Anda di halaman 1dari 4

1.

Latar Belakang
Diabetes mellitus telah dikategorikan sebagai penyakit global oleh World Health
Organization (WHO) dengan jumlah penderita di dunia mencapai 382 juta jiwa pada tahun
2013 dan pada tahun 2035 jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 594 juta
jiwa. Diperkirakan dari 382 juta jiwa tersebut, 175 juta diantaranya belum terdiagnosis,
sehingga terancam berkembang progresif menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa
pencegahan. Indonesia menempati peringkat ke empat di dunia, dengan prevalensi
penderita sebanyak 8,4 juta jiwa ditahun 2000 (WHO,2011).
Saat ini penyakit diabetes mellitus belum menempati skala prioritas utama dalam
pelayanan kesehatan. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007 prevalensi diabetes mellitus
di Indonesia sebesar 5,7% pada penduduk usia lebih dari 15 tahun keatas dan meningkat
menjadi 6,9% pada tahun 2013. Jawa Timur menjadi salah satu provinsi penyumbang
penderita diabetes mellitus terbesar di Indonesia setelah dua provinsi besar lainnya yaitu DI
Yogyakarta dan DKI Jakarta. Prevalensi penderita diabetes mellitus di provinsi Jawa Timur
sebesar 2,1% dan diperkirakan 0,4% diantaranya belum terdiagnosis diabetes mellitus.
Tingginya kadar gula dalam darah yang terjadi dari waktu ke waktu dapat
menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah.
Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes mellitus antara lain
retinopaty diabetic, neuropaty, proteinuria, ulcus, amputasi, angina, stroke, gagal jantung
dan gagal ginjal. Hasil penelitian yang dilakukan di RSCM pada tahun 2011 menunjukkan
bahwa komplikasi terbanyak yang dialami penderita diabetes mellitus adalah neuropaty
sebesar 54%, diikuti retinopaty diabetic sebesar 35,4%.
Untuk menghindari terjadinya komplikasi dibutuhkan pengendalian kadar gula darah
agar tetap dalam kisaran normal (Waspadji, 2009). Pengendalian diabetes mellitus lebih
diprioritaskan pada pencegahan dini melalui upaya promotif dan preventif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan rehabititatif. Penatalaksanaan diabetes mellitus dikenal
dengan 4 pilar utama pencegahan diabetes mellitus yang terdiri dari meningkatkan aktiviitas
fisik (olah raga rutin misalnya jalan kaki, renang, senam, bersepeda selama 30 menit tiap
hari), minum obat secara rutin (pahami manfaat, jenis, cara pakai, serta efek samping obat
yang digunakan), cek rutin kadar gula darah, serta menerapkan diet seimbang (perbanyak
konsumsi sayuran dan buah, serta hindari makanan terlalu manis atau makanan fast food).

2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Dengan adanya edukasi melalui berbagai media (salah satunya poster)
diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian yang
disebabkan diabetes mellitus.
2.2 Tujuan Khusus
 Memberi tahu kepada penderita diabetes mellitus agar melaksanakan 4 pilar
utama pencegahan diabetes mellitus
 Memberi tahu kepada masyarakat bahwa 5 dari 10 penderita diabetes
mellitus belum mengetahui dirinya terdiagnosis diabetes mellitus
 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya diabetes mellitus
sehingga bisa memberikan dukungan kepada keluarga atau orang terdekat
yang menderita diabetes mellitus
3. Penjelasan Kegiatan Promotif dan Preventif
Tujuan program pengendalian diabetes mellitus di Indonesia adalah
terselenggaranya pengendalian faktor resiko untuk menurunkan angka kesakitan,
kecacatan, dan kematian yang disebabkan diabetes mellitus. Pengendalian diabetes
mellitus lebih diprioritaskan pada pencegahan dini melalui upaya promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabititatif. Penatalaksanaan
diabetes mellitus dikenal dengan 4 pilar utama pencegahan diabetes mellitus yang
terdiri dari:
 Melakukan aktivitas rutin sangat disarankan untuk menghindari tingginya
kadar gula dalam darah. Olah raga ringan (jalan kaki, bersepeda, berenang,
senam) secara teratur selama 30 menit setiap hari menjadi salah satu cara
pencegahan dini diabetes mellitus.
 Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan salah satu faktor resiko
diabetes mellitus. Menjaga berat badan agar tetap ideal dapat
menghindarkan diri dari tingginya kadar gula darah dan kadar kolesterol
darah yang merupakan salah satu indikator diabetes mellitus.
 Memeriksa kadar gula darah secara rutin di rumah atau di tempat pelayanan
kesehatan terdekat sangat diperlukan dalam mengetahui nilainya secara
berkala sehingga dapat menjadi deteksi dini dan dapat diketahui keberhasilan
proses pengobatan dan kiat pencegahan.
 Sangat dianjurkan agar menjalankan diet seimbang yaitu perbanyak
konsumsi buah dan sayur. Batasi makanan yang berasa terlalu manis,
makanan fast food, serta makanan rendah serat lainnya.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
 Prevalensi penderita diabetes mellitus meningkat sebesar 5,7% pada tahun
2007 menjadi 6,9% pada tahun 2013
 5 dari 10 penderita diabetes mellitus belum mengetahui dirinya terdiagnosis
diabetes mellitus
 Pengendalian diabetes mellitus lebih diprioritaskan pada pencegahan dini
melalui upaya promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif
dan rehabititatif
 Penatalaksanaan diabetes mellitus dikenal dengan 4 pilar utama pencegahan
diabetes mellitus yang terdiri dari meningkatkan aktiviitas fisik (olah raga rutin
misalnya jalan kaki, renang, senam, bersepeda selama 30 menit tiap hari),
minum obat secara rutin (pahami manfaat, jenis, cara pakai, serta efek
samping obat yang digunakan), cek rutin kadar gula darah, serta menerapkan
diet seimbang (perbanyak konsumsi sayuran dan buah, serta hindari
makanan terlalu manis atau makanan fast food)
4.2 Saran
Berdasarkan uraian diatas, dapat diberikan saran sebagai berikut:
 Perlu adanya edukasi dari berbagai media (poster, baliho, pamflet, iklan
media sosial) mengenai pencegahan, bahaya serta pengendalian diabetes
mellitus
 Perlu kerja sama lintas sektor dari berbagai pihak terkait (tenaga kesehatan,
pemerintah, keluarga) agar bisa melalukan upaya pencegahan atau upaya
pengendalian diabetes mellitus

Anda mungkin juga menyukai