Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN LAHAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit


1. Sejarah Singkat
a. Sejarah Berdirinya RSUD Ambarawa Semarang
RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang berdiri sejak 1930, milik
Yayasan Katholik pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, kemudian
pada tahun 1945 sebagian pengelolaan diserahkan kepada Pemerintah
Kabupaten Daerah Tingkat II dan pada tahun 1956 secara keseluruhan
rumah sakit diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten
Semarang
b. Tipe Rumah Sakit
Sesuai surat keputusan menteri kesehatan republik Indonesia Nomor:
203/Men Kes/SK/II/1993, tanggal 23 Februari 1993 dan keputusan Bupati
kepala daerah tingkat II kab. Semarang No: 203/2017/1993 RSUD
Ambarawa berubah menjadi Rumah Sakit type C dengan kapasitas 252 TT.
c. Lokasi Rumah Sakit
Rumah Sakit ini terletak di Jl. Kartini No. 101 Lodoyong Ambarawa.
Rumah Sakit ini dikelilingi perumahan penduduk, persawahan dan
pegunungan.

2. Falsafah, Motto, Visi, Misi, dan Tujuan


a. Motto
Motto RSUD Ambarawa “Kesembuhan dan Kepuasan Anda adalah
Kebahagiaan Kami”
b. Visi
Menjadi rumah sakit yang berkualitas, terpercaya dan kebanggan bagi
masyarakat
c. Misi
1) Meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten
2) Menyediakan peralatan fasilitas, sarana dan prasarana pendukung yang
memadai
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, bermutu,
bertanggung jawab dan bermanfaat bagi masyarakat.
3. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan
Dalam pemberian pelayanan tersebut RSUD Ambarawa juga mempunyai
peran yang sangat penting untuk wilayah Kabupaten Semarang Jawa Tengah.
Peluang untuk melakukan inovasi dan kreativitas dengan mengembangkan
Pelayanan Kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat masih terbuka
lebar dengan mengembangkan layanan produk unggulan.
Dalam rangka meningkatkan Citra Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
khususnya RSUD Ambarawa maka secara terus menerus diupayakan
peningkatan kualitas pelayanan diseluruh jajaran Rumah Sakit secara
menyeluruh ( Hospital Wide Quality Improvement ) karena RSUD Ambarawa
merupakan SKPD ujung tombak pelayanan dan harus membuktikan bahwa bisa
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Pada hakekatnya dalam mewujudkan pelayanan prima tersebut maka
terdapat Instalasi-Instalasi yang merupakan tempat berlangsungnya pelayanan
yang didukung oleh sumber daya manusia yang profesional serta sarana dan
prasarana yang terus ditingkatkan dengan Standard Pelayanan Minimal (SPM)
yang telah ditetapkan.
Instalasi-Instalasi tersebut adalah :
a. Instalasi Gawat Darurat.
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Rawat Inap.
d. Instalasi Rehabilitasi Medik
e. Instalasi Laboratorium
f. Instalasi Radiologi
g. Instalasi Apotik/Farmasi.
h. Instalasi Gizi.
i. Instalasi Limbah, dan Sanitasi
j. Instalasi Laundry
k. Central Steril Suplay Departement (CSSD)
l. Instalasi Rekam Medis
m. Hemodialisa
Pelayanan Rawat Inap
1) Jumlah pasien yang dirawat dari Januari-Mei 2018 : 1167 pasien
2) Ruang Perawatan
Ruang rawat inap :

Kelas
No Nama Ruang
VIP I II III
1 Ruang Anggrek    
2 Ruang Asoka  
3 Ruang Anyelir  
4 Ruang Dahlia  
5 Ruang ICU    
6 Ruang Mawar  
7 Ruang Seruni 
8 Ruang Teratai 
9 Ruang Wijaya 
Kusuma
10 Bougenvile

3) Segmen pasar rawat inap berdasarkan kepesertaan.


Rumah sakit Umum Daerah Ambarawa melayani semua pasien umum,
BPJS, mandiri, Jamkesmas, PBI dan non PBI, Jaminan kecelakaan kerja,
jaminan perusahaan,jaminan jasa raharja, jamkesda.
4. Penampilan Kerja
a. BOR (BOR (Bed Occupancy Ratio=Angka penggunaan tempat tidur)
Formulasi BOR Depkes RI (2005) :
Jumlah hari perawatan rumah sakit x 100%
(Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode)
809+835+896 ═ 2540 x 100 % ═ 68,83 %
41 x 90 3690
Hasil perhitungan dari bulan maret-mei 2018 yaitu 68,83 % standar
nasional BOR adalah 70-80 %
b. LOS
LOS = jumlah lama dirawat : jumlah pasien keluar (hidup + mati)
1049 + 1060 + 1124 ═ 3233 ═ 5,059
220 + 202 + 217 639
Hasil perhitungan dari bulan maret-mei 2018 yaitu 5,059 standar umum
LOS adalah 6-9 hari
c. TOI (Tempat Tidur Tidak Terisi)
TOI: jumlah tempat tidur x periode – hari perawatan :jumlah pasien keluar
( hidup +mati)

41 x 90 – 2540 ═ 1,79

639

Hasil perhitungan dari bulan maret-mei 2018 yaitu 1,79 idealnya tempat
tidur kosong 1-3 hari

B. Pengumpulan data
1. Data Umum
a. Man (M1)
1) Jumlah Tenaga
Ruang Dahlia memiliki jumlah perawat sebanyak 20 orang dan 1 orang
administrasi dengan latar belakang pendidikan sebagai berikut:
a) Profesi Ners : 4 orang
b) Proses profesi : 1 orang
c) D3 Keperawatan : 15 orang
d) SMA : 1 orang (tenaga administrasi)
Ketenagaan lainnya
Cleaning service : 3 orang

2) Pengaturan ketenagaan
Berdasarkan perbandingan antara Perhitungan kebutuhan ketenagaan
dengan jumlah perawat yang tersedia di Ruang Dahlia masih kurang.
a) Berdasarkan pendidikan, status pegawai dan pelatihan
Pelatihan yang
pendidikan Status pegawai
NO pernah diikuti
Ns S1 D4 D3 PNS BLUD
1 V V BTCLS
2 V V BTCLS
3 V V BTCLS
4 V V Service Ecellent
5 V V BTCLS
6 V V BTCLS
7 V V BTCLS & BLS
8 V V BTCLS
9 V V BTCLS
10 V V Service Excellent
11 V V Refresing BTCLS
12 V V BTCLS
13 V V BTCLS
14 V V BTCLS

b) Ketenagaan perawat
Tabel jumlah tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
menurut douglas di ruang Dahlia pada tanggal 5-7 Juni 2018 pada shift
pagi dan sore.
5 Juni 2018

shift Minimal Parsial Total Jumlah

7 x 0,17 = 2 x 0,27 = 3 x 0,36 = 2,81 (3 org)


Pagi
1,19 0,54 1,08

Siang 7 x 0,14 = 2 x 0,15 = 3 x 0,3 = 0,9 2,18 (2 org)


0,98 0,3

7 x 0,07 = 2 x 0,10 = 3 x 0,20 = 1,29 (1 org)


Malam
0,49 0,2 0,6

Total perawat yang dibutuhkan pada satu hari yaitu 2,81 + 2,18 + 1,29 =
6,28 (6 org)
6 Juni 2018

shift Minimal Parsial Total Jumlah

10 x 0,17 = 2 x 0,27 = 3 x 0,36 = 3,32 (3 org)


Pagi
1,7 0,54 1,08

10 x 0,14 = 2 x 0,15 = 3 x 0,3 = 0,9 2,6 (3 org)


Siang
1,4 0,3

10 x 0,07 = 2 x 0,10 = 3 x 0,20 = 1,5 (2 org)


Malam
0,7 0,2 0,6

Total perawat yang dibutuhkan pada satu hari 3,32 + 2,6 + 1,5 = 7,42 (7
org)
7 Juni 2018

shift Minimal Parsial Total Jumlah

11 x 0,17 = 2 x 0,27 = 2 x 0,36 = 3,13 (3 org)


Pagi
1,87 0,54 0,72

11 x 0,14 2 x 0,15 = 2 x 0,3 = 0,6 2,44 (2 org)


Siang
=1,54 0,3

11 x 0,07 = 2 x 0,10 = 2 x 0,20 = 1,37 (1 org)


Malam
0,77 0,2 0,4

Total perawat yang dibutuhkan pada satu hari 3,13 + 2,44 + 1,37 = 6,94 (7
org)

3) Analisis beban kerja


Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004, Beban kerja adalah sejumlah target
pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam satu satuan waktu
tertentu. Sedangkan standar beban kerja menurut Kepmenkes RI Nomor
81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota
Serta Rumah Sakit adalah banyaknya satu satuan waktu (atau angka) yang
diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan sesuai dengan standar profesinya.
Analisa Beban Kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada
satuan kerja dengan cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya
membagi dengan kapasitas kerja perorangan persatuan waktu. Beban kerja
dapat dilihat dari aktivitas atau kegiatan yang dilakukan staf pada waktu
kerja baik kegiatan langsung, kegiatan tidak langsung, dan kegiatan lain
seperti kegiatan pribadi dan kegiatan yang tidak produktif. Ilyas (2011)
dalam Meidiawati (2012).
b. Material (M2)
1) Lokasi Ruang Praktek
Ruang dahlia terletak di lantai 2,
2) Denah Ruang
3) Fasilitas pasien
Ruang dahlia terdapat 2 kelas yaitu kelas I dan kelas II dengan fasilitas :
a) kelas I
Kelas satu terdapat 8 kamar dengan kapasitas setiap kamar 2 bed,
dengan fasilitas :
 2 bed
 2 kursi penunggu pasien
 1 kipas angin
 2 nurse call
 1 kamar mandi
 2 meja pasien
 1 jam dinding
b) Fasilitas kelas II
Kelas dua terdapat 3 kamar dengan kapasitas setiap kamar 5 bed,
dengan fasilitas :
 5 bed
 5 kursi penunggu pasien
 1 kipas angin
 5 nurse call
 1 kamar mandi
 5 meja pasien
 1 jam dinding
4) Linen
Bulan desember 2017

No Nama Alat Jumlah


1 Baju operasi 5
2 Slup bantal pasien 93
3 Sprai pasien 103
4 Selimut putih list biru 60
5 Perlak 30
6 Stik laken
7 Celemek 10
8 Sprai jaga perawat 2
9 Sarung bantal jaga perawat 4
Sumber : Buku inventaris ruang dahlia
5) Alamat Rumah Tangga
Bulan desember 2017
No Nama Alat Jumlah
1 Almari 1
2 Almart (Mak) 6 loker 1
3 Almari pasien permanent 42
4 Almari (Luvo) 1
5 Troli tempat EKG -
6 Loker obat (Mak) 2
7 Trolly linen -
8 Meja komputer 1
9 Jam dinding 17
10 Komputer 1
11 Kulkas 2
12 Kalkulator 1
13 Loker (VIP) 12 pintu 1
14 Nampan plastik sedang 2
15 Nampan melamin 3
16 Pispot 13
17 Rak sepatu 3
17 Rak handuk 13
18 Urinal 11
19 Senter/panlight 1
20 Kabinet atlanta -
21 TV 32 inci 1
22 Matras 1
23 Matras kecil 1
24 Baskom mandi pasien 20
25 Ember besar 13
26 Ember kecil 1
27 Gayung 13
28 Tempat sampah medis 4
29 Tempat sampah non medis 28
31 Troli medikas (krisbow) 4
Sumber : Buku inventaris ruang dahlia
6) Alat kesehatan
No Nama barang Jumlah
1 Stetoscope dewasa 4041 rister 4
2 Oxymeter finger fox 1 elite 2
3 Timbang EP 122O laica 1
4 Bak instrumen 509 Dr steve 4
5 Bak instrumen 508 Dr steve 4
6 Com 8 cm tutup NN 1
7 Com iodine 6 cm NN 2
8 Bak instrumen 512 NN 2
9 Con iodine 9 cm Dr steve 1
10 Neurbeken 24 cm Dr steve 9
11 Pincet anatomis 14 cm Dr steve 4
12 Pincet cirurgis 14 cm Dr steve 4
13 G TA str 14 cm dr steve/jaringan 3
14 G heacting aff dr steve 4
15 Gunting verban 14 cm dr steve 2
16 Tromol 21 cm dr steve 2
17 Spuit gliserin 20 ml dr steve 1
18 Wwi 2 liter NN -
19 Hanger urine bag NN -
20 Gelas ukur 2 liter -
21 Urinal plastik pria NN 12
22 Tongue spatel hole dr steve -
23 Torniquet one ,med 2
24 Tensi air raksa 1
25 Tensimeter digital 2
26 Blood warmer 1
27 Three steep trolly 4
28 Bin ware , sampah medisa 2
29 Tabung O2 transport 1
30 Troly O2 transport 1
31 Ekg 1
32 Nebuliser 1
33 Kursi roda 1
34 Cool box 1
35 Panlight 1

7) Fasilitas untuk perawat

No. Nama Alat Jumlah


1. Computer Set 1
2. Meja Komputer 1
3. Meja Kantor 2
4. Pervorator 2
5. Staples 3
6. Bantalan Cap 2
7. Penggaris 5
8. Gunting 1
9. Kursi Putar 3
10. Kursi Merah 6
11. Kursi Plastik Bulat 50
12. Jam Dinding 14
13. Tabung Oksigen Kecil 2
14. Manometer Dinding 42
15. Tempat Sampah Infeksius 4
16. Ember Besar 1
17. Tempat Sampah Non Infeksius 17
18. AC 2
19. Thermometer Ruang/Kulkas 1
20 Pemanas Air 1

8) Fasilitas peralatan dan bahan

No. Nama Alat Jumlah


1. Tromol Bulat Besar 2
2. Kom 8 cm tutup NN 1
3. Kom Iodine 6 cm NN 3
4. Kom Iodine 9 cm DL.Steve 1
5. Bak Instrumen 512 NN 1
6. Bak Instrumen 509 3
DR.Steve
7. Bak Instrumen 508 6
DR.Steve
7. Bengkok 4
8. Tongue Spatel 1
9. Pincet Anatomis 1
10. Pincet Chirurgis 2
11. Gunting Jaringan 1
12. Gunting Plester 2
13. EKG 1
14. Suction 1
15. Glucotes Set 1
16. Tensi Digital 2
17. Tensi Non Air Raksa 1
18. Tensi Jarum 1
19. Cools Box 1
20. Stetoskop 5
21. Beside Monitor 1
22. Senter 1
23. Reflex Hammer 2
24. Set Resustitator / Ambubag 1
25. Pulse Oxymetri 2
26. Lavemen Irigator 1

9) Daftar obat emergency di Ruang Dahlia

No. Nama Obat Stok Mati E.D Tanggal pertama kali dibuka
1. Dektrose 40% 3 12’19 15 Januari 2018
2. Dobutamin inj 3 05’19 7 Januari 2018
3. Dopamin 3 09’19 6 Januari 2018
4. Epinefrine Inj 3 08’19 19 Desember 2018
5. Lidocain Inj 3 11’21 25 Februari 2018
6. Phenitoin Inj 3 07’21 15 februari 2018
7. Stesolid Inj 3 11’19 12 Januari 2018
8. Aminophillin Inj 3 10’22 5 Januari 2018
9. Cedocard Inj 3 12’20 3 September 2017
10. Dexamethasone 3 01’21 27 februari 2018
Inj
11. Sulfas Atropin Inj 3 05’21 11 Januari 2018
12. Ventolin 3 17’20 6 desember 2017
Nebulizer

10) Administrasi penunjang

No. Nama Alat Jumlah


1. Computer Set 1
2. Meja Komputer 1
3. Staples 1
4. Bantalan Cap 1
5. Penggaris 1
6. Gunting 1
7. Kursi Merah 1

c. Metode (M3)
1) Penerapan Model
Metode pelayanan asuhan keperawatan yang digunakan adalah TIM.
Semua perawat yang bertugas di RSUD Ambarawa ruang Dahlia mengerti
dengan metode keperawatan yang digunakan. Namun, metode Tim di R. d
karena hasil observasi dan wawancara perawat masih melakasanakan
metode fungsional karena jumlah perawat yang kurang sehingga
pembagian tugas atau pendelegasian tugas belum optimal.
Pelayanan asuhan keperawatan di ruang dahlia dilaksanakan oleh 3 tim
yaitu tim I, tim II, dan tim III.
Tim I bertanggung jawab melakukan asuhan keperawatan pada pasien
kamar 202 – 209. Tim II bertanggung jawab melakukan asuhan
keperawatan pada pasien kamar 210 – 212. Tim III bertanggung jawab
melakukan asuhan keperawatan pada pasien kamar 213 – 214.
2) Timbang terima
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, operan jaga dilakukan
sebanyak 3 kali dalam satu hari, yaitu pagi, siang dan malam. Didapatkan
bahwa timbang terima shift pagi dilakukan pada jam 07.30 – 08.00,
timbang terima shift siang dilakukan pada jam 14.00-14.30 dan shift
malam dilakukan pada jam 20.00-20.30.
timbang terima atau operan dilakukan oleh perawat pelaksana ke
Katim pada pergantian shift malam ke shift pagi, dari shift pagi ke sore
dan shift sore ke shift malam.
Timbang terima di pimpin oleh katim kepada perawat pelaksan. Perawat
juga tidak lupa menyiapkan buku catatan dan peralatan tulis saat timbang
terima atau operan berlangsung.
Tekhnik operan jaga diruang Dahlia dilakukan di nurse station dan
diruangan pasien dengan cara menjelaskan kondisi pasien ke perawat jaga
selanjutnya. Hal-hal yang di sampaikan dalam operan adalah kondisi
pasien saat itu, masalah keperawatan pasien, dan rencana keperawatan.
Terdapat buku operan untuk memudahkan perawat memberikan
laporan pada perawat selanjutnya. Pre conferent sudah dilakukan setiap
hari, namun post conferent belum dilakukan diruangan dikarenakan
keterbatasan waktu.
3) Ronde Keperawatan
Menurut hasil wawancara karu didapatkan informasi bahwa diruangan
sudah dilakukan oleh karu sendiri di ruangan walaupun cuma dihadiri oleh
staf perawat, selain itu untuk pengetahuan Karu dan staf di dahlia
disangatkan kurang mengenai Ronde keperawatan. Sedangkan hasil
observasi : selama 5 hari pengkajian mahasiswa tidak pernah menemukan
pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan
4) Kuisioner : dari hasil kuisioner didapatkan hasil mengenai ronde
keperawatan dengan jawaban selalu 5 orang (35,7%), sering 7 orang (50%),
kadang 1 orang (7,1%), tidak pernah 1 orang (7,1%).
5) Sentralisasi Obat
Obat – obatan di ruangan dahlia tersimpan di ruangan obat. Stok obat yang
terdapat di ruangan dahlia berasal dari instalasi farmasi rumah sakit yang
diorder melalui resep dokter, serta adanya petugas farmasi ruangan.
d. Keuangan ( Money/M4)
1) Pembayaran pasien umum / secara pribadi
Dalam penyusunan rencana anggaran tahunan di RSUD Ambarawa, kepala
ruang dilibatkan dalam penyusunan anggaran tahunan, seperti dalam
pengajuan sarana kebutuhan operasional dan pengembangan di dalamnya
antara lain seperti pengembangan pendidikan, pelatihan, pemenuhan sarana
prasarana yang kurang, dan perbaikan sarana prasarana yang rusak,
perbaikan kesejahteraan karyawan seperti mengajukan renovasi.
Berdasarkan data dari bulan Januari – Mei 2018, terdapatkan jumlah pasien
a) Umum : 268
b) BPJS : 817
2) Pembayaran pasien dengan asuransi lain yaitu 7
e. Pemasaran (Marketing/M5)
1) Jumlah pasien berdasarkan data dari bulan Januari- Mei 2018
No Keterangan Jumlah
1. Jumlah kunjungan 1167
2. Jumlah pasien Keluar 1043
3. Jumlah keluar H+ M 1087
4. Jumlah Mati 44
5. Jumlah mati ≥ 48 jam 23
6. Jumlah di rujuk 4

2) Evaluasi Kepuasan pasien


Dari hasil wawancara dengan karu didapatkan bahwa evaluasi kepuasan
pasien ruangan dahlia dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada
setiap pasien yang akan pulang kemudian dimasukkan ke dalam kotak
saran yang sudah tersedia di ruangan.
Sedangkan dari hasil observasi di ruangan, selama pengkajian didapatkan
bahwa kuesioner evaluasi kepuasan pasien tidak pernah dibagikan kepada
pasien yang mau pulang.
2. Data Khusus Ruangan Praktek
a. Fungsi Perencanaan
1) Visi, Misi Ruangan
 Wawancara : Menurut kepala ruangan sampai saat ini belum ada visi,
misi, filosofi diruangan Dahlia, karena belum ada perintah dari atasan
untuk membentuk hal tersebut. Namun, ruang dahlia mengikuti visi dan
misi yang dibentuk oleh rumah sakit.
 Observasi : Hasil pengamatan di ruang Dahlia tidak terlihat visi misi
keperawatan yang ditempel di dinding ruangan yang dapat dibaca oleh
orang yang melewatinya. Di ruang Dahlia mengikuti terdapat visi misi
yang dibentuk oleh rumah sakit dalam bentuk bingkai yang tertempel di
dinding pada ruang nurse station.
2) Filosofi Keperawatan
 Wawancara : Menurut kepala ruangan sampai saat ini belum ada filosofi
keperawatan diruangan Dahlia, karena belum ada perintah dari atasan
untuk membentuk hal tersebut.
3) Peraturan Organisasi
 Wawancara : menurut kepala ruangan sudah ada peraturan organisasi
berupa pedoman pelayanan dan pedoman organisasi ruangan dahlia
 Observasi : didapatkan adanya dokumen pedoman pelayanan dan
pedoman organisasi ruangan dahlia
4) Pembuatan Rencana Harian
 Wawancara : Menurut Karu di ruangan sudah membuat rencana
harian,mingguan, dan bulanan di dalam buku catatan yang baku.
 Observasi : Sudah ada buku catatan bulanan, namun sudah lama tidak
di dokumentasikan.

b. Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
 Wawancara : menurut Kepala Ruang didapatkan informasi bahwa
informasi bahwa struktur ketenagaan yang ada sudah di bentuk 3 tim
sebagai penerjamaan dari konsep MPKP di ruangan.
 Observasi :
Adanya struktur organisasi yang di pasang di dinding ruangan nurse
station
 Kuisioner :
Dari hasil kuisioner didapatkan hasil jawaban selalu 9 orang (64,3%), sering
5 orang (35,7%)
c. Fungsi pengarahan
1) Operan
2) Wawancara : menurut hasil wawancara karu didapatkan informasi bahwa
operan dilakukan dari karu kepada ketua tim dan perawat pelaksana, dari
ketua tim kepada perawat pelaksana,
 Observasi : operan sudah dilakukan setiap hari, namun dalam metode
komunikasi operan bisa dilakukan menggunakan SBAR. S (Situation)
mengandung komponen tentang identitas pasien, masalah saat ini, dan
hasil diagnosa medis. B (Background) menggambarkan riwayat penyakit
atau situasi yang mendukung masalah/situasi saat ini. A (Assessment)
merupakan kesimpulan masalah yang sedang terjadi pada pasien sebagai
hasil analisa terhadap situation dan background. R (Recommen- dation)
adalah rencana ataupun usulan yang akan dilakukan untuk menangani
permasalahan yang ada.
 Kuisioner : dari hasil kuisioner mengenai didapatkan hasil bahwa
jawaban selalu 8 orang (57,1%), sering 6 orang (42,9%)
3) Pre dan post conferent
 Wawancara : menurut hasil wawancara karu pre sudah dilakukan,
 Observasi : pre sudah dilakukan, namun sistem SBAR belum dilakukan
dalam konferent
 Kuisioner : dari hasil kuisioner pre conferent didapatkan hasil bahwa
jawaban selalu terdapat 7 orang (50%), jawaban sering 7 orang (50%)
dan post conferent didapatkan hasil jawaban selalu 5 orang (35,7%) serta
jawaban sering 9 (64,3%).
4) Motivasi kepada perawat
 Wawancara : menurut karu didapatkan informasi bahwa peningkatan
motivasi sudah dilakukan oleh rumah sakit misalnya pelatihan dan
pembinaan
5) Pendelegasian
 Wawancara : menurut hasil wawancara karu didapatkan informasi bahwa
diruangan sudah dilakukan pendelegasian oleh karu dan katim.
6) Supervisi
 Wawancara : menurut hasil wawancara karu didapatkan informasi bahwa
diruangan sudah dilakukan supervisi oleh karu sendiri di ruangan
maupun dari bidang keperawatan
 Kuisioner : dari hasil kuisioner didapatkan hasil mengenai adanya
kegiatan supervisi jawaban selalu 5 orang (35,7%), sering 5 orang
(35,7%), 4 orang (28,6%) dengan jumlah total 14 orang
7) Ronde keperawatan
 Wawancara : menurut hasil wawancara karu didapatkan informasi bahwa
diruangan sudah dilakukan oleh karu sendiri di ruangan walaupun cuma
dihadiri oleh staf perawat
 Observasi : selama 5 hari pengkajian mahasiswa tidak pernah
menemukan pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan
 Kuisioner : dari hasil kuisioner didapatkan hasil mengenai ronde
keperawatan dengan jawaban selalu 5 orang (35,7%), sering 7 orang
(50%), kadang 1 orang (7,1%), tidak pernah 1 orang (7,1%).
d. Pengendalian
1) Program pengendalian mutu
Wawancara : menurut hasil wawancara karu didapatkan informasi bahwa
belum ada pengendalian mutu khusus untuk ruang dahlia,

2) Pelaksanaan SOP dan SAK


Wawancara : menurut hasil wawancara karu didapatkan informasi bahwa
SOP dan SAK untuk setiap tindakan sudah ada, namun untuk
pelaksanaannya masih ada yang belum sesuai SOP dan SAK. Hal ini karena
kebiasaan perawat sendiri ataupun sarana dan prasarana yang kurang
memadai.
Kuisioner : dari hasil kuisioner didapatkan hasil mengenai pelaksanaan SOP
bahwa jawaban selalu 9 orang (64,3), sering 4 orang (28,6%), kadang 1
orang (7,1%).
3) Survey kepuasan
Wawancara : menurut hasil wawancara karu didapatkan informasi bahwa
untuk survey kepuasaan pasien sudah disediakan dari rumah sakit untuk
ruangan, namun dalam pelaksanaannya banyak pasien yang tidak mengisi
Struktur Organisasi Ruang DAHLIA
RSUD Ambarawa Semarang

KEPALA RUANG
Tri Lestari R S. Kep

ADMINISTRASI RUANGAN
Risky Adi Kuncoro

KA TIM I KA TIM II KA TIM III


Siti Kholipah, S.Kep Sri Handayani, S.Kep Sunanti, S.Kep, Ns

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA

1. Prastiyani, AMK 1. Ida Rohmawati, AMK 1. Nanang Rochim, AMK


2. Lilis herniyati, AMK 2. Intan Bunga Pertiwi, 2. Widati Dwiyundari, AMK
3. Hasna Miftakhul Safitri, AMK 3. Heri Susanto, AMK
AMK 3. Candra Kurniawan, AMK 4. Andika Tri Prasetyo, AMK
4. Mieke Tria Hapsari, AMK 4. Yeni Pratiwi, AMK 5. Dawiti, AMK
5. Ades Cynthia Dewi, S.Kep, 5. Yeni Kharisma Dewi, 6. Andini Widanti, AMK
AMK Sumber Data: struktur organisasi Ruang
Ns DAHLIA

4) Pengorganisasian Perawatan Klien


 Wawancara : menurut kepala ruangan didapatkan data bahwa metode
penugasan yang dilakukan menggunakan metode tim, dengan pembagian
tiga tim
 Observasi : hasil pengamatan ada 3 tim di ruangan yang dibuat tugas
sehari-hari. Pembagian tanggungjawab terhadap pasien yang dilakukan
berdasarkan kamar, perawat pelaksana langsung bertanggungjawab
kepada kepala ruangan, tidak bertanggungjawab kepada ketua tim. Dan
pada struktur organisasi di ruangan sudah menunjukkan penerapan
metode tim.
 Kuesioner :
 Masalah : -
5) Uraian Tugas
 Wawancara : Menurut kepala ruangan setiap perawat sudah mempunyai
uraian tugas masing-masing bagi tiap tenaga keperawatan. Batas
wewenang dan tanggungjawab perawat cukup jelas dengan dibuat job
description di masing-masing ruangan.
 Observasi : diruangan sudah ada buku uraian tugas perawat sesuai
perannya.
 Kuesioner : dari hasil kuisioner mengenai pelaksanaan tugas sesuai
uraian tugas didapatkan hasil bahwa jawaban selalu 7 orang (50%),
sering 6 orang (42,6%), kadang 1 orang (7,1%).
 Masalah :
6) Metode Penugasan
 Wawancara : menurut Karu didapatkan informasi bahwa penghitungan
jumlah tenaga sudah disesuaikan dengan rasio klien tetapi menggunakan
standar minimal dengan rumus Gillis.
 Observasi : jumlah perawat dengan rincian dinas sebagai berikut, Pagi
berjumlah 5, Siang berjumlah 4, Malam berjumlah 4, Libur berjumlah 5
untuk dinas pagi ditambah 1 kepala ruang dan 3 ketua tim.
 Kuesioner :
 Masalah :
7) Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
 Wawancara : menurut Karu didapatkan informasi bahwa
pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai dengan format yang ada
dan sudah disepakati bersama antar kepala ruang dan komite
keperawatan.
 Observasi : tersedia lembar penulisan standar asuhan keperawatan. Ada
beberapa format yang tidak tersedia seperti format evaluasi ( SOAP ).
 Kuesioner :
 Masalah :
8) Pengaturan jadwal Dinas
 Wawancara : menurut karu ruangan pengaturan shif yang dilakukan oleh
Kepala Ruang disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada diruangan
dan tidak berdasarkan pada tingkat ketergantungan klien, karena
disesuaikan dengan jumlah perawat dan kondisi Rumah sakit.
 Observasi : format daftar shif diruangan menggunakan proporsi jumlah
perawat yang ada.
 Masalah :

Anda mungkin juga menyukai