peme- metakognisi dalam pemecahan masalah matematika,
cahan masalah yang kompleks, lebih suka belajar sesuai dengan langkah Polya (1973) disajikan pada
secara mandiri, serta mampu menangkap abstraksi Tabel 1.
dan materi yang memerlukan intelektualitas yang Terdapat tiga cara untuk menerapkan metakog-
tinggi (Keirsey dan Bates, 1984). nisi dalam memecahkan masalah matematika (Schoen-
Implementasinya dalam pembelajaran matema- feld, 1987). Pertama, intuisi dan keyakinan (beliefs
tika, masing-masing tipe kepribadian memiliki ka- and intuitions), yaitu ide matematika yang disiapkan
rakter berbeda dalam memecahkan permasalahan. dalam memecahkan matematika, dan bagaimana cara
Kepribadian ialah karakteristik individu yang menye- melakukannya. Kedua, pengetahuan (knowledge) se-
babkan munculnya konsistensi perasaan, pemikiran, seorang mengenai proses berpikirnya sendiri, yaitu
dan perilaku. Jessee, et al. (2006) mengatakan bahwa bagaimana seseorang menguraikan pemikirannya
tipe kepribadian didasarkan empat dikotomi fungsi secara tepat, di sini diperlukan pemahaman tentang
mental atau sikap, yaitu bagaimanakah seseorang me- apa yang diketahui dan bagaimana memecahkannya.
mandang informasi, bagaimanakah seseorang mem- Ketiga, kesadaran diri (self-awareness) atau penga-
berikan penilaian atau keputusan sesuai persepsi me- turan diri (self-regulation) yaitu bagaimana seseorang
reka, bagaimanakah seseorang memanfaatkan waktu dapat mengontrol apa yang dilakukan, dan bagaimana
dan energinya, dan bagaimanakah gaya dasar hidup ia menggunakan hasil pengamatan untuk menyele-
seseorang di lingkungan sekitarnya. saikan masalahnya.
Penggolongan kepribadian sebagaimana dilaku- Apa yang tampak pada tingkah laku individu,
kan oleh Keirsey dan Bates (1984) didasarkan pada merupakan cerminan dari apa yang dipikirkannya.
pemikian bahwa perbedaan nyata yang dapat dilihat Di dalam dunia pendidikan, hasil pemikiran seorang
pada diri individu adalah tingkah laku (behave). Gillian siswa, akan dapat dilihat melalui hasil pekerjaannya
(2005) mencoba melihat kaitan antara perbedaan terhadap soal yang diberikan kepadanya, baik dalam
tingkah laku dan perbedaan proses berpikir siswa, latihan maupun dalam test. Untuk mengetahui proses
menggunakan pendekatan kuantitatif untuk melihat berpikir siswa tersebut, dapat dilakukan dengan wa-
hubungan antara proses kognitif atas dasar peng- wancara, meminta siswa untuk mengatakan apa yang
golongan kepribadian, yaitu MBTI (Myers Briggs sedang dipikirkannya.
Tabel 1. Tahap Pemecahan Masalah, Aktivitas, dan Proses Metakognisi
Panjaitan, Karakteristik Metakognisi Siswa … 21

Tahap Pemecahan Proses Metakognisi:


Aktivitas Metakognisi
Masalah bertanya pada diri sendiri
Memahami masalah Sadar terhadap proses dan hasil berpikir- Apa yang pertama kali harus saya lakukan dan bagaimana saya
dengan mengidentifi- nya, dalam mengembangkan perenca- melakukannya?
kasi dan mengklasifi- naan, saat memahami masalah
kasi masalah Sadar terhadap proses dan hasil berpikir- Pengetahuan awal apa yang bisa membantuku memecahkan
nya, dalam memonitor pelaksanaan saat tugas ini?
memahami masalah Ke arah mana saya harus melangkah?
Mengapa saya menulis data ini?
Mengapa saya menggunakan notasi ini?
Sadar terhadap proses dan hasil berpikir- Apakah notasi yang digunakan cocok?
nya, dalam mengevaluasi tindakan, saat Apakah syarat cukup untuk menentukan yang tidak diketahui?
memahami masalah Atau tidak cukup? Atau berlebihan? Atau berlawanan?
Berapa lama saya harus memecahkan tugas ini?
Memikirkan rencana Sadar terhadap proses dan hasil berpikir- Apakah saya dapat menemukan hubungan antara data yang
tindakan, membangun nya, dalam mengembangkan perenca- diketahui dan yang tidak diketahui?
alternatif penyelesaian naan, saat memikirkan rencana tindakan Apakah saya dapat memeroleh sesuatu yang bermanfaat dari
data?
Apakah saya dapat berpikir tentang data lain yang sesuai untuk
menentukan yang tak diketahui ?
Apakah saya dapat menggunakan alat bantu jika hubungan tidak
bisa ditemukan?
Apakah saya dapat memeroleh rencana pemecahannya dengan
cepat?
Apakah saya mengetahui adanya masalah yang terkait ?
Sadar terhadap proses dan hasil berpikir- Apakah saya dapat menemukan hubungannya dengan masalah
nya, dalam memonitor pelaksanaan saat yang sudah diselesaikan sebelumnya?
memikirkan rencana tindakan Apakah teorema ini dapat bermanfaat?
Apakah saya dapat merubah data yang tak diketahui sehingga
dekat dengan yang diketahui?
Sadar terhadap proses dan hasil berpikir- Apakah semua data sudah digunakan?
nya, dalam mengevaluasi tindakan saat Apakah saya sudah memerhitungkan semua hal yang penting
memikirkan rencana tindakan yang terkandung dalam masalah ini?
Jika tidak dapat memecahkan masalah yang diusulkan perlu-
kah saya mencoba untuk memecahkan dahulu masalah yang
berhubungan?
Melaksanakan rencana Sadar terhadap proses dan hasil berpikir- Apakah saya sudah berada di jalan yang benar?
tindakan dengan me- nya, dalam mengembangkan perencana- Bagaimana seharusnya saya melanjutkannya?
milih strategi penyele- an, saat melaksanakan rencana tindakan Informasi apa yang penting untuk diingat?
saian Sadar terhadap proses dan hasil berpikir- Bagaiman saya melakukannya?
nya, dalam memonitor pelaksanaan saat
melaksanakan rencana tindakan
Sadar terhadap proses dan hasil berpikir- Apakah langkah ini sudah benar?
nya, dalam mengevaluasi tindakan, saat Haruskah saya pindah ke cara yang berbeda?
melaksanakan rencana tindakan Haruskah saya melakukan penyesuaian langkah berkaitan
dengan kesulitan?
Mengevaluasi dan me- Sadar terhadap proses dan hasil berpikir Apa saja yang perlu dicek?
neliti kembali bagaima- nya, dalam mengembangkan perenca- Bagaimana saya harus mengecek?
na penyelesaian terbaik. naan, saat melakukan evaluasi
Sadar terhadap proses dan hasil berpikir- Apakah hasilnya sudah benar?
nya, dalam memonitor pelaksanaan saat Apakah hasil sudah sesuai dengan yang diketahui?
melakukan evaluasi Apakah alasannya sudah benar?
Seberapa baik yang telah saya lakukan?
Apakah yang sudah saya lakukan menghasilkan hasil yang
lebih atau kurang dari yang saya harapkan?
Apakah saya dapat melakukan dengan cara yang berbeda?
Mungkinkah saya menerapkan cara ini untuk masalah yang
lain?
Sadar terhadap proses dan hasil berpikir- Apakah aku perlu kembali ke tugas awal untuk memenuhi
nya, dalam mengevaluasi tindakan, saat bagian pemahaman saya yang kurang?
melakukan evaluasi
22 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 19-28

Tabel 2. Karakteristik Siswa Tipe Guardian

Langkah Peme-
Perencanaan Pemantauan Evaluasi/Refleksi Karakteristik Metakognisi
cahan Masalah
Memahami ma- Perlu membaca soal Dapat memahami ma-  Mengevaluasi apakah  Menyadari bahwa untuk
salah untuk memahami salah, dengan menuliskan yang diketahui sudah memecahkan masalah ini
soal, mengetahui yang diketahui dan yang benar/sudah lengkap harus memahami apa yang
yang diketahui dan ditanyakan.  Mengurutkan dari diketahui dan apa yang tidak
yang ditanyakan Dapat menghubungkan awal, apa yang diketa- ditanyakan dengan cara
dan mengetahui informasi-informasi yang hui membaca
hubungan antar ada:  Merasa perlu untuk menulis
variabel  mendapat angka 80 yang diketahui dan yang
dari rata-rata kali ditanyakan
banyak anak  Menyadari hubungan antar
 memisalkan umur unsur yang diketahui
anak yang tertua,  Menyadari rumus yang dibu-
kemudian meng- tuhkan
hubungkan dengan  Menyadari kelengkapan in-
umur anak yang lain formasi dari yang diketahui
Merencanakan Pe- Memikirkan cara Menghitung dulu jumlah Setelah dihitung menya-  Meyakini langkah yang akan
mecahan Masalah memecahkan ma- seluruhnya dengan dari kalau ada yang keliru, dilakukan sehingga merasa
salah. Menyadari menggunakan rumus sehingga merasa perlu un- mampu untuk langsung
memilih rumus rata-rata tuk mengulang dari awal menghitung (soal 1)
yang digunakan (soal 1)  Untuk soal 2 justru nampak
perencanaannya yang bagus,
sehingga arah yang akan di-
tuju jelas dan dapat menger-
jakan dengan mantap
 Dapat memilih rumus yang
paling tepat
Menyelesaikan Melaksanakan Setelah menghitung Menyadari pekerjaannya  Melakukan perhitungan (soal
Masalah sesuai merasa perlu untuk menyadari ada yang ke- belum benar sehingga 1) dan pembuktian (soal 2)
rencana menghitung dahulu liru, merasa perlu untuk perlu untuk mengulang  Memonitor perhitungannya,
mengurutkan dari awal lagi menyadari perhitungannya
(soal 1) Setelah diperbaiki, diu- ada yang salah (soal 1)
Untuk soal 2 membukti- lang lagi, sehingga yakin  Dapat memilih dan meng-
kan dengan arah yang je- pekerjaannya sudah benar gunakan rumus dengan tepat
las dan dengan memiih (soal 1)  Dapat menghubungkan dari
rumus yang tepat yang diketahui dengan yang
dituju
Mengevaluasi dan Menyadari kalau hi- Merasa perlu untuk Menemukan kalau perhi-  Menyadari kalau perlu me-
memeriksa kembali tungannya meragu- mengurutkan dari awal, tungannya ada yang salah neliti kembali pekerjaannya
kan, merencanakan mulai dari yang diketa- Menyadari kalau peker- dengan mengurutkan dari
untuk memeriksa hui, yang ditanyakan, jaan awalnya salah. yang diketahui, yang dita-
kembali hubungan antar bagian Setelah dihitung kembali nyakan, hubungan antar
yang diketahui, meneliti selesai, mengecek kem- variabel yang diketahui dan
perhitungannya bali, ternyata jumlahnya mengecek kembali kebenar-
benar 80. Sehingga yakin annya (soal 1)
kalau pekerjaannya benar  Menyadari kalau untuk
mengecek pekerjaannya se-
lain megurut pekejaannya,
juga dengan mencocokkan
hasilnya dengan yang diketa-
hui
 Menyadari ada cara lain,
tetapi dapat memilih cara
yang tepat
Panjaitan, Karakteristik Metakognisi Siswa … 23

METODE cahkan masalah terlebih dahulu harus memahami


apa yang diketahui dan apa yang tidak ditanyakan
Sesuai karakteristik metakognisi siswa dalam
dengan cara membaca, menulis yang diketahui dan
menyelesaikan masalah matematika yang berlatar
yang ditanyakan, menyadari hubungan antarunsur
alamiah, penelitian dilakukan secara kualitatif eksplo-
yang diketahui dan menyadari rumus yang dibutuh-
ratif dengan data utama berupa kata-kata yang terang-
kan. Kedua, dalam perencanaan, siswa meyakini
kai dalam kalimat. Analisis data dilakukan dalam tiga
langkah yang akan dilakukan dan memiliki perenca-
tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan pena-
naan yang baik sehingga arah yang akan dituju jelas
rikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992) de-
dan dapat mengerjakannya secara mantap serta me-
ngan instrumen utama ialah peneliti sendiri. Analisis
milih rumus yang paling tepat. Selain itu, siswa me-
secara mendalam pada siswa tentang pemecahan ma-
monitor perhitungannya, menyadari perhitungan yang
salah matematika, didasarkan pada tipe kepribadi-
salah dan dapat menghubungkan apa yang diketahui
annya.
dalam soal dengan apa yang ditanyakan. Ketiga,
Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas 11
dalam penyelesaian masalah, siswa melaksanakan
di SMA Swasta Kampus FKIP Nommensen Pema-
sesuai rencana dengan melakukan perhitungan (soal
tangsiantar pada semester genap tahun ajaran 2014/
1) dan pembuktian (soal 2), memonitor perhitun-
2015. Terlebih dahulu diberi tes kepribadian terva-
gannya, menyadari perhitungannya ada yang salah
lidasi untuk menentukan kategori tipe kepribadian. (soal 1), dan dapat memilih dan menggunakan rumus
Selanjutnya untuk setiap tipe kepribadian ditentu-
dengan tepat. Keempat, dalam melakukan evaluasi,
kan satu siswa sebagai subjek penelitian.
siswa menyadari bahwa perlu meneliti kembali peker-
Tes permasalahan matematika telah divalidasi
jaannya dengan mengurutkan dari yang diketahui,
oleh dua orang ahli matematika dan dua orang ahli
yang ditanyakan, hubungan antar variabel yang di-
pendidikan matematika. Permasalahan matematika
ketahui, mengecek kembali kebenarannya (soal 1),
yang diberikan kepada subjek penelitian adalah “(soal
menyadari kalau untuk mengecek pekerjaannya se-
1) Suatu keluarga mempunyai 5 orang anak. Anak
lain mengurut pekerjaan, juga dengan mencocokkan
termuda berumur ½ dari anak tertua. Sedangkan tiga
hasilnya dengan yang diketahui, dan menyadari ada
anak lainnya berturut-turut berumur lebih tua 2 tahun cara lain namun dapat memilih cara yang tepat.
dari yang termuda, 4 tahun lebih tua dari yang ter-
Karakteristik metakognisi siswa tipe guardian
muda dan 3 tahun lebih muda dari yang tertua. Bila
tersebut sesuai dengan pendapat Keirsey dan Bates
rata-rata hitung umur mereka 16, berapakah umur
(1984) bahwa tipe guardian lebih suka mengikuti
mereka?” dan “(soal 2) Buktikan bahwa:
prosedur rutin dengan instruksi yang detail. Dengan
2 sin x  sin 2 x 1
 tan 2 x ”. kata lain tipe ini menyukai kelas dengan model tra-
2 sin x  sin 2 x 2 disional dengan prosedur yang teratur. Bilamana tidak
Pengumpulan data dilakukan dengan metode ditanya, maka siswa dengan tipe guardian tidak
Think Aloud dengan data berupa jawaban tertulis, menyadari bahwa hasil perhitungannya salah karena
dan wawancara mendalam (indepth interview) untuk kurang teliti. Karakteristik metakognisi siswa guard-
mengetahui karakteristik metakognisi subjek dalam ian tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian
memecahkan masalah matematika. Melalui wawan- Dewiyani (2010), bahwa siswa tipe guardian, meru-
cara, siswa menyampaikan mengenai apa yang dipi- pakan siswa yang selalu ingin mengetahui kegunaan
kirkan ketika menyelesaikan masalah matematika. dari suatu materi maupun suatu soal. Selanjutnya
Dewiyani (2011) juga mengatakan bahwa atribut
HASIL DAN PEMBAHASAN soft skills yang telah dimiliki siswa tipe guardian
adalah bertanggung jawab, tepat waktu, detail dalam
Analisis karakteristik metakognisi siswa di- menjabarkan tugas, dan mampu menjadi pemimpin
dasarkan pada tipe kepribadiannya, yaitu Guardian, yang mengarahkan dan melindungi anak buahnya,
Rational, Artisan dan Idealist. Berdasarkan analisis sedangkan atribut soft skills yang harus ditingkatkan
terhadap hasil pekerjaan tertulis dan wawancara, ka- adalah fleksibel, dan variasi dalam mengerjakan suatu
rakteristik penyelesaikan masalah matematika untuk hal.
siswa dengan tipe Guardian disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis pemecahan masalah matematika
Siswa dengan tipe guardian mempunyai ka- pada siswa dengan tipe rational disajikan dalam Ta-
rakteristik metakognisi berikut. Pertama, dalam mema- bel 3.
hami masalah, siswa menyadari bahwa untuk meme-
24 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 19-28

Tabel 3. Karakteristik Siswa Tipe Rational


Langkah Peme-
Perencanaan Pemantauan Evaluasi/Refleksi Karakteristik Metakognisi
cahan Masalah
Memahami ma- Perlu membaca soal Memahami masalah,  Mengevaluasi apakah  Menyadari bahwa untuk
salah untuk memahami dengan menuliskan yang yang diketahui sudah memecahkan masalah ini
soal, mengetahui diketahui dan yang dita- benar/sudah lengkap harus memahami apa yang
yang diketahui dan nyakan.  Mengurutkan dari diketahui dan apa yang tidak
yang ditanyakan Menghubungkan infor- awal, apa yang diketa- ditanyakan dengan cara
dan mengetahui masi-informasi yang ada: hui membaca
hubungan antar  mendapat angka 80  Merasa perlu untuk menulis
variabel dari rata-rata kali ba- yang diketahui dan yang
nyak anak ditanyakan
 memisalkan umur  Menyadari hubungan antar
anak yang termuda, data yang diketahui
kemudian meng-  Menyadari kelengkapan data
hubungkan dengan  Meninjau kembali kebenaran
umur anak yang lain hubungan antar data yang
ada
Merencanakan Pe- Memikirkan cara Caranya dengan menjum- Menyadari kalau masalah  Menyadari langkah-langkah
mecahan Masalah memecahkan ma- lahkan semua variabel ini dihitung dengan yang akan dilakukan,
salah. disamakan dengan 80 menggunakan rumus rata-  Menyadari rumus yang dibu-
Menyadari memilih rata tuhkan
rumus yang diguna-  Dapat memilih rumus yang
kan paling tepat
Menyelesaikan Melaksanakan Melakukan perhitungan Setelah selesai perlu un-  Melakukan perhitungan/
Masalah sesuai merasa perlu untuk dengan cermat tuk mengulang lagi, untuk pembuktian dengan cermat,
rencana menghitung dahulu melihat kebenaran perhi- sehingga tidak ada kesalahan
tungannya, supaya yakin hitung, atau kesalahan pem-
pekerjaannya sudah benar buktian
Mengevaluasi dan Menyadari kalau Merasa perlu untuk meng- Setelah selesai, dicek  Menyadari untuk meneliti
memeriksa kembali perlu memeriksa urutkan dari awal, mulai kembali, ternyata jumlah- kembali pekerjaannya de-
kembali dari yang diketahui, yang nya benar jumlah umur- ngan mengurutkan dari yang
ditanyakan, hubungan umur mereka 80. Sehing- diketahui, yang ditanyakan,
antar bagian yang diketa- ga yakin kalau pekerjaan- hubungan antar variabel
hui, meneliti perhitungan- nya benar yang diketahui dan menge-
nya cek kembali kebenarannya.
 Menyadari kalau untuk
mengecek pekerjaannya
dengan mencocokkan hasil-
nya dengan yang diketahui

Tabel 4. Karakteristik Siswa Tipe Artisan


Langkah Peme-
Perencanaan Pemantauan Evaluasi/Refleksi Karakteristik Metakognisi
cahan Masalah
Memahami ma- Perlu membaca soal Dapat memahami masalah, Mengevaluasi apakah  Menyadari bahwa untuk
salah untuk memahami dengan menuliskan yang yang diketahui sudah memecahkan masalah ini
soal, mengetahui diketahui dan yang dita- benar/sudah lengkap harus memahami apa yang
yang diketahui dan nyakan. diketahui dan apa yang
yang ditanyakan dan Dapat menghubungkan Mengurutkan dari awal, ditanyakan dengan cara
mengetahui hubung- informasi-informasi yang apa yang diketahui membaca
an antar variabel ada:  Merasa perlu untuk menulis
Untuk memahami,  memisalkan umur anak yang diketahui
merasa lebih mudah yang tertua, kemudian  Menyadari hubungan antar
jika informasi yang menghubungkan dengan data yang diketahui
ada ditulis umur anak yang lain,  Meninjau kembali kebenaran
hubungan antar data-data
yang ada, ternyata salah, se-
hingga perlu membaca ulang
Panjaitan, Karakteristik Metakognisi Siswa … 25

Langkah Peme-
Perencanaan Pemantauan Evaluasi/Refleksi Karakteristik Metakognisi
cahan Masalah
Merencanakan Memikirkan cara Caranya dengan meng- Menyadari kalau ma-  Menyadari langkah-langkah
pemecahan ma- memecahkan ma- gunakan rumus rata-rata, salah ini dihitung dengan yang akan dilakukan,
salah salah. yaitu jumlah seluruhnya menggunakan rumus  Memonitor perencanaannya
dibagi banyak anak. rata-rata
Melaksanakan Melaksanakan Melakukan perhitungan Setelah selesai perlu un-  Melakukan perhitungan
penyelesaian ma- merasa perlu untuk tuk mengecek kebenaran
salah menghitung dahulu hitungannya
Mengevaluasi dan Menyadari kalau Merasa perlu untuk meng- Setelah selesai, dicek  Menyadari kalau perlu me-
meneliti kembali perlu memeriksa urutkan dari awal, mulai kembali, ternyata benar neliti kembali pekerjaannya
kembali dari yang diketahui, yang jumlah umur-umur dengan mengecek kembali
ditanyakan, hubungan mereka 80. Sehingga kebenarannya.
antar bagian yang diketa- yakin kalau peker-  Menyadari kalau untuk
hui, meneliti perhitungan- jaannya benar mengecek pekerjaannya
nya dengan mencocokkan hasil-
nya dengan yang diketahui

Tabel 5. Karakteristik Siswa Tipe Idealist


Langkah
Pemecahan Perencanaan Pemantauan Evaluasi/Refleksi Karakteristik
Masalah
Memahami ma- Perlu membaca soal Dapat memahami masa-  Mengevaluasi apakah  Menyadari bahwa untuk
salah untuk memahami lah, dengan menuliskan yang diketahui sudah memecahkan masalah ini
soal, mengetahui yang yang diketahui dan yang benar/sudah lengkap harus memahami apa yang
diketahui dan yang ditanyakan. diketahui dan apa yang
ditanyakan dan men- Dapat menghubungkan ditanyakan dengan cara
getahui hubungan informasi-informasi yang membaca
antar variabel ada:  Merasa perlu untuk menulis
 mendapat angka 80 dari yang diketahui
rata-rata kali banyak  Menyadari hubungan antar
anak data yang diketahui
 memisalkan umur anak  Meninjau kembali kebenaran
yang termuda, kemu- hubungan antar data yang
dian menghubungkan ada, ternyata salah, sehingga
dengan umur anak yang perlu membaca ulang
lain  Menyadari kelemahannya di
bidang trigonometri
Merencanakan Memikirkan cara Caranya dengan menjum- Menyadari kalau masalah  Menyadari langkah-langkah
pemecahan ma- memecahkan ma- lahkan semua variabel ini dihitung dengan yang akan dilakukan,
salah salah. disamakan dengan 80 menggunakan rumus  Memonitor perencanaannya,
(soal 1) rata-rata ternyata informasi yang ditu-
Menuliskan dan meng- lis salah (soal 1)
ingat rumus-rumus yang  Menyadari membutuhkan
mungkin berguna (soal 2) rumus-rumus sehingga perlu
menuliskan rumus-rumus
yang mungkin berguna
Menyelesaikan Melaksanakan merasa Melakukan perhitungan Setelah selesai perlu un-  Melakukan perhitungan/
masalah perlu untuk menghi- (soal 1) dan pembuktian tuk mengecek kebenaran pembuktian
tung dahulu (soal 2) hitungannya
Mengevaluasi Menyadari kalau perlu Merasa perlu untuk meng- Setelah selesai, dicek  Menyadari kalau perlu me-
dan meneliti memeriksa kembali urutkan dari awal, mulai kembali, ternyata benar neliti kembali pekerjaannya
kembali dari yang diketahui, yang jumlah umur-umur dengan mengecek kembali
ditanyakan, hubungan mereka 80. Sehingga kebenarannya.
antar bagian yang diketa- yakin kalau pekerjaannya  Menyadari kalau untuk
hui, meneliti perhitungan- benar mengecek pekerjaannya
nya dengan mencocokkan hasil-
nya dengan yang diketahui
 Untuk soal nomor 2 karena
sudah merasa yakin benar
tidak melakukan evaluasi
26 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 19-28

Siswa dengan tipe rational mempunyai karak- Kedua, dalam memikirkan rencana tindakan, siswa
teristik metakognisi, berikut. Pertama, dalam me- menyadari langkah-langkah yang akan dilakukan
mahami masalah, siswa menyadari bahwa untuk dan memonitor perencanaannya. Ketiga, dalam me-
memecahkan masalah harus memahami apa yang laksanakan rencana tindakan, dilakukan dengan cara
diketahui dan apa yang tidak ditanyakan dengan cara menghitung. Keempat, dalam mengevaluasi dan mene-
membaca, menulis yang diketahui dan yang ditanya- liti kembali, menyadari kalau perlu meneliti kem-
kan, menyadari hubungan antar data yang diketahui, bali pekerjaannya dengan mengecek kebenarannya
dan menyadari kelengkapan data. Kedua, dalam me- dengan mencocokkan hasilnya dengan yang diketahui.
rencanakan pemecahan masalah, siswa menyadari Karakteristik metakognisi siswa tipe artisan
langkah-langkah yang akan dilakukan, menyadari ini sesuai dengan pendapat Keirsey dan Bates
rumus yang dibutuhkan, dan dapat memilih rumus (1984) yang mengatakan bahwa siswa dengan tipe
yang paing tepat. Ketiga, dalam menyelesaikan ma- ini menyukai bentuk kelas yang banyak diskusi dan
salah dilakukan sesuai rencana, siswa melakukan presentasi. Karakteristik tipe ini cenderung ingin me-
perhitungan/pembuktian dengan cermat, sehingga nunjukkan kemampuannya, serta menyukai perubahan,
tidak ada kesalahan hitung, atau kesalahan pem- dan tidak suka terhadap kestabilan. Karakteristik
buktian. Keempat, dalam melakukan evaluasi, siswa metakognisi siswa tipe artisan ini digali dengan ba-
menyadari untuk meneliti kembali pekerjaannya nyak pertanyaan dan siswa memberikan jawaban
dengan mengurutkan dari yang diketahui, yang di- secara rinci. Karakteristik metakognisi siswa tipe
tanyakan, hubungan antar variabel yang diketahui dan artisan ini juga sejalan dengan hasil penelitian De-
mengecek kembali kebenarannya, juga menyadari wiyani (2010) yang mengatakan bahwa siswa tipe
untuk mengecek pekerjaannya dengan mencocok- artisan merupakan siswa yang tidak mudah menye-
kan hasilnya dengan yang diketahui. rah serta dapat dibimbing untuk menuju ke tingkatan
Berdasarkan analisis, karakteristik metakognisi soal yang lebih tinggi, asal pendidik memulainya
siswa tipe rational adalah sesuai dengan pendapat dengan segala sesuatu yang konkrit atau fakta. Lang-
Keirsey dan Bates (1984) bahwa siswa dengan tipe kah yang jelas sangat diperlukan oleh pelajar dengan
ini menyukai cara belajar pemecahan masalah yang tipe ini. Dewiyani (2011) juga mengatakan bahwa
kompleks, suka belajar secara mandiri, mampu me- atribut soft skills yang telah dimiliki siswa artisan
nangkap abstraksi dan materi yang memerlukan in- adalah kemampuan bekerja sama, mempengaruhi
telektualitas yang tinggi. Dengan kemampuan me- teman lain, dan dokumentasi yang baik, sedangkan
nangkap abstraksi yang dimiliki, siswa dengan tipe atribut soft skills yang harus ditingkatkan adalah
rational menyadari bagaimana cara memahami masa- kemampuan berpikir secara analitik, kemampuan
lah, merencanakan dan menyelesaikan serta mere- untuk mengabstraksi permasalahan, dan pengenda-
fleksi hasil yang diperolehnya. Siswa tipe rational lian emosi yang meledak.
sangat kaya akan imaginasi, bekerja berdasar daya Hasil analisis pemecahan masalah matematika
nalar yang tinggi, dan dengan tipe soal yang lebih pada siswa dengan tipe idealist disajikan dalam Ta-
abstrak akan semakin menantang bagi siswa dengan bel 5.
tipe ini. Hal ini sejalan juga dengan hasil penelitian Siswa dengan tipe idealist mempunyai karak-
Dewiyani (2011) bahwa siswa rational memiliki teristik metakognisi berikut. Pertama, dalam mema-
atribut soft skills yang mampu berpikir sintesis, teliti, hami masalah, siswa menyadari bahwa untuk meme-
bijaksana, dan konsisten. Sedangkan atribut Soft skills cahkan masalah harus memahami apa yang diketahui
yang harus ditingkatkan adalah kemampuan mene- dan apa yang ditanyakan dengan cara membaca,
rima pendapat orang lain, kemampuan bekerja sama merasa perlu untuk menulis yang diketahui, menya-
pada sebuah kelompok, dan kemampuan bergaul se- dari hubungan antar data yang diketahui dan menin-
cara sosial. jau kembali kebenaran hubungan antar data-data yang
Hasil analisis pemecahan masalah matematika ada, ternyata terjadi kesalahan, sehingga subjek perlu
pada siswa dengan tipe artisan disajikan dalam Ta- membaca ulang. Kedua, dalam merencanakan pe-
bel 4. mecahan masalah, siswa menyadari langkah-langkah
Siswa dengan tipe artisan mempunyai karak- yang akan dilakukan, memonitor perencanaannya,
teristik metakognisi, berikut. Pertama dalam me- dan ternyata informasi yang ditulis tidak benar (soal
mahami masalah, siswa menyadari bahwa untuk 1). Selanjutnya, subjek menyadari membutuhkan
memecahkan masalah harus memahami apa yang rumus-rumus sehingga perlu menuliskan rumus-rumus
diketahui dan apa yang ditanyakan dengan cara mem- yang mungkin berguna. Ketiga, dalam melaksanakan
baca, merasa perlu untuk menulis yang diketahui pemecahan masalah subjek melakukan perhitungan,
dan menyadari hubungan antar data yang diketahui. menyadari kelemahannya di bidang trigonometri,
Panjaitan, Karakteristik Metakognisi Siswa … 27

dan untuk soal nomor 1 dilakukan dengan tergesa- data yang diketahui dengan yang dituju, namun kurang
gesa, sehingga ketidaktepatan dalam menterjemah- teliti dalam melaksanakannya. Dalam melakukan eva-
kan soal. Tampak perencanaan kurang matang, se- luasi, yang bersangkutan dengan segera menyadari
hingga setelah melangkah, ada kesalahan, namun kalau cara yang digunakannya tidak tepat, sehingga
segera menyadari kesalahannya. Keempat, dalam membaca ulang secara lebih teliti dan segera menger-
melakukan peninjauan kembali, subyek menyadari jakannya dengan cara yang lebih cermat.
bahwa untuk melihat kebenaran pekerjaannya, dia Siswa dengan tipe rational mampu bekerja cepat
menghubungkan dengan apa yang diketahui. Selain dan dapat menggunakan strategi metakognisi dengan
itu, dalam melakukan evaluasi siswa menyadari kalau baik sehingga dapat memecahkan tugas secara sis-
perlu meneliti kembali pekerjaan, mengecek ulang tematis. Dalam memecahkan masalah matematika,
kebenaran, mencocokkan hasil kerja dengan meng- yang bersangkutan membaca dengan cermat, untuk
gunakan penyelesaian alternatif lainnya. mengetahui mengenai yang diketahui, yang ditanya-
Pada saat mengerjakan masalah trigonometri kan, dan segera memecahkan permasalahannya. Siswa
yang bukan soal cerita, siswa tipe idealist menya- dengan tipe rational pada umumnya mempunyai
dari betul, bahwa dia merasa tidak pandai dalam pengetahuan metakognitif, mengerti hubungan antara
bidang trigonometri. Namun demikian, yang bersang- data dalam permasalahan, menghubungkan antara
kutan mengetahui penyebabnya, yakni pada waktu pengetahuan awal dan masalah yang dihadapi, tahu
awal diajar trigonometri tidak sungguh-sungguh bela- ke arah mana harus melangkah, sehingga dapat
jar, sehingga tidak menguasai pengetahuan dasarnya, membuat perencanaan dengan baik. Siswa dengan
dan setiap menghadapi soal trigonometri sudah merasa sadar meneliti kembali untuk melihat ketepatan hasil
bingung. Untuk mengatasinya, pada saat dihadapkan penyelesaiannya. Siswa tipe rational dapat mencari
pada masalah trigonometri, dia merasa perlu meng- dan mengenali berbagai kombinasi cara, dapat memilih
ingat-ingat rumus yang berkaitan, bahkan menulisnya, cara pemecahan masalah dengan langkah-langkah
sehingga dapat memilih rumus yang paling tepat. yang paling singkat, bertanya pada diri sendiri, dan
Namun sayangnya, karena sering tergesa-gesa, banyak mencoba mengklarifikasi pendapatnya.
melakukan kesalahan. Siswa dengan tipe artisan dalam memahami
Karakteristik metakognisi siswa tipe idealist permasalahan matematika dapat menghubungkan data
ini sesuai dengan pendapat Keirsey dan Bates (1984) atau informasi yang terdapat pada soal. Dalam mem-
bahwa siswa dengan tipe ini lebih menyukai menye-
buat perencanaan, dapat menghubungkan antara yang
lesaikan tugas melalui diskusi kelompok, menyukai
diketahui dan yang tidak diketahui dengan baik, me-
membaca dan menulis sehingga lebih cocok jika
ngetahui rumus-rumus yang diperlukan, dapat memilih
diberi tes berbentuk uraian atau soal cerita. Karak-
rumus yang paling sesuai sehingga langkah-langkah
teristik metakognisi siswa tipe idealist ini juga sejalan
yang dilakukannya sistematis, dan mendapatkan lang-
dengan pendapat Dewiyani (2010) yang mengatakan
kah yang paling ringkas. Siswa menyadari adanya
bahwa siswa tipe idealist cenderung dapat melihat
suatu masalah dengan sudut pandang yang luas, dan hubungan dari yang diketahui dan arah yang akan
tidak hanya terpaku pada masalah yang dihadapi. dituju, menyadari terdapat beberapa langkah yang
Selanjutnya Dewiyani (2011) mengatakan bahwa dapat digunakan, dan dengan sadar memilih cara yang
atribut soft skills yang dimiliki siswa tipe idealist paling singkat. Dalam menyelesaikan masalah, mampu
adalah daya juang dan kreativitas, sedangkan atribut mengerjakannya sesuai perencanaan yang matang,
soft skills yang harus ditingkatkan adalah kemam- dan dalam melakukan evaluasi, yang bersangkutan
puan bertoleransi. memeriksa kembali hasil pekerjaannya.
Siswa dengan tipe Idealist memahami masalah
secara tergesa-gesa sehingga salah dalam mener-
SIMPULAN
jemahkan atau memaknai soal. Yang bersangkutan
Terdapat empat tipe kepribadian siswa yang melakukan perencanaan secara kurang matang se-
dapat dipergunakan sebagai dasar untuk melihat ka- hingga setelah melangkah, terdapat kesalahan, namun
rakteristik metakognisi dalam pemecahan permasa- dengan segera menyadari akan kesalahannya. Dalam
lahan matematika. Siswa dengan tipe guardian dalam menyelesaikan masalah nampak agak tergesa-gesa
memahami masalah merasa perlu untuk menulis yang sehingga melakukan kesalahan. Dalam melakukan
diketahui, mengetahui hubungan antar data, namun peninjauan kembali, siswa menyadari bahwa untuk
tidak dapat merumuskan yang ditanyakan. Dalam melihat kebenaran hasil pekerjaannya, yang bersang-
melakukan perencanaan, yang bersangkutan dapat kutan menghubungkan antara hasil yang diperoleh
melakukannya dengan baik, dapat menghubungkan dan apa yang diketahuinya.
28 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 19-28

DAFTAR RUJUKAN
Dewiyani, M., J. 2010. Profil Proses Berpikir Mahasiswa Keirsey, D. & Bates, M. 1984. Please Understand Me.
dalam Memecahkan Masalah Matematika ber- California: Promotheus Nemesis Book Copmany.
dasar Penggolongan Tipe Kepribadian dan Gen- Matlin, M. W. 1994. Cognition. Fort Worth: Hartcourt
der. Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya: PPS Brace College Publisher.
Universitas Negeri Surabaya. Miles, M. B. & Huberman, M. A. 1994. Qualitatif Data
Dewiyani, M., J. 2011. Meningkatkan Soft Skills Mahasis- Analysis. (Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi).
wa melalui Pemahaman Proses Berpikir dalam Jakarta: UI Press.
Memecahan Masalah Matematika Berdasar Tipe McLoughlin, C. & Hollingworth, R. 2003. Exploring a
Kepribadian. Prosiding Seminar Nasional Peneli- Hidden Dimension of Online Quality: Metacog-
tian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas nitive Skill Development, 16th ODLAA Biennial
MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011. Forum Conference Proceedings. www.signadou,
Flavell. 1976. Metacognition and Cognitive Monitoring. acu.edu.au. Diakses tanggal 20 Pebruari 2014.
Boston: Allyn Bacon. Polya, G. 1973. How To solve It. (2nd ed.). Princeton, NJ:
Gillian Van Heerden. 2005. The Relationship Between the Princeton University Press.
Cognitive Process Profile (CPP) and the Myers- Schoenfeld, A. H. 1992. Learning to think mathematically:
Briggs Type Inventory (MBTI), the requierement Problem solving, metacognition, and sense-making
for the degree of Master of Arts, in the subject in mathematics. In D. Grouws (Ed.), Handbook
Industrial and Organisational Psychology at the for Research on Mathematics Teaching and Learn-
University of South Africa, Pretoria, http://hdl. ing (pp. 334-370). New York : MacMillan.
handle.net/10500/1539. Diakses tanggal 20 Pe- Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika Di Indone-
bruari 2014. sia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harap-
Jessee, S.A.; O’Neill, P.N.; & Dosch, R.O. 2006. Match- an Masa Depan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pen-
ing Student Personality Types and Learning Pref- didikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
erences to Teaching Methodologies. Journal of Zhang, L. F. 2002. Thinking Styles and the Big Five Per-
Dental Education. 70 (6): 644-651. sonality Traits. Educational Psychology. 22 (1).

Anda mungkin juga menyukai