Anda di halaman 1dari 15

i

LAPORAN PRAKTIK LAPANG

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3:
Alan Fernanda Grestian G41116306
Wahyudi G41116303
Suryadi G41116
Andi Yulia Resti G41116
Amaliah Kamila G41116
Herlina G41116
Ratna Sari G41116

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
ii

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : LAPORAN PRAKTIK LAPANG


KELOMPOK : 3 (TIGA)

Laporan Praktik Lapang Ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat


untuk Melulusi Mata Kuliah Energi Terbarukan
(302G5403)

pada

Departemen Teknologi Pertanian


Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
Makassar
2018

Menyetujui,

Koordinator Praktik Lapang Koordinator Mata Kuliah

Abdul Azis, S.TP., M.Si.


NIP. 19821209 201212 1 004

Tanggal Pengesahan‚ 12 November 2018


iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah


melimpahkan rahmat-Nya, maka pada hari ini laporan praktik lapang yang berjudul
“pemanfaatan energi terbarukan” dapat diselesaikan. Secara garis besar, makalah
ini berisi tentang hal yang berhubungan dengan pemanfaatan energi terbaruakan
pada salah satu proses yang ada di lokasi praktik lapang yaitu PG Takalar.
Secara garis besar lingkup makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu: Bab I
adalah pendahuluan yakni yang mengenai latar belakang permasalahan sehingga
menggunakan energi terbarukan dalam proses pengolahan. Bab II yaitu berkaitan
dengan kondisi umum dan penerapan alsintan di lokasi praktik lapang (PKL). Dan
Bab III adalah bagian yang menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di
lokasi PKL. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
mendukung penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, saran dari berbagai pihak
sangat diharapkan demi kemajuan selanjutnya.

Makassar, 31 Oktober 2018


Penyusun,
iv

DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ i
Halaman Pengesahan .................................................................................. ii
Kata Pengantar ........................................................................................... iii
Daftar Isi ...................................................................................................... iv
BAB I. Pendahuluan .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 2
1.3 Waktu dan Tempat ........................................................................... 2
BAB II. Gambaran Umum Lokasi Praktik Lapang ............................... 3
2.1 Profil Tempat Praktik Lapang .......................................................... 3
2.2 Ruang Lingkup Kegiatan ................................................................. 3
2.3 Manajemen dan Organisasi .............................................................. 4
2.3 Teknologi Pertanian yang digunakan ............................................... 6
BAB III. Kegiatan-Kegiatan yang Dilaksanakan..................................... 8
3.1 Kegiatan Umum di Lokasi Praktik Lapang ...................................... 8
3.2 Hubungan Kegiatan dengan Mata Kuliah Energi Terbarukan ......... 8
BAB V. PENUTUP ..................................................................................... 10
Kesimpulan ............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 11
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara sederhana, energi terbarukan didefinisikan sebagai energi yang dapat


diperoleh ulang (terbarukan) seperti sinar matahari dan angin. Sumber energi
terbarukan adalah sumber energi ramah lingkungan yang tidak mencemari
lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim dan
pemanasan global seperti pada sumber-sumber tradisional lain. Ini adalah alasan
utama mengapa energi terbarukan sangat terkait dengan masalah lingkungan dan
ekologi di mata banyak orang. Banyak orang biasanya menunjuk energi terbarukan
sebagai antitesis untuk bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil memiliki tradisi
penggunaan yang panjang, sementara sektor energi terbarukan baru saja mulai
berkembang dan ini adalah alasan utama mengapa energi terbarukan masih sulit
bersaing dengan bahan bakar fosil.
Energi terbarukan masih perlu ditingkatkan daya saingnya, karena sumber
energi yang terbarukan masih membutuhkan subsidi untuk tetap kompetitif dengan
bahan bakar fosil dalam hal biaya (meskipun harus juga disebutkan bahwa
perkembangan teknologi pada energi terbarukan terus menurunkan harganya dan
hanya masalah waktu energi terbarukan akan memiliki harga yang kompetitif tanpa
subsidi dibandingkan bahan bakar tradisional).
Perkebunan Indonesia sudah diperkenalkan oleh pemerintah kolonial
Belanda sejak datang ke Indonesia dengan keuntungan yang melimpah. Hal ini
menjadi salah satu sisi sejarah yang mempunyai pengaruh cukup luas bagi bangsa
Indonesia dalam waktu yang cukup panjang. Usaha perkebunan rakyat di Indonesia
melibatkan petani dalam jumlah yang banyak. Oleh sebab itu, sektor perkebunan
khususnya perkebunan rakyat merupakan lapangan kerja bagi penduduk pedesaan
serta menjadi sumber utama pendapatan penduduk. Perkebunan rakyat sebagai
usaha tani keluarga mencakup berbagai tanaman perdagangan seperti karet, kopi,
tebu, lada, tembakau, dan cengkeh. Jenis-jenis komoditi tersebut telah memberikan
sumbangan yang tidak sedikit bagi perekonomian Indonesia.
Salah satu komoditas perkebunan yang potensial untuk pengembangan
adalah tebu. Indonesia bagian timur selain memiliki areal potensial untuk
2

pengembangan tebu, juga memiliki 4 pabrik gula, salah satunya Pabrik Gula
Takalar di Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Pabrik Gula Takalar cukup eksis
berkontribusi terhadap pergulaan nasional. Industri gula di wilayah ini dalam
perjalanannya terus mengalami dinamika, baik berdasarkan catatan produktivitas
gula maupun luas penggunaan lahannya. Salah satu faktor produktvitasnya dengan
penggunaan alat dan mesin pertanian.
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan praktik lapang yang berlokasi di
PG Takalar, agar mahasiswa Teknik Pertanian dapat menghubungkan mata kuliah
energi terbarukan dengan sistem yang ada di lokasi praktik lapang salah satunya
yaitu untuk mengetahui konversi dengan kata lain asal sumber energi listrik yang
digunakan untuk pengolahan di dalam pabrik. Sehingga diharapkan kedepannya
mahasiswa mampu berinovasi tentang sumber energi listrik terbarukan lain yang
efektif, efisien serta ramah lingkungan.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan praktik lapang di PG Takalar yaitu:


1. Agar mahasiswa Teknik Pertanian mengetahui sistem konversi sumber energi
listrik terbarukan yang digunakan pada pengolahan PG Takalar.
2. Agar mahasiswa Teknik Pertanian Mengetahui area atau bidang-bidang yang
menggunakan sumber energi terbarukan pada PG Takalar.
3.

1.3. Waktu dan Tempat

Praktik lapang dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Oktober 2018, bertempat di


Pabrik Gula Takalar, Desa Pa’rappunganta, Kecamatan Polombangkeng Utara,
Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
3

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK LAPANG

2.1. Profil Tempat Praktik Lapang

Pabrik Gula Takalar Dibentuk berdasarkan PP No. 19/1996, PT perkebunan


Nusantara XIV adalah satu dari sekian Badan Usaha Milik Negara yang bergerak
dibidang agribisnis. PTPN XIV merupakan penggabungan kebun-kebun proyek
pengembangan PTP Sulawesi. Maluku dan NTT yaitu eks PTPVII, PTP XXVIII,
PTP XXXII dan PT Bina Mulia Ternak . PTPN XIV memiliki 18 unit perkebunan
dan 25 unit pabrik pengolahan dengan komoditi kelapa sawit, kelapa hiprida, kelapa
nias , kopi, gula, pala, pada area konsesi seluas 55.425,25 ha. Khusus komoditi
gula PTPN XIV kini mengelolah tiga pabrik gula yaitu PG Camming dan PG
Araso di Kabupaten Bone dan PG Takalar di Kabupaten Takalar dengan total area
seluas 14.312 ha.
Khusus untuk PG Takalar yaitu berada di Kecamatan Polongbangkeng yang
merupakan wilayah agraris dengan sebagian besar lahannya cocok untuk menanami
berbagai tanaman. Wilayah Polongbangkeng merupakan wilayah perbukitan dan
gunung-gunung yang relatif rendah. Beberapa tanaman yang dapat dan cocok
ditanami di wilayah ini antara lain jagung, padi, kelapa sawit, tebu dan sebagainya.
Salah satu komoditi yang diunggulkan sekitar tahun 1980-an dan cukup
berkembang yakni tanaman gula atau tebu dan tak lama kemudian didirikanlah
salah pabrik gula didaerah tersebut. Dalam setahun ketiga pabrik ini memproduksi
36.000 ton atau memasok 1,33% konsumsi gula nasional yang mencapai 2,7 juta
ton. Pabrik Gula (PG) Takalar PTPN XIV beroperasi di Polongbangkeng sejak
tahun 1982.

2.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Adapun ruang lingkup kegiatan yang ada pada lokasi praktik lapang yaitu di
pabrik gula Takalar adalah secara umum dimulai dari proses pengolahan tanah dan
kegiatan pra panen lainnya menggunakan beberapa peralatan mekanis atau mesin
tertentu hingga tanaman tebu siap untuk ditanam. Penanaman tebu dilakukan ketika
memasuki musim kemarau yakni pada bulan Mei hingga juli dan pemanenan
4

dilakukan diawal hingga akhir musim kemarau dengan jangka masa pertumbuhan
yaitu satu tahun. Setelah memasuki masa panen,selanjutnya tanaman tebu yang
telah di panen akan mengalami proses pabrikasi untuk menghasilkan gula pasir.
Proses pabrikasi dimulai dari pencacahan, pemisahan air nira pada tebu atau
proses pemerahan, pemurnian, pemasakan pada stasiun boiler, pencampuran
dengan belerang hingga memasuki tahap pembentukan gula pasir dan terakhir
adalah proses pengemasan. Adapun limbah pabrik yang dihasilkan dimanfaatkan
sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik atau diubah menjadi produk lain
seperti kecap dan alkohol ataupun pupuk kompos untuk tanaman, sehingga
meminimalisir adanya limbah hasil pembuangan industri.

2.3. Manajemen dan Organisasi

Organisasi merupakan suatu kerangka yang berstruktur berisi tentang


wewenang, tanggung jawab, serta pembagian tugas untuk menjalankan suatu fungsi
tertentu. Susunan organisasi Pabrik Gula Takalar adalah sebagai berikut:
1. General Manager,
Bertugas merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan dalam pengolahan
sesuai yang ditetapkan direksi.
2. Kepala Bagian Tata Usaha dan Keuangan
Bertugas menjalankan kebijaksanaan dan rencana kerja yang telah ditetapkan
general manager dalam bidang tata usaha dan keuangan sesuai dengan yang telah
ditetapkan oleh direksi.
3. Kepala Bagian Tanaman
Kepala bagian tanaman Pabrik Gula Takalar bertugas melaksankan
kebijaksanaan dan rencana kerja yang ditetapkan oleh administrator dibidang
tanaman
4. Kepala Bagian Instalasi
Kepala bagian instalsi Pabrik gula Takalar bertugas melaksanakan
kebijaksanaan dan rencana kerja yang telah ditetapkan oleh administratur dibidang
instalasi pabrik gula, sesuai yang ditetapkan oleh direksi dengan berdaya guna dan
berhasil guna.
5

5. Kepala Bagian Pabrikasi / Pengolahan


Kepala bagian pabrikasi/pengolahan Pabrik Gula Takalar bertugas memimpin,
merencanakan, mengoordinir serta mengawasi pelaksanaan semua kegiatan bidang
pengolahan sesuai kebijaksanaan dan rencana kerja yang telah ditetapkan oleh
general manager dan direksi.
6. Kepala Bagian SDM Umum
Kepala bagian SDM Pabrik Gula Takalar bertugas melaksanakan
kebijaksanaan dan rencana kerja yang telah ditetapkan oleh general manager
dibidang SDM pabrik gula, sesuai yang telah ditetapkan oleh direksi dengan
berdaya guna dan berhasil guna. Bertanggung jawab penuh atas kelancaran SDM
secara tepat dan membantu secara aktif general manager dalam menyusun rencana
kerja dan rencana belanja dibidang SDM pabrik gula.
Adapun manajemen pengolahan di PG Takalar yaitu pada bagian budidaya
dilakukan pengaturan masa tanam, perbaikan komposisi varietas, manajemen
pembibitan, dan perbaikan sistem tebang. Pengaturan pasokan sumber daya air di
saluran irigasi juga ditata agar bisa memenuhi kebutuhan budidaya. Salah satu
caranya adalaah dengan menginvestasikan sejumlah dana untuk manajemen irigasi.
Dari sisi perluasan lahan, sejumlah lahan milik sendiri (hak guna usaha/HGU) yang
selama ini belum terpakai terus dioptimalkan dengan menggandeng masyarakat
setempat. Contohnya di lingkungan PG Camming, areal lahan produktif baru bisa
dimanfaatkan seluas 5.400 ha atau 90% dari total luasan lahan di sana yang
mencapai 6.100 ha. Untuk terus meningkatkan produksi gula, tentu dibutuhkan
pasokan tebu yang lancar dan bagus. Selain dengan meningkatkan produktivitas
lahan, dilakukan upaya penambahan luasan lahan.
Sedangkan di bagian pengolahan, PTPN telah melakukan berbagai perubahan
PG tersebut, di antaranya optimalisasi kapasitas gilingan dan efisiensi gilingan serta
boiler. PTPN juga terus meningkatkan boiling house recovery (BHR) yang
menunjukkan kinerja pengolahan dalam memproses gula dari nira mentah.
Tujuannya untuk meningkatkan kualitas gula dengan sasaran gula dengan kadar
keputihan menurut skala ICUMSA (International Commission for Uniform
Methods of Sugar Analysis).
6

2.4. Teknologi Pertanian yang digunakan

Adapun pengaplikasian bidang ilmu teknologi pertanian di PG Takalar


khususnya yang berkaitan dengan penggunaan energi terbarukan yaitu terdapat
pada pemanfaatan limbah industri yakni ampas tebu menjadi energi listrik
untuk menggerakkan atau menyalakan berbagai komponen elektrik yang ada
didalam pabrik.
Industri gula dikenal sebagai industri yang memasok energinya sendiri (self
sufficiency energy) karena energi yang diperlukan untuk mengolah tebu menjadi
gula berasal dari biomassa tebu. Bahkan banyak industri gula di dunia memiliki
surplus energi dan mampu memproduksi energi listrik sehingga menghasilkan nilai
tambah ekonomis yang cukup menarik Di samping itu, beberapa keuntungan lain
dapat diperoleh, seperti menghindari suplesi energi, menghemat biaya energi,
membuka peluang untuk optimasi penggunaan peralatan, dan meningkatkan daya
saing perusahaan.
Pabrik Gula Takalar milik PT Perkebunan Nasional XIV telah memiliki pabrik
pengolahan bioetanol yang ramah lingkungan danterbarukan. Dana yang digunakan
dalam pembangunan pabrik pengolahan bioetanol sebagai energi terbarukan ini
sebagian diambil dari dana investasi PT Perkebunan Nasional. Bahan baku untuk
membuat bioetanol adalah tetes tebu dengan memanfaatkan teknologi Microbial
Fuel Cell (MFC) dapat menjadi solusi alternatif sebagai sumber energi listrik..
Tetes tebu tersebut memang telah dimanfaatkan sebelumnya. Namun dengan nilai
jual yang tidak banyak. Manfaat yang didapatkan dari pengolahan ampas tebu
menjad bioetanol ini lebih besar nilainya daripada ketika hanya dijual kepada
produsen makanan dan lainnya.
MFC merupakan suatu alat yang menggunakan bakteri dalam menghasilkan
tenaga listrik dari senyawa organik maupun nonorganik. Alat MFC sama seperti
fuel cell biasa yang tersusun atas anoda, katoda, dan elektrolit. Pada MFC sebagai
komponen anoda digunakan kultur mikroba. Dalam hal ini sebagai aktivitas
metabolisme mikroba. Langkah-langkah pengolahan ampas tebu menjadi sumber
listrik alternatif dengan metode MFC yaitu pengamatan beda potensial sampel
ampas tebu, pengukuran aktivitas enzimatik dengan metode FDA, dan optimasi
sampel terpilih ampas tebu untuk meningkatkan voltase listrik yang dihasilkan
7

dalam MFC. Energi listrik yang dihasilkan pada metode ini di gunakan untuk
memutar mesin penggiling.
Selain dengan cara itu pemanfaatan lain dari limbah tebu baik itu ampas
maupun daun tebu yakni digunakan sebagai energi pembakaran pada tungku uap
atau boiler. Untuk memenuhi kebutuhan akan uap dan listrik, setiap industri gula
memiliki tungku uap dengan berbagai jenis bahan bakar sesuai yang tersedia di area
terdekatnya, sebab ampas mengandung zat fuel cell maka tepat digunakan sebagai
bahan pembakaran dalam tungku penguapan. Selanjutnya uap akan menggerakan
turbin dan akhirnya mampu menghasilkan energi listrik yang digunakan pada
proses penguapan Nira Tebu.

Gambar 1. Tipikal alur pemanfaatan energi di pabrik gula

Gambar 2. Area penguapan nira tebu


8

BAB III
KEGIATAN-KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

3.1. Kegiatan Umum di Lokasi Praktik Lapang

Sebelum peserta praktik lapang turun ke lapangan untuk menyaksikan secara


langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada lokasi pabrik, terlebih dahulu
diadakan kegiatan penyambutan, pemberian arahan oleh para dosen pendamping
kegiatan PKL, sekaligus penjelasan singkat mengenai kondisi di lokasi PG Takalar
oleh pegawai di pabrik gula tersebut terkait garis besar kegiatan dilapangan salah
satunya yang berhubungan dengan penggunaan energi terbarukan.

3.2. Hubungan Kegiatan dengan Mata Kuliah Energi Terbarukan

Salah satu aspek yang ingin dipenuhi dari kegiatan praktik lapang adalah agar
mahasiswa mengetahui dan menyaksikan secara langsung pengaplikasian dari apa
yang telah dipelajari di bangku perguruan tinggi. Setelah itu, mahasiswa yang
bersangkutan akan diberi tugas penyusunan laporan dari kegiatan yang dilakukan
terkait pengamatan di lokasi PKL yang memiliki kaitan atau kesesuaian
dengan mata kuliah energi terbarukan.
3.2.1. Sumber Energi Terbarukan Pada Industri Gula
Dalam konversi energi pabrik gula, daun tebu dan juga ampas batang tebu
digunakan untuk bahan bakar boiler, yang uapnya digunakan untuk proses produksi
dan pembangkit listrik.Di beberapa daerah air perasan tebu sering dijadikan
minuman segar pelepas lelah, air perasan tebu cukup baik bagi kesehatan tubuh
karena dapat menambah glukosa (Wahyudi, 2016).
Sebagian PG di Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan surplus listrik
apabila dilakukan penataan kembali terhadap produksi dan konsumsi energi PG
secara efisien sehingga mampu mencapai tingkat efisiensi energi yang memadai.
Dengan konsumsi energi yang efisien, PG berpeluang menjual listrik ke PLN. Di
samping itu, beberapa keuntungan lain dapat diperoleh, seperti menghindari suplesi
energi, menghemat biaya energi, membuka peluang untukoptimasi penggunaan
peralatan, dan meningkatkan daya saing perusahaan (Kurniawan, 2009).
9

3.2.2. Fuel Cell


Fuel cell merupakan salah satu contoh teknologi energi alternatif yang
berprospek untuk dikembangkan. Menurut beberapa penelitian yang pernah
dilakukan, energi fuel cell tidak selalu harus bersumber dari hidrogen murni, tetapi
dapat bersumber dari zat-zat lain yang mengandung hidrogen atau menghasilkan
elektron. Teknologi microbial fuel cell (MFC) dapat menjadi solusi alternatif
sebagai sumber energi listrik (Fathurohman, 2018).
3.2.3. Jenis-jenis Limbah PG yang di Olah Menjadi Energi Listrik
a. Biomassa tebu
Biomassa tebu yang biasa digunakan sebagai sumber energi bagi PG adalah
ampas tebu. Nilai kalori ampas tebu dalam bentuk net calorific valuesekitar 7.600
kJ/kg pada kadar air 50% . Nilai kalori tersebut lebih rendah daripada nilai kalori
kayu sebesar 11.715 kJ/kg pada kadar air 30%. Walaupun demikian, ampas tebu
merupakan sumber energi yang potensial karena tersedia di PG dalam jumlah besar
dan bersifat terbarukan. Hanya dalam waktu 12 bulan, setiap hektar lahan dapat
menghasilkan tidak kurang dari 30 ton ampas tebu. Sementara dalam waktu yang
sama, produksi kayu kurang dari separuhnya dan itu pun harus menunggu 8-10
tahun untuk menebangnya (Paturau, 2014).
b. Daun tebu kering
Daun tebu kering atau daduk adalah sumber energi biomassa lainnya dari tebu
yang memiliki nilai kalori 14.656 kJ/kg. Jumlah daduk yang dihasilkan sebesar 14%
dari bobot tebu yang dipanen. Jika produksi tebu Indonesia sekitar 33 juta t/tahun
maka potensi daun tebu kering mencapai 4,62 juta ton. Bila 30% dari jumlah
tersebut berpotensi digunakan untuk produksi listrik maka potensinya sebesar 1,39
juta ton daduk atau setara dengan 1.029.630 MWH. Dalam jangka panjang, potensi
tersebut akan meningkat lebih dari dua kali atau sebesar 2,80 juta MWH seiring
dengan revitalisasi PG dan perkembangan produksi tebu (Paturau, 2014).
10

V. PENUTUP

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktik lapang tersebut
adalah:
a. Salah satu sumber energi terbarukan yang sering digunakan pada industri gula
adalah limbah industri gula itu sendiri, yakni ampas tebu hasil penggilingan dan
daun tebu selain dijadikan sebagai bahan bioetanol juga dijadikan sebagai bahan
bakar pada ketel uap untuk memutar turbin agar menghasilkan energi listrik.
b. Sumber energi listrik yang dihasilkan oleh pengolahan biomassa tebu
digunakan didalam pabrik terutama pada proses penguapan kadar air yang
bercampur dengan nira didalam silo dan juga diterapkan pada proses
pengolahan lainnya.
11

DAFTAR PUSTAKA

Fathurohman, A. 2015. Konservasi Energi pada Vacuum Pump Sistem untuk


Pemasakan Gula dengan Jet Condenser. Universitas Darma Persada:
Jakarta.

Kurniawan, Y. 2009. Listrik Sebagai Ko-Produk Potensial Pabrik Gula. Pusat


Penelitian Perkebunan Gula Indonesia: Jakarta.

Wahyudi, N. 2016. Simulasi Sistem Pengontrol Ph Nira pada Proses Pembuatan


Gula Menggunakan Metode Anfis. Universitas Airlangga: Surabaya.

Paturau, J.M. 2009. By Products of the Cane Sugar Industry. Elsevier Publ. Co.,
Amsterdam.

Anda mungkin juga menyukai