Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN KOGNITIF : DEMENSIA


DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) BUDI MULIA 1 CIPAYUNG
JAKARTA TIMUR

DISUSUN OLEH KELOMPOK :

1. Ayu Yokiko Ahiyate 011841009


2. Mutmainah 011841033
3. M. Arif Sumarna 011841027
4. Rediana Tambunan 011841044
5. Rinah Parianti 011841084
6. Tuti Alawiah
7. Yunita Ulina 011841065

FAKULTAS KESEHATAN DAN MANAJEMEN


PROGRAM PROFESI NERS
UNIVERSITAS BINAWAN

Jalan kalibata Raya No. 25-30 Jakarta Timur 13630


www.binawan-ihs.ac.id

2019
A. LATAR BELAKANG

Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia.
Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang dapat terjadi pada setiap orang.
Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan
penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.
Aspek yang juga mengalami penurunan secara degenerative adalah fungsi kognitif
(kecerdasan/pikiran). Salah satu contoh gangguan degeratif kognitif pada lansia adalah
demensia.
Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan
ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari
(Brocklehurst and Allen, 1987 dalam Boedhi-Darmojo, 2009). Pada lansia dengan
demensia penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan,
dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan
perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian, sehingga terkadang terjadi
gangguan terhadap bio-psiko-sosial-spritual pada lansia. Menurut data dari kementrian kesehatan
RI pada bulletin lansia tahun 2013 data lansia di Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada
tahun 2011 dengan usia harapan hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada saat ini di antaranya
adalah setengah jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia, Pertumbuhan lansia pada
negara sedang berkembang lebih tinggi dari negara yang sudah berkembang. Masalah terbesar
lansia adalah penyakit degenerative. Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia
penderita penyakit degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah).
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas
diguanakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam
kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku yang maladaptif.
Salah satu wisma yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budhi Mulya I
Cipayung Jakarta timur adalah Wisma Catelia,Wisma Edelweiis, dan wisma Dahlia
dengan kondisi lansia yang sehat fisik dan mental, yang mana wisma Catelia merupakan
wisma untuk lansia laki-laki dan Perempuan,( wisma untuk penderita TB) wisma
Edelweiss merupakan tempat untuk lansia laki-laki, dan wisma Dahlia Merupakan tempat
untuk lansia perempuan. Sebagian besar lansia di wisma catelia, Edelweiis dan dahlia
aktivitasnya dilakukan secara mandiri. Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu lansia
dihabiskan dengan
melakukan kegiatan yang tesedia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 1
Cipayung dan ada sebagian yang hanya didalam kamar saja. Di wisma catelia, wisma
edelweiis dan wisma dahlia sarana hiburannya terbatas tetapi setiap hari selalu ada
kegiatan yang diadakan Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung
sehingga lansia bisa melakukan kegiatan yang ingin dilakukan lansia. Berdasarkan hasil
survey di lapangan dengan melakukan skrining pada lansia di Tiga wisma dengan
menggunakan MMSE ditemukan sebanyak 60,4% mengalami gangguan kognitif.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan hasil survey di atas, maka mahasiswa/i Profesi Ners Binawan akan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan materi senam GLO ( Gerak Latih
Otak) pada lansia dengan gangguan kognitif.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukannya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) senam otak diharapakan dapat
mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui manfaat senam otak
b. Mampu melakukan senam otak
c. Senam Otak dapat dimasukan dalam jadwal kegiatan panti.

D. MANFAAT KEGIATAN
1. Memperlambat kepikunan.
2. Menghilangkan stres.
3. Meningkatkan konsentrasi.
4. Membuat emosi lebih tenang.

E. SASARAN STRATEGIS
1. Lansia yang ada di wisma Catelia,Wisma Edelweiis, dan Wisma Dahlia.
2. Petugas yang berdinas di PSTW Budi Mulia 1
3. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
4. Lansia yang kooperative
5. Lansia Yang bisa Melakukan aktifitas tanpa ada bantuan perawat atau orang lain.
F. PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah dilakukan dengan cara melakukan skrining pada lansia yang termasuk
dalam sasaran strategis. Kemudian di lakukan pendampingan selama kegiatan TAK
berlangsung oleh petugas panti

G. PERENCANAA
1. Hari/ Tanggal : Kamis, 18 April 2019
2. Waktu : pukul 10.00 s.d 10.20 WIB
3. Tempat : Aula PSTW Budhi Mulya I
4. Topic : Senam Otak
5. Peserta : Lansia wisma catelia,wisma
edelweiis, wisma dahlia.
6. Metode : Demonstrasi / role play
7. Media : sound system, leaflet

8. Setting Tempat :

Keterangan :

: Leader

: Co leader

: Fasilitator
: Lansia
: Observer

H. PENGORGANISASIAN
1. Pengarah : Ns. Nana S, M.Kep.,Sp.Kep.Kom
2. Ketua Pelaksana : Munawarah, S.Kep
3. Sekertaris : Anisa amtsalina, S.Kep

4. TIM Terapis :
a. Instruktur Senam Otak :Rinah Parianti, S.Kep
b. Leader : Ayu Yokiko Ahiyate, S.kep
c. Co-Leader :Tuti Alawiah , S.kep
d. Fasilitator : Mutmainah, S.kep
- Yunita U, S.Kep
- Rediana, S.kep

e. Observer : M.Arif Sumarna. S.kep


I. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari : Kamis, 18 April 2019
Waktu : 20 menit

No Strategi Pelaksanaan Uraian Kegiatan PJ


1 Fase Orientasi Pada saat ini terapis melakukan : Leader
a. Memberi salam terapeutik : salam mulai
dari terapis, perkenalan nama dan
panggilan terapis.
b. Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan
lansia saat ini dan terapis menanyakan
tentang sejak kapan lansia mulai tinggal di
Wisma Pisang dan Mangga merasakan
penurunan daya ingat dan fungsi
pendengaran.
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main tersebut
- Jika ada lansia yang akan meninggalkan
kelompok harus minta ijin kepada terapis
- Lama kegiatan 15 menit
- Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
- Jika peserta merasa kurang jelas dengan
penjelaskan leader, dapat menanyakan
kepada leader dengan menunjuk tangan
terlebih dahulu.
- Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum
kegiatan berlangsung.
2. Fase Kerja Penyaji
a. Demontrasi 1. Mendemonstrasikan senam otak kepada Fasilitator
Co-Leader
senam GLO lansia dan petugas panti
2. Memberikan kesempatan lansia dan
petugas untuk mencoba kembali sendiri
3. Mengulang kembali senam GLO secara
bersama lansia dan petugas panti
4. Melakukan senam GLO bersama-sama
dengan mahasiswa/I dengan menggunakan
musik
3. Fase Terminasi 1. Evaluasi Fasilitator
1) Mahasiswa menanyakan perasaan lansia Co-Leader
Leader
setelah mengikuti kegiatan
Observer
2) Memberikan pujian atas keberhasilan
lansia.
a. Rencana Tindak lanjut
 Terapis meminta lansia dan petugas
untuk mengulang hal yang telah
dipelajari secara mandiri
 Memasukan dalam jadwal kegiatan
harian panti
b. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan
mengingatkan kepada lansia untuk
melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di
PSTW Budi Mulia 2
2. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi
adalah kemampuan lansia sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK senam GLO,
kemampuan lansia yang diharapkan
adalah mengikuti kegiatan, respons yang
diharapkan adalah lansia dan petugas
mampu melakukan kegiatan senam
secara mandiri dan bila dilakukan secara
rutin diharapkan fungi kognitif dapat
meningkat.

J. RENCANA ANGGARAN
Snack dan minum : Rp. 7.000 x 30 orang = Rp. 210.000
MATERI SENAM OTAK

A. DEFINISI
Senam merupakan salah satu tindakan yang jarang sekali dilakukan para lansia,banyak
lansia yang mengeluh badannya capek dan pegal itu semua dikarenakan kurangnya
pergerakan otot-otot. Kebanyakan lansia tidak mau melakukan senam karena capek,males
dan lain-lain, maka dari itu kita sebagai perawat harus bisa mengajak para lansia untuk
melakukan senam, salah satunya yaitu senam otak.
Senam otak adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan itu
dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas); meringankan atau
merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak (dimensi pemfokusan); merangsang
sistem yang terkait dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah (limbis) serta otak
besar (dimensi pemusatan).

B. MANFAAT
1. Memperlambat kepikunan,
2. Menghilangkan stres,
3. Meningkatkan konsentrasi,
4. Membuat emosi lebih tenang.
Dengan diadakan senam otak kita bisa mengetahui gerakan tubuh sederhana yang
digunakan untuk merangsang otak kiri dan kanan, merangsang system yang terkait dengan
emosional serta relaksasi otak bagian belakang ataupun depan, itu bermanfaat bagi otak
kita. Jadi senam otak sangat berfungsi bagi para lansia maupun yang belum lansia. senam
otak tidak menyembuhkan suatu penyakit tetapi dengan rutin melakukan senam otak, sel-
sel tubuh akan bekerja optimal, sehingga dapat mencegah datangnya penyakit.

C. GERAKAN DASAR
1. Gerakan silang
Cara : kaki dan tangan digerakan secara berlawanan,bisa kedepan,samping atau
belakang.agar lebih ceria anda bisa menyelaraskan dengan irama musik.
Manfaat : merangsang bagian otak yang menerima informasi dan bagian yang
mengungkapkan informasi,sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru
dan meningkatkan daya inga.

2. Gerakan olengan pinggul


Cara : duduk dilantai posisi tangan dibelakang ,menumpi kelantai serta siku
ditekuk,angkat kaki sedikit lalu olengkan pinggul kekiri dan kekanan dengan rileks.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kemampuan belajar,meihar dari kiri ke
kanan,kemampuan untuk memperhatikan dan memahami.

3. Gerakan pengisi energi


Cara : duduk nyaman dikursi,kedua lengan bawah dan dahi diletakan diatas
meja,tangan ditempatkan diatas bahudengan jari-jari menghadap sedikit
kedalam.ketika menarik napas rasakan napas mengalir kegaris tengah seperti pancuran
energi.mengangkat dahi kemudian tengkuk dan terakhir punggung
atas.diagfragma dan dada tetap terbuka dan bahu tetap rileks.
Manfaat : mengembalikan fitalitas otak setelah serangkaian aktifitas yang
melelahkan,mengusir stres, meningkatka konsentrasi dan perhatian
serta meningkatkan kemampuan memahami dan berfikir rasional.

4. Gerakan menguap berenergi


Cara : bukalah mulut seperti hendak menguap lalu pijatlah otot-otot dipersendian
rahang.lalu melemaskan otot-otot tersebut.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen agar otak berfungsi secara
efisien dan rileks,meningkatkan perhatian dan daya pengkihatan,memperbaiki
komunikasi lisan dan ekspresif serta meningkatakan kemampuan untuk memilih
informasi.

5. Gerakan gravitasi
Cara : duduk dikursi dan silangkan kaki,tundukkan baan dengan lengan epan
bawah,buang napas ketika turun dan ambil napas ketika naik.lakuka dengan posisi
kak berganti-gantian.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk ras keseimbangan dan koordinasi,meningkatkan
kemampuan mengorganisasi dan meningkatkan energy

6. Gerakan tombol imbang


Cara : sentuhkan 2 jari kebelakang telinga,pada lekukan dibelakang telinga sementara
tangan satunya menyentuh pusar sekama kuramg lebih 30 detik,lakuakn secara
bergantian. Selama melakuka gerakan itu dagu rileks dan kepala dalam posisi
normal menghadap kedepan
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kesiapsiagaan dan memusatkan perhatian
,mengambil keputusan,berkonsentrasi dan pemikiran asosiatif.
Untuk mengefektifkan manfaat senam otak, dapat dilakukan pada pagi hari dalam kurun waktu
5 sampai 15 menit agar otak siap dan seimbang untuk memulai aktivitas. Serangkaian latihan
sederhana yang disebut senam otak dapat membantu fungsi otak kita menjadi lebih baik dan
tajam, cerdas dan jauh lebih percaya diri.
DAFTAR PUSTAKA

(Buku : Brain Gym,Paul E. Dennison PhD,Gail E. Dennison, Penerbit PT. Grasindo )

Constatinides. (2006). Teori proses menua, dalam R. Boedi-Darmojo (Penyuting),


Geriatri,Balaipenerbit FKUI : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai