Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada
konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi (Santrok
Yussen. 1992). Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses
terbentuknya individu dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan
berlangsung sampai akhir hayat yang bersifaf timbulnya adanya perubahan dalam
diri individu.
Adapun Kata “remaja”, berasal dari bahasa Latin yaitu adolescene yang
berarti tumbuh (to grow) atau tumbuh menjadi dewasa (to grow maturity)
(Golinko, 1984 dalam Jahja, 2011: 219). Banyak tokoh yang memberikan definisi
tentang remaja, seperti DeBurn (dalam Jahja, 2011: 219) mendefinisikan remaja
sebagai periode antara masa kanak-kanan dan dewasa. Papalia dan Olds, 2001
(dalam Jahja, 2011: 220), tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara
eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Menurut Papalia dan Olds, 2001 (dalam Jahja, 2011: 220), masa remaja adalah
masa transisi perkembangan anatar masa kanak-kanak dan dewasa yang ppa
umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 dna berakhir pada usia akhir belasan tahun
atau awal dua puluhan tahun. Menurut Adams dan Gullota (dalam Jahja, 2011:
220), masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Adapun Hurlock,
1990 (dalam Jahja, 2011) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13
hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18
tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa
remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati
masa dewasa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan Definisi Perkembangan Emosi pada Remaja
2. Jelaskan Karakteristik Emosi Remaja Laki-Laki dan Perempuan
3. Jelaskan Tahapan Perkembangan Emosi pada Remaja
4. Jelaskan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja
5. Jelaskan Dampak Psikologis Perkembangan Emosi pada Remaja
1.3 Tujuan
1. Dapat Mengetahui Definisi Perkembangan Emosi pada Remaja.
2. Dapat mengetahui Karakteristik Emosi Remaja Laki-Laki dan Perempuan.
3. Dapat mengetahui Tahapan Perkembangan Emosi pada Remaja.
4. Dapat mengeahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
Remaja.
5. Dapat mengetahui Dampak Psikologis Perkembangan Emosi pada Remaja
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perkembangan Emosi pada Remaja


Emosi (emotion) adalah perasaan atau afek yang muncul ketika seseorang
berada dalam status atau interaksi yang penting baginya. Khususnya bagi
kesejahteraannya (Campos,dkk., 2004). Emosi ditandai oleh perilaku yang
mengekspresikan kondisi senang atau tidak senang seseorang atau transaksi yang
sedang dialami (McBurnett,dkk., 2005). Emosi juga bersifat lebih spesifik dan
terwujud dalam bentuk gembira, takut, marah, dan seterusnya, tergantung pada
bagaimana situasi tersebut mempengaruhi orang tersebut (transaksi dalam bentuk
ancaman, frustasi, kelegaan, penolakan, sesuatu yang tidak terduga, dsb). Emosi
juga bervariasi dalam intensitasnya. Sebagai contoh, seorang remaja dapat
memperlihatkan kemarahan yang intens hanya dalam situasi khusus.

2.2 Karakteristik Emosi Remaja Laki-Laki dan Perempuan


Laki-laki lebih sering menunjukkan kemarahan terhadap orang asing,
terutama pada laki-laki lain, ketika mereka merasa ditantang, dan laki-laki lebih
suka mengubah kemarahannya itu kepada perilaku yang agresif daripada
perempuan (Travis, 1989). Perbedaan emosi laki-laki dan perempuan lebih sering
muncul pada situasi yang menyoroti peran sosial dan suatu hubungan (Brown,
dkk, 1993). Sebagai contoh: perempuan lebih sering memberikan perhatian
terhadap emosi yang terkait pada hubungan interpersonal daripada laki-laki
(Saarni, 1988). Perempuan lebih sering mengekspresikan ketakutan dan kesedihan
daripada laki-laki, terutama ketika berkomunikasi dengan teman-teman dan
keluarganya. Dalam suatu penelitian, laki-laki lebih sering menyetujui keyakinan
bahwa laki-laki harus menyembunyikan perasaannya. Tetapi perempuan lebih
sering memberitahukan perilaku mereka sendiri daripada laki-laki.
2.3 Tahapan Perkembangan Emosi pada Remaja
Secara garis besar, masa remaja dapat di bagi kedalam empat periode, yaitu
periode praremaja, remaja awal, remaja tengah, dan remaja akhir. Adapun
karakteristik untuk setiap periode adalah sebagaimana dipaparkan berikut ini.
2.3.1 Periode Praremaja
Selama periode ini terjadi gejala-gejala yang hampir sama antara remaja
pria maupun wanita. Perubahan fisik belum tampak jelas, tetapi pada remaja putri
biasanya memperlihatkan penambahan berat badan yang cepat sehingga mereka
merasa gemuk. Gerakan-gerakan mereka mulai menjadi kaku. Perubahan ini
disertai sifat kepekaan terhadap rangsangan dari luar dan respons mereka biasanya
berlebihan sehingga mereka mudah tersinggung dan cengeng, tetapi juga cepat
merasa senang atau bahkan meledak-ledak.
2.3.2 Periode Remaja Awal
Selama periode ini perkembangan fisik yang semakin kuat tampak adalah
perubahan fungsi alat kelamin. Karena perubahan alat kelamin semakin nyata,
remaja seringkali mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan itu. Akibatnya, tidak jarang mereka cenderung menyendiri
sehingga merasa terasing, kurang perhatian dari orang lain, atau bahkan merasa
tidak ada orang yang mau memperdulikannya. Kontrol terhadap dirinya
bertambah sulit dan mereka cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar
untuk meyakinkan dunia sekitarnya. Perilaku seperti ini sesungguhnya terjadi
karena adanya kecemasan terhadap dirinya sendiri sehingga muncul dalam reaksi
yang kadang-kadang tidak wajar.
2.3.3 Periode remaja tengah
Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja, yaitu
mampu memikul sendiri juga menjadi masalah tersendiri bagi mereka.Karena
tuntutan peningkatan tanggung jawab tidak hanya datang dari orang tua atau
anggota keluarganya tetapi juga dari masyarakat sekitar nya. Tidak jarang
masyarakat juga menjadi masalah bagi remaja. Melihat fenomena yang sering
terjadi dalam masyarakat yang seringkali juga menunjukan adanya kontradiksi
denga nilai-nilai moral yang mereka ketahui, tidak jarang remaja mulai
meragukan tentang ap yang disebut baik atau buruk. Akibatnya, remaja seringkali
ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang mereka anggap benar, baik, dan
pantas untuk dikembangkan dikalangan mereka sendiri. Lebih-lebih jika orang tua
yang lebih dewasa disekitarnya ingin memaksakan nilai-nilainya agar dipatuhi
oleh remaja tanpa disertai dengan alasan yang masuk akal menurut mereka.
2.3.4 Periode Remaja Akhir
Selama periode ini remaja mulai memandang dirinya sebagai orang
dewasa dan mulai mampu menunjukkan pemikiran, sikap , perilaku,yang semakin
dewasa. Oleh sebab itu, orang tua dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan
yang selayaknya kepada mereka. Interaksi dengan orang tua juga menjadi lebih
bagus dan lancar karena mereka sudah memiliki kebebasan penuh serta emosinya
pun stabil. Pilihan arah sudah semakin jelas dan mulai mampu mengambil
pilihan dan keputusan tentang arah hidupannya secara lebih bijaksana meskipun
belum bis secara penuh. Mereka juga mulai memilih cara-cara hidup yang dapat
dipertanggungjawab terhadap dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja


Dalam kehidupan sehari-hari sering kita lihat beberapa tingkah laku
emosional, misalnya agresif, rasa takut yang berlebihan, sikap apatis, dan tingkah
laku menyakiti diri (melukai diri sendiri, memukul kepada sendiri). Sejumlah
faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah sebagai berikut:
2.4.1 Perubahan Jasmani
Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang
sangat cepat dari anggota tubuh. Ketidakseimbangan tubuh pada pertumbuhan
remaja ini sering mempunyai akibat yang tak tertduga pada perkembangan emosi
remaja. Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan
alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan di dalam tuuh remaja
dan seringkali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosi.
2.4.2 Perubahan Pola Interaksi dengan Orang Tua
Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk pada masa remaja awal,
sangat bervaiasi. Ada yang pola asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh
dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh
tak acuh, tetapi ada juga yang penuh kasih sayang. Perbedaan pola asuh orang tua
dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja.
Dalam konteks ini Gardner mengibaratkan dengan kalimat Too Big to
Spank yang maknanya bahwa remaja itu sudah terlalu besar untuk dipukul.
Pemberontakan terhadap orang tua menunjukkan bahwa mereka berada dalam
konflik dan ingin melepaskan diri dari penawasan orang tua. Keadaan semacam
ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi remaja.
2.4.3 Perubahan Interaksi Teman Sebaya
Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayannya secara khas
dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk
semacam geng. Pada masa ini para anggotanya biasanya membutuhkan teman-
teman untuk melawan otoritas atau melakukan perbuatan yang tidak baik atau
bahkan kejahatan bersama. Faktor yang sering menimbulkan masalah emosi pada
masa ini adalah hubungan cinta dengan teman lawan jenis.
2.4.4 Perubahan Pandangan Luar
Faktor penting yang dapat memengaruhi perkembangan emosi remaja
selain perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja itu sendiri adalah
pandangan dunia luar. Ada sejumlah perubahan pandangan dunia luar yang dapat
menyebabkan konflik-konflik emosional, yaitu sikap dunia luar terhadap remaja
sering tidak konsisten, dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai
yang berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan, seringkali kekosongan
remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggung jawab.
2.4.5 Perubahan Interaksi dengan Sekolah
Dalam pembaruan, para remaja sering terbentur pada nilai-nilai yang tidak
dapat mereka terima atau yang sama sekali bertentangan dengan nilai-nilai yang
menarik bagi mereka. Pada saat itu, timbullah idealisme untuk mengubah
lingkungannya. idealisme yang dikecewakan dapat berkembang menjadi tingkah
laku emosionalnya yang destruktif. Sebaliknya, kalau remaja berhasil diberikan
penyaluran yang positif untuk mengembangkan idealismenya akan sangat
bermanfaat bagi perkembangan mereka sampai memasuki masa dewasa.
2.5 Dampak Psikologis Perkembangan Emosi pada Remaja
Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional pada masa remaja dan 2
rentang usia, yaitu:
a) Usia 12-15 tahun
 Cenderung bersikap pemurung. Sebagian kemurungan disebakan
perubahan biologis dalam hubungannya dengan kematangan seksual
dan sebagian lagi karena kebingungannya dalam menghadapi orang
dewasa.
 Ada kalanya berperilaku kasar untuk menutupi kekurangan dalam
kepercayaan diri.
 Ledakan-ledakan kemarahan sering terjadi akibat dari kombinasi
ketegangan psikologis, ketidakstabilan biologis, dan kelelahan akibat
bekerja terlalu keras atau pola makan yang tidak teratur.
 Cenderung berperilaku tidak toleran terhadap orang lain dengan
membenarkan pendapatnya sendiri.
 Mengamati orantua dam guru-guru secara lebih objektif dan mungkin
bisa marah bila sikap guru sok tahu.
b) Usia 15-18 tahun
 Sering memberontak sebagai ekspresi dari perubahan masa anak-anak
ke dewasa.
 Dengan bertambahnya kebebasan, banyak remaja yang mengalami
konflik dengan orang tuanya. Mereka mengharapkan perhatian, simpati
dan nasehat tanpa menyalahkan.
 Sering melamun untuk memikirkan masa depannya.
BAB II
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa remaja adalah masa dimana seseorang mencoba menyusun puzzle
diri sendiri. Kepingankepingan puzzle itu antara lain penampilan, kecerdasan,
kepribadian, dan keterampilan-keterampilan lainnya sehingga terbentuk apa yang
dinamakan konsep diri. Dari kemampuan remaja menyelesaikan masalah inilah
lahir konsep diri orang dewasa yang cenderung menetap.
remaja yang memiliki konsep diri positif akan sanggup mengaku kepada
orang lain bahwa ia mampu merasakan berbagai dorongan dan keinginan, dari
perasaan marah sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari perasaan
kekecewaan yang mendalam sampai kepuasan yang mendalam pula. Jadi dengan
memiliki konsep diri positif, maka remaja akan mampu mengenali emosinya
dengan baik dan mampu memotivasi dirinya, sehingga dapat diartikan bahwa
konsep diri seseorang akan mempengaruhi kecerdasan emosionalnya.

Adapun salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar terhadap


kecerdasan emosional remaja adalah faktor lingkungan. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukan Mutadin bahwa pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak
terlepas dari bermacam pengaruh, seperti lingkungan keluarga, sekolah, dan
teman-teman sebaya beserta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3.2 Saran

Saran untuk remaja adalah mulailah berfikir untuk mengembangkan


kecerdasan emosional dan belajarlah untuk menghargai diri dengan menerima
segala kelebihan dan kekurangan,sehingga akan terbentuk konsep diri yang
positif. Kedua hal tersebut penting untuk dikembangkan,karena merupakan kunci
kesuksesan dan kebahagiaan hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad & Asrari, Mohammad. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta : PT


Bumi Aksara.
Fatimah, Enung. 2008. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).
Bandung: Pustaka Setia.

Husdarta, J. dan Kusmaedi, N. (2010). Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta


Didik (Olahraga dan Kesehatan). Bandung: Alfabeta,cv.

Syamsussabri, M. (2013). “Konsep dasar pertumbuhan dan Perkembangan peserta


didik”. Jurnal Perkembangan Peserta Didik 1, (1), 1-8.

Ikalor, A. (2013). “Pertumbuhan dan Perkembangan”. Jurnal Pertumbuhan dan


perkembangan. 7, (1), 1-6.

Wilis, S. (2012). Psikologi Pendidikan. Bandung: Alfabeta,cv.

Anda mungkin juga menyukai