LAPORAN PBL
MODUL 3
”JATUH"
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 17
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
SKENARIO 1
keluhan nyeri pada pangkal paha kanan dan sangat nyeri bila digerakkan sehingga
tidak bisa berjalan. Keadaan ini dialami sejak 5 hari yang lalu setelah jatuh terduduk
oleh karena terpeleset di depan kamar mandi. Postur penderita sejak 5 tahun terakhir
ini bungkuk ke depan dan kalau berjalan agak pincang karena mengeluh kedua lutut
sering sakit dan bengkak. Beberapa hari terakhir ini sebelum jatuh, penderita
terdengar batuk-batuk tetapi tidak demam dan sulit sekali mengeluarkan lendir.
Nafsu makan juga sangat menurun sejak 2 minggu terakhir ini. Riwayat penyakit
selama ini sejak 7 tahun menderita kencing manis dengan minum obat
Glibenklamide 5 mg secara teratur, tekanan darah tinggi tetapi berobat tidak teratur
lapangan ke dua paru. Jantung dalam batas normal, hepar & limpa tak teraba.
Tungkai kanan bila digerakkan sangat terhambat oleh karena kesakitan pada daerah
pangkal paha. Kedua dorsum pedis terlihat edema. BB : 40 kg & TB : 165 cm.
gr%, Leukosit 15.700/mm3 GD puasa 138 mg/dl, GD2jamPP 245 mg/dl, ureum 58
mg/dL, kreatinin 1,5 mg/dL, protein total 5,0 gr/dL, albumin 2,6 gr/dL, asam urat
8,5 mg/dL.
Pemeriksaan toraks foto : tampak perselubungan homogen pada medial ke dua paru.
1
A. KATA SULIT
B. KATA KUNCI
Tidak bisa berjalan sejak 5 hari yang lalu pasca jatuh terduduk
5 mg secara teratur
Pemeriksaan
Hasil Normal Interpretasi
Laboratorium
3.200-
3
Leukosit 15.700/mm Leukositosis
3
10.000/mm
2
Ureum 58 mg/dl 10 - 25 mg/dl Meningkat
C. Analisis Skenario
Anamnesis
berapa lama, sifat nyeri dan skala nyerinya menurut VAS, kemudian
penyebab nyeri. Apakah bagian yang terasa nyeri dapat digerakkan (menilai
mobilitas dan imobilitas dari tempat nyeri). Pada skenario, pasien tidak
Pada anamnesis, kita mencari tahu kondisi pada saat pasien jatuh
sadar bahwa akan jatuh? Apakah kejadian tersebut sama sekali tidak
3
b. Bagaimana lingkungan sekitar tempat jatuh? Kapan dan dimana tempat
jatuh? Apakah pasien dapat bangkit kembali setelah jatuh dan jika
dapat, berapa lama waktu yang diperlukan untuk dapat bangkit setelah
d. Pada saat jatuh, ada gejala-gejala seperti kepala terasa ringan, dizziness,
3. Keluhan penyerta :
a. Diabetes melitus
b. Hipertensi
c. Rematik
d. Stroke
4
5. Riwayat penggunaan obat :
Pemeriksaan Fisis
Berat Badan : 40 kg
diketahui
5
yang tidak sesuai, kesempitan/kebesaran atau rusak) bengkak dan nyeri
refleks, fungsi saraf kranialis, fungsi serebelum (terutama uji tumit ke tulang
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan radiologi
6
Referensi:
Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi IV. Jakarta: Badan penerbit Interna. 2015.p.
3755
D. Daftar Masalah
Nyeri pada pangkal paha dan kedua lutut (nyeri yang dirasakan adalah nyeri
pada saat pasien tersebut jatuh dan nyeri kedua lutut menunjukkan adanya
Batuk serta sulit keluar lender dan tidak demam (padap pemeriksaan
Hiperurisemia
Anemia
Hipoalbuminemia
7
E. Skala Prioritas
1. Nyeri
Keluhan utama pasien pada adalah nyeri yang dirasakan sejak 3 hari yang
lalu setelah jatuh terduduk yaitu nyeri pada pangkal paha dan ada riwayat nyeri
dan bengkak kedua lutut yang sering dirasakan. Sebagai penanganan awal kita
memberikan analgetik kepada pasien untuk mengatasi nyeri pasien atau dapat
scale)
- Analgesik
2. Fraktur
pada penderita fraktur leher femur baik orang dewasa muda maupun pada
mencegah komplikasi
8
Tindakan operatif : dilakukan pemasangan prosthesis moore
3. Pneumonia
homogen pada medial kedua paru dan pada pemfis pasien ditemukan bunyi
ronkhi basah kasar diseluruh lapangan kedua paru. Kita dapat mencurigai
Tekanan darah pasien pada skenario 170/90 mmHg dan pasien tidak berobat
Medika mentosa
DM : ACE-I
9
Dyslipidemia : alpha blocker
Osteoporosis : thiazide
teratur tapi pada hasil pemeriksaan GDP dan GD2PP, hasilnya menunjukkan
melakukan koreksi dosis obat yang diberikan sebelumnya kemudian jika tidak
ada perubahan bias kita ganti obatnya. Selain itu beberapa cara penanganan
lifestyle modification :
Pengaturan makan
Latihan
Penyuluhan
2. Biguanid : metformin
4. Thiazolidinedione : pioglitazone
Insulin
10
6. CKD (Chronic Kidney Disease)
1,5 mg/dl normalnya 0,6-0,9 mg/dl. Untuk dapat memastikan apakah pasien ini telah
menderita AKI ( Acute Kidney Injury ) atau CKD (Chronic Kidney Disease) kita
ginjal maka didapatkan kerusakan ginjal berat ( GFR 15-29 ml/menit/1,73 m2) pada
pasien ini juga diketahui adanya riwayat penyakit diabetes melitus sejak 7 tahun
yang lalu serta ada riwayat hipertensi grade II pada pasien diabetes melitus dan
ginjal atau memperberat fungsi ginjal . Maka tatalaksana yang dapat diberikan
- Obat hipertensi. Tekanan darah tinggi dapat menurunkan fungsi ginjal dan
mengubah komposisi elektrolit dalam tubuh. Bagi penderita GGK yang juga
disertai hipertensi, dokter dapat memberikan obat ACE inhibitor atau ARB.
suplemen besi.
11
- Obat diuretik. Obat ini dapat mengurangi penumpukan cairan pada bagian
tubuh, seperti tungkai. Contoh obat ini adalah furosemide. Efek samping yang
tulang.
7. Hiperurisemia
yaitu 8,6 mg/dl normalnya 3-7 mg/dl. Tatalaksana hiperurisemia tanpa gejala
klinis dapat dilakukan dengan modifikasi gaya hidup, termasuk pola diet
Hindari makanan tinggi purin seperti daging merah dan tinggi protein,
kaldu, hati, ginjal, kerang dan ekstrak ragi. Demikian pula dengan minuman
tinggi purin seperti alkohol dalam bentuk bir dan fortified wines.
Pasien harus terhidrasi dengan baik dengan minum air >2 liter per hari.
gout, namun latihan yang berlebihan dan berisiko trauma sendi wajib
dihindari.
12
Untuk terapi farmakologinya pasien dapat dberikaon obat seperti kolsikin
0,5-1 mg/hari selama 6 bulan, atau OAINS dengan dosis rendah jika pasien
8. Hipoalbuminemia
tubuh pasien menurun yaitu 2,6 gr/dl normalnya 3,5-5 gr/dl. Maka penatalaksanaan
2. Makanan dari hewani seperti daging sapi, ikan seperti ikan lele, ayam, telur
albumin
Pada skenario pasien disertai dengan Gangguan dan disertai dengan hipertensi
urine.
9. Rematik
Dukungan psikologis
Istirahat
13
Medika mentosa :
b. NSAID oral selektif dan non selektif COX-2 yang digunakan dengan dosis
rendah yang efektif untuk penanganan OA, dan hindari penggunaan dalam
jangka panjang.
10. Stroke
Rehabilitasi :
b. Bina wicara
d. Terapi kerja
Preventif :
14
11. Anemia : pada skenario didapatkan hasil pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin pasien menurun yaitu 10,1 gr% (normalnya 13-18 gr%), sehingga
tatalaksana yang dapat kita berikan kepada pasien ini berupa peningkatan
asupan gizi yang banyak mengandung zat besi seperti daging, sayur bayam dan
lain sebagainya atau dapat juga diberikan tablet Fe atau vitamin B12.
Referensi :
Dahlan Z. Pneumonia. Buku Ajar Ilmu penyakit dalam Jilid II edisi VI.
Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi IV. Jakarta: Badan penerbit Interna. 2015.p.
3755.
dalam. Jilid III.Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 185-189.
15
IDENTIFIKASI MASALAH PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan jatuh beserta faktor resiko jatuh
berdasarkan skenario ?
skenario?
PEMBAHASAN PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan jatuh beserta faktor resiko jatuh
berdasarkan skenario ?
Jawaban :
menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja, tidak termasuk jatuh akibat
meningkatnya usia turut berperan dengan terjadinya instabilitas dan jatuh. Penyakit
16
sendi degeneratif (terutama vertebra servikal leher, lumbosakral, dan ekstremitas
bawah) dapat menimbulkan rasa nyeri, sendi tak stabil, kelemahan otot, dan
(wandering) ke tempat atau lingkungan yang tidak aman dan memudahkan untuk
jatuh.
Untuk dapat memahami faktor risiko jatuh, maka harus dimengerti bahwa
a.Sistem sensorik
vestibuler dan proprioseptif. Semua gangguan atau perubahan pada mata akan
gangguan pendengaran. Verrtigo tipe perifer sering terjadi pada lansia yang diduga
karena adanya perubahan fungsi vestibuler akibat proses menua. Neuropati perifer
17
menderita oleh lansia dan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon
c.Kognitif
risiko jatuh.
d. Muskuloskeletal
Faktor ini disebabkan oleh beberapa peneliti merupakan factor yang benar-
benar murni milik lansia yang berperan besar terhadap terjadinya jatuh Gangguan
dengan proses menua yang fisiologis. Gangguan gait yang terjadi akibat proses
- Kerusakan proprioseptif
bawah.
18
Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambatan gerak, langkah
pendek, penurunan irama, dan pelebaran bantuan basal. Kaki tidak dapat menapak
jatuh.
Secara singkat faktor risiko jatuh pada lansia dibagi dalam dua golongan
besar, yaitu :
1. Faktor-faktor instrinsik
2. Faktor-faktor ekstrinsik
19
Referensi :
Fraktur. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi VI. Jakarta :
InternaPublishing. 2015
Lanjut.Jakarta: FK UI.
Jawaban :
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Secara umum terbagi atas 3 teori
penuaan yaitu teori penuaan biologik, teori penuaan psikologik, dan teori penuaan
sosial.
20
Menurut teori ini menua telah teprogram secara genetic untuk spesies-
suatu jam genetic yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu.
Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila
tidak diputar. Jadi menurut teori ini bila jam kita itu berhenti akan
adanya penyakit.
catastrophe.
terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini dapat
21
perubahan tersebut sebagai se lasing dan menghancurkannya.
pertumbuhan.
lemak tak jenuh, seperti dalam membrane sel, dan dengan gugus SH.
Teori ini mencakup tentang kestabilan mental dan perubahan dalam akhir
22
menjadi suatu teori psikologik penuaan yang komprehensif. Tiga golongan
besar dalam teori ini adalah Teori koginitif, teori kepribadian (personalitas)
hingga usia tua. Secara umum dikatakan bahwa manusia dewasa dengan
rendah.
Secara umum teori sosiologis tentang penuaan dapat dibagi menjadi teori
masyarakat dan teori yang mempelajari status dan peran para lanjut usia.
Referensi :
Buku Ajar Boedhi-Darmojo. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi 5. Hal
23
3. Patomekanisme gejala pada skenario !
Jawaban :
Faktor musculoskeletal
dan ini berhubungan dengan proses menua yang fisiologis. Gangguan Gait
yang terjadi akibat proses menua tersebut antara lain disebabkan oleh:
- Kerusakan proprioseptif
ekstremitas bawah
24
Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambatan gerak, langkah yang
pendek, penurunan irama, dan pelebaran bantuan basal. Kaki tidak dapat menapak
jatuh.
Rematik
makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga
usia lanjut pada organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula
pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan
otot hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak
Cairan synovial berkurang & mengental -> Nyeri ketika berjalan ->
25
Ada tiga keluhan utama rematik pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri,
kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta ada tiga tanda utama yaitu:
Secara singkat pada pasien di skenario, terjatuh pada pasien geriatri dapat
menyebabkan berbagai komplikasi salah satunya fraktur pada Hip Junction, seperti
anatomik dan fungsional dari organ tersebut akan menyebabkan lebih mudah
26
timbulnya penyakit pada organ tersebut. Salah satunya pada system
degenerative, antara lain perubahan atrofik pada rahang, sehingga gigi lebih
mudah tanggal. Perubahan atrofik juga terjadi pada mukosa, kelenjar dan otot-
menelan, serta perubahan nafsu makan. Gizi yang kurang dan timus yang
napas menyebabkan batuk dan sesak. Batuk dan sesak disebabkan karena
dan perfusi paru menurun, menurun (CV, FVC, FEV1), meningkat (FRC, RV).
27
Gambar 3. Patomekanisme Batuk, Sesak, Dan Anoreksia
( dikutip dari : Boedhi, Darmojo, R. 2009)
Referensi :
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 181
psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah
fraktur collum femur. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah
fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan
28
lunak. Peningkatan kejadian fraktur juga diperkirakan terjadi pada decade
yang terjadi antara lain syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat
kejadian jatuh yang dialami tidak menimbulkan cedera fisik. Penelitian tentang
sensorik primer, secara paralel, peningkatan saraf intens yang terjadi di daerah
Referensi :
Martono, H.Hadi, Pranarka Kris. Geriatri ilmu kesehatan usia lanjut Edisi
29
5. Apakah hubungan riwayat penyakit terdahulu dengan jatuh pada skenario !
Diabetes Mellitus
dalam urin terjadi pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula
darah (glukosa) dalam darah akibat kekurangan insulin atau reseptor insulin
disebut DM tipe 2. Jika tidak tepat di tangani dalam jangka panjang penyakit
pasien.
dianjurkan untuk selalu mengukur tekanan darah pada posisi tidur maupun
30
organ lainnya. Pada orang dengan hipertensi,pasien sering mengeluh sakit
Rematik
oleh rasa nyeri, kekakuan atau pembatasan gerak. Remartik banyak dialami
penurunan anatomik dan fungsional atas organnya masih besar. Batuk dapat
31
menurun, ventilasi dan perfusi menurun, menurun (CV,FVC,FEV1),
Referensi :
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 185-189.
Jawaban :
A. Sulfonilurea
oleh sel beta pankreas. Efek samping utama adalah hipoglikemi dan
pasien dengan risiko tinggi hipoglikemi (orang tua, gangguan faal hati,
dan ginjal).
32
golongan sulfonilurea yang memperbaiki cara kerja glukosa melalui
molekul obat dengan reseptor pada sel beta. Ikatan yang terbentuk
33
B. Profil obat anti hiperglikemi
34
Referensi :
InternaPublishing. 2015
diabetes melitus tipe 2. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II edisi
Jawaban :
Tubuh manusia terdiri dari tulang- tulang yang tersusun secara beraturan untuk
menopang tubuh. Posisi tulang yang salah atau tidak pada tempatnya dapat
memengaruhi postur tubuh pada lanjut usia, termasuk posisi tulang pada tulang
belakang. Kelengkungan yang terjadi pada punggung atas (lebih dari 50 derajat)
dinamakan dengan kifosis. Orang dengan kifosis terlihat dari postur tubuhnya yang
membungkuk.
Kifosis paling sering terjadi pada laki- laki dan wanita yang sudah lanjut usia,
ini berhubungan dengan usia dan osteoporosis. Salah satu faktor gangguan
kesehatan yang dialami lansia terutama faktor efek postur tubuh terhadap
keseimbangan tubuh. Pada lanjut usia akan terjadi proses menua, dimana proses
35
kerusakan yang diderita, perubahan fungsional otot, yaitu terjadi penurunan
kekuatan dan kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan
waktu reaksi.
Postur tubuh dalam menjaga keseimbangan merupakan hal yang sangat penting
Selain itu keseimbangan juga sebagai penyebab resiko jatuh pada lansia.
Keseimbangan pada lansia terdiri dari keseimbangan statik (saat diam seperti
Pusat gravitasi (Center of Gravity- COG), Garis gravitasi (Line of Gravity- LOG),
melakukan gerakan statis atau diam contohnya berdiri sehingga peran postur
bidang khususnya pada saat diam atau statis merupakan hal yang sulit karena setiap
segmen pada lanjut usia memiliki derajat kebebasan untuk bergerak secara
bervariasi. Pada lanjut usia yang sudah terjadi perubahan postur akan sangat
Of Gravity) hampir selalu berubah. Menyegariskan tiap segmen dari kaki hingga
bagian sendi atau tubuh dalam gerak. Bagian yang bertanggung jawab untuk
36
proprioception umumnya terletak di sendi, tendon, ligamen, dan kapsul sendi
otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu reaksi hal ini
vertebra itu kifosis, lordosis, skoliosis. Kifosis merupakan salah satu bentuk
kelainan yang terjadi pada tulang belakang manusia yang menjadi membungkuk.
lansia.
Referensi:
Sulaiman & Anggriani, 2018. Efek Postur Tubuh Terhadap Keseimbangan Lanjut
Usia Di Desa Suka Raya Kecamatan Pancur Batu. Jurnal JUMANTIK, November,
Jawaban :
Jatuh bukan merupakan konsekuensi dari lanjutnya usia, oleh karena itu
37
dilkakukan skrening jatuh setiap tahun dengan evaluasi yang mendalam pada
individu yang pernah mengalami kejadian jatuh baik sekali atau berulang . Pada
pasien lansia yang baru pertama kali jatuh harus dilakukan pemeriksaan gaya
sudah terjadi jatuh pasti terjadi komplikasi, meskipun ringan tetap memberatkan.
mendasari/menyebabkan jatuh.
tetapi tidak menyilaukan. Lantai rumah harus datar, tidak licin, bersih dari
benda – benda kecil yang susah dilihat. Peralatan rumah tangga yang sudah
38
Banyak obat – obatan yang berperan terhadap jatuh. Mekanisme
miopati dan gangguan adaptasi visual pada penerangan yang redup, Obat-
kesimbangan.
Alat bantu berjalan yang dipakai lansia baik berupa tongkat, tripod
krukatau walker harus dibuat dari bahan yang kuat tetapi ringan, aman dan
tidak mudah berseger serta sesuai dengan ukuran tinggi badan lansia.
Salah satu bentuk aplikasi fungsional dari gerak tubuh adalah pola
untuk mewujudkan pola jalan yang baik pada setiap individu. Pola jalan
Fase ini adalah fase dimana kaki bersentuhan dengan pijakan . Fase
39
a. Heal stroke yaitu saat tumit salah satu kaki menyentuh pijakan
Fase ini 40ersen dari durasi berjalan yang dibagi menjadi 3 yaitu :
Ada beberapa perubahan yang mungkin terjadi pada pola jalan lansia,
- Sedikir ada rigiditas pada anggota gerak terutama anggota atas lebih
bergerak .
sendi panggul
menumpu
40
- Penurunan ayunan tungkai saat fase mengayun
B. Penilaian keseimbangan
lebar cara berdiri sendiri dan cara berdiri sempit dengan kedua kaki yang
senori perifer dan vestibuler. Bagi lansia yang dapat melakukan tes
Romberg dengan baik, tesstatis yang lebih sulit seperti semitandem, tandem
41
bantu atau bantun ekstremitas atas. Tes refleks yang benar . pemeriksaan
berdiri dibelakang pasien yang diminta untuk menarik atau mendorong, dan
cepat mendorong pelvis pasien pada bagian sambil menjaga pasien secara
pusat massa keluar dari dasar landasan pasien.Responn yang khas, satu kaki
bantuan pemerisa. Respon yang abnormal disebut reaksi balok kayu/ timber
komponen ekstrapiramidal.
situasional yang berupa aktivitas fisik dapat dibatasi sesuai dengan kondisi
seberapa jauh yang aman bagi penderita, aktifitas tersebut tidak melampaui
lansia sehat dan tidak ada batasan aktifitas fisik, maka dianjurkan lansia
tidak melakukan aktifitas fisik yang sangat melelahkan atau beresiko tinggi
42
Referensi : Buku ajar Boedhi – darmojo. GERIATRI .edisi 5. FKUI. 2015. hal
185-189
Jawaban :
1. Perlukaan (injury)
- Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau
o Pelvis
o Femur
o Humerus
o Lengan bawah
o Tungkai bawah
o Kista
- Hematom subdural
3. Disabilitas
43
- Penurunan mobilitas akibat jatuh, kehilangan kepercayaan diri dan
pembatasan gerak
5. Suddenly death
184. 2009
Artinya :
selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang
44
diantaranya atau kedua-duanya sampai berusianlanjut dalam
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil” Q.S. Al-
45
DAFTAR PUSTAKA
Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi IV. Jakarta: Badan penerbit Interna. 2015.p.
3755
3. Dahlan Z. Pneumonia. Buku Ajar Ilmu penyakit dalam Jilid II edisi VI.
Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi IV. Jakarta: Badan penerbit Interna. 2015.p.
3755.
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 185-189.
Fraktur. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi VI. Jakarta :
InternaPublishing. 2015
Lanjut.Jakarta: FK UI.
46
10. Buku Ajar Boedhi-Darmojo. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi
Indonesia.
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 181
12. Boedhi, Darmojo, R. 2009. Buku Ajar Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia
13. Boedhi, Darmojo, R. 2009. Buku Ajar Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia
14. Martono, H.Hadi, Pranarka Kris. Geriatri ilmu kesehatan usia lanjut Edisi
InternaPublishing. 2015
melitus tioe 2. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II edisi VI. Jakarta :
InternaPublishing. 2015
17. Sulaiman & Anggriani, 2018. Efek Postur Tubuh Terhadap Keseimbangan
18. Darmojo, Boedhi. Zbuku Ajar Geriatri. Jakarta: UI Press. Hlm 184. 2009
19. Buku ajar Boedhi – darmojo. GERIATRI .edisi 5. FKUI. 2015. hal 185-189
47
48