awal atau lanjutan dari penyakit arterosklerotik : hasil dari penelitian nasional Swedia
Studi
Birgitta Sigvant, MD, PhD,a,b Pål Hasvold, MSc Pharm,c Björn Kragsterman, MD, PhD,d
Mårten Falkenberg, MD, PhD,e Saga Johansson, MD, PhD,c Marcus Thuresson, PhD,f and
Joakim Nordanstig, MD, PhD,g Karlstad, Stockholm, Mölndal, Uppsala, and Gothenburg,
Sweden
Abstrak
Tujuan: perkembangan jangka panjang dari penyakit arteri perifer / Peripheral Arterial Disease
(PAD) sebagai manifestasi awal dari arteri aterosklerosis ini tidak dijelaskan dengan baik.
Risiko kardiovaskular yang didiagnosis PAD diperiksa pada populasi berbeda di rumah sakit di
Swedia.
Metode: data untuk Studi kohort retrospektif ini diambil dengan menghubungkan data mengenai
morbiditas, penggunaan obat-obatan, dan kematian dari data nasional Swedia. Hasil utama
penyakit kardiovaskuler primer adalah gabungan infark miokard, iskemik strok, dan kematian
karena kardiovaskuler. Analisis Kaplan-Meier dan Cox model, bahaya proporsional digunakan
untuk mendeskripsikan risiko dan risiko relatif.
Hasil: dari 66.189 pasien dengan diagnosis PAD (2006-2013), 40.136 pada penyakit arteri
perifer primer, 16.786 penyakit jantung coroner (PJK) , 5803 strok iskemik, dan 3464 gabungan
dari ketiganya. Tingkat insiden kumulatif satu tahun dari kejadian kardiovaskuler adalah 12%,
21%, 29%, dan 34%. Sesuai angka untuk 1-tahun penyebab kematian adalah 16%, 22%, 33%,
dan 35%. Dibandingkan dengan populasi PAD primer, peningkatan risiko relatif pasien dengan
penyakit kardiovaskuler yaitu penyakit arteri perifer þ strok iskemik þ penyakit jantung koroner
(Hazard ratio [HR], 2,01), diikuti oleh penyakit arteri perifer þ strok iskemik (HR, 1,87) dan
penyakit arteri perifer þ PJK(HR, 1,42). Karena dianggap sebagai tanda awal, populasi penyakit
arteri perifer primer ini kurang intensif diterapi dengan terapi obat pecegahan sekunder.
Kesimpulan: PAD merupakan manifestasi awal dari penyakit aterosklerosis yang didiagnosis di
rumah sakit yang berpusat di rumah sakit yang beresiko tinggi. Satu dari delapan pasien
mengalami penyakit kardiovaskuler dan satu dari enam pasien meninggal dalam kurun waktu 1
tahun. Walaupun terlalu cepat dan berisiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler di masa
mendatang, pasien dengan PAD primer mendapatkan terapi obat pencegahan sekunder yang
kurang intensif. (J Vasc Surg 2017; 66:507-14.)
Penyakit arteri perifer (PAD)¹ adalah masalah yang terus berkembang di bidang
kesehatan, diperkirakan prevalensinya 20% pada individu berusia 60 tahun ke atas. 2 Pada orang
tua jumlahnya meningkat tiga kali lipat selama 50 tahun terakhir di sebagian besar
negara,terlepas dari lokasi geografis Negara perkembangan.3 Perubahan yang terjadi secara cepat
ini dikaitkan dengan demografi usia, dimana masyarakat akan menghadapi tantangan bidang
kesehatan, sosial, dan ekonomi yang terkait dengan perawatan pasien dengan penyakit
aterosklerosis. Pasien dengan PAD simtomatik beresiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular
dan kematian dini karena sifat polivaskular aterosklerosis.4 Data menunjukkan kematian pasien
dengan penyakit kardiovaskuler dengan penyakit arteri perifer jauh lebih tinggi dibandingkan
pasien dengan penyakit jantung koroner (PJK) atau penyakit serebrovaskular.5 Selanjutnya, baru-
baru ini Studi Nasional Denmark menunjukkan resiko jangka panjang untuk total kematian yang
lebih besar dan terkait kardiovaskuler pasien dengan kejadian PAD daripada mereka dengan
infark miokard (MI), baik untuk wanita maupun pria.6 Data yang nyatapun mendukung
pertimbangan antara PAD setara dengan PJK dan harus dilakukan langkah – langkah
pencegahan pada keduanya.7
Para Editor dan Peninjau artikel ini tidak memiliki hubungan keuangan yang relevan dengan
kebijakan JVS yang mewajibkan pengulas untuk menolak peninjauan
yang mungkin memiliki konflik kepentingan.
0741-5214 Copyright 2017 para penulis. Diterbitkan oleh Elsevier Inc atas nama masyarakat
untuk operasi vaskular. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah CC BY-NCND
lisensi(http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/). http://dx.doi.org/10.1016/j.jvs.2017.01.067
Pada kenyataannya, insiden vaskular sistemik mungkin tidak secara optimal diobati pada pasien
dengan PAD. 8, 9 Saat ini rekomendasi untuk PAD biasa diterapi antiplatelet, diperlukan
pengobatan dengan statin dan obat antihipertensi untuk mencapai nilai target untuk Lipid Serum
dan tekanan darah 7, 10, 11 Pengetahuan tentang terapi obat yang digunakan dalam jumlah besar,
jarang dipakai oleh masyarakat dan dampak dari aterosklerosis tidak dipahami dengan baik. 12
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan risiko kardiovakuler dan pola terapi obat
untuk pencegahan sekunder dari perspektif nasional pada pasien dengan PAD diagnosis awal
aterosklerosis dibandingkan dengan individu dimana penyakit arteri perifer adalah diagnosis
lanjutan PJK atau strok iskemik.
Metode
Desain Penelitian. Data untuk studi pengamatan ini diambil dengan menghubungkan data dari
data nasional wajib Swedia; daftar pasien Nasional Swedia (National Patient Register (NPR);
tanggal masuk dan tanggal keluar rawat inap, diagnosis utama dan diagnosis sekunder menurut
klasifikasi statistik internasional terkait masalah penyakit dan kesehatan, revisi kesepuluh [ICD-
10]), daftar obat yang diresepkan dan penyebab kematian di Swedia NPR mencakup > 99% dari
semua somatic (termasuk operasi) dan pengeluaran untuk rumah sakit jiwa. 13
Daftar obat Swedia yang diresepkan berdasarkan data pada semua obat yang diresepkan dari
apotek di Swedia.14
Dengan menggunakan nomor pribadi yang uniksetiap warga negara di Swedia, data pasien dari
pendaftaran dihubungkan bersama-sama dan kemudian lanjutkan proses identifikasi studi.
Komite etika regional di Universitas Gothenburg, Swedia, menyetujui protokol studi (referensi
No. 649-14). Persetujuan pasien tidak diperlukan untuk studi pendaftaran studi di Swedia. Yang
menyetujui dan kaitan tentang data adalah Badan Kesehatan dan kesejahteraan Nasional Swedia
dan Institut kedokteran di Sahlgrenska, Gothenburg yang mengelola database.
Populasi penelitian. Semua pasien dengan insiden primer atau sekunder PAD (ICD-10 kode I
70.0 [aterosklerosis aorta], I70.2 [aterosklerosis arteri ekstremitas],dan I 73.9 [penyakit vaskular
perifer, non spesifik]) yang didiagnosis di rumah sakit (baik rawat inap dan rawat jalan) antara
2006 dan 2013 dimasukkan. Tanggal diagnosis PAD pertama yang tercatat selama periode studi
yang ditentukan adalah tanggal indeks untuk setiap pasien. Diagnosis PAD di rumah sakit di
Swedia biasanya didasarkan pada riwayat medis dan hasil dari pemeriksaan vaskular klinis
termasuk tes indeks-pergelangan kak-brachialis. Pasien yang didiagnosis dengan PAD di rumah
sakit sebelum studi periode tersebut tidak dimasukkan .
Kilas Artikel
Empat populasi penelitian didefinisikan berdasarkan status klinis pasien ketika pertama kali
didiagnosis PAD. (Lampiran,online).
1. PAD primer: pasien dengan PAD tanpa diagnosis PJK sebelumnya (riwayat miokard
infark, angina pectoris tidak stabil, Angina pektoris) atau strok iskemik.
2. PAD þ CHD: pasien dengan PAD dan sebelumnya didiagnosis PJK tetapi tanpa strok
iskemik
3. PAD þ IS: pasien dengan PAD dan sebelumnya didiagnosis strok iskemik tapi tanpa PJK
4. PAD þ IS þ CHD: pasien dengan PAD dan sebelumnya diagnosis IS dan PJK
Data untuk komorbiditas dan penggunaan obat di awal di peroleh dari register nasional.
Pengobatan obat dan kepatuhan. Terapi obat di rumah sakit untuk diagnosis PAD penggunaan
obat yang dikeluarkan dari apotek 6 bulan sebelumnya dan sampai 30 hari setelah didiagnosis
PAD. Kepatuhan obat digambarkan sebagai proporsi pasien menerima obat tertentu setiap hari
dari 12 bulan sebelum tanggal diagnosis PAD hingga 12 bulan setelahnya. Kepatuhan obat
didasarkan pada perhitungan jumlah pil yang diberikan dan perkiraan jumlah pil yang diminum
setiap hari.
Hasil. poin akhir penyakit kardiovaskuler primer adalah dasar rawat inap dengan diagnosis
utama Myocard Infark non-fatal (ICD-10 kode I21), strok iskemik no-fatal(ICD-10 kode I63-
I64), atau kematian penyakit Kardiovaskuler (kematian dengan ICD-10 kode I00-I99) sebagai
sebagai diagnosis primer. Revaskularisasi ekstremitas bawah disebut dengan prosedur terbuka
atau endovaskular dan terdaftar di daftar rawat inap dengan kode operasi (Lampiran,online).
Analisis statistik. Karakteristik dasar di presentasikan sebagai sebagai rata-rata dan standar
deviasi untuk variabel dan frekuensi absolut dan relatif untuk variable kategori. Setiap pasien
diamati dari tanggal diagnosis indeks untuk tanggal kematian atau akhir studi periode
pengamatan (31 Desember 2013). Yang utama yaitu poin dasar akhir ditentukan, dan analisis
Kaplan Meier digunakan untuk memperkirakan proporsi pasien dengan titik akhir selama periode
pengamatan.
Jika satu pasien memiliki beberapa insiden, hanya yang pertama digunakan dalam model
kelangsungan hidup. Analisis terpisah dilakukan untuk hasil individu dari titik akhir.
Selanjutnya, waktu untuk semua penyebab kematian dianalisis secara terpisah. Model bahaya
proporsional Cox digunakan untuk membandingkan hasil dalam empat populasi studi faktor
risiko ksrdiovaskuler yang disesuaikan dengan prespecified (usia, gagal jantung, fibrilasi atrium,
dan diabetes mellitus). Hasil disajikan sebagai rasio bahaya (HRs) dan 95% interval (CIs).
Analisis Statistik dilakukan dengan menggunakan SAS versi 9,3 (SAS Institute, Cary, NC) dan R
versi 3.2.3.
Hasil
Populasi penelitian. Dari 141.266 pasien dengan diagnosis PAD yang diidentifikasi
dalam NPR Swedia, 66.189 (Total Populasi penelitian PAD) tetap setelah eksklusi pasien yang
didiagnosis PAD sebelum penelitian. Dari jumlah tersebut, 40.136 termasuk dalam populasi
PAD primer, 16.786 dalam populasi PAD þ CHD, 5803 dalam populasi PAD þ IS, dan 3464
dalam populasi multivessel (PAD þ IS þ CHD). Pasien diamati selama rata-rata 2,8 tahun,
dengan maksimum tindak lanjut 8 tahun, yang terdiri dari tindak lanjut total 184.614 pasien-
tahun.
PAD primer dan PAD sebagai bagian dari penyakit campuran/multivessel terutama
didiagnosis pada kunjungan rawat jalan rumah sakit (76% dan 64%,). Selanjutnya, 91% (PAD
primer ) dan 89% (penyakit multivessel) dari semua PAD ditetapkan selama kunjungan rawat
jalan rumah sakit adalah Diagnosa utama (alasan utama untuk ke rumah sakit).
Populasi PAD primer pada usia muda dan lebih banyak perempuan (51,6% vs 48,4%
pria) daripada populasi lain.(Tabel I). Prevalensi diabetes mellitus, insufisiensi ginjal kronis, dan
paru obstruktif kronis pada populasi PAD primer adalah25%, 2,7%, dan 8%; pada PAD þ
CHD,adalah 38%, 4,8%, dan 12%; dan dalam populasi PAD þ IS adalah 35%, 3,4%, dan 7%,.
Penyakit multivessel lebih sering pada pria dan memiliki komorbiditas yang lebih tinggi daripada
yang lain (table 1) diagnosis penyakit PAD primer dan multivessel pada pasien rawat jalan yang
berkunjung rumah sakit (76% dan 64%).
Populasi PAD primer paling sering menunjukkan perubahan setelah terapi obat yang dari
empat populasi pasien yang di diagnosis PAD. Proporsi pasien yang menerima asam
asetilsalisilat dosis rendah meningkat dari 38% 1 minggu sebelum diagnosis menjadi 57% 3
bulan setelahnya, dan proporsi pasien yang menerima statin meningkat dari 29% menjadi 46%.
Hanya sebagian kecil pasien dengan PAD primer (<10%) diobati dengan clopidogrel. Tidak ada
perubahan substansial dalam proporsi pasien yang menerima beta bloker atau angiotensin
converting enzyme (ACE) / reseptor angiotensin blocker setelah diagnosis PAD (Gbr 1).
di follow-up , tingkat kejadian kumulatif dari titik akhir MI, IS, atau kematian CV untuk seluruh
populasi penelitian adalah 16,6%. Jumlah keseluruhan kematian adalah 21,1%. Umumnya pasien
yang mengalami penyakit CV tahun pertama setelah PAD diagnosis, 14,9% memiliki MI
nonfatal, 12,2% memiliki IS nonfatal, dan 72,9% meninggal dengan penyebab kematian
berkaitan dengan CV. Selain itu, 8,3% penyebab kematian karena non-CV.
Kejadian kumulatif dalam 1 tahun, gabungan tarjadinya CV primer pada PAD primer,
PAD þ CHD, PAD þ IS, dan PAD þ IS þ CHD adalah 12%, 21%, 29%, dan 34% (Gambar 2);
Untuk persentase penyebab kematian adalah 16%, 22%, 33%, dan 35% (Gbr 3). Dibandingkan
dengan populasi PAD primer, peningkatan risiko relatif untuk terjadi CV primer setelah
penyesuaian untuk kovariat awal (usia, jenis kelamin, gagal jantung, atrium fibrilasi, dan
diabetes mellitus) tertinggi pada PAD þ IS þ CHD (HR, 2.01), diikuti oleh PAD þ IS (HR, 1.87)
dan PAD þ CHD (HR, 1.42; semua perbandingan P <.001; Tabel II). Dibandingkan dengan PAD
primer , peningkatan risiko relatif untuk semua penyebab kematian setelah penyesuaian untuk
kovariat awal tertinggi di populasi PAD þ IS (HR, 1,50) dan PAD þ IS þ PJK (SDM, 1,32;
keduanya perbandingan P <0,001; Tabel II). Riwayat PJK saat didiagnosis menderita PAD tidak
meningkatkan risiko kematian semua penyebab (SDM, 0,98; 95% CI, 0,95-1,01; P ¼ .197)
Dalam studi kohort nasional ini, lebih dari satu pasien memilki lima diagnosis yang berhubungan
PAD dalam rumah sakit akan mati dalam 1 tahun, dan satu dari enam akan mengalami CV dalam
setahun. Mayoritas diagnosis PAD ditetapkan sebagai diagnosis utama pada kunjungan rawat
jalan rumah sakit, yang berarti bahwa pasien ini dirujuk dari primer fasilitas berdasarkan gejala
yang menunjukkan PAD. Pasien dengan simtomatik PAD merupakan manifestasi awal dari
penyakit aterosklerotik beresiko tinggi terjadi penyakit CV: satu dari enam pasien akan
meninggal dan satu dari delapan akan mengalami CV dalam 1 tahun. Banyak pasien dalam
populasi PAD primer tidak menerima obat pencegahan sekunder yang direkomendasikan oleh
guideline, meskipun telah didiagnosis di rumah sakit dan diketahui risiko besar berikutnya
terjadinya CV pada PAD.
Dibandingkan dengan pasien yang selamat dari MI, pasien PAD memiliki risiko kematian
1 tahun yang lebih tinggi secara signifikan (21,1% vs 13,2%) dan menunjukkan risiko CV yang
sebanding (16,6% vs 18,3%) .15 Data saat ini dari praktik klinis juga menunjukkan bahwa pasien
dengan PAD mungkin risiko CV lebih tinggi dari yang dilaporkan sebelumnya.
Kurva 1 . Kepatuhan terapi obat pencegahan sekunder. Garis putus-putus vertikal menunjukkan
diagnosis penyakit arteri perifer (PAD). ACEi, penghambat enzim pengonversi Angiotensin;
ARB, reseptor angiotensin II bloker; ASA, asam asetilsalisilat; PJK, penyakit jantung koroner;
IS, stroke iskemik.
Kurva II. Kaplan-Meier tentang risiko titik akhir primer komposit infark miokard
(MI),
stroke iskemik (IS), atau komponen kematian akibat kardiovaskular (CV) ; PJK,
jantung koroner penyakit; PAD, penyakit arteri perifer.
Selain itu, penelitian pada pasien yang jauh lebih tua dan menunjukkan penyakit CV
lebih tinggi daripada biasanya yang diamati dalam uji coba terkontrol secara acak. Dalam
penelitian kami, kami telah mengidentifikasi populasi yang unik, pasien dengan diagnosis PAD
oleh spesialis di tingkat nasional. Populasi ini pasien sebelumnya belum dijelaskan dengan baik
dan jelas bahwa banyak pasien menunjukkan PAD, klinis pertama manifestasi penyakit
aterosklerotik adalah gejala pada tungkai. Bahkan populasi PAD primer meningkat dua kali lipat
terjadinya CV dibandingkan dengan populasi PAD dalamAtherothrombosis untuk Daftar
Kesehatan Lanjutan (REACH) .4 Sesuai dengan pengamatan dalam penelitian ini, proporsi pasien
PAD yang lebih kecil dibandingkan dengan PAD dan CV juga dalam daftar REACH, yang
menerima terapi antiplatelet dan statin.
Kurva 3. Kaplan-Meier memperkirakan risiko semua penyebab
kematian.
Memiliki riwayat stroke sebelum diagnosis PAD dikaitkan dengan peningkatan nyata risiko
kematian dan kejadian CV (tingkat CV dalam 1 tahun 30% dan 25%,). Temuan ini sesuai dengan
penelitian Second Manifestasion of Arterial Disease(SMART) , di mana pasien dengan IS dan
PAD memiliki risiko dua kali lipat terjadi CV di masa depan dibandingkan dengan penyakit
arteri coroner yang paten.16 PAD +IS dalam penelitian kami pada populasi sedikit lebih tua,
sebaliknya status komorbiditas agak lebih ringan berkaitan dengan diabetes mellitus, hipertensi,
gagal jantung, penyakit paru obstruktif kronis, dan ginjal kegagalan dibandingkan dengan
populasi PAD þ CHD. Dibandingkan dengan pasien dengan PAD þ IS, mereka yang PAD þ
CHD lebih sering diobati dengan terapi obat preventif sekunder. Tingkat kejadian CV tinggi
pada individu dengan PAD þ IS dibandingkan dengan mereka yang PAD þ CHD mungkin
disebabkan efek kurang agresif pada pengobatan faktor risiko di Indonesia.
Hal ini memungkinkan bahwa kualitas perawatan pasien ini bisa ditingkatkan dengan
mengadopsi proses dari bidang lain. Sebagai contoh, pasien dengan MI, spesialis di rumah sakit
yang memulai pengobatan, pola pengobatan terapi obat pasien menentukan hasil jangka panjang
dan sekunder di swedia dengan asam asetilsalisilat, penghambat ACE / penghambat reseptor
angiotensin, dan statin digunakan oleh 91%, 78%, dan 78% pasien pada 1 tahun setelah MI. 15
Pasien dengan PAD 1 tahun setelah diagnosis dalam penelitian ini adalah 60%, 40%, dan 50%.
Sebuah Penelitian baru-baru ini di Denmark, memiliki sistem perawatan kesehatan seperti
Swedia, menunjukkan sama buruknya hasil untuk individu dengan PAD.5 Lebih dari setengahnya
pasien tidak menerima terapi antiplatelet oleh 3 bulan setelah diagnosis, dan hampir dua pertiga
tidak menerima statin.5 Tingkat kepatuhan sedikit lebih tinggi adalah pada pasien yang menjalani
revaskularisasi ekstremitas bawah di Swedia 1-tahun pasca operasi, dengan penggunaan asam
asetilsalisilat, penghambat ACE, dan statin 75%, 40%, dan 50%,8
Selain mengurangi risiko CV, pengobatan untuk PAD dengan pengelolaan gejala tungkai.
PAD terkait dengan keterbatasan fungsional atau nyeri istirahat dan bisul kulit, yang dapat
menyebabkan gangren. Dalam penelitian terbaru, telah ditunjukkan bahwa kualitas hidup yang
berhubungan dengan kesehatan adalah lebih berkurang pada pasien dengan PAD, terlepas dari
stadium penyakit PAD, dibandingkan dengan pasien dengan penyakit jantung coroner, penyakit
18-20
arteri. Penelitian kami menunjukkan bahwa relatif sedikit pasiendengan prosedur
revaskularisasi, kurang dari satu dari empat pasien direvaskularisasi di dalam 12 bulan pertama
setelah diagnosis PAD.
Penelitian ini mencakup data dari semua pasien di Swedia yang di diagnosis PAD
dirumah sakit. Ini berarti kemungkinan seleksi bias lebih rendah dibandingkan dengan data
kesehatan CV lainnya termasuk hanya menyetujui pasien dengan perekrutan aktif. Sebagai data
penelitian, validitas temuan kami tergantung pada kualitas dankelengkapan kode ICD-10 untuk
data morbiditas direkam dalam coding error kesalahan yang tidak bisa di keluarkan. Namun,
yang kami masukkan hanya pasien dengan kode ICD-10 I70.0, I70.2, dan 173.9B untuk PAD,
dan validasi sebelumnya dari basis data NPR Swedia telah menunjukkan bahwa pengkodean
benar > 98% .13
Penelitian kami hanya mencakup diagnosis yang dibuat di rumah sakit, dan tidak dapat
dikesampingkan bahwa beberapa pasien akan mengalami PAD atau PJK (misalnya, angina stabil
pectoris) yang didiagnosis di perawatan primer sebelumnya diagnosis PAD rumah sakit dicatat di
Swedia NPR. Selain itu, kami tidak memiliki akses data pada faktor risiko klinis penting
(misalnya, penggunaan tembakau, serum lipid, indeks massa tubuh, dan tekanan darah).
Keterbatasan penelitian ini adalah kode ICD-10 yang disertakan tidak di izinkan penggambaran
status gejala pasien PAD atau diskriminasi pasien dengan klaudikasio intermiten dari pasien
dengan anggota gerak klinis iskemia.
KESIMPULAN
Dalam studi kohort nasional ini termasuk pasien yang didiagnosis dengan PAD di rumah sakit,
lebih dari satu di lima akan mati dalam 1-tahun dan satu dari enam akan mengalami penyakit
kardiovaskuler dalam 1 tahun. Pasien dengan PAD merupakan manifestasi awal aterosklerotik
adalah Penyakit yang berisiko tinggi: satu dari enam pasien akan meninggal dalam 1 tahun dan
satu dari delapan akan mengalami penyakit kardiovaskuler dalam 1 tahun. Riwayat IS jelas
meningkatkan risiko. Meskipun PAD didiagnosis di rumah sakit dan berisiko tinggi terjadi CV,
banyak pasien dengan PAD tidak menerima terapi obat sebagai pencegahan sekunder. Temuan
kami menyarankan pencegahan risiko harus menjadi strategi utama dalam manajemen pasien
dengan PAD: dorongan untuk perubahan gaya hidup positif, dan pasien dengan PAD harus diberi
terapi obat pencegahan sekunder dengan terapi antiplatelet dan statin saat keluar dari rumah
sakit. Idealnya, untuk mengurangi CV jangka panjang dan gangguan ekstremitas, pasien PAD
harus berpartisipasi dalam program pengurangan risiko yang direkomendasikan oleh guidline.21
Lebih baik, pengembalian pasien ke dokter perawatan primer dari rumah sakit harus mencakup
panduan spesialis tentang target dosis masa depan untuk keamanan follow up yang memadai
untuk pasien berisiko tinggi ini.