Anda di halaman 1dari 23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan jenis penelitian eksperimen. Menurut

Latipun (2004:8) “penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan

dengan memanipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi

terhadap perilaku individu. “

Penelitian ini termasuk Desain penelitian Post Test only Control grup design.

Cross sectional adalah suatu penilitian untuk mempelajari dinamika korelasi antar

faktor-faktor resiko dengan efek, dan dengan suatu pendekatan , observasi

ataupun dengan pengumpulan data pada suatu saat tertentu (Notoadmojo,2002).

O1 X O2
Transtibial Prosthesis

03 O4

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

Keterangan : O1 = pasien pasca Amputasi

X = Intervensi ( Pemakaian Transtibal Ptosthesis )

O2 = Penerimaan Diri Pasien

O3 = Kelompok control (pasien pasca amputasi dengan kruk)

O4 = Penerimaan diri
B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik APOC (Afiyah Prosthetic and Orthotic Care),

Boyolali, Jawa Tengah. Waktu yang digunakan dalam penelitian adalah pada

bulan Februari 2018 hingga bulan Mei 2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono,2011). Populasi yang

diambil peneliti adalah semua pasien amputasi transtibial di Klinik APOC,

Boyolali, Jawa Tengah dari kurun waktu Januari 2016 – Desember 2017yang

bearada di area Solo dan sekitarnya dengan jumlah total 18 pasien.

2. Sampel dan Teknik sampling

a. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti

dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit dari

pada populasinya) (Djarwanto dan Pangestu, 1993 : 108) (Rahardianto, 2017).

Sampel penelitian adalah pasien pasca amputasi pengguna transtibial prosthesis di

klinik APOC Boyolali dan pengguna kruk untuk kelompok kontrol pasca

amputasi di Balai Besar Rehabilitasi Bina Daksa (BBRSBD) Surakarta.

b. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Total Sampling yaitu

teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi


(Sugiyono,2007). Alasan pengambilan teknik sampling ini menurut Sugiyono

(2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel

penelitian semuanya.

D. Instrument atau alat ukur penelitian

a. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,

mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif

dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Hal

yang perlu diperhatikan dalam memilih instrument adalah instrument tersebut

harus valid (dapat mengukur apa yang hendak diukur) dan reliable (ketetapan

hasil).

Dalam penelitian ini instrumen berdasarkan 2 variabel yaitu Penggunaan

trasnstibal Prosthesis dan penerimaan diri. Untuk mengukur penerimaan diri

dengan menggunakan kuesioner tertutup yang disusun berdasarkan indikator

penerimaan diri. Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang

diperoleh langsung dari subjek penelitian. Jenis data dalam penelitian ini yaitu

kuantitatif dengan skala data interval.

2. Alat ukur penelitian

Alat ukur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket/

kuesioner. Menurut Sugiyono (2009 : 67), kuesioner atau angket adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau penyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Instrumen penelitian


ada yang sudah dibakukan, namun ada juga yang harus dibuat sendiri oleh

peneliti. Instrumen tersebut berupa skala sehingga dapat mengukur dan

menghasilkan data yang akurat (Sugiyono, 2012). Instrument kuesioner

menggunakan Skala Likert dengan type pernyataan Favourable dan Unfavorable

untuk mengukur tingkat penerimaan diri apakah meningkat atau menurun. Jenis

angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban pada tempat

yang sesuai (Suharsimi Arikunto, 2005: 103).

Item-item disusun dalam bentuk pernyataan dengan pilihan jawaban, masing-

masing skala memiliki lima pilihan jawaban alternatif, yaitu “sangat sesuai” (SS),

“sesuai” (S), “kurangsesuai (KS) , “tidaksesuai” (TS), dan “sangat tidaksesuai”

(STS), dan subjek harus memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan

tersebut. Skor setiap alternatif jawaban pada pertanyaan positif (+) dan pertanyaan

negatif (-) adalah seperti pada tabel berikut :

Favorable Unfavorable

SS S KS TS STS SS S KS TS STS

Skor 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

Tabel 3.1 Penilaian Penerimaan Diri (Sudjana, 2009:107)

Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek, maka menggambarkan semakin

tinggi Self Acceptance individu, dan sebaliknya semakin rendah skor total subyek,

maka menggambarkan semakin rendah Self Acceptance individu tersebut.

Adapun blue print dari kuesioner skala penerimaan diri yang berdasar

indikator- indikator penerimaan diri dapat dilihat pada tabel berikut:


NO Variabel Indikator Item
F Uf
1 Penerimaan diri 2,8, 15,21
Adanya keyakinan akan
kemampuan diri dalam
2934, 25,40

menghadapi persoalan 57 64

Adanya anggapan 3,9,30 16,23


berharga terhadap diri 41,58 35,47
sendiri sebagai manusia 66
dan sederajad dengan
orang lain

Tidak ada anggapan 10,17, 4,22


aneh/abnormal terhadap 48,65, 42,54
diri sendiri dan tidak ada 51 59
harapan ditolak oleh
orang lain

Tidak adanya rasa malu 1,18 11,26,


atau tidak memperhatikan 36,50 31,55
diri sendiri 67 60

Adanya keberanian 12,27 5,19


memikul tangguang jawab 37,52 43,56,
atas perilaku sendiri 68 62
Adanya objektivitas 6,24 13,20
dalam penerimaan pujian 32,49 44,53
atau celaan 63

Tidak ada penyalahan atas 7,28 14,33


keterbatasan yang ada atau 38,39 45,46
pengingkaran kelebihan 61,70

Tabel 3.2 Blue print Instrument Penelitian

3. Pengujian Instrument Peneilitian

Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui keakuratan dari instrumen

yang akan digunakan dalam penelitian. Keakuratan instrumen akan

mengungkapkan data yang benar dan hasil penelitian dapat dipercaya. Instrumen

penelitian yang akan digunakan perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

a) Uji Validitas

Dalam sebuah instrumen yang dikembangkan diperlukan adanya uji validitas.

Menurut Sugiyono (2011: 121) valid berati instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil penelitian yang valid apabila

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada obyek yang diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 211)

validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrument.


Menurut Arikunto (2006:144) “validitas adalah alat ukur yang menunjukan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.” Validitas yang dipakai

dalam penelitian ini adalah validitas konstruk, yaitu konsep validitas yang

berangkat dari konstruksi teoritik tentang variabel yang hendak diukur oleh jenis

alat ukur. Konstruksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah self acceptance.

Pengujian validitas alat ukur ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan tiap skor

pada item dengan skor totalnya. Setelah data ditabulasikan maka pengujian

validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor yaitu dengan

mengkorelasikan antar skor item instrumen. Oleh karena itu, untuk mendapatkan

koefisien korelasi antar skor item dengan skor total digunakan teknik korelasi

product moment dari Pearson. Teknik korelasi product moment digunakan pada

penelitian ini dikarenakan data variabel dalam penelitian ini berbentuk data

interval dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama. Rumus

korelasi yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus korelasi product

moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi yang dicari

N = banyaknya subjek

Ʃx = Jumlah skor variabel

Ʃy = Jumlah skor total

Ʃxy= Jumlah perkalian skor item skor total


Ʃx² = Jumlah kuadrat butir

Ʃy² = Jumlah kuadrat butir

Dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikansi sebesar 5%. Analisis

butir dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal dalam instrumen

dengan cara yaitu skor-skor yang ada dalam butir soal dikorelasikan dengan skor

total, kemudian dibandingkan pada taraf signifikansi 5%. Item dinyatakan valid

jika rhitung > r tabel sedangkan item tidak valid jika rhitung < rtabel. Print out

hasil uji validitas dapat dilihat sebagai berikut :

NO.Item rhitung r.tabel Hasil

1 .649 .514 Valid

2 .828 .514 Valid

3 .617 .514 Valid

4 .526 .514 Valid

5 .122 .514 Tidak Valid

6 .438 .514 Tidak Valid

7 .613 .514 Valid

8 .524 .514 Valid

9 .786 .514 Valid

10 .715 .514 Valid

11 .767 .514 Valid

12 .232 .514 Tidak Valid


13 .415 .514 Tidak Valid

14 .611 .514 Valid

15 .581 .514 Valid

16 .729 .514 Valid

17 .867 .514 Valid

18 .468 .514 Tidak Valid

19 .180 .514 Tidak Valid

20 .795 .514 Valid

21 .427 .514 Tidak Valid

22 .735 .514 Valid

23 .713 .514 Valid

24 .274 .514 Tidak Valid

25 .706 .514 Valid

26 .836 .514 Valid

27 .010 .514 Tidak Valid

28 .101 .514 Tidak Valid

29 .385 .514 Tidak Valid

30 .347 .514 Tidak Valid

31 .717 .514 Valid

32 .714 .514 Valid

33 .398 .514 Tidak Valid

34 .542 .514 Valid


35 .805 .514 Valid

36 .646 .514 Valid

37 .047 .514 Tidak Valid

38 .102 .514 Tidak Valid

39 .126 .514 Tidak Valid

40 .337 .514 Tidak Valid

41 .737 .514 Valid

42 .823 .514 Valid

43 .637 .514 Valid

44 .699 .514 Valid

45 .036 .514 Tidak Valid

46 .093 .514 Tidak Valid

47 .785 .514 Valid

48 .732 .514 Valid

49 .357 .514 Tidak Valid

50 .321 .514 Tidak Valid

51 .093 .514 Tidak Valid

52 .625 .514 Valid

53 .828 .514 Valid

54 .054 .514 Tidak Valid

55 .771 .514 Valid

56 .949 .514 Valid


57 .239 .514 Tidak Valid

58 .786 .514 Valid

59 .740 .514 Valid

60 .746 .514 Valid

61 .269 .514 Tidak Valid

62 .715 .514 Valid

63 .227 .514 Tidak Valid

64 .415 .514 Tidak Valid

65 .461 .514 Tidak Valid

66 .783 .514 Valid

67 .751 .514 Valid

68 .638 .514 Valid

69 .465 .514 Tidak Valid

70 .461 .514 Tidak Valid

Tabel 3.3 HasilUji Validitas

Dari keterangan tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa item

yang valid berjumlah 40 item yaitu: 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 20,

22, 23, 25, 26, 31 ,32, 34, 35, 36, 41, 42, 43, 44, 47, 48, 52, 53, 55 ,56, 58, 59, 60,

62, 66, 67, 68 item ini dinyatakan valid karena rtabel > rhitung. Sedangkan item

yang tidak valid berjumlah 30 yaitu : 5, 6, 12, 13, 18, 19, 21, 21, 24, 27, 28, 29 ,30

, 33, 37, 38, 39, 40,45, 46, 49, 50, 51, 54, 57, 61, 63, 64, 65, 69, 70 item ini

dinyatakan tidak valid karena rhitung < rtabel. Pernyataan yang tidak valid
dikeluarkan dari kuesioner dan tidak digunakan. Setiap Indikator dalam kuesioner

ini sudah terwakili oleh pernyataan favourable ataupun unfavourable sehingga

sudah bisa digunakan untuk mengukur peneriman diri.

b. Uji Reliabilitas Instrument

Sebuah instrumen dikatakan memiliki nilai realibilitas yang tinggi apabila

tes yang dibuat mempunyai hasil konsistensi dalam mengukur yang hendak diukur

(Saiffudin Azwar, 2013: 109). Pendapat lain dikemukakan oleh Suharsimi

Arikunto (2013: 221), instrumen dapat dikatakan reliabel apabila instrumen

tersebut dapat mengungkap data dan dapat dipercaya dan cukup baik sehingga

mampu mengungkap data yang bisa dipercaya.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach

yaitu rumus yang digunakan untuk menghitung data yang skalanya bertingkat.

Adapun rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen.

k : Banyak item.
2
Σσ b : Jumlah varian item.
2
σ t : Jumlah varian total

( Suharsimi Arikunto 2010 : 239)


Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya antara 0

sampai 1.00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka1.00 berarti

semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya semakin rendah reliabilitasnya

mendekati angka 0, berarti semakin rendah reliabilitasnya. Dari uji reliabilitas

dengan menggunakan program SPSS for Windows 17 diperoleh koefisien sebesar

0,975 sehingga skala ini reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.975 40

Tabel 3.4 hasil Reliablitas

Adapun blue print dari kuesioner skala penerimaan diri yang sudah valid dan

sudah reliable adalah sebagai berikut :

NO Variabel Indikator Item


F Uf
1 Penerimaan diri 2,8,34 15,25
Adanya keyakinan akan
kemampuan diri dalam
menghadapi persoalan

Adanya anggapan 3,9,41 16,23


berharga terhadap diri 58 35,47
sendiri sebagai manusia
dan sederajad dengan
orang lain
Tidak ada anggapan 10,17, 4,22
aneh/abnormal terhadap 48 42,59
diri sendiri dan tidak ada
harapan ditolak oleh
orang lain

Tidak adanya rasa malu 1,36 11,26,


atau tidak memperhatikan 67 31,55
diri sendiri 60

Adanya keberanian 52, 68 43,56,


memikul tangguang jawab 62
atas perilaku sendiri

Adanya objektivitas 32 20,44,


dalam penerimaan pujian 53
atau celaan

Tidak ada penyalahan atas 7 14


keterbatasan yang ada atau
pengingkaran kelebihan
Tujuan dilakukannya uji validitas dan uji reliabilitas adalah sebagai syarat

mutlak dalam penelitian untuk mendapatkan data dari intrumen yang telah teruji

dan mampu mengukur data yang hendak diukur.

E. Variable dan definisi operasional

Terdapat 2 jenis variabel yang ada dalam penelitian ini yakni variabel bebas

dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah penggunaan

transtibialprosthesis sedangkan variabel terikatnya adalah penerimaan diri pada

pasien paska amputasi transtibia.

a. Penerimaan Diri

Penerimaan diri adalah suatu sikap menerima kondisi diri apa adanya dengan

wajar yang ditunjukkan pada sikap dan perasaan yang wajar, tidak berlebihan.

Pengenalan diri secara utuh akan kondisi diri dan tidak menutupi maupun

menyangkal keadaan dirinya yang menjadi cacat. . Untuk mengukur tingkat

penerimaan diri khususnya penerimaan diri pada penderita pasca amputasi

transtibial disusun berdasarkan tujuh aspek yang merupakan ciri-ciri dari

penerimaan diri yaitu :

a. Adanya keyakinan akan kemampuan diri dalam menghadapi persoalan.

b. Adanya anggapan berharga terhadap diri sendiri sebagai manusia dan

sederajad dengan orang lain.

c. Tidak ada anggapan aneh/ abnormal terhadap diri sendiri dan tidak ada

harapan ditolak oleh orang lain.

d. Tidak adanya rasa malu atau tidak memperhatikan diri sendiri.

e. Adanya keberanian memikul tangguang jawab atas perilaku sendiri.


f. Adanya objektivitas dalam penerimaan pujian atau celaan.

g. Tidak ada penyalahan atas keterbatasan yang ada ataupun pengingkaran

kelebihan.

alat ukur yang digunakan untuk variabel penerimaan diri adalah kuesioner

yang disusun berdasarkan indikator-indikator penerimaan diri. Kuesioner

penerimaan diri ini bersifat tertutup dan anonim. Tertutup berarti berisi

pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti, dalam hal

ini menggunakan skala Likert yang dimodifikasi yang terdiri atas empat kategori

jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S),Kurang Setuju (KS), Tidak setuju

(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Jawaban ini digunakan agar subyek dapat

menentukan pilihannya secara tegas dan tidak ragu-ragu. Apabila tersedia

jawaban di tengah, dapat timbul kecenderungan untuk memilih jawaban yang

netral, khususnya oleh mereka yang ragu-ragu atas jawabannya (Hadi, 1991).

Bersifat anonim bertujuan agar subyek lebih terbuka dalam memberikan

informasi.

b. Transtibial Prosthesis

Transtibial prosthesis merupakan salah satu jenis prostesis anggota gerak

bawah yang didesain untuk mengganti anggota gerak tubuh yang hilang tepatnya

pada bawah lutut, sehingga seseorang yang kehilangan anggota gerak bawah dapat

kembali berjalan dengan menggunakan transtibial prostesis.

Pemasangan Trastibial Prosthesis akan membuat pasien merasa tidak

kehilangan bagian tubuhnya dan bisa membantu paisen menjalankan aktifitasnya


sehingga menimbulkan sikap menerima keadaan dirinya dengan perasaan

senang dan apa adanya.

c. Kelompok Kontrol pengguna kruk

Kelompok control adalah adalah sekelompok orang dalam sebuah penelitian

yang tidak mengalami intervensi yang sedang dipelajari. Sebaliknya mereka

mungkin menerima perawatan standar atau plasebo. Hasil pada kelompok control

dibandingkan dengan kelompok yang menerima intervensi . Tujuannya adalah

untu memeriksa perbedaan.

Pada penelitian ini dipilih pengguna kruk paska amputasi, karena untuk

sampel kelompok control harus semirip mungkin dengan pada kelompok

intervensi.

F. Metode dan Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti langsung ke lokasi penelitian

dan berinteraksi langsung dengan responden sebagai sumber, mengalisis dan

menyimpulkan hasil penelitian.

a) Tahap awal

Langkah pertama setelah mendapat ijin dari Politeknik Kesehatan

Kemenkes Surakarta Jurusan Ortotik Prostetik. Peneliti meminta ijin

kepada Pengelola klinik Apoc Boyolali untuk melakukan penelitian.

Langkah kedua setelah mendapat ijin peniliti meminta data pasien..

Kemudian menghubungi pasien dan bertanya kepada pasien apakah

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, selanjutnya dijelaskan


mengenai jalannya penelitian. Subjek yang bersedia berpartisipasi

menandatangani lembar persetujuan (informed consent).

b) Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan diawali dengan mengisi lembar

persetujuan ,selanjutnya peneliti meberikan lembar kuesioner pre test

untuk mengukur penerimaan diri pasien sebelum menggunakan

transtibial prosthesis. Sebelum memulai pengisisan peneliti

memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner. Untuk

tahapan selanjutnya setelah pasien menggunakan transtibial prosthesis

peneliti memberikan lembar post test untuk mengecek pengaruh

penggunaan transtibial prosthesis terhadap penerimaan diri pasien.

c) Pengolahan data

Setelah data penelitian terkumpul selanjutnya dilakukan edit dan

entry data. Pengolahan data menggunakan fasilitas computer dengan

program SPSS statistics 17 for windows. Masalah etika yang harus

diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:

1) Informad Consent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent

tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan

lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan Informed Consent tersebut adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya. Beberapa


informasi yang harus ada dalam Informad Consent tersebut antara lain

: partisipasi pasien, tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang

dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang

akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi,

dan lain-lain.

2) Anonymity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan

atau mencantunkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian

yang akan disajikan.

3) Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

G. Metode pengolahan dan analisis data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber data lain terkumpul. Analisis data merupakan bagian yang sangat penting

dalam metode ilmiah, dengan analisis data tersebut data dapat diberi arti atau

makna untuk pemecahan masalah penelitian. Dengan analisis ini, akan diperoleh

hasil pengungkapan data yang telah diungkap melalui skala self acceptance
(penerimaan diri) dan menghasilkan terhadap adanya hal yang diteliti. Terdapat

dua macam teknik analisis data, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1. Analisis Deskriptif presentase

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif . Menurut Sugiyono (2008:147) “statistik deskriptif ini adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang

telah terkumpul dan tidak untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum.” Penelitian menggunakan analisis deskriptif presentase untuk mengetahui

gambaran tingkat penerimaan diri pasien pasca amputasi transtibial sesudah

diberi perlakuan penggunaan transtibial prosthesis dibandingkan kelompok

control yang menggunakan kruk.

Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian kali

ini menggunakan rumus Arikunto (2007:236):

%=

Keterangan:

% : Nilai presentase atau hasil

n : Jumlah skor yang diperoleh

N : Jumlah skor total


Banyaknya kategori yang diinginkan dalam penelitian ini adalah 5, yaitu

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Maka perhitungannya

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan rentang:

1) Presentase tertinggi : 5/5X100% = 100%

2) Presentase terendah : 1/5 X 100% = 20%

3) Rentang : 100% - 20% = 80%

b. Kelas interval :5

c. Panjang kelas interval : p = 80/5 = 16%

No Persentase Kriteria

1 84,0% < % < 100% Sangat tinggi

2 68,0% < % < 84,0% Tinggi

3 52,0% < % < 68,0% Sedang

4 36,0% < % < 52,0% Rendah

5 20,0% < % < 36,0% Sangat Rendah

Tabel 3.5 Presentase kriteria Penerimaan diri (sugiyono,2008:99)

Data yang diperoleh merupakan data numerik Data yang telah dikumpulkan

dilakukan rekapitulasi, kemudian dilakukan pengolahan data yang meliputi

editing, koding dan tabulating. Software yang digunakan untuk analisa data adalah
SPSS statistics 17 for windows. Untuk menentukan metode analisa data, ada

beberapa persyaratan analisa yaitu :

2. Uji prasyarat

a. Uji normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis, yaitu

nilai keseimbangan dinamis memenuhi persyaratan uji statistika parametrik atau

non parametrik. Uji statistik yang dilakukan adalah uji normalitas untuk

menentukan data berdistribusi normal apabila nilai probabilitas (p) > 0,05.

Apabila distribusi data normal maka menggunakan uji parametrik. Uji statistik

yang dilakukan adalah uji normalitas sapiro-wilk karena sampel < 50.

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang

sebelumnya telah dirumuskan. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh penggunaan transtibial prosthesis terhadap penerimaan diri pada pasien

paska amputasi transtibial. Maka analisis data yang digunakan tergantung pada

hasil uji normalitas , apabila data berdistribusi normal menggunakan paired T test

Penentuan menolak atau menerima hipotesa, didasasrkan pada p value yang

tampak pada output uji tersebut. Apabila output p value > 0,05 maka hipotesa

ditolak, atau sebaliknya apabila p value < 0,05 maka hipotesa diterima.

Namun apabila data berditribusi tidak normal maka digunakan uji non

parametric menggunakan uji Wilcoxon Match Pairs Test. dengan ɑ= 0,05.

Penentuan menolak atau menerima hipotesa,didasarkan pada p value yang tampak


pada output uji tersebut. Apabila p value < 0,05 maka hipotesa diterima, atau

sebaliknya. Apabila p value > 0,05 maka hipotesa ditolak.

Anda mungkin juga menyukai