Anda di halaman 1dari 3

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Profesionalisme dokter adalah salah satu hal yang utama dalam praktek kedokteran. Salah satu
aspek dalam profesionalisme ini adalah kompetensi dan penjagaan kompetensinya. Medicine is a
life long study. Jenis penyakit mengalami pergeseran, kebutuhan masyarakat juga berubah, ilmu
kedokteran berkembang dan teknologi kedokteran juga makin canggih.

Untuk itu kompetensi para dokter perlu dipertahankan dan ditingkatkan, perlu ada sistem yang
menjamin hal ini, melalui evaluasi awal kompetensi, program pemeliharaan dan peningkatan
mutu, dan program penjagaan mutu. Perancangan dan pelaksanaan sistim ini adalah tanggung
jawab peer group / organisasi profesi, yang bila berada di lingkup Rumah Sakit adalah tanggung
jawab Komite Medis Rumah Sakit. Oleh pemerintah hal ini sudah diatur dalam berbagai
Undangundang dan peraturan yang mengatur tentang Peraturan Internal Staf Medis / Medical
Staff Bylaws, serta peraturan tentang komite medis Rumah Sakit. Sebagai tanggung jawab
organisasi profesi kepada masyarakat,

RSUD K.H. Daud Arif menyusun suatu pedoman pemberian kewenangan klinis bagi dokter
umum, dokter Gigi, dan dokter spesialis yang bekerja di institusi kesehatan. Penilaian
kompetensi (clinical privilege) seorang dokter di Rumah Sakit dilakukan oleh komite medis,
proses ini diawali dengan credentialling dan privileging. Rekomendasi clinical privilege ini akan
menentukan kewenangan klinis (clinical appointment) yang diberikan kepada dokter yang
bersangkutan oleh direktur Rumah Sakit K.H. Daud Arif. kompetensi dasar seorang bagi dokter
umum, dokter Gigi, dan dokter spesialis diperoleh melalui pendidikan di institusi pendidikan
(FK) yang menjalankan modul dari kolegiumnya. Sedangkan untuk pemeliharaan dan penjagaan
kompetensi dalam praktek sehari-hari adalah tanggung jawab perhimpunan profesi dan komite
medis Rumah Sakit K.H. Daud Arif

KOMITE MEDIK

i
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembentukan tentang Komite Medis RSUD K.H. Daud Arif adalah Permenkes
No. 755/Menkes/per/ IV/2011 tentang penyelenggaraan komite medik rumah sakit,
didalam keputusan menteri pada BAB 1. Poin c Kewenagan Klinis (clinical Privilege)
yang berisi tentang rumah sakit harus mengatur seluruh pelayanan medis yang dilakukan
oleh staf medis sedemikian rupa agar aman bagi pasien.

Rumah sakit RSUD K.H. Daud mengatur pemberian kewenagan klinis (Clinicial
privilege) setiap staf medis sesuai dengan kompetensi dengan pemberian kewenangan
klinis (Clinicial privilege) tersebut maka harus melibatkan komite medik dan dibantu
oleh mitra bestari (peer grub).

Maka dari itu pemberian kewenagan klinis (Clinicial privilege) sangat penting bagi
dokter dan pasien demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis yang
dilakukan dokter yang kurang kompeten. RSUD K.H. Daud Arif perlu mengambil
langkah-langkah pengamanan dengan cara pemberian kewenangan klinis (Clinicial
privilege) melalui mekanisme kredensial yang dilaksanakan oleh komite medik
beberapa pihak yang terkait dengan upaya ini adalah kolegium kedokteran indonesia
dan komite medis. kolegium kedokteran indonesia dapat menjadi acuan untuk
menentukan lingkup dan jenis-jenis kewenangan klinis bagi setiap dokter yang bekerja
di RSUD K.H. Daud Arif.

Dengan terkendalinya tindakan medis atau kewenagan klinis (Clinicial privilege)


disetiap satf medis maka pasien lebih terlindungi dari tindakan dokter yang tidak
berkompeten.

RSUD K.H. Daud Arif mempunyai fungsi penyelenggaraan pelayanan kesehatan,


pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian,
pengembangan dan penampisan teknologi bidang kesehatan.

Wewenang komite medik Rumah Sakit K.H. Daud Arif :

a. Memberikan rekomendasi rincin kewenangan klinis (delineation of clinical


privilege).
b. Memberikan rekomendsi surat penugasan klinis (clinical appointment).
c. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical privilege).
d. Memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis
(delineation of clinical privilege).
e. Memberikan rekomendasi tindaklanjut audit medis.
f. Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan.

ii
iii

Anda mungkin juga menyukai