Anda di halaman 1dari 19

PESTISIDA DI AREA

PERSAWAHAN

Group VII
SMA Negeri 3 Kupang
2013/2014

By :
Agatha D. S. Diamanta
Goldwin Mandala
Gregorius A. Kua
Tarsisius R. Toby

Sma negeri 3 kupang[Type text] Page 0


DAFTAR ISI
Pg
Kata Pengantar I

Daftar Isi 1

BAB I : Pendahuluan 2-3


a) Latar Belakang 2
b) Rumusan Masalah 3
c) Tujuan 3
d) Manfaat 3

BAB II : Landasan Teori 4-9


a) Pengertian Pestisida 4
b) Jenis-jenis Pestisida 5
c) Efek Samping Pestisida 6
d) Penanggulangan Bahaya Pestisida 8

BAB III : Pembahasan 10-15


a) Dampak Pestisida Terhadap Lahan Pertanian 10
b) Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan Pengguna 11
c) Dampak Pestisida Terhadap Biota Lain Sekitar Lahan Pertanian 12
d) Penanggulangan Bahaya Pestisida 13
BAB IV : Penutup 16
a) Kesimpulan 16
b) Saran 16

Daftar Pustaka 17

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 1


BAB I

PENDAHULUAN

a) Latar Belakang

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang


keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

Indonesia adalah salah satu Negara berkembang dan Negara Agraris yang sebagian
penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Untuk meningkatkan hasil pertanian
yang ingin dicapai maka diperlukan berbagai sarana yang mendukung agar dapat mencapai
hasil yang memuaskan dan terutama dalam hal mencukupi kebutuhan nasional dalam bidang
pangan/sandang dan meningkatkan perekonomian nasional dengan mengekspor hasilnya ke
luar negeri.Sarana-sarana yang mendukung peningkatan hasil di bidang pertanian tersebut
adalah alat-alat pertanian, pupuk, bahan-bahan kimia yang termasuk di dalamnya adalah
pestisida.

Dalam bidang pertanian, pestisida merupakan sarana yang dibutuhkan untuk membunuh
hama-hama tanaman. Penggunaannya yang sesuai aturan dan dengan cara yang tepat adalah
hal mutlak yang harus dilakukan mengingat bahwa pestisida adalah bahan yang beracun.
Penggunaan bahan-bahan kimia pertanian seperti pestisida tersebut dapat membahayakan
kehidupan manusia dan hewan dimana residu pestisida terakumulasi pada produk-produk
pertanian dan perairan. Untuk meningkatkan produksi pertanian disamping juga menjaga
keseimbangan lingkungan agar tidak terjadi pencemaran akibat penggunaan pestisida perlu
diketahui peranan dan pengaruh serta penggunaan yang aman dari pestisida dan adanya
alternatif lain yang dapat menggantikan peranan pestisida pada lingkungan pertanian dalam
mengendalikan hama, penyakit dan gulma.

Penyemprotan pestisida yang tidak memenuhi aturan akan mengakibatkan banyak


dampak, diantaranya, matinya organisme - organisme lain yang dapat menyebabkan
terganggunya ekosistem di daerah persawahan, selain itu pestisida juga dapat menyerang para
petani sendiri melalui alat pernapasan yang dapat menyebabkan kematian .Hal-hal tersebutlah
yang masih banyak diabaikan oleh para petani Indonesia terutama didaerah pedesaan.Mereka
tidak memperhatikan dampak yang dapat ditimbulkan dari pekerjaan yang mereka lakukan

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 2


setiap harinya dengan berbagai alasan klasik. Oleh karena itu, kami membahas mengenai
dampak yang dapat ditimbulkan dari pekerjaan khususnya sebagai petani agar dapat
menambah pengetahuan dan kesadaran tentang berbagai masalah lingkungan dari
pekerjaannya sehingga dapat membantu mencegah dan meminimalisir masalah-masalah yang
ditimbulkan.

b) Rumusan Masalah
a. Bagaimana dampak yang dapat terjadi terhadap kesuburan lahan pertanian ?
b. Dampak apakah yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida terhadap
kesehatan para petani ?
c. Apakah pengaruh pestisida terhadap biota lain di sekitar lahan pertanian ?
d. Langkah apa saja yang harus dibuat untuk menanggulangi bahaya pestisida ?
c) Tujuan
a. Mengetahui dampak yang terjadi terhadap kesuburan lahan pertanian
b. Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida terhadap
kesehatan para petani
c. Mengetahui pengaruh pestisida terhadap biota lain di sekitar lahan pertanian
d. Mengetahui langkah apa saja yang harus dibuat untuk menanggulangi bahaya
pestisida
d) Manfaat
Dengan hasil makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar atau acuan bagi para petani
menyangkut mekanisme pengontrolan hama, dalam hubungannya dengan dosis atau
konsentrasi pestisida yang digunakan.

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 3


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pestisida

Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan,
menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal
dari pest (“hama“) yang diberi akhiran-cide(“pembasmi”).Sasarannya bermacam-macam
seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap
mengganggu. Dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai “racun”.

Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau
menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian
Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau
membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa
hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 07/PERMENTAN/SR.140/2/2007 mendefinisikan


bahwa pestisida adalah zat kimia atau bahan lain dan jasad renik serta virus yang digunakan
untuk:

 Memberantas atau mencegah hama-hama tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-


hasil pertanian.
 Memberantas rerumputan.
 Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan.
 Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak
termasuk pupuk.
 Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak.
 Memberantas dan mencegah hama-hama air.
 Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah
tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
 Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit
pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman,
tanah atau air.

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 4


B. Jenis-jenis pestisida
a. Berdasarkan fungsi/sasaran penggunaannya, pestisida dibagi menjadi 6 jenis yaitu :
 Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga
seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk
memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk,
kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh: basudin, basminon, tiodan, diklorovinil
dimetil fosfat, diazinon,dll.
 Fungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan
jamur/cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun.
Contoh: tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim,
organomerkuri, dan natrium dikromat.
 Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salah satu
contoh bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh virus
CVPD yang menyerang tanaman jeruk. Umumnya bakteri yang telah
menyerang suatu tanaman sukar diberantas. Pemberian obat biasanya segera
diberikan kepada tanaman lainnya yang masih sehat sesuai dengan dosis
tertentu.
 Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama
tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai
umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung. Hanya
penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan juga hewan ternak
yang memakannya. Contohnya: Warangan.
 Nematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama
tanaman berupa nematoda (cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang
bagian akar dan umbi tanaman. Nematisida biasanya digunakan pada
perkebunan kopi atau lada. Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi
penggunaannya 3 minggu sebelum musim tanam. Selain memberantas
nematoda, obat ini juga dapat memberantas serangga dan jamur. Dipasaran
dikenal dengan nama DD, Vapam, dan Dazomet.
 Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman
pengganggu (gulma) seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll.
Contoh: ammonium sulfonat dan pentaklorofenol.

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 5


b. Berdasarkan bahan aktifnya, pestisida dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
 Pestisida organik (Organic pesticide): pestisida yang bahan aktifnya adalah
bahan organik yang berasal dari bagian tanaman atau binatang, misal: neem oil
yang berasal dari pohon mimba (neem).
 Pestisida elemen (Elemental pesticide): pestisida yang bahan aktifnya berasal
dari alam seperti: sulfur.
 Pestisida kimia/sintetis (Syntetic pesticide): pestisida yang berasal dari
campuran bahan-bahan kimia.
c. Berdasarkan cara kerjanya, pestisida dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
 Pestisida sistemik (Systemic Pesticide): adalah pestisida yang diserap dan
dialirkan ke seluruh bagian tanaman sehingga akan menjadi racun bagi hama
yang memakannya. Kelebihannya tidak hilang karena disiram. Kelemahannya,
ada bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida
ini untuk mencegah tanaman dari serangan hama. Contoh: Neem oil.
 Pestisida kontak langsung (Contact pesticide): adalah pestisida yang
reaksinya akan bekerja bila bersentuhan langsung dengan hama, baik ketika
makan ataupun sedang berjalan. Jika hama sudah menyerang lebih baik
menggunakan jenis pestisida ini. Contoh: Sebagian besar pestisida kimia.
C. Efek Samping Penggunaan Pestisida
a) Keracunan kronis
 Pada syaraf
Gangguan otak dan syaraf yang paling sering terjadi akibat terpapar
pestisida selama bertahun-tahun adalah masalah pada ingatan, sulit
berkonsentrasi, perubahan kepribadian, kelumpukan bahkan kehilagan
kesadaran atau koma.
 Pada hati (liver)
Hati adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menetralkan bahan-
bahan kimia beracun, maka hati itu sendiri sering kali dirusak oleh pestisida
apabila terpaparselama bertahun-tahunhal ini dapat menyebabkan hepatitis.
 Pada perut
Muntah-mutah, sakit perut dan diare adalah gejala umum keracunan
pestisida. Banyak orang-orang yang dalam perkerjaanya berhubunga
langsung dengan pestisida selama bertahun-tahun akan mengalami masalah
sulit makan sedangkan bagi orang yang menelan pestisida efeknya akan
buruk karena pestisida akan langsung merusak melalui dinding perut.
 Sistem kekebalan

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 6


Beberapa jenis pestisida telah diketahui dapat menganggu sitem kekebalan
tubuh manusia dengan cara yang lebih berbahaya, beberapa jenis pestisida
dapat melemakan kemampuan tubuh untuk menahan dan melawan infeksi,
ini berarti tubuh lebih mudah terkena infeksi, sehingga semakin lama akan
menjadi lebih serius dan makin sulit disembukan
b) Keracunan akut
Keracunan akut terjadi apabila efek keracunan pestisida langsung pada saat
dilakukan aplikasi atau setelah melakukan aplikasi pestisida.
 Efek akut lokal
Bila efeknya hanya mempengaruh bagian tubuh yang terkena kontak
langsung dengan pestisida biasanya bersidat iritasi mata,hidung, tenggorokan
dan kulit.
 Efek akut sistemik
Terjadi apabila pestisida masuk kedalam tubuh manusia dan menganggu
sistem tubuh, darah akan membawa pestisida ke seluruh bagian tubuh
menyebabkan bergeraknya syaraf-syaraf otot secara tidak sadar dengan
gerakan halus maupun kasar dan mengeluarkan air mata serta air ludah
berlebihan, pernafasan menjadi lemah/cepat (tidak normal). Cara pestisida
masuk kedalam tubuh.:
 Kulit, apabila pestisida kontak dengan kulit
 Pernafasan, bila terhisap
 Mulut, bila terminum/tertelan
Karena terdapat berbagai jenis pestisida dan ada berbagai cara mesuknya
pestisida ke dalam tubuh manusia maka keracunan pestisida dapat terjadi
dengan berbagai cara . kedaan-keadaan yang perlu segera mendapatkan
perhatianpad kemungkin keracunan pestisida. Pestisida dalam bentuk gas
merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi pernafasan, sedangkan yang
terbentukcairan sangat berbahaya bagi kulit karena dapat masuk ke jarigan
tubuh .

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 7


D. Penanggulangan Bahaya Pestisida
c) Tindakan pengamanan terhadap pestisida
Sudah disebutkan bahwa selain tindakan pencegahan terhadap pencemaran lingkungan
oleh pestisida, juga diperlukan tindakan-tindakan pengamanan terhadap pestisida. Tujuannya
adalah agar manusia terbebas dari keracunan. Beberapa tindakan yang perlu diambil untuk
mencegah keracunan oleh pestisida, yaitu :

 Penyimpanan racun-racun hama :


 Racun-racun harus disimpan dalam wadah-wadah yang diberi tanda, sebaiknya
tertutup dan dalam lemari tersendiri yang terkunci.
 Campuran racun dengan tepung atau makanan tidak boleh disimpan dekat makanan.
Campuran yang rasanya manis biasanya paling berbahaya.
 Tempat-tempat bekas menyimpan yang
telah tidak dipakai lagi harus dibakar,
agar racun-racun sisa musnah sama
sekali.
 Penyimpanan di wadah-wadah untuk
makanan atau minuman seperti botol-
botol, sangat besar bahayanya.

 Pemakaian alat-alat pelindung :


 Pakailah masker dan adakanlah ventilasi
keluar setempat selama melakukan
pencampuran kering bahan-bahan racun.
 Pakailah pakaian pelindung, kaca mata, dan sarung tangan terbuat dari neopren,
jika kerjaan dimaksudkan untuk mencampur bahan tersebut dengan minyak atau
pelarut-pelarut organis. Pakaian pelindung harus dibuka dan kulit dicuci sempurna
sebelum makan.
 Pakailah pelindung pernafasan, kaca mata, baju pelindung, dan sarung tangan selama
menyiapkan dan menggunakan semprotan, kabut atau aerasol, jika kulit atau paru-paru
mungkin kontak dengan bahan tersebut. Alat-alat pelindung harus terbuat dari karet atau
bahan yang tahan minyak.
 Cara-cara pencegahan lainnya :
 Selalu menyemprot ke arah yang tidak memungkinkan angin membawa bahan, sehingga
tidak terhirup atau mengenai kulit dari tenaga kerja yang bersangkutan.

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 8


 Hindarkan waktu kerja lebih dari 8 jam sehari bekerja di tempat tertutup dengan
memakai penguap termis; jauhkan alat tersebut dari rumah penduduk dan tempat
pengolahan bahan makanan.
 Janganlah disemprot tempat-tempat yang sebagian tubuh manusia akan bersentuhan
dengannya.
d) Penanggulangan kondisi tanah akibat pestisida

Berdasarkan teori yang didapat, untuk memperbaiki kondisi tanah yang sudah rusak, butuh
waktu yang cukup lama. Pemulihan tanah dapat dilakukan dengan pemupukkan lahan dengan
menggunakan pupuk organik seperti pupuk kompos. Kompos sangat mudah dibuat. Bahan
kompos dapat dibuat dari bahan organik yang mudah terurai (membusuk) misalnya daun-
daunan, rumput-rumputan, kotoran hewan, limbah rumah tangga, sekam padi, jerami, batang
pisang, dll. Pupuk kompos mengembalikan humus tanah yang telah hilang. Sedangkan untuk
mengatasi hama tanaman dilakukan dengan pestisida organik dan sistem pengendalian hama
dengan menggunakan musuh alaminya sehingga tanaman, tanah, manusia dan biota alam
lainnya tidak tercemari racun.

e) Menggantikan Pestisida dengan bahan ramah lingkungan


 Menggunakan musuh alami tikus yaitu ular
 Menggunakan pestisida alami dengan menggunakan ekstrak tembakau yang
disemprotkan pada tanaman pertanian
 Menggunakan ekor tikus yang telah dipotong untuk menakuti tikus-tikus yang lain
 Menggunakan kulit durian yang ditempatkan didekat lubang tikus dimana bau dari
kulit durian tersebut dapat mengusir tikus

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 9


BAB III

ISI

A. Dampak Pestisida Terhadap Lahan Pertanian

Penggunaaan pupuk kimia dan pestisida kimia sudah sangat populer di kalangan para
petani. Kalau tidak percaya sekali waktu datanglah berkunjung ke desa-desa dan coba
tanyakan apa saja merek pupuk kimia yang mereka ketahui dan sering digunakan. Sederet
jenis dan merek pupuk dengan sangat mudah disebutkan seperti Urea, KCl, MPK, Decis,
Furadan, dan lain-lain. Ketika berdiskusi dengan petani di beberapa desa dampingan, ada dua
alasan umum mengapa pupuk kimia dan pestisida kimia selama ini masih cenderung banyak
digunakan. Alasannya adalah penggunaannya praktis tinggal beli dari penyedia dan proses
untuk melihat hasil tanaman lebih cepat.

Di awal penggunaan memang alasan yang diutarakan tersebut dapat dibuktikan oleh
petani. Panen lebih cepat, gangguan hama berkurang, petani jadi senang karena panen
melimpah. Namun penggunaan berlebihan dalam jangka panjang berdampak negatif pada
lingkungan. Pernah ketika berkunjung ke salah satu komunitas , seorang petani menceritakan
pengalamannya menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Si petani menggunakan pupuk
kimia dengan berlebihan. Ternyata dia melakukan itu karena berpikir dengan dosis yang
tinggi, hasilnya pasti manjur. Bukannya untung yang didapat malah gagal panen yang dialami
karena padi yang ditanam menjadi layu.

Pada dasarnya penggunaan pupuk kimia


berlebihan dan dalam kurun waktu yang
panjang pada lahan pertanian menyebabkan
penurunan kesuburan tanah akibat penipisan
bahan organik tanah. Pupuk kimia mudah larut
dalam air dan mengurai semua bahan organik
dalam tanah sehingga pori-pori tanah berkurang,
kemampuan tanah dalam menyimpan air
berkurang. Cacing dalam tanah yang membantu
kesuburan tanah ikut mati karena kehilangan
habitat dan makanannya.

Sementara itu, penggunaan pestisida kimia sangat berbahaya bagi makhluk hidup dan
alam. Gambarannya adalah bahwa pestisida kimia adalah zat atau racun yang diciptakan
untuk membunuh hama mulai dari hama tingkat rendah seperti bakteri hingga hama seperti
tikus. Saat pestisida tersebut digunakan maka selain akan mengenai hama itu sendiri juga
akan mengenai tumbuhan, udara, air, organisme air, tanah, organisme tanah bahkan manusia.
Predator hama (binatang pemangsa hama) juga ikut mati sehingga siklus mata rantai makanan
tidak seimbang. Pada akhirnya, terjadi fenomena kebalnya hama terhadap racun pestisida.

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 10


Petani di Aek Dakka Pasir dan Sisobambowo pernah mengeluhkan hama walang sangit yang
merusak tanaman padi. Populasi walang sangit semakin bertambah dan sulit untuk dikontrol
kendati pestisida kimia yang biasa digunakan telah disemprotkan dengan dosis yang lebih
banyak di sawah mereka.

B. Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan Pengguna (petani)


Menurut teori yang kami peroleh dampak yang diakibatkan oleh pestisida adalah
sebagai berikut :
a) Keracunan kronis
Pamaparan kadar rendah dalam jangka panjang atau dalam waktu singkat dengan
akibat kronis. Keracunan dapat ditemukan dalam bentuk kelainan syaraf dan perilaku
, keracunan pestisida antara lain :
 Pada syaraf
Gangguan otak dan syaraf yang paling sering terjadi akibat terpapar
pestisida selama bertahun-tahun adalah masalah pada ingatan, sulit
berkonsentrasi, perubahan kepribadian, kelumpukan bahkan kehilagan
kesadaran atau koma.
 Pada hati (liver)
Hati adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menetralkan bahan-
bahan kimia beracun, maka hati itu sendiri sering kali dirusak oleh pestisida
apabila terpaparselama bertahun-tahunhal ini dapat menyebabkan hepatitis.
 Pada perut
Muntah-mutah, sakit perut dan diare adalah gejala umum keracunan
pestisida. Banyak orang-orang yang dalam perkerjaanya berhubunga
langsung dengan pestisida selama bertahun-tahun akan mengalami masalah
sulit makan sedangkan bagi oarang yang menelan pestisida efeknya akan
buruk karena pestisida akan langsung merusak melalui dinding perut.
 Sistem kekebalan
Beberapa jenis pestisida telah diketahui dapat menganggu sitem
kekebalan tubuh manusia dengan cara yang lebih berbahaya, beberapa jenis
pestisida dapat melemakan kemampuan tubuh untuk menahan dan melawan
infeksi, ini berarti tubuh lebih mudah terkena infeksi, sehingga semakin lama
akan menjadi lebih serius dan makin sulit disembukan.
b) Keracunan akut
Keracunan akut terjadi apabila efek keracunan pestisida langsung pada saat
dilakukan aplikasi atau setelah melakukan aplikasi pestisida.

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 11


 Efek akut lokal
Bila efeknya hanya mempengaruh bagian tubuh yang terkena kontak
langsung dengan pestisida biasanya bersidat iritasi mata,hidung, tenggorokan
dan kulit.
 Efek akut sistemik
Terjadi apabila pestisida masuk kedalam tubuh manusia dan menganggu
sistem tubuh, darah akan membawa pestisida ke seluruh bagian tubuh
menyebabkan bergeraknya syaraf-syaraf otot secara tidak sadar dengan
gerakan halus maupun kasar dan mengeluarkan air mata serta air ludah
berlebihan, pernafasan menjadi lemah/cepat (tidak normal). Cara pestisida
masuk kedalam tubuh.:
 Kulit, apabila pestisida kontak dengan kulit
 Pernafasan, bila terhisap
 Mulut, bila terminum/tertelan
Karena terdapat berbagai jenis pestisida dan ada berbagai cara mesuknya
pestisida ke dalam tubuh manusia maka keracunan pestisida dapat terjadi
dengan berbagai cara . kedaan-keadaan yang perlu segera mendapatkan
perhatianpad kemungkin keracunan pestisida. Pestisida dalam bentuk gas
merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi pernafasan, sedangkan yang
terbentukcairan sangat berbahaya bagi kulit karena dap[at masuk ke jarigan
tubuh.
C. Dampak Pestisida Terhadap Biota Lain Sekitar Lahan Pertanian
a) Keracunan terhadap ternak dan hewan piaraan.

Keracunan pada ternak maupun hewan piaraan dapat secara langsung maupun tidak
langsung. Secara tidak langsung pestisida yang digunakan untuk melawan serangga atau
hama termakan atau terminum oleh ternak, seperti rumput yang telah terkontaminasi pestisida
dimakan oleh ternak atau air yang sudah tercemar pestisida diminum oleh ternak.

b) Keracunan terhadap biota air (ikan).

Pencucian pestisida oleh air hujan akan menyebabkan terbawanya pestisida ke aliran
tanah bagian bawah atau permukaan air sungai. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
keracunan terhadap biota air.

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 12


c) Keracunan terhadap satwa liar.

Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dapat menimbulkan keracunan yang


berakibat kematian pada satwa liar seperti burung, lebah, serangga penyubur dan satwa liar
lainnya. Keracunan tersebut dapat terjadi secara langsung karena kontak dengan pestisida
maupun tidak langsung karena melalui rantai makanan (Bio Konsentrasi).

d) Keracunan terhadap tanaman.

Beberapa insektisida dan fungisida yang


langsung digunakan pada tanaman dapat
mengakibatkan kerusakan pada tanaman yang
diperlakukan. Hal ini disebabkan bahan formulasi
tertentu, dosis yang berlebihan atau mungkin pada
saat penyemprotan suhu atau cuaca terlalu panas
terutama di siang hari.

e) Kematian musuh alami organisme


pengganggu.

Penggunaan pestisida terutama yang berspektrum luas dapat menyebabkan kematian


parasit atau predator (pemangsa) jasad pengganggu. Kematian musuh alami tersebut dapat
terjadi karena kontak langsung dengan pestisida atau secara tidak langsung karena memakan
hama yang mengandung pestisida.

f) Kenaikan populasi organisme pengganggu.

Sebagai akibat kematian musuh alami maka organisme pengganggu dapat lebih leluasa
untuk berkembang.

D. Penanggulangan Bahaya Pestisida


a) Tindakan pengamanan terhadap pestisida
Sudah disebutkan bahwa selain tindakan pencegahan terhadap pencemaran lingkungan
oleh pestisida, juga diperlukan tindakan-tindakan pengamanan terhadap pestisida. Tujuannya
adalah agar manusia terbebas dari keracunan. Beberapa tindakan yang perlu diambil untuk
mencegah keracunan oleh pestisida, yaitu :

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 13


 Penyimpanan racun-racun hama
 Racun-racun harus disimpan dalam wadah-wadah yang diberi tanda, sebaiknya
tertutup dan dalam lemari tersendiri yang terkunci.
 Campuran racun dengan tepung atau makanan tidak boleh disimpan dekat makanan.
Campuran yang rasanya manis biasanya paling berbahaya.
 Tempat-tempat bekas menyimpan yang telah tidak dipakai lagi harus dibakar, agar
racun-racun sisa musnah sama sekali.
 Penyimpanan di wadah-wadah untuk makanan atau minuman seperti botol-botol, sangat
besar bahayanya.

 Pemakaian alat-alat pelindung


 Pakailah masker dan adakanlah ventilasi keluar setempat selama melakukan
pencampuran kering bahan-bahan racun.
 Pakailah pakaian pelindung, kaca mata,
dan sarung tangan terbuat dari neopren,
jika kerjaan dimaksudkan untuk
mencampur bahan tersebut dengan
minyak atau pelarut-pelarut organis.
Pakaian pelindung harus dibuka dan kulit
dicuci sempurna sebelum makan.
 Pakailah pelindung pernafasan, kaca
mata, baju pelindung, dan sarung tangan
selama menyiapkan dan menggunakan
semprotan, kabut atau aerasol, jika kulit atau paru-paru mungkin kontak dengan bahan
tersebut. Alat-alat pelindung harus terbuat dari karet atau bahan yang tahan minyak.
 Cara-cara pencegahan lainnya :
 Selalu menyemprot ke arah yang tidak memungkinkan angin membawa bahan, sehingga
tidak terhirup atau mengenai kulit dari tenaga kerja yang bersangkutan.
 Hindarkan waktu kerja lebih dari 8 jam sehari bekerja di tempat tertutup dengan
memakai penguap termis; jauhkan alat tersebut dari rumah penduduk dan tempat
pengolahan bahan makanan.
 Janganlah disemprot tempat-tempat yang sebagian tubuh manusia akan bersentuhan
dengannya.

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 14


b) Penanggulangan kondisi tanah akibat pestisida

Berdasarkan teori yang didapat, untuk memperbaiki kondisi tanah yang sudah rusak,
butuh waktu yang cukup lama. Pemulihan tanah dapat dilakukan dengan pemupukkan lahan
dengan menggunakan pupuk organik seperti pupuk kompos. Kompos sangat mudah dibuat.
Bahan kompos dapat dibuat dari bahan organik yang mudah terurai (membusuk) misalnya
daun-daunan, rumput-rumputan, kotoran hewan, limbah rumah tangga, sekam padi, jerami,
batang pisang, dll. Pupuk kompos mengembalikan humus tanah yang telah hilang. Sedangkan
untuk mengatasi hama tanaman dilakukan dengan pestisida organik dan sistem pengendalian
hama dengan menggunakan musuh alaminya sehingga tanaman, tanah, manusia dan biota
alam lainnya tidak tercemari racun.

c) Menggantikan Pestisida dengan bahan ramah lingkungan


 Menggunakan musuh alami tikus yaitu ular
 Menggunakan pestisida alami dengan menggunakan ekstrak tembakau yang
disemprotkan pada tanaman pertanian
 Menggunakan ekor tikus yang telah dipotong untuk menakuti tikus-tikus yang lain
 Menggunakan kulit durian yang ditempatkan didekat lubang tikus dimana bau dari
kulit durian tersebut dapat mengusir tikus

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 15


BAB IV

PENUTUP
a) Kesimpulan

Pestisida memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah mengendalikan hama


pengganggu tanaman, tapi penggunaan pestisida dengan dosis dan tidak sesuai aturan dapat
menimbulkan dampak-dampak negatif baik bagi kesuburan lahan pertanian itu sendiri,
terhadap biota sekitar maupun bagi kesehatan. Sehingga penggunaan pestisida dapat diganti
dengan menggunakan cara cara yang lebih ramah terhadap lingkungan dan tidak mengganggu
kesehatan pengguna (petani).

b) Saran
o Menggunakan musuh alami tikus yaitu ular
o Menggunakan pestisida alami dengan menggunakan ekstrak tembakau yang
disemprotkan pada tanaman pertanian
o Menggunakan ekor tikus yang telah dipotong untuk menakuti tikus-tikus yang
lain
o Menggunakan kulit durian yang ditempatkan didekat lubang tikus dimana bau
dari kulit durian tersebut dapat mengusir tikus

Dari 4 cara yang dapat dibuat oleh para petani setidaknya dapat meminimalisir penggunaan
pestisida yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan, biota lain dan
kesehatan para petani sendiri.

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 16


DAFTAR PUSTAKA

http://ddberas.blogspot.com/2011/03/dampak-pestisida-terhadap-kesehatan.html
http://evynurhidayah.wordpress.com/2012/04/17/pestisida-pada-petani/
http://luphlyfm.blogspot.com/2009/06/dampak-pestisida-tehadap-kesehatan.html
http://petunjukbudidaya.blogspot.com/2013/02/bahaya-pestisida-bahaya-pestisida-bagi.html
http://evynurhidayah.wordpress.com/2012/04/17/pestisida-pada-petani/

http://tipspetani.blogspot.com/2012/12/macam-macam-pestisida-tanaman.html

http://evynurhidayah.wordpress.com/2012/04/17/pestisida-pada-petani/

http://tipspetani.blogspot.com/2012/12/macam-macam-pestisida-tanaman.html

http://blog-estrybima.blogspot.com/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo_19.html

http://caritas.keuskupan-sibolga.org/?p=343

SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 17


SMA Negeri 3 Kupang (SMANTIQ) 18

Anda mungkin juga menyukai