Anda di halaman 1dari 2

1.

Piagam Atlantik (Atlantic Charter)

Ditandatangani pada tanggal 14 Maret 1941. Isi piagam ini adalah hak setiap bangsa untuk menentukan
nasibnya sendiri (right of self determination) serta penolakan dan pencengahan terhadap segala macam
cara kekerasan bagi penyelesaian suatu sengketa atau pertikaian internasional. Adapun isi pokok piagam
atlantik :

- Tidak diperkenankan melakukan perluasan wilayah.

- Setiap bangsa berhak menentukan bentuk dan corak pemerintahnya sendiri.

- Semua negara diperkenankan ikut serta dalam perdagangan internasioanl.

- Mengusahakan perdamaian dunia dimana setiap bangsa dapat hidup bebas dari ketakutan dan
kekurangan.

- jalan kekerasan dalam menyelesaikan perselisihan internasional.

dan 8 poin penting dalam Piagam Atlantik :

- Tidak ada lagi wilayah yang dicari oleh Amerika Serikat atau Inggris.

- Pengaturan sebuah wilayah harus sesuai dengan kehendak masyarakat bersangkutan

- Hak untuk menentukan nasib sendiri.

- Pengurangan rintangan perdagangan.

- Memajukan kerjasama ekonomi dunia dan peningkatan kesejahteraan sosial.

- Kebebasan berkehendak dan bebas dari kekhawatiran.

- Menciptakan kebebasan di laut lepas.

- Pelucutan senjata diseluruh dunia pasca perang.

2. United Nations Declaration

Ditandatangani pada tanggal 1 Januari 1945 di Washington DC oleh 26 negara peserta. Isi deklarasi ini
pada intinya menyokong prinsip yang terdapat pada Atlantic Charter.

3. Konferensi San Fransisco

Konferensi ini adalah konferensi terakhir dalam rangkaian kegiatan terbentuknya PBB. Konferensi ini
berlangsung selama 2 bulan yaitu dari tanggal 25 April sampai 26 Juni 1945. Peserta Konferensi
berjumlah 50 negara yaitu 47 negara penandatanganan Declaration of the United Nations dan ditambah
Ukraina, Belarusia, dan Argentina. Kelima puluh negara ini dikenal sebagai negara anggota pendiri
(original members) atau anggota asli. Konferensi ini menyetujui dan menandatangani Piagam
Perdamaian (Charter of Peace) yang kemudian piagam ini menjadi Piagam PBB (United Nations Charter).

Dalam hal ini ada beberapa ahli hukum internasional yang mengomentari Piagam PBB, salah satunya
adalah argumen dari Scott Davidson dalam human rights yakni bahwa prasyarat penghormatan dan
ketaatan terhadap HAM hanya bersifat anjuran. Namun tidak dapat diartikan sebagai ketetapan yang
menunjukan kewajiban hukum terhadap anggota. Dan kewajiban untuk menggalakkan HAM dalam pasal
55, tidak harus menyiratkan kewajiban untuk melindungi HAM karena meskipun Piagam ini mengakui
HAM, akan tetapi Piagam ini tidak memuat daftar hak-hak asasi manusia serta tidak mengacu kepada
sumber yang menyebutkan secara tepat atas hak-hak itu. Sehingga katalog HAM dipandang suatu
kelemahan, disamping itu juga deklarasi tidak memuat lembaga atau mekanisme perlindungan akan
menjamin diindahkannya HAM.

Anda mungkin juga menyukai