Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pajak merupakan suatu sumber pembiayaan terbesar bagi suatu negara


terutama untuk negara berkembang. Di Indonesia Pajak sebagai unsur penting
dalam anggaran penerimaan negara, hal ini juga untuk menjalankan amanat
pada pembukuan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu: melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia. Membahas mengenai perpajakan tidak
terlepas dari pengertian pajak itu sendiri, menurut pasal 1 UU pajak dalam
ketentuan umum dan tata cara perpajakan, definisi pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Mardiasmo (2016) mengemukakan
pengertian pajak, “Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan
Undang-Undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum”. Dalam hal ini pajak mempunyai sasaran
yang disebut sebagai subjek pajak, menurut Waluyo (2014) mengatakan
bahwa subjek pajak penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai
potensi untuk memperoleh penghaslian dan menjadi sasaran untuk dikenakan
pajak penghasilan.

Data World Bank Mengungkapkan total penduduk Indonesia di tahun


2016 sebanyak 261 juta jiwa dan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS),
hingga tahun 2016, jumlah penduduk Indonesia yang bekerja mencapai 93,72
juta orang. Jumlah wajib pajak terdaftar pada bulan April 2016 adalah 36 juta
dengan 16,6 juta di antaranya wajib menyampaikan SPT menurut Website
Direktorat Jenderal Pajak. Siaran Pers menyebutkan jumlah wajib pajak

1
2

terdaftar pada 28 April 2017 adalah 36.031.972 dengan 16.599.632


diantaranya wajib menyampaikan SPT. Pajak yang dilaporkan dan dibayarkan
menjadi bukti kepatuhan perpajakan pada wajib pajak untuk negaranya. Pajak
yang diperoleh oleh negara pada dasarnya akan digunakan untuk
kesejahteraan rakyat seperti digunakan untuk; mendukung sarana pendidikan,
pelayanan kesehatan, pemerataan pembangunan, pembangunan infrastruktur
dan sarana serta prasarana lainnya. Berikut ini terdapat tabel yang
menunjukan tentang realisasi penerimaan negara tahun 2012-2016.

Tabel 1.1
Realisasi Penerimaan Negara Tahun 2012-2016
(Dalam Miliar Rupiah)

Sumber : www.bps.go.id

Pada tabel 1.1 menunjukan bahwa penerimaan negara dari tahun


2012-2016 menunjukan adanya kenaikan pada penerimaan pajak dari setiap
tahunnya dan sumber penerimaan yang paling besar berasal dari penerimaan
perpajakan, maka dari itu sumber penerimaan dari pajak harus dioptimalkan
demi percepatan pembangunan nasional, tetapi hal ini mempunyai banyak
hambatan yang di alami oleh pemerintah dalam pelaksanaannya. Tanggung
jawab pembangunan suatu negara adalah tanggung jawab dari semua pihak
yang berkaitan, yaitu pihak pemerintah sebagai pelaksana APBN, lalu DPR
sebagai penyusun APBN sekaligus pengawas terhadap jalannya suatu
kepemerintahan dan pihak lainnya yaitu pada sektor swasta sebagai selaku
bergeraknya perekonomian. Seiring berjalannya perbaikan sistem perpajakan
3

yang dilakukan oleh pemerintah, terdapat perbedaan kepentingan antara


pemerintah dan perusahaan. Pajak merupakan sumber penerimaan negara
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan. Pajak merupakan faktor
yang akan mengurangi laba bersih dan sudah menjadi rahasia umum bagi
perusahaan untuk meminimalkan pembayaran pajak sampai seminimal
mungkin. Perbedaan kepentingan yang menyebabkan wajib pajak cenderung
untuk mengurangi jumlah pembayaran pajak dan hal tersebut menyebabkan
berkurangnya penerimaan kas negara bagi pemerintah. Munculnya
penghindaran pajak dikarenakan adanya penerapan self assesment system,
karena Pemberian kebebasan dalam penghitungan pajak ini, memicu upaya
Wajib Pajak untuk mengatur pajaknya dan merencanakan kegiatan
perpajakannya dengan menekan beban pajak terutangnya. Menurut Annisa
(2017), Perencanaan pajak salah satu cara yang dapat dimanfaatkan oleh
wajib pajak dalam melakukan manjemen perpajakan usaha atau
penghasilannya, namun perlu diperhatikan bahwa perencaan pajak yang
dimaksud adalah perencanaan pajak tanpa melakukan pelanggaran konstitusi
(patuh) atau Undang-Undang Perpajakan yang berlaku. Hal tersebut memiliki
peran dalam keuntungan perusahaan, namun tidak secara langsung,
melainkan sebagai investasi jangka panjang. Penerapan penghindaran pajak
yaitu suatu penghematan pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan hal-
hal yang tidak diatur oleh undang-undang. Tujuannya bukan untuk mengelak
membayar pajak, tetapi mengatur sehingga pajak yang dibayar tidak lebih
dari jumlah yang seharusnya.

Fenomena dalam penghindaran pajak sendiri terjadi pada perusahaan


manufaktur industri barang konsumsi. Pada suatu kasus yaitu dalam
perusahaan makanan dan minuman yang melakukan penghindaran pajak,
salah satunya adalah PT. Coca Cola Indonesia. Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) telah menyelidiki kasus penghindaran pajak oleh CCI. DJP menyatakan
total penghasilan kena pajak CCI pada periode itu senilai Rp.603,48 miliar,
sedangkan CCI mengklaim penghasilan kena pajak Rp.492,59 miliar. Praktik
4

ini bisa dideteksi jika ada kegiatan yang tak sesuai dengan bisnis perusahaan.
Produk PT CCI adalah konsentrat, bukan produk minuman jadi. Namun,
mereka harus mengeluarkan biaya yang besar untuk iklan. "Biaya iklan yang
dibebankan oleh PT CCI tidak memiliki kaitan langsung dengan produk yang
dihasilkan," kata Edward Sianipar, perwakilan DJP di persidangan.
Akibatnya, DJP menghitung kekurangan pajak penghasilan dan CCI
terindikasi merugikan devisa ne0gara senilai Rp.49,24 miliar. Hasil
penelusuran DJP bahwa perusahaan tersebut telah melakukan tindakan
penghindaran pajak yang menyebabkan setoran pajak berkurang dengan
ditemukannya pembengkakan biaya yang besar pada perusahaan tersebut.
Beban biaya itu antara lain untuk iklan dari rentang waktu tahun 2002-2006
dengan total sebesar Rp.566,84 miliar. Akibatnya, ada penurunan penghasilan
kena pajak (Sumber: Kompas, 13 Juni 2014).

Dalam kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu bentuk


pengeluaran yang paling dihindari perusahaan adalah pembayaran pajak.
Maka perusahaan tersebut berusaha menghindari pembayaran pajaknya yang
tinggi, karena tinggi rendahnya pembayaran pajak tergantung pada laba yang
dihasilkan perusahaan sehingga dikatakan laba dan pajak memiliki hubungan
searah dengan semakin tinggi laba semakin tinggi pula pajak yang
dibayarkan. Dalam hal ini perusahaan seringkali menerapkan penghindaran
pajak agar memiliki Profitabilitas tinggi, Pada Hasil penelitian Chesviyanny
dan Rinaldi (2015) menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh
signifikan positif terhadap tax avoidance. Perusahaan yang memiliki
profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk memposisikan diri dalam tax
planning yang mengurangi jumlah beban kewajiban perpajakan. Laba yang
meningkat mengakibatkan profitabilitas perusahaan juga meningkat, sehingga
jumlah pajak yang harus dibayarkan juga meningkat dan dapat dikatakan
dapat memungkinkan adanya upaya dari perusahaan untuk melakukan
penghindaran pajak. Profitabilitas dapat diukur dengan Return On Assets
(ROA) yaitu untuk mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam
5

memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut, dalam


hal ini ROA dapat menggambarkan kemampuan manajemen untuk
memperoleh keuntungan (laba). Dalam hal bisnis mengacu pada penggunaan
aset dan sumber dana oleh perusahaan dimana dalam penggunaan aset atau
dana tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan potensial bagi
para pemangku kepentingan perusahaan, ketika leverage-nya besar maka
diharapkan dapat memperkecil pajak. Leverage yaitu menunjukan
penggunaan utang membiayai investasi, seberapa jauh perusahaan
menggunakan utang yang dibayar dengan equity yang dimilikinya. Hal ini
berdampak pada semakin baik tingkat Leverage suatu perusahaan maka
berdampak pada penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Pada
Penelitian yang dilakukan oleh Annisa (2017) menyatakan bahwa Leverage
yang diproksikan dengan Debt Ratio (DR) berpengaruh terhadap
penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan dan hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Budiman dan Setiyono (2012) yang menyatakan bahwa
leverage berpengaruh secara signifikan terhadap penghindaran pajak dan
penelitian Swingly dan Sukartha (2015) mengatakan bahwa ukuran
perusahaan dan leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Adanya
Kondisi tata kelola perusahaan yang baik ternyata mempunyai pengaruh
terhadap pengambilan keputusan yang diambil perusahaan. Penghindaran
pajak bernilai bagi pemegang saham, dan bahkan mengurangi nilai
perusahaan itu sendiri (Wahab dan Holland, 2012). Perusahaan dengan tata
kelola yang buruk, saat terjadi peningkatan keuntungan bagi manajer berupa
kompensasi, mengalami penurunan tingkat penghindaran pajak, yang
seharusnya dilakukan untuk pemegang saham. Sedangkan untuk perusahaan
yang mempunyai tata kelola yang baik ternyata memiliki tingkat
penghindaran pajak yang lebih tinggi. Corporate Governance di artikan
sebagai efektivitas mekanisme dengan tujuan meminimumkan konflik
keagenan, mencegah dilakukannya memaksimumkan kesejahteraan sendiri
dari pihak lain atas pemegang saham minoritas. Dalam penelitian ini akan
menggunakan 2 proksi dari corporate governance yaitu kepemilikan
6

institusional dan dewan komisaris independen. Hal ini sesuai dengan


penelitian Fadhilah (2014) meneliti mengenai pengaruh good corporate
governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional dan
presentase dewan komisaris independen terhadap tax avoidance.

Ukuran perusahaan menjadi moderasi dari penelitian ini alasannya


adalah jika perusahaan yang terindikasi perusahaan besar ataupun kecil, maka
hal tersebut dapat mempengaruhi adanya tindakan-tindakan penghindaran
pajak, karena semakin besar perusahaan maka laporan keuangannya akan
semakin komplex dan tentunya menjadi pusat perhatian pemerintah, ditambah
lagi untuk manajemen akan menimbulkan kecenderungan bagi para manajer
perusahaan untuk berlaku patuh dalam perpajakan dan begitupun sebaliknya
untuk perusahaan kecil (Kurniasih dan Sari, 2013). Dari hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap
penghindaran pajak. Ukuran perusahaan menunjukan adanya kestabilan dan
kemampuan perusahaan untuk ekonominya.

Alasan peneliti melakukan penelitian ini karena dengan adanya


berbagai paparan uraian-uraian diatas yang telah dijelaskan apakah hal
tersebut mempunyai pengaruh terhadap penghindaran pajak dengan adanya
perkembangan ekonomi, peraturan pajak terkait dengan sektor manufaktur
yang terus mengalami perubahan dan penyesuaian seiring silih waktu
berganti, khususnya industri barang konsumsi karena indsutri ini dapat diduga
dapat bertahan dengan gejolak ekonomi, karena berhubungan dengan
kebutuhan pokok manusia dan masyarakat indonesia yang cenderung
konsumtif. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu
profitabilitas diukur dengan ROA, leverage diukur dengan DER, kepemilikan
institusional diukur dengan presentase kepemilikan dan dewan komisaris
independen diukur dengan jumlah anggota komisaris independen di bagi
dengan jumlah dewan komisaris. Variabel moderasinya adalah ukuran
perusahaan diukur dengan Ln asset. Variabel diatas sebagai ukuran untuk
mengukur perusahaan dalam kegiatan pajaknya dalam upaya penghindaran
7

pajak yang diukur dengan Cash Effective Tax Rate (Cash ETR) sebagai
variabel dependennya, yaitu untuk meminimalkan pembayaran pajaknya
terhadap pemerintah.

Berdasarkan uraian diatas, maka judul penelitian ini adalah:


Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Institusional dan Dewan
Komisaris Independen terhadap Penghindaran Pajak dengan Ukuran
Perusahaan sebagai Variabel Moderasi (Studi Perusahaan Manufaktur
Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2016).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perumusan masalah


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
2. Apakah leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap penghindaran
pajak?
4. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh terhadap penghindaran
pajak?
5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
6. Apakah ukuran perusahaan dapat memoderasi pengaruh profitabilitas
terhadap penghindaran pajak?
7. Apakah ukuran perusahaan dapat memoderasi pengaruh leverage terhadap
penghindaran pajak?
8. Apakah ukuran perusahaan dapat memoderasi pengaruh kepemilikan
institusional terhadap penghindaran pajak?
9. Apakah ukuran perusahaan dapat memoderasi pengaruh dewan komisaris
independen terhadap penghindaran pajak?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini
untuk memperoleh bukti empiris:
8

1. Untuk memperoleh bukti empiris Profitabilitas berpengaruh terhadap


penghindaran pajak.
2. Untuk memperoleh bukti empiris Leverage berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
3. Untuk memperoleh bukti empiris Kepemilikan institusional berpengaruh
terhadap penghindaran pajak.
4. Untuk memperoleh bukti empiris Dewan komisaris independen
berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
5. Untuk memperoleh bukti empiris ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap penghindaran pajak.
6. Untuk memperoleh bukti empiris ukuran perusahaan dapat memoderasi
pengaruh Profitabilitas terhadap penghindaran pajak.
7. Untuk memperoleh bukti empiris ukuran perusahaan dapat memoderasi
pengaruh leverage terhadap penghindaran pajak.
8. Untuk memperoleh bukti empiris ukuran perusahaan dapat memoderasi
pengaruh kepemilikan institusional terhadap penghindaran pajak.
9. Untuk memperoleh bukti empiris ukuran perusahaan dapat memoderasi
pengaruh dewan komisaris independen terhadap penghindaran pajak.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu kontribusi kepada


pihak-pihak terkait berikut ini :

1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap pengembangan studi mengenai perpajakan khususnya mengenai
pengaruh profitabilitas, leverage, kepemilikan institusional dan dewan
komisaris independen terhadap penghindaran pajak dengan ukuran
peusahaan sebagai variabel moderasi dan sebagai bahan referensi bagi
pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik
ini.

2. Manfaat Praktis
9

Bagi praktisi hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kesadaran


akan pentingnya pembangunan berkelanjutan dengan cara melakukan
aktivitas perpajakan dengan baik seperti dalam penelitian pengaruh
profitabilitas, leverage, kepemilikan institusional dan dewan komisaris
independen terhadap penghindaran pajak dengan ukuran peusahaan
sebagai variabel moderasi, serta sebagai bahan pertimbangan dalam
membuat strategi penghindaran pajak umtuk perusahaan yang mengelola
beban pajaknya.

3. Manfaat Kebijakan
Bagi regulator hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai pentingnya dalam faktor profitabilitas, leverage, kepemilikan
institusional dan dewan komisaris independen terhadap penghindaran
pajak dengan ukuran peusahaan sebagai variabel moderasi sebagai suatu
pertimbangan masalah penghindaran pajak (tax avoidance) diperusahaan
agar melakukan pertanggungjawaban tersebut atas kegiatan usahanya
kepada pemerintah dan pemerintah menerapkan kebijakan agar perusahaan
tak menemukan celah dalam peraturan untuk melakukan penghindaran
terhadap pajaknya.

1.5. Sistematika Penulisan Tesis

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi lima bab.


Adapun sitematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I :PENDAHULUAN

Pada Bab ini berisi pendahuluan yang berupa uraian dan


penjabaran tentang pemikiran-pemikiran yang mendasari penulis
melukakan penelitian ini, yaitu latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.
10

BAB II :TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN


HIPOTESIS

Bab ini akan menjelaskan tentang dasar teoritis yang berhubungan


dengan topik tesis yang diperoleh dari stui kepustakaan, yaitu
tinjauan pustaka, kajian penelitian terdahulu, kerangka pemikiran
dan hipotesis penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metode penelitian yang menguraikan tentang


bagaimana penelitian akan dilakukan secara operasional yang
terdiri dari operasional variabel penelitian, pengukuran variabel,
prosedur pengumpulan data jenis data dan sumber data, populasi
dan sampel penelitian, metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dipaparkan hasil analisis data beserta


interprestasinya. Kemudian dalam bab ini juga dipaparkan hasil
pengujian yang sesuai dengan metode yang digunakan terhadap
hipotesis penelitian.

BAB V : SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data.
Selain itu juga disampaikan saran-saran yang relevan dengan hasil
penelitian. Dalam bab ini juga disampaikan keterbatasn dalam
pelaksanaan penelitian ini dan implikasinya terhadap pihak-pihak
yang terkait dalam topik yang dibahas peneliti.

Anda mungkin juga menyukai