Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

Langkah awal dalam menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan handal
perlu adanya suatu perencanaan dalam menentukan karyawan yang akan mengisi pekerjaan
yang ada dalam Rumah Sakit. Keberhasilan dalam pengadaan tenaga kerja terletak pada
ketepatan dalam penempatan karyawan, baik penempatan karyawan baru maupun karyawan
lama pada posisi jabatan baru. Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat
menentukan dalam mendapatkan karyawan yang kompeten yang dibutuhkan perusahaan,
karena penempatan yang tepat dalam posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu dalam
mencapi tujuan yang diharapkan.
Adapun pengertian penempatan menurut para ahli antara lain :
Menurut Marihot T. E. Hariandja (2005 : 156) menyatakan bahwa : “Penempatan merupakan
proses penugasan/ pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas/ jabatan
baru atau jabatan yang berbeda”.
Menurut Mathis & Jackson (2006:262) menyatakan bahwa :
“Penempatan adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat,
seberapa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaanya akan mempengaruhi jumlah dan
kualitas pekerjaan”.
Menurut B. Siswanto Sastrohadiryo yang dikutp oleh Suwatno (2003:138).:
“Penempatan pegawai adalah untuk menempatkan pegawai sebagai unsur pelaksana
pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan kemampuan, kecakapan dan keahliannya”
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penempatan karyawan menurut Musenif yang
dikutif oleh Suwatno (2003 : 13) sebagai berikut :
1. Prinsip kemanusiaan
Prinsip yang menganggap manusia sebagai unsur pekerja yang mempunyai persamaan
harga diri, kemauan, keinginan, cita-cita dan kemampuan harus dihargai posisinya sebagai
manusia yang layak tidak dianggap mesin.

2. Prinsip demokrasi
Prinsipini menunjukan adanya salang menghormati, saling menghargai, dan saling mengisi
dalam melaksanakan kegiatan.

3. Prinsip the right man on the right place


Prinsip ini penting dilaksanakan dalam arti bahwa penempatan setiap orang dalam setiap
organisasi yang berarti bahwa penempatan setiap orang dalam organisasi perlu didasarkan
pada kemampuan, keahlian, pengalaman, serta pendidikan yang dimiliki oleh orang yang
bersangkutan.

4. Prinsip equal pay for equal work


Pemberian balas jasa terhadap karyawan baru didasarkan atas hasil prestasi kerja yang
didapat oleh karyawan yang bersangkutan.

5. Prinsip kesatuan arah


Prinsip ini diterapkan dalam perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja agar dapat
melaksanakan tugas-tugas, dibutuhkan kesatuan arah, kesatuan pelaksaan tugas, sejalan
dengan program dan rencana yang digariskan.

6. Prinsip kesatuan tujuan


Prinsip ini erat hubungannya dengan kesatuan arah, artinya arah yang dilaksanakan
karyawan harus difokuskan pada tujuan yang dicapai.

7. Prinsip kesatuan komando


Karyawan yang bekerja selalu dipengaruhi adanya komando yang diberikan sehingga setiap
karyawan hanya mempunyai satu orang atasan.

8. Prinsip efisiensi dan produktifitas kerja


Prinsip ini merupakan kunci kearah tujuan perusahaan karena efisiensi dan produktifitas kerja
harus dicapai dalam rangka mencapai tujuan perusahaan di Rumah Sakit Umum Daerah
Muaradua, penempatan karyawan juga harus dilakukan sebagai salah satu langkah dalam
pengelolaan SDM untuk mencapai visi dan misi Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua.
Panduan ini disusun untuk memberikan acuan tentang bagaimana proses penempatan
karyawan dilakukan.
BAB II
RUANG LINGKUP

Penempatan karyawan di Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua, meliputi :


penempatan karyawan baru dan penempatan karyawan lama (karyawan yang telah bekerja
di Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua).
Karyawan baru adalah karyawan yang telah lulus seleksi penerimaan karyawan dan lulus
masa probation. Karyawan baru juga dimaksudkan untuk karyawan yang lulus seleksi dan
diterima sebagai karyawan kontrak (tidak melalui masa probation). Disini untuk penempatan
karyawan baru diistilahkan dengan Penempatan Awal. Sedangkan bentuk penempatan untuk
karyawan lama adalah penempatan ulang karena rotasi dan mutasi.
BAB III
TATA LAKSANA

1. Penempatan Awal
Ditujukan untuk karyawan baru yang telah lulus seleksi penerimaan karyawan. Dokumen
penempatan awal adalah Keputusan Direktur tentang penerimaan karyawan tetap atau
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu untuk karyawan kontrak.
Penempatan awal karyawan dilakukan oleh Kabag Kepegawaian dan Diklat sesuai dengan
kebutuhan / lowongan pekerjaan saat rekrutmen dan seleksi, dan telah didiskusikan terlebih
dahulu dengan kepala departemen terkait.

2. Penempatan Ulang
Prinsip penempatan karyawan di Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua adalah the right man
inoptimal. Penempatan ulang karyawan dilakukan atas dasar beberapa pertimbangan,
diantaranya:
a. Hasil penilaian kinerja
b. Tujuan organisasi dan pengembangan pelayanan
c. Kompetensi karyawan
d. Kesehatan karyawan.
Terkait dengan keadaan kesehatan karyawan, perlu dipertimbangkan kembali sifat dan
karakteristik pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan kemampuan atas kondisi kesehatan
terkini dari karyawan yang bersangkutan.
Istilah penempatan ulang di RSUD Muaradua adalah:
a. Mutasi / Rotasi
Mutasi / Rotasi Yaitu perpindahan karyawan dari satu unit kerja ke unit kerja yang lain,
baik dalam lingkup departemen yang sama maupun antar departemen.
Perpindahan karyawan tersebut theright place dan efektif efisien untuk menghasilkan
produktivitas yang dilakukan setelah ada diskusi antara Kabag Kepegawaian dan
Diklat dan kepala bagian serta kepala unit terkait. Setelah disepakati oleh kedua belah
pihak maka Kabag Kepegawaian dan Diklat akan memanggil karyawan yang
bersangkutan dan menyampaikan maksud mutasi/rotasi secara lisan dan menyiapkan
Surat Keputusan Direktur tentang penempatan ulang karyawan tersebut.
b. Promosi
Promosi adalah proses pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang
lebih tinggi. Promosi dilakukan setelah dirapatkan antara Kabag Kepegawaian dan
Diklat dan atasan langsung serta atasan tidak langsung dari karyawan yang
bersangkutan. Proses promosi dimulai dengan proses masa probation jabatan baru
selama 3 bulan. Dalam masa probation jabatan ini ditentukan pula key performance
indicator yang harus dicapai sebagai bahan penilaian atau fit and proper test. Atasan
langsung dan Kabag Kepegawaian dan Diklat menyampaikan maksud promosi
tersebut secara lisan dan penjelasan masa probation kepada karyawan yang
bersangkutan. Pada akhir masa penilaian apabila karyawan tersebut lulus masa
probation jabatan maka Kabag Kepegawaian dan Diklat memanggil karyawan tersebut
dan menyampaikan hasil serta Surat Keputusan Direktur tentang pengangkatan
jabatan.
c. Demosi
Demosi adalah proses pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang
lebih rendah. Dasar pertimbangan demosi adalah hasil penilaian kinerja yang tidak
sesuai dengan standar yang ditentukan/diharapkan. Bila hasil penilaian kinerja selama
2 kali periode menunjukkan hasil kurang, maka atasan langsung dan Kabag
Kepegawaian dan Diklat menyampaikan secara lisan kepada karyawan yang
bersangkutan untuk memperbaiki kinerja selama 6 bulan, dan bila tidak ada
peningkatan kinerja maka dilakukan proses demosi. Kabag Kepegawaian dan Diklat
akan memanggil karyawan yang bersangkutan dan memberikan Surat Keputusan
Direktur tentang Pemberhentian dari jabatan dan penempatan di jabatan baru.
Penempatan ulang karyawan mutasi dan promosi diawali dengan masa transisi,
dimana karyawan yang bersangkutan belajar kan uraian tugas yang baru, standar dan
prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan baru, serta peraturan dan kebijakannya.
Proses pembelajaran baru tersebut dilakukan oleh atasan langsung pada
jabatan/pekerjaan yang baru.
BAB IV
DOKUMENTASI

Proses penempatan karyawan didokumentasikan dalam notulensi rapat/diskusi, serta


memo internal dari atasan langsung yang terkait. Bentuk dokumentasi Surat Keputusan
Direktur juga disimpan sebagai arsip di Kepegawaian dan Diklat pada File Kepegawaian
karyawan yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai