RAMADHAN
Kajian Fiqih Ikhtilaf Seputar Ramadhan
5
2
Judul
Fiqih Ramadhan
Kajian fiqih ikhtilaf seputar Ramadhan
Penulis
Ahmad Sarwat, Lc
Tata Letak
Abu Fatih
Desain Cover
N. Dewantara
Penerbit
Kampussyariah
Jl. Pedurenan Masjid Raya no 52 Kuningan Jakarta 12940
telp . 021-999.80-000
0813.999.80-000
3
Daftar Isi
MENJELANG RAMADHAN...............................11
Menyambut Bulan Suci Ramadhan...........12
Ramadhan Awalnya Rahmat : Hadits Dhaif?
.................................................................17
Tradisi Bermaafan Sebelum Puasa...........21
Ziarah Kubur Sebelum Puasa Ramadhan. 28
Mengapa Penetapan 1 Syawal Berbeda. . .31
Amalan Sunnah dan Anjuran di Bulan
Ramadhan................................................37
Allahumma Laka Shumtu Bukan Hadits
Shahih?.....................................................47
Syaithan Dibelenggu, Apa Maksudnya?....50
Puasa Sunnah Menjelang Ramadhan........54
SEPUTAR NIAT..............................................58
Niat Harus Tiap Malam?............................59
Niat Puasa Dobel Bisakah?.......................62
Bukankah Makan Sahur Sudah Berarti Niat?
.................................................................64
Cara Niat Puasa........................................73
BATALKAH PUASA SAYA?..............................76
Apa yang Dimaksud dengan Imsak?.........77
Suntik dan Obat Tetes Mata.....................79
Muntah dan Sengaja Muntah....................83
Berkumur, Mungkinkah Air Tidak Tertelan?
.................................................................85
Masih Ada Sisa Makanan di Mulut............89
4
Minum Karena Lupa..................................91
Masih Makan Waktu Imsak.......................93
Mimpi Basah Saat Ramadhan...................96
Onani Saat Puasa.....................................97
Bercampur di Siang Ramadhan, Zina, dan
Kaffarat.....................................................99
Mencumbu Isteri Siang Hari Ramadhan. 103
Membatalkan Puasa untuk Berjima'.......108
Hukum Bersetubuh di Waktu Sahur........115
HARI HARAM
ATAU MAKRUH PUASA................................119
Puasa Hari Jumat....................................120
Puasa yang Diharamkan.........................122
Hari-Hari Haram Berpuasa Sunnah.........128
Bolehkah Puasa 4 Hari 4 Malam Tanpa
Makan?...................................................132
Hadits Tidurnya Orang Puasa Adalah
Ibadah.....................................................135
LEBARAN....................................................140
Puasa Syawwal atau Bayar Qadha' Dulu?
...............................................................141
Puasa Syawal Haruskah Berturut-Turut? 144
Lebaran Ikut Pemerintah?.......................148
Arti Ucapan Selamat Lebaran.................152
PUASA SUNNAH..........................................155
Shaum Sunat 13, 14 dan 15 ..................156
Hukumnya Shaum Tasyu`a dan 'Asyura.158
Puasa Jumat Dalam Puasa Dawud..........161
Puasa Hari Kelahiran..............................165
MENGGANTI PUASA....................................169
Haruskah Membayar Hutang Puasa
Ramadhan?.............................................170
5
Cara Membayar Hutang Puasa Ramadhan
...............................................................173
Mengganti Puasa....................................176
Cara Bayar Fidyah..................................178
Mengganti Bagi yang Tidak Sanggup Puasa
...............................................................180
Bisakah Dibayar Ramadhan Berikutnya?182
PUASA DALAM BERBAGAI KONDISI.............184
Puasa untuk Ibu yang Sedang Menyusui 185
Berpuasa dalam Musim Dingin?.............189
Orang Eskimo dan Hukum Puasa............192
Hal-Hal yang Membolehkan Tidak Puasa197
Puasa dan Produktifitas..........................205
Puasa 18 Jam di Pesawat........................210
Nenek Ingin Puasa..................................212
Benarkah Wanita Haid Boleh Tetap Puasa?
...............................................................214
Kapan Batas Berhenti Makan dan Minum?
...............................................................217
Puasa Pada Saat Ada yang Berlebaran
Duluan....................................................220
TARAWIH & I’TIKAF.....................................224
Imam Tarawih tanpa Baca Shalawat,
Sahkah?..................................................225
Dalil Shalat Tarawih Berjamaah Kuatkah?
...............................................................228
Shalat Tarawih: 11 atau 23 Rakaat?.......233
Qiyamullail Setelah Tarawih...................240
Doa Qunut Dalam Witir Dipertengahan
Ramadhan..............................................243
Apa Saja yang Dilakukan Saat I'tikaf?....247
I'tikaf Terkendala Oleh Jam Kerja...........253
6
PENUTUP....................................................258
7
Pendahuluan
8
Salah satu titik perbedaan buku ini dengan
buku sebelumnya adalah banyaknya masalah
khilafiyah yang kami angkat. Mengingat
memang umat sangat membutuhkan kajian
yang bersifat komparatif, namun tidak
terkesan menggurui atau mau menang
sendiri. Adalah sudah menjadi tekad kami
sejak awal, untuk tidak terjebak dengan
berbagai perbedaan yang pada hakikatnya
hanya seputar urusan furu'iyah (cabang) saja.
Beberapa pendapat yang sekiranya
memang dibutuhkan, sengaja kami tampilkan.
Tentu saja kami tetap berupaya sedapat
mungkin untuk juga mencantumkan dalil
yang digunakan oleh masing-masing ulama,
baik berupa ayat Quran atau pun hadits,
bahkan termasuk juga latar belakang yang
mengarahkan kepada pendapat itu.
Banyak dari pendapat itu lahir karena
perbedaan dalam memahami arti kata.
Tinggal pada pembaca yang kami persilahkan
untuk memilih, mana yang sekiranya lebih
cenderung untuk memilihnya. Itu harapan
kami.
Buku ini kami susun dengan pola tanya
jawab, untuk lebih memudahkan pencarian
atas sub-sub bahasannya. Berarti buku ini
tidak harus dibaca dari awal ke bagian akhir,
tapi bisa saja langsung dibaca pada sub-judul
yang sekiranya memang dibutuhkan.
Terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu mewujudkan terbitnya buku
9
ini, semoga Allah SWT membalas dengan
balasan yang berlipat ganda.
Dan semoga kehadiran buku kecil ini dapat
menjadi bagian dari usaha kita dalam
memahami agama Allah, serta menjadi salah
satu di antara penerang jalan untuk mencapai
ridha-Nya, Amien.
10
BAB
I
MENJELANG RAMADHAN
11
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
12
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
13
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
ن َأّدى
ْ ن َكَم
َ ضًة َكا
َ َوَمنْ َأّدى ِفْيِه َفِرْي،سَوُاهِ ضًة ِفْيَماَ َفِرْي
سَواُه
ِ ضًة ِفْيَما
َ ن َفِرْيَ سْبِعْي
َ
Dari Salman Al-Farisy radhiyallahu 'anhu yang
diriwayatkan secara marfu', "Siapa yang
mengerjakan amal sunnah meski kecil, sama
seperti orang yang mengerjakan amal fardhu.
Siapa yang mengerjakan amal fardhu, seperti
mengerjakan 70 amal fardhu."(HR. Al-
Baihaqi)
ِ صَدَقٌة ف
ي َ صَدَقِة
ّ ل ال
ُضَ َأْف: َمْرُفوعًا س
ٍ ن َأَنسس
ْ عسس
َ
ضان َ َرَم
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu yang
diriwayatkan secara marfu', "Sedekah yang
paling afdhal adalah yang diberikan di bulan
Ramadhan." (HR Tirmizy)
Kesempatan beramal kecil tapi diganjar
dengan pahala yang besar jarang-jarang
terjadi. Bulan Ramadhan ini ibarat bulan
diskon gede-gedean atau cuci gudang.
Bagaimana kita tidak bergembira?
3. Ramadhan adalah bulan yang punya
nilai historis tinggi.
Di antaranya bulan Ramadhan adalah
bulan diturunkannya Al-Quran pertama kali ke
muka bumi. Dimana ibadah di malam qadar
dinilai lebih baik dari seribu bulan.
Selain itu di bulan Ramadhan juga terjadi
banyak peristiwa historis yang tidak kalah
14
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
15
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
16
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
17
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
18
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
19
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
1. Imam As-Suyuthi
Beliau mengatakan bahwa hadits ini dhaif
(lemah periwayatannya).
2. Syeikh Al-Albani
Beliau mengatakan bahwa riwayat ini
statusnya munkar. Jadi sebenarnya antara
keduanya tidak terjadi pertentangan. Hadits
munkar sebenarnya termasuk ke dalam
jajaran hadits dhaif juga. Sebagai hadits
munkar, dia menempati urutan ketiga setelah
hadits matruk (semi palsu) dan maudhu'
(palsu).
Sementara sanadnya adalah:
1. Sallam bin Sawwar 2. dari Maslamah bin
Shalt 3. dari Az-Zuhri 4. dari Abu Salamah 5.
dari Abu Hurairah 6. dari nabi SAW
Dari rangkaian para perawi di atas, perawi
yang pertama dan kedua bermasalah. Yaitu
Sallam bin Sawwar dan Maslamah bin Shalt.
Sallam bin Sawwar disebut oleh Ibnu
Ady, seorang kritikus hadits, sebagai
munkarul hadits. Sedangkan oleh Imam Ibnu
Hibban, dikatakan bahwa haditsnya tidak bisa
dijadikan hujjah (pegangan), kecuali bila ada
rawi lain yang meriwayatkan haditsnya.
Perkataan Ibnu Hibban ini bisa kita periksa
dalam kitab Al-Majruhin.
20
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
21
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Sepanjang apa yang kami ketahui, sampai
saat ini -wallahu a'lam- kami masih belum
menemukan nash hadits yang menyebutkan
bahwa Rasulullah SAW memerintahkan atau
mencontohkan kita untuk saling bermaafan,
khususnya pada saat menjelang masuknya
bulan Ramadhan.
Entahlah barangkali ada Ustadz atau ulama
hadits yang menemukan dalilnya. Tentu kalau
ada dan shahih serta eksplisit redaksinya, kita
pun perlu untuk melakukannya.
Adapun bermaaf-maafan secara umum,
tidak terkait dengan masuknya bulan
Ramadhan, sudah tidak perlu
dipermasalahkan lagi. Begitu banyak dalil
untuk meminta maaf dan memberi maaf.
Salah satunya adalah firman Allah SWT
berikut ini:
ّ عَلسسى ُك س
ل َ لس
ّ نا
ّ ل ِبَأْمِرِه ِإ
ّ يا
َ حّتى َيْأِت
َ حوْا
ُ صَف
ْ عُفوْا َوا ْ َفا
يٍء َقِديٌر
ْ شَ
Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka,
sampai Allah mendatangkan perintah-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.(QS. Al-Baqarah: 109)
Demikian juga di dalam ayat lain
disebutkan bahwa memaafkan orang lain
adalah sifat orang bertaqwa. Sementara
22
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
23
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
َ جاِهلي
ن َ ن اْل
ِعَ ض
ْ عِر
ْ ف َوَأ
ِ خِذ اْلَعْفَو َوْأُمْر ِبالُعْر
ُ
Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang
mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah
dari pada orang-orang yang bodoh.(QS. Al-
A'raf: 199)
Selain itu, memaafkan kesalahan orang lain
yang telah berbuat salah itu akan diganjar
oleh Allah SWT dengan ampunan atas dosa-
dosa kita kepada Allah.
ل َلُكْم
ُ ن َيْغِفَر ا
ْنأ
َ حّبو
ِ ل ُت
َ حوا أ
ُ صَف
ْ َوْلَيْعُفوا َوْلَي
Dan hendaklah mereka mema'afkan dan
berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin
bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (QS. An-Nuur: 22)
Meskipun seorang yang dizhalimi
dibenarkan untuk membalas, namun
memaafkan jauh lebih baik, dimana Allah
akan memberi ganjaran dan pahala
tersendiri.
عَلسسى
َ جُرُه
ْ ح َف سَأ
َ ص سَل
ْ عَفسسا َوَأ
َ ن
ْ سّيَئٌة مّْثُلَها َفَم
َ سّيَئٍة
َ جَزاء َ َو
َ ظاِلِمي
ن ّ ب ال ّ ح
ِ ل ِإّنُه ل ُيِّ ا
Dan balasan suatu kejahatan adalah
kejahatan yang serupa, maka barang siapa
mema'afkan dan berbuat baik maka
pahalanya atas Allah. Sesungguhnya Dia
24
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
ْ َم:ل
َن َقام َ َقاρ ن رسسسول ال س ّ أτ عسسن َأبسسي ُهَري سَرة
- ن َذْنِب سِه
ْ غِف سَر َل سُه مَسسا َتَق سّدَم ِم س
ُ سابًا
َ حِت
ْ ن إيمانًا َوا
َ ضا
َ َرَم
Dari Abi Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa
Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang
menegakkan Ramadhan dengan iman dan
ihtisab, maka Allah telah mengampuni
dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari dan
Muslim)
Kalau Allah SWT sudah menjanjikan
pengampunan dosa, maka tinggal
memikirkan bagaimana meminta maaf
kepada sesama manusia. Sebab dosa yang
bersifat langsung kepada Allah SWT pasti
diampuni sesuai janji Allah SWT, tapi
25
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
26
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
27
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
28
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
29
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
30
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
31
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
32
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
33
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
34
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
35
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
36
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
37
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
38
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
ع سَة
َ جْر
ُ ح سُدُكْم
َ ع َأ
َ ج سَر
ْ ن َي
ْ عوُه َوَل سْو َأ
ُ ل َتَدَ حورُ َبَرَكة َف ُسّ ال
حِرين ّس َ ى المُتَ عل
َ ن َ صّلو َ لِئكََتُه ُي
َ ل َوَم
َ نا ّ َِماٍء َفإ
Dari Abi Said al-Khudri radhiyallahu
‘anhu,“Sahur itu barakah maka jangan
tinggalkan meski hanya dengan seteguk air.
Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya
bershalawat kepada orang-orang yang sahur.
(HR Ahmad: 3:12)
Disunahkan untuk mengakhirkan makan
sahur hingga mendekati waktu shubuh.
حور
ُسّ خُروا ال
ّ طَر َوَأ
ْ جُلوا الِف
ّعَ خْيٍر َما
َ ل ُأّمِتي ِب
ُ ل َتَزا
َ
Dari Abu Zar Al-Ghifari radhiyallahu 'anhu
dengan riwayat marfu`, ”Umatku masih
dalam kebaikan selama mendahulukan buka
puasa dan mengakhirkan sahur."(HR Ahmad:
1/547)1
2. Berbuka dengan menyegerakannya
Disunnahkan dalam berbuka puasa untuk
men-ta‘jil atau menyegerakan berbuka
sebelum shalat Maghrib. Meski hanya dengan
seteguk air atau sebutir kurma.
ْ سسسوات ِم س
ن َحَ سا
َحَ طَر
ْ جُلوا الِف
ّعَ خْيٍر َما
َ س ِب
ُ ل الّنا
ُ ل َيَزا
َ
َماٍء
Dari Sahl bin Saad bahwa Nabi SAW
bersabda, ”Umatku masih dalam kebaikan
1
Di dalam sanad hadits ini adalah Sulaiman bin Abi
Utsman yang majhul
39
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
ص سّلي
َ ن ُي
ْ ل َأ
َ طَبسسات َقْب س َ عَلسسى ُر ِ ُيْفρ ل
َ ط سُر ِ لاُ سوُ ن َر َ َكا
ن َتَمَرات فماء ْ ن لَم َتُكْ َفِإ،ت فَتَمَرات ٍ طَبا
َ ن ُر
ْ ن َلْم َتُكْ َفِإ
Dari Anas radhiyallahu 'anhu Berkata bahwa
Rasulullah SAW berbuka dengan ruthab
(kurma muda) sebelum shalat. Bila tidak ada
maka dengan kurma. Bila tidak ada maka
dengan minum air. (HR Abu Daud, Hakim dan
Tirmizy)
3. Berdoa ketika berbuka
Disunnahkan membaca do‘a yang ma‘tsur
dari Rasulullah SAW ketika berbuka puasa.
Karena do‘a orang yang puasa dan berbuka
termasuk doa yang tidak tertolak.
ل ُتَرّد
َ عَوٌة
ْ طِرِه َد
ْ عْنَد ِف
ِ صاِئِم
ّ ِلل
Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash berkata
bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Bagi orang
yang berpuasa ketika sedang berbuka ada
doa yang tak akan ditolak.. (HR Tirmidzy)
Sedangkan teks doa yang diajarkan
Rasulullah SAW antara lain
َ عَلْي س
ك َ ت َو
ُ ط سْر
َ ك َأْف
َ عَلسسى ِرْزِق س
َ ت َو
ُ ص سْم
ُ ك َ ي َل س
ّ الّلُه سّم ِإن س
ُ ك آَمْن
ت َ ت َوِبُ َتَوّكْل
40
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
3
Lafaz doa ini didasarkan atas hadits Abu Daud
2358 dan An-Nasa`i 3329 serta Al-Hakim: 1/422)
41
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
لٍم ُث سّم
َ حِت
ْ غْيسسر ا
َ ع
ٍ جَمسسا
ِ ن
ْ جُنب سًا ِم س
ُ ح ْ ُيρ ي
ُ ص سِب ُ ن الّنِب
َ َكا
صوُم
ُ ل َوَيُسِ َيْغَت
Adalah Rasulullah SAW pernah masuk waktu
subuh dalam keadaan junub karena jima‘
bukan karena mimpi, kemudian beliau mandi
dan berpuasa.(HR Muttafaq 'alaihi)
42
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
43
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
44
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
8. Memperbanyak shadaqah
Termasuk di antaranya adalah memberi
keluasan belanja pada keluarga, berbuat
ihsan kepada famili dan kerabat serta
memperbanyak shadaqah. Adalah Rasulullah
SAW orang yang paling bagus dalam
kebajikan. Dan menjadi paling baik saat bulan
Ramadhan ketika Malaikat Jibril ‘asahissalam.
mendatanginya.
45
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
ضسسان
َ ن َرَم
ْ ل َلْيَل سٍة ِم س ِ فسρ ي
ّ ي ُك س ّ جْبِريل َيْلقسسى الّنِب س
ِ ن َ َكا
سُه الُقْرآن ُ َفُيَداِر
Jibril as. mendatangi Rasulullah SAW pada
tiap malam bulan Ramadhan dan
mengajarkannya Al-Qur’an.(HR Bukhari dan
Muslim)
10. Beri‘tikaf
Disunnahkan untuk beri‘tikaf terutama
pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Salah
satunya untuk mendapatkan pahala lailatul
qadar yang menurut Rasulullah SAW ada
pada malam-malam 10 terakhir bulan
Ramadhan.
خسسر
ِ لَوا
َ ل الَعشُْر ا
َخَ ِإَذا َد ي َ َكاτ شُة
ّ ن الّنِب َ عاِئَ تْ َقاَل
شّد اِلْمَئزر
َ ظ َأْهَلُه َو
َ َل َوَأْيقَ حَيا اللّي
ْ َأ
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, ”Bila telah
memasuki 10 malam terakhir bulan
Ramadhan, Nabi SAW menghidupkan malam,
membangunkan keluarganya (isterinya) dan
meninggalkan isterinya (tidak berhubungan
suami isteri).(HR Bukhari dan Muslim)
Juga disunnahkan untuk membaca pada
lailatul qadar doa berikut:
Ya Allah, Sungguh Engkau mencintai maaf
maka maafkanlah aku.
46
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
47
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
48
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
49
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
50
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
51
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
52
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
53
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
54
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
55
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
صسسوَمُه ْ َأρ
ُ ن َي لس
ّ لا
ِ سسسو
ُ ى َر
َ ش سُهوِر ِإل س
ّ ب الّ حس َ ن َأ
َ َكسسا
ضانَ ن َيصُِلُه ِبَرَمَ ل َكاْ شْعَبان َبَ
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha berkata,
"Bulan yang paling disukai Rasulullah SAW
untuk berpuasa adalah bulan sya'ban.
Bahkan beliau menyambungnya dengan
puasa Ramadhan."
56
Fiqh Ramadhan – Menjelang Ramadhan
57
BAB
II
SEPUTAR NIAT
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
6010
0§
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
6199
§
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
6210
0§
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
6399
§
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
6410
0§
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
6599
§
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
6610
0§
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
6799
§
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
6810
0§
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
6999
§
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
7010
0§
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
7199
§
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
membid'ahkannya, sebagian
membolehkannya, sebagian lain bahkan
menganggapnya mustahab, terutama bagi
yang merasa was-was. Bahkan para ulama
dalam satu mazhab pun punya pendapat
yang berbeda-beda dalam masalah ini.
Maka sikap saling menyalahkan, apalagi
sampai harus bermusuhan dengan sesama
muslim untuk urusan seperti ini justru
merupakan sikap yang kurang dewasa. Kita
sebaiknya tidak terjebak kepada
permusuhan, apalagi sampai saling
mengejek, saling melecehkan atau saling
memboikot saudara kita sendiri.
Serahkan urusan ini kepada ulama yang
ahli di bidangnya. Kalau ternyata mereka pun
berbeda pendapat, memang demikian itulah
keterbatasan kita. Sebagai muqallid (orang
yang bertaqlid) kepada para ulama, maka kita
tetap harus bersikap santun, hormat, dan
menghargai berbagai perbedaan pendapat di
kalangan mereka.
Toh nanti di alam kubur, kita tidak akan
pernah ditanyai urusan seperti ini, bukan?
Dan yang pasti, tidak ada satu pun ulama
yang sampai mewajibkannya, apalagi sampai
mengatakan puasa itu tidak sah kalau tidak
melafadzkan niat. Tidak ada seorang pun
yang mengatakan itu.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu
‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
7210
0§
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
7399
§
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
7410
0§
Fiqih Ramadhan – Seputar Niat
7599
§
BAB
III
BATALKAH PUASA SAYA?
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
7810
0§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
7999
§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
8010
0§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
8199
§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
8210
0§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
8399
§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
8410
0§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
8599
§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
8610
0§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
ْ َأρ ل
ْسِبغ ِّ ل َاُ سو َ َقا:ل
ُ ل َر َ َقاτ صْبَرَة َ ن ُ ط ْبِ ن َلِقي
ْعَ َو
ِإل,ق ِ شسسا
َ سِتْن
ْ صاِبِع َوَبسساِلْغ ِفسسي َالَ ل َ ن َا
َ ل َبْي
ْ خّل
َ ضوَء َو ُ َاْلُو
خَزْيَمة
ُ ن ُ حُه ِاْب
َحّصَ لْرَبَعُة َو َ جُه َا
َ خَرْ َأ-صاِئًماَ ن َ ن َتُكوْ َأ
Dari Laqith bin Shabrah radhiyallahu 'anhu
berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Sempurnakanlah wudhu', dan basahi sela
jari-jari, perbanyaklah dalam istinsyak
(memasukkan air ke hidung), kecuali bila
8799
§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
8810
0§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
8999
§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Seandainya makanan itu tidak ditelan,
maka pada dasarnya tidak termasuk kategori
makan. Sebab batasan 'makan' adalah
tenggorokan, bukan mulut.
Buktinya, kalau seseorang berkumur
dengan air untuk berwudhu', selama air tidak
tertelan, maka puasanya tidak batal. Begitu
juga dengan kasus menyikat gigi, tidak
membatalkan gigi.
Maka bila masih ada sisa makanan yang
menempel di sela-sela gigi di siang hari bulan
Ramadhan, tidak membatalkan puasa.
Selama -tentunya- tidak ditelan.
Termasuk ke dalam kategori yang tidak
membatalkan puasa adalah mencicipi
makanan. Indra pengecap kita yaitu lidah bisa
berfungsi dengan baik untuk merasakan
suatu masakan, tanpa harus menelan
makanan itu.
Hal ini tentu menguntungkan para ibu yang
memasak untuk berbuka puasa. Mereka boleh
mencicipi rasa makanan itu, tanpa harus
batal puasanya. Tentu saja syaratnya adalah
makanan itujangan ditelan. Kalau ditelan,
tentu batal puasanya.
Kesimpulannya, yang disebut dengan
memakan adalah adalah menelan, bukan
memasukkan makanan ke dalam mulut.
9010
0§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
9199
§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Meski puasa 6 hari bulan Syawwal
termasuk puasa sunnah, namun beberapa
aturannya tetap sama dengan dengan puasa
Ramadhan yang wajib.
Termasuk masalah lupa melakukan sesuatu
yang membatalkan puasa, hukumnya tetap
berlaku. Misalnya anda makan atau minum
pada saat puasa sunnah, maka sebagaimana
di dalam puasa wajib, puasa anda tidak batal.
Sebab lupa itu adalah karunia yang harus
disyukuri, bahkan rezeki dari Allah.
9210
0§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
ن َلْم
ْ ل َم َ َقاρ ي ّ ن َالّنِب
ِعَ τ َصَة ُأّم َاْلُمْؤِمِنين َ حْف
َ نْع َ
سُة
َ خْمَ صَياَم َلُه َرَواُه َاْلِ جِر َفل
ْ َل َالْف
َ صَياَم َقْب
ّ ت َال
ِ ُيَبّي
Dari Hafshah Ummul Mukminin radhiyallahu
'anhu dari nabi SAW berkata, "Orang yang
tidak berniat puasa sejak malamnya hingga
sebelum fajar, maka tidak sah puasanya."
(HR Khamsah)
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu
'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
9399
§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
9410
0§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
9599
§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
9610
0§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
9799
§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
9810
0§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
9999
§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1001
00§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1019
9§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1021
00§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1039
9§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1041
00§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1059
9§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1061
00§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1079
9§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1081
00§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1099
9§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1. Pendapat Jumhur
Jumhur ulama, dalam hal ini mazhab Al-
Hanafiyah, Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah,
selain Asy-Syafi'iyah sepakat mengatakan
bahwa membatalkan puasa terlebih dahulu
untuk tujuan berjima' di siang hari bulan
Ramadhan tetap terkena kaffarah ghalizhah.
Kaffarah Ghalizhah adalah kaffarah yang
kita kenal, yaitu memerdekakan budak, atau
puasa 2 bulan berturut-turut, atau memberi
makan 60 fakir miskin.
Bagi mereka, pokoknya berjima' di bulan
Ramadhan itu haram dan mendatangkan
kaffarah, baik dilakukan dalam keadaan
berpuasa atau pun tidak. Keduanya sama
saja. Tidak ada perbedaan.
Selain itu, membatalkan puasa tanpa udzur
syar'i juga merupakan dosa yang teramat
besar, sebagaimana hadits di atas.
2. Pendapat Asy-Syafi'iyah
Yang sedikit berbeda dalam hal ini adalah
mazhab Asy-Syafi'iyah. Dalam mazhab ini,
agar seseorang terkena kaffrat ghalizhah,
diperlukan 14 syarat:
1. Sudah sejak malam berniat puasa.
Maka bila sejak malam tidak berniat puasa,
lalu siangnya melakukan jima', tidak ada
kewajiban kaffarah ghalizhah.
1101
00§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1119
9§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1121
00§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1139
9§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1141
00§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1159
9§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1161
00§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1179
9§
Fiqih Ramadhan – Batalkah Puasa Saya?
1181
00§
BAB
IV
HARI HARAM
ATAU MAKRUH PUASA
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
12
1
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
122
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
12
3
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
124
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
12
5
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
126
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
12
7
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
128
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
ْ َيْوَم الِف:ن
طِر َوَيْوَم ِ صَياِم َيْوَمْي
ِ ن
ْعَ ρ ِل ال ُ سو
ُ َنَهى َر
متفق عليه- حى َضْ ل
َا
Rasulullah SAW melarang berpuasa pada dua
hari: hari Fithr dan hari Adha. (HR Muttafaq
'alaihi)
2. Hari Raya Idul Adha
Hal yang sama juga pada tanggal 10
Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat
Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa
dan umat Islam disunnahkan untuk
menyembelih hewan Qurban dan
membagikannya kepada fakir msikin dan
kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa
ikut merasakan kegembiraan dengan
menyantap hewan qurban itu dan merayakan
hari besar.
3. Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13
bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam
masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul
Adha sehingga masih diharamkan untuk
berpuasa.
Namun sebagian pendapat mengatakan
bahwa hukumnya makruh, bukan haram.
Apalagi mengingat masih ada kemungkinan
orang yang tidak mampu membayar dam haji
untuk puasa 3 hari selama dalam ibadah haji.
رواه مسلم- ل َتَعالى
ِ شْرب َوِذْكِر ا
ُ ل َو
ٍ ِإّنَها َأّياُم َأْك
12
9
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
130
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
13
1
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
132
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Puasa adalah salah satu jenis ibadah
mahdhah yang teknik pelaksanaannya telah
ditetapkan secara baku di dalam syariat
Islam. Teknik dan aturan puasa yang berlaku
untuk umat nabi Muhammad SAW berbeda
dengan teknik puasa yang disyariatkan
kepada umat-umat sebelumnya. Meski sama-
sama dinamakan dengan puasa.
Isyarat adanya perintah puasa buat orang
terdahulu, memang kita dapat di dalam ayat
yang amat masyhur berikut ini:
عَلسسى
َ ب
َ ص سَياُم َكَمسسا ُكِت س
ّ عَلْيُك سُم ال
َ بَ ن آَمُنوْا كُِت َ َيا َأّيَها اّلِذي
َ ن ِمن َقْبِلُكْم َلَعّلُكْم َتّتُقو
ن َ اّلِذي
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa. (QS Al-Baqarah: 183)
Namun demikian, di ayat-ayat selanjutnya
Allah SWT menetapkan teknis puasa, yaitu
hingga masuk malam atau terbenamnya
matahari.
ط
ِ خْي
َ ن اْل
َ ض ِم
ُ لْبَيَطا ُ خْيَ ن َلُكُم اْل
َ حّتى َيَتَبّي
َ شَرُبوْا ْ َوُكُلوْا َوا
ِ صَياَم ِإَلى اّللْي
ل ّ جِر ُثّم َأِتّموْا الْ ن اْلَف
َ سَوِد ِم
ْل َا
13
3
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
134
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
13
5
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Ungkapan seperti yang anda sampaikan,
yaitu tidurnya orang berpuasa merupakan
ibadah memang sudah seringkali kita dengar,
baik di pengajian atau pun di berbagai
kesempatan. Dan paling sering kita dengar di
bulan Ramadhan.
Di antara lafadznya yang paling populer
adalah demikian:
عف
َ ضسسا
َ عَمُلسسه ُم
َ س سِبيح َو
ْ ص سْمُتهُ َت
َ عَبسساَدة َو
ِ صسساِئِم
ّ َن سْوُم ال
جاب َوَذْنُبُه َمْغُفور َ سَت
ْ عاُؤُه ُم
َ َوُد
Tidurnya orang puasa merupakan ibadah,
diamnya merupakan tasbih, amalnya dilipat-
gandakan (pahalanya), doanya dikabulkan
dan dosanya diampuni.
Meski di dalam kandungan hadits ini ada
beberapa hal yang sesuai dengan hadits-
hadits yang shahih, seperti masalah dosa
yang diampuni serta pahala yang dilipat-
gandakan, namun khusus lafadz ini, para
ulama sepakat mengatakan status
kepalsuannya.
Adalah Al-Imam Al-Baihaqi yang
menuliskan lafadz itu di dalam kitabnya, Asy-
Syu'ab Al-Iman. Lalu dinukil oleh As-Suyuti di
dalam kitabnya, Al-Jamiush-Shaghir, seraya
136
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
13
7
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
138
Fiqih Ramadhan – Hari Haram atau Makruh Puasa
13
9
BAB
V
LEBARAN
Fiqih Ramadhan – Lebaran
14
2
Fiqih Ramadhan – Lebaran
14
3
Fiqih Ramadhan – Lebaran
14
4
Fiqih Ramadhan – Lebaran
14
5
Fiqih Ramadhan – Lebaran
14
6
Fiqih Ramadhan – Lebaran
14
7
Fiqih Ramadhan – Lebaran
14
8
Fiqih Ramadhan – Lebaran
Assalamu’alaikum wr.wb.
Saya tertarik dengan jawaban Ustadz tentang
penekanan mengikuti lebaran bersama pemerintah.
Pemerintah yang mana menurut kriteria Islam yang
harus diikuti keputusannya khususnya dalam masalah
agama? Karena menurut hemat saya pemerintah kita
kurang dipercaya dalam berbagai masalah saat ini (krisis
kepercayaan). Mohon maaf kalau pandangan saya ini
keliru.
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Pemerintah kita sekarang ini adalah
pemerintah yang sah, dipilih lewat jalur
pemilihan yang sah juga. Maka secara de
facto dan de jure, pemerintah itu adalah
pemerintah yang sah. Kalau ada oknum di
dalam kabinet, atau di dalam suatu
departemen tertentu, yang kurang kita sukai,
baik pribadinya maupun kebijakannya, tentu
tidak menggugurkan sah atau tidak sah suatu
pemerintahan.
Pemerintah yang tidak perlu ditaati,
bahkan wajib hukumnya dilawan, adalah
pemerintah yang memusuhi agama Allah
secara terang-terangan, langsung pada
bagian-bagian yang paling vital. Misalnya,
pemerintah itu secara tegas melarang shalat,
puasa, zakat, haji atau wanita menutup aurat.
dimana sikap itu memang sikap resmi dari
pemerintah.
14
9
Fiqih Ramadhan – Lebaran
15
0
Fiqih Ramadhan – Lebaran
15
1
Fiqih Ramadhan – Lebaran
15
2
Fiqih Ramadhan – Lebaran
15
3
Fiqih Ramadhan – Lebaran
15
4
BAB
VI
PUASA SUNNAH
Fiqih Ramadhan – Puasa Sunnah
ِش سْهر
ّ ن ال
ْ ت ِم س ُ َيسسا َأَبسسا َذّر إَذاρ ل س
َ ص سْم ِّ ل اُ سسسوُ ل َر َ َقا
-شَرَةَعَ س َ خْم َ شَرَة َو
َعَ ث َعَش سَرَة َوَأْرَبَع َ صسْم َثل ُ َثلَثًة َف
ّ ي َوالّتْرِمِذ
ي ّ ساِئ
َ حَمُد َوالّن
ْ َرَواُه َأ
Dari Abu Zar Al-Ghifari radhiyallahu 'anhu
berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Wahai Aba Zarr, bila kamu puasa tiga hari
dalam sebulan, maka puasalah pada tanggal
13, 14 dan 15. (HR An-Nasai, At-Tirmizy dan
Ibnu Hibban)
Fiqih Ramadhan – Puasa Sunnah
ِعَلْيه
َ ُّصّلى ال َ ل ِّ ل ا ُ سو ُ ل َرَ َقا:لَ َقا ن َأِبي َقَتاَدَة ْع َ
ن َفَهسسَذا
َ ضسسا
َ ن إَلى َرَم ُ ضا
َ شْهٍر َوَرَم َ ل ّ ن ُكْ ث ِمٌ َثل:سّلَم َ َو
سِلٌم َوَأُبو َداُود ْ َرَواُه َأ-صَياُم الّدْهِر ُكّلِه
ْ حَمُد َوُم ِ
Dari Qatadah bin Milhan bahwa Rasulullah
SAW memerintahkan kami untuk puasa pada
hari-hari putih (ayyamul biidh), yaitu tanggal
13, 14 dan 15. Puasa di hari-hari itu seperti
puasa selamanya. (HR Ahmad, Muslim dan
Abu Daud)
Meski puasa itu 3 hari, namun pendapat
kami mengatakan bahwa tiga hari itu bukan
merupakan satu kesatuan yang saling
membatalkan bila tidak dilaksanakan salah
satunya. Kita boleh berpuasa untuk tiga hari
itu, atau boleh juga hanya dua hari atau
hanya satu hari saja. Apalagi mengingat
puasa ini hanyalah puasa sunnah, bukan
puasa wajib.
Tidak ada ketetapan yang mengharuskan
untuk melakukannya tiga hari berturut-turut,
dimana bila salah satunya ditinggalkan, maka
semua harus ditinggalkan. Puasa sunnnah
tiga hari ini tidak mensyaratkan mutatabi'ah
(dilakukan dengan berturut-turut),
sebagaimana puasa kaffarat (denda) saat
seseorang melakukan hubungan seksual
siang hari di bulan Ramadhan.
Oleh karena itu, silahkan saja untuk
berpuasa di salah satu hari dari ketiga hari
itu. Dan bila tiba-tiba anda mendapat haidh,
15
7
Fiqih Ramadhan – Puasa Sunnah
15
8
Fiqih Ramadhan – Puasa Sunnah
15
9
Fiqih Ramadhan – Puasa Sunnah
16
0
Fiqih Ramadhan – Puasa Sunnah
16
1
Fiqih Ramadhan – Puasa Sunnah
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Sebenarnya para ulama tidak mengatakan
bahwa pengkhususan puasa sunnah di hari
Jumat sebagai puasa yang haram. Para ulama
lebih tepatnya mengatakan makruh, bukan
haram.
Yang dimakruhkan dalam puasa di hari
Jumat adalah pengkhususan hari itu untuk
puasa sunnah. Dan itupun bila tanpa
dibarengi atau diiringi dengan rangkaian
puasa lainnya.
Tapi kalau ada barengannya, misalnya hari
Kamis atau hari Sabtu, juga dilakukan puasa
sunnah, maka tidak dikatakan bahwa hari
Jumat itu 'sendirian'. Karena ada
barengannya.
Dan menurut hemat kami, ketika
seseorang menjalani puasa sunnah
sebagaimana puasa Nabi Daud 'alaihissalam,
maka ketika puasa itu jatuh di hari Jumat,
juga tidak bisa dikatakan puasa sunnah di
hari Jumat sendirian.
Dan demikian juga ketika seseorang
bernadzar untuk puasa satu hari keesokan
harinya apabila pada hari itu mendapatkan
apa yang dicita-citakan. Misalnya seseorang
bernadzar begini, "Kalau suatu hari saya
diterima jadi pegawai, maka keesokan
harinya saya akan puasa sunnah satu hari."
16
2
Fiqih Ramadhan – Puasa Sunnah
16
3
Fiqih Ramadhan – Puasa Sunnah
16
4
Fiqih Ramadhan – Puasa Sunnah
16
5
Fiqih Ramadhan – Puasa Sunnah
16
6
Fiqih Ramadhan – Puasa Sunnah
16
7
Fiqih Ramadhan – Puasa Sunnah
16
8
BAB
VII
MENGGANTI PUASA
Fiqih Ramadhan – Mengganti Puasa
ّجل َ عّز َو َ لُّ ل َلّما َأْلَقى ا َ َقاτ ص ِ ن اْلَعا َ عْمَرو ْب َ نّ َأ
ط َيَدُه َس َ ِلُيَباِيَعِني َفَبρ ي ّ ت الّنِبُ ل َأَتْي
َ سلَم َقا ْل ِ ِفي َقْلِبي ا
حّتى َتْغِفَر ِلي َما َتقَسسسّدَم َ ل ِّ ل ا َ سو ُ ك َيا َرَ ت ل ُأَباِيُع ُ ي َفُقْل
ّ ِإَل
عْمُرو َأَما َ َياρ ل س ِّ ل ا ُ سسسو ُ ل ِلي َر َ ل َفَقاَ ن َذْنِبي َقاْ ِم
17
1
Fiqih Ramadhan – Mengganti Puasa
عْم سُرو
َ ب َيسسا
ِ ن ال سّذُنو ْ ب َما َقْبَلَها ِم
ّ جُ جَرَة َت
ْ ن اْلِه
ّ ت َأَ عِلْم
َ
ِ ن الّذُنو
ب ْ ن َقْبَلُه ِمَ ب َما َكا ّ ُسلَم َيج ْل ِنا ّ ت َأ
َ عِلْم
َ َأَما
Dari Amr bin Al-Ash radhiyallahu 'anhu
berkata, "Ketika Allah azza wa jalla
memasukkan Islam ke dalam hatiku, aku
mendatangi Rasulullah SAW untuk
memba'iatku. Beliau SAW menjulurkan
tangannya kepadaku. Namun aku berkata,
"Aku tidak akan berbai'at dengan Anda, ya
Rasulallah hingga Anda mintakan aku
ampunan atas dosaku." Rasulullah SAW
menjawab, "Ya Amr, tidakkah kamu tahu
bahwa hijrah itu menghapus dosa-dosa
sebelumnya? Ya Amr, tidakkah kamu tahu
bahwa masuk Islam itu menghapus
dosa-dosa sebelumnya?" (HR Ahmad)
Berbeda dengan orang yang sudah muslim
sejak aqil baligh, maka hitungan amal baik
dan buruk sudah dimulai sejak pertama kali
baligh. Maka boleh jadi setelah sekian tahun
semenjak baligh itu, justru catatan amal
buruknya yang lebih dominan. Sedangkan
orang yang baru saja masuk Islam, di antara
keuntungannya adalah catatan amal
buruknya diputihkan, sehingga saat itu juga
dia tidak punya beban apapun kepada Allah.
Namun semua itu dengan pengecualian
dosa kepada manusia. Dosa kepada manusia,
seperti pernah membunuh, menzalimi,
memukul, merugikan, mempermalukan dan
17
2
Fiqih Ramadhan – Mengganti Puasa
17
3
Fiqih Ramadhan – Mengganti Puasa
17
4
Fiqih Ramadhan – Mengganti Puasa
Batas Pelanggaran
Namun batalnya puasa itu hanya terjadi
manakala memang benar-benar terjadi
persetubuhan. Sedangkan sekedar bercumbu
sampai mencium, meski sampai terangsang
namun tidak terjadi jima', tidak membatalkan
puasa, juga tidak mewajibkan kaffarat.
Bila yang terjadi hanya sekedar
percumbuan, tidak sampai jima', maka
hukumnya hanya makruh saja. Tetapi tidak
ada kewajiban membayar tebusan (kaffarah),
bahkan tidak membatalkan puasa. Kecuali
bila percumbuan itu sampai mengeluarkan
mani, maka puasanya batal, tapi tidak ada
kewajiban membayar kaffarat. Cukup
mengganti puasanya yang batal itu saja.
Tentang kemakruhan untuk mencumbu
isteri saat puasa, karena dikhawatirkan akan
kelewatan yang beresiko lebih buruk.
Sedangkan bila seseorang mampu menjaga
diri dan menahan gejolak syahwatnya, tidak
mengapa. Seperti halnya yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW:
17
5
Fiqih Ramadhan – Mengganti Puasa
Mengganti Puasa
Assalamu 'Alaikum wr. wb.
Jawaban
Assalamu `alaikum Wr. Wb.
Hutang puasa karena hamil itu bisa diganti
dengan cara qadha', bayar fidyah atau
keduanya. Pilihannya memang berbeda
antara satu ulama dengan ulama lain. Ada
yang mengatakan cukup diganti dengan
puasa saja. Juga ada yang mengatakan cukup
diganti dengan membayar fidyah. Bahkan ada
juga yang mengatakan harus diganti dengan
qadha' puasa dan bayar fidyah sekaligus.
Mereka yang mengatakan bahwa
penggantiannya cukup dengan puasa qadha',
berangkat dari kesimpulan bahwa seorang
wanita hamil itu sama kasusnya dengan
17
6
Fiqih Ramadhan – Mengganti Puasa
17
7
Fiqih Ramadhan – Mengganti Puasa
17
8
Fiqih Ramadhan – Mengganti Puasa
17
9
Fiqih Ramadhan – Mengganti Puasa
18
0
Fiqih Ramadhan – Mengganti Puasa
18
1
Fiqih Ramadhan – Mengganti Puasa
18
2
Fiqih Ramadhan – Mengganti Puasa
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Prinsipnya, setiap hutang itu wajib
dibayarkan. Bahkan meski seseorang telah
wafat dan masih punya tanggungan hutang
puasa, maka para ahli warisnya berkewajiban
untuk membayarkannya.
Apalagi bila masih hidup, meski sudah
terlewat beberapa Ramadhan, tetap saja
hutang puasa itu wajib dibayarkan. Bila masih
ada sisa waktu tahun ini hingga masuk
Ramadhan, maka segera saja bayarkan puasa
itu, sebelum masuk bulan Ramadhan.
Tetapi seandainya tidak cukup waktunya,
kerjakan saja yang bisa dikerjakan.
Sedangkan yang masih tersisa, bisa
dikerjakan nanti setelah selesai Ramadhan.
Yang penting, semua hutang bisa segera
terbayar, sebelum maut menjemput. Sebab
puasa bagian rukun Islam, wajib hukumnya
untuk dilaksanakan pada waktunya.
Sedangkan bila terlewat dari waktunya,
kewajiban untuk berpuasa tidak serta merta
gugur. Sebagai hutang, puasa itu tetap wajib
dilunasi.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu
'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
18
3
BAB
VIII
PUASA DALAM BERBAGAI
KONDISI
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
185
18
5
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
18
186
6
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
187
18
7
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
18
188
8
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
189
18
9
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
19
190
0
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
191
19
1
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
19
192
2
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
193
19
3
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
2. Kemungkinan Kedua
Ada wilayah yang pada bulan teretntu tidak
mengalami hilangnya mega merah (syafaqul
ahmar) sampai datangnya waktu shubuh.
Sehingga tidak bisa dibedakan antara mega
merah saat maghrib dengan mega merah
saat shubuh.
Dalam kondisi ini, maka yang dilakukan
adalah menyesuaikan waktu shalat `isya`nya
saja dengan waktu di wilayah lain yang
terdekat yang masih mengalami hilannya
mega merah maghrib. Begitu juga waktu
untuk imsak puasa (mulai start puasa),
disesuaikan dengan wilayah yang terdekat
yang masih mengalami hilangnya mega
merah maghrib dan masih bisa membedakan
antara dua mega itu.
3. Kemungkinan Ketiga
Ada wilayah yang masih mengalami
pergantian malam dan siang dalam satu hari,
meski panjangnya siang sangat singkat sekali
atau sebaliknya.
Dalam kondisi ini, maka waktu puasa dan
juga shalat tetap sesuai dengan aturan baku
dalam syariat Islam. Puasa tetap dimulai
sejak masuk waktu shubuh meski baru jam
02.00 dinihari. Dan waktu berbuka tetap pada
saat matahari tenggelam meski waktu sudah
menunjukkan pukul 22.00 malam.
19
194
4
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
195
19
5
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
19
196
6
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
197
19
7
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
19
198
8
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
199
19
9
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
20
200
0
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
201
20
1
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
20
202
2
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
203
20
3
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
20
204
4
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
205
20
5
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
20
206
6
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
207
20
7
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
20
208
8
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
209
20
9
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
21
210
0
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
211
21
1
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
21
212
2
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
213
21
3
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
21
214
4
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
Jawaban
Assalamu'alaikum warahmatulllahi
wabarakatuh,
Haramnya wanita yang sedang haidh
berpuasa telah menjadi ijma' para ulama
sejak 14 abad yang lalu. Padahal ijma' itu
sedikit sekali jumlahnya. Sehingga kalau para
ulama sampai pada titik ijma', berarti nilai
kebenarannya sudah nyaris mutlak.
Ijma' ulama sampai kepada hukum dosa
bagi wanita yang secara sengaja melakukan
puasa dengan niat ibadah pada hari-hari
haidhnya. Artinya, berpuasa saat haidh bagi
wanita bukan hanya terlarang, bahkan
sampai melahirkan dosa.
Sehingga penafsiran seperti yang anda
sebutkan itu dengan sendirinya telah batal.
Sebab yang dimaksud dengan "qadhais
shaum" di dalam hadits itu bukanlah
mengerjakan puasa saat haid, melainkan
mengqadha' (membayar hutang) puasa di
hari lain, sementara di hari itu haram untuk
dilakukan.
Dan keharaman puasa wanita yang haidh
itu bukan hanya dilandaskan pada ijma'
semata, melainkan juga berlandasan kepada
hadits Rasulllah SAW, selain dari hadits yang
anda sampaikan itu.
Bahkan hadits ini lebih tegas
mengharamkan wanita yang haidh untuk
shalat dan juga puasa. Tidak bisa dimain-
215
21
5
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
21
216
6
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
217
21
7
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Batas mulai puasa bukan masuknya waktu
imsak, tetapi yang benar masuknya waktu
shubuh. Sebagaimana firman Allah SWT di
dalam Al-Quran:
Dan makan minumlah hingga terang bagimu
benang putih dari benang hitam yaitu fajar.
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai
malam, janganlah kamu campuri mereka itu,
sedang kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah
larangan Allah, maka janganlah kamu
mendekatinya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada
manusia, supaya mereka bertakwa. (QS Al-
Baqarah: 187)
Yang disebut dengan fajar di dalam ayat ini
bukan terbitnya matahari. Fajar adalah al-
fajrus-shadiq, yaitu cahaya putih agak terang
yang menyebar di ufuk Timur yang muncul
beberapa saat sebelum matahari terbit.
Ada dua macam fajar, yaitu fajar kazib dan
fajar shadiq. Fajar kazib adalah fajar yang
`bohong` sesuai dengan namanya.
Maksudnya, pada saat dini hari menjelang
pagi, ada cahaya agak terang yang
memanjang dan mengarah ke atas di tengah
di langit. Bentuknya seperti ekor Sirhan
21
218
8
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
219
21
9
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
22
220
0
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
221
22
1
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
22
222
2
Fiqih Ramadhan – Puasa Dalam Berbagai Kondisi
223
22
3
BAB
IX
TARAWIH & I’TIKAF
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
225
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
226
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
227
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
228
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
229
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
230
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
231
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
232
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
233
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Tidak ada satu pun hadits yang shahih dan
sharih (eksplisit) yang menyebutkan jumlah
rakaat shalat tarawih yang dilakukan oleh
Rasululullah SAW.
Kalau pun ada yang mengatakan 11 rakaat,
13 rakaat, 20 atau 23 rakaat, semua tidak
didasarkan pada hadits yang tegas. Semua
angka-angka itu hanyalah tafsir semata.
Tidak ada hadits yang secara tegas
menyebutkan angka rakaatnya secara pasti.
Hadits Rakaat Tarawih 11 atau 20:
Hadits Palsu
Al-Ustadz Ali Mustafa Ya'qub, MA,
muhaddits besar Indonesia di bidang ilmu
hadits, menerangkan bahwa tidak ada satu
pun hadits yang derajatnya mencapai shahih
tentang jumlah rakaat shalat tarawih yang
dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Kalau pun ada yang shahih derajatnya,
namun dari segi istidlalnya tidak
menyebutkan jumlah rakaat shalat tarawih.
Di antarahadits palsu tentang jumlah rakaat
tarawih Rasulullah SAW adalah hadits berikut
ini:
Dari Ibn Abbas, ia berkata, “Nabi SAW
melakukan shalat pada bulan Ramadhan dua
puluh rakaat dan witir”. (Hadits Palsu)
234
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
235
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
236
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
237
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
238
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
6
Silahkan periksa kitab Al-Ikhtiyaaraat halaman 64
239
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
240
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Ada sebagian kalangan yang mengambil
kesimpulan bahwa shalat witir
mengharamkan adanya shalat sunnah malam
lain sesudahnya. Hal ini terjadi lantaran ada
riwayat yang memerintahkan kita untuk
menjadikan shalat witir sebagai penutup
shalat malam.
Riwayat itu memang benar. Kita dianjurkan
untuk shalat malam dan kita mengakhirinya
dengan shalat witir. Namun apakah anjuran
itu juga berfungsi untuk mengharamkan
semua shalat sunnah setelahnya?
Para ulama mengatakan tidak. Shalat witir
memang dianjurkan dilakukan di bagian akhir
dari shalat malam, akan tetapi bukan berarti
bila setelah melakukan shalat witir maka
semua shalat sunnah setelahnya menjadi
haram dikerjakan.
Karena diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW
pernah shalat sunnah dua rakaat setelah
beliau melakukan shalat witir. Hadits sebagai
berikut:
241
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
242
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
243
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
244
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
Lafadz Qunut
Adapun lafadz doa qunut, kita telah
diajarkan oleh Rasulullah SAW ketika beliau
mengajarkannya kepada cucunda beliau
Hasan bin Ali.
ٍَكِلَمسسات ل ال س ُ سسسو ُ ي َر ِ عّلَمن س
َ ل َ ي َقاّ عِلَ ن ِ ن ْب
ِس َح
َ ن ال
ِع َ
عسساِفِني َ ت َوَ ن َه سَدْي ْ ي ِفْيَم سِ الّلُه سّم اْه سِدن: ي ال سِوْتر ِنف ّ َأُقولُه
ي ِفْيَمسساِ ك لسسْ ت َوَبسساِر َ ن َتسسَوّلْي
ْ ي ِفْيَمسسِ ت َوَتسسوَّلن َ عسساَفْي
َ نْ ِفْيَمسس
ضسسى َ ل ُيْق َ ضسسي َو ِ ك َتْق َ ت ِإّن سَ ض سْيَ ش سّر َمسسا َق َ ي ِ ت َوِقن
َ طْي
َع ْ َأ
َ ت َرّبَنا َوَتَعاَلْي
ت َ ت َتَباَرْك َ ل َمنْ َواَلْي ّ ل َيِذ
َ ك ِإّنُه
َ عَلْي
َ
Ya Allah berilah aku hidayah, termasuk pada
orang yang Engkau beri hidayah, dan berilah
aku keselamatan, dan orang yang Engkau
anugrahi keselamatan dan perbaikilah
urusanku, termasuk dalam orang yang
Engkau perbaiki urusannya, dan berkahilah
aku pada apa yang Engkau anugerahkan
kepadaku, dan hindarkan aku dari kejahatan
apa yang Engkau putuskan, sungguh
Engkaulah yang memutuskan dan bukan
diputuskan, dan sungguh tidak akan hina
orang yang Engkau tolong serta tidak akan
mulia orang yang memusuhi-Mu, Maha
Berkah Engkau dan Maha Tinggi, tiada
tempat berlindung dari-Mu kecuali kepada
diri-Mu. (Riwayat Abu Dawud, Nasai dan yang
lainnya dengan sanad yang shahih. lihat
“Sifat Shalat Nabi” hal: 95-96 cet. ke-7
245
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
246
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
سسسَعى َوَنحفسسد
ْ ك َن
َ جُد َوِإَلْيُس ْ صّلي َوَن
ّ ك ُن َ كََنْعُبُد َوَل
َ الّلُهّم ِإّيا
ك ِلَمن
َ عَذاَب
َ ن
ّ ك الجد ِإ َ عَذاَبَ ف ُ خا
َ ك َرّبَنا َوَن
َ حَمَت
ْ جو َر ُ َوَنْر
حق َ ت ُملَ عاَدْي َ
Ya Allah! Hanya kepada-Mu kami menyembah
dan hanya untuk-Mu kami shalat dan sujud.
Hanya kepada-Mu kami menuju dan
menyegerakan langkah kami Kami
mengharap rahmat-Mu wahai Tuhan kami
dan kami takut adzab-Mu yang sangat.
Sesungguhnya adzab-Mu akan mengenai
orang yang memusuhi-Mu.”
Kemudian bertakbir dan menuju sujud.
(Riwayat Ibnu Khuzaimah dalam kitab
“Shahihnya” (2/155-156/1100)).
Wallahu a'lam bishshawab, Assalamu
'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
247
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabaraktuh,
1. I'tikaf
Kata i'tikaf berasal dari 'akafa alaihi',
artinya senantiasa atau berkemauan kuat
untuk menetapi sesuatu atau setia kepada
sesuatu. Secara harfiah kata i'tikaf berarti
tinggal di suatu tempat, sedangkan syar'iyah
kata i'tikaf berarti tinggal di masjid untuk
beberapa hari, teristimewa sepuluh hari
terakhir bulan Ramadhan.
Selama hari-hari itu, seorang yang
melakukan i'tikaf (mu'takif) mengasingkan
diri dari segala urusan duniawi dan
menggantinya dengan kesibukan ibadat dan
zikir kepada Allah dengan sepenuh hati.
Dengan i'tikaf seperti yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW, kita berserah diri kepada
Allah dengan menyerahkan segala urusannya
kepada-Nya, dan bersimpuh di hadapan pintu
anugerah dan rahmat-Nya.
Yang dilakukan pada saat i'tikaf pada
hakikatnya adalah taqarrub (pendekatan diri)
kepada Allah. Makna taqarrub adalah
mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan
beragam rangkaian ibadah. Di antaranya:
A. Shalat
248
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
249
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
250
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
251
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
252
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
253
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
254
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
255
Fiqih Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
256
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
257
PENUTUP
Alhamdulillah akhirnya buku ini selesai juga
kami susun, yaitu saat dalam perjalanan
pulang dari ceramah, masih di atas
kendaraan.
Tidak ada kata yang dapat dilukiskan untuk
menggambar kegembiraan hati ini ketika
melihat bahwa buku ini ternyata memang
bermanfaat, karena dibaca oleh mereka yang
membutuhkannya.
Namun kami sadar bahwa buku ini tidak
lebih dari sekedar coretan kecil yang sudah
berlalu sebelumnya para ulama dalam
menuliskannya. Dibandingkan dengan karya-
karya para ulama besar, buku ini menjadi
tidak ada apa-apanya.
Apa yang kami tuliskan ini tentu banyak
mengandung kesalahan dan kekurangan
disana-sini. Mohon maaf yang sebesar-
besarnya atas semua kesalahan dan
kekurangan itu.
Semoga Allah SWT memberikan
kemudahan dan keberkahan dalam langkah
kita semua. Amien ya Rabbal ‘alamin
258
Fiqh Ramadhan – Tarawih & I’tikaf
VVV
259