Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANEJEMEN KEWIRAUSAHAAN

“USAHA KELAYAKAN USAHA”

Oleh

Kelompok Laba :

Ayu Mutiara 16031047

Fannisa Khaira 16031006

Suci Anggina 16031029

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
Usulan kelayakan Usaha
1. PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Kepuasan pelanggan merupakan salah satu rahasia keberhasilan suatu bisnis, namun
masih banyak orang dengan sengaja atau tanpa sengaja melupakan hal ini. Banyak kegagalan
bisnis terjadi karena pelanggan dikecewakan, sehingga mereka mencari alternatif ke produk
sejenis lainnyaPendekatan berdasarkan kepentingan pelanggan (customer oriented) sebaiknya
dilakukan secara lebih sistematis dan efektif. Upaya-upaya untuk memuaskan kebutuhan
pelanggan dilakukan oleh setiap perusahaan dengan berbagai strategi dan cara dengan
harapan pelanggan mereka puas dan selanjutnya akan melakukan pembelian ulang.

b. Tujuan usaha
Ketika ingin mengetahui kelayakan usaha kita, tentunya kita harus mengetahui
tujuannya. Dalam hal ini Kasmir dan Jakfar, (2003: 20) mengatakan “paling tidak ada lima
tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi
kelayakan”, yaitu:
1) Menghindari resiko kerugian. Untuk mengatasi resiko kerugian pada masa yang akan datang
harus ada semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi
atau terjadi tanpa dapat diramalkan. Fungsi studi kelayakan adalah meminimalkan resiko
yang tidak diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat
dikendalikan.
2) Memudahkan perencanaan. Apabila sudah dpat meramalkan yang akan terjadi pada masa
yang akan datang, kita dapat melakukan perencanaan dan hal-hal yang perlu direncakan.
3) Memudahkan pelaksaan pekerjaan. Berbagai rencana yang sudah disusun akan memudahkan
pelaksaan usaha. Pedoman yang telah tersusun secara sistematis, menyebabkan usaha yang
dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
4) Memudahkan pengawasan. Pelaksanaan usaha yang sesuai dengan rencana yang sudah
disusun, akan memudahkan kita untuk melakukan pengawasan terhadapa jalanya usaha.
Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
5) Memudahkan pengendalian. Apabila dalam pelaksanaan telah dilakukan pengawasan, jika
terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat di lakukan pengendalian atas
penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah mengendalikan agar tidak melenceng
dari rel yang sesungguhnya, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai

c. Kegunaan usaha

1. Pihak Investor
Sebelum menanamkan modalnya di perusahaan yang akan dijalankan investor akan
mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, karena investor
memiliki kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh dan jaminan
modal yang akan ditanamkan.
2. Pihak Kreditor
Sebelum memberikan kredit pihak bank perlu mengkaji studi kelayakan bisnis dan
mempertimbangkan bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimilliki.

3. Pihak Manajemen Perusahaan


Sebagai leader manajemen perusahaan juga memerlukan studi kelayakan bisnis untuk
mengetahui dana yang dibutuhkan, berapa yang dialokasikan dari modal sendiri,
rencana pendanaan dari investor dan kreditor.

4. Pihak Pemerintah dan Masyarakat


Perusahaan yang akan berdiri harus memperhatikan kebijakan -kebijakan yang
ditetapkan oleh pemerintah agar dapat diprioritaskan untuk dibantu oleh pemerintah.

5. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi


Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu dianalisis manfaat yang akan didapat dan
biaya yang ditimbulkan proyek terhadap perekonomian nasional, karena sedapat
mungkin proyek dibuat demi tercapainya tujuan-tujuan nasional.

2. MEKANISME USAHA

a. Struktur organisasi dan personalia


Sebuah perusahaan memiliki struktur organisasi yang menggambarkan interaksi,
tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian atau posisi yang diduduki oleh seorang
karyawan.
Struktur organisasi tersebut memuat alur perintah yang mengidentifikasi jabatan pekerjaan
dan tanggung jawab masing-masing karyawan atas semua kegiatan kerja maupun
komunikasinya dengan unit lain dalam lingkup perusahaan tersebut.Struktur organisasi
perusahaan adalah sebuah garis hierarki (bertingkat) yang mendeskripsikan kompenen-
komponen yang menyusun perusahaan dimana setiap individu (sumber daya menusia) yang
berada pada lingkup perusahaan tersebut memiliki posisi dan fungsi masing-masing. Secara
garis besarnya, ada lima jenis struktur organisasi perusahaan, yaitu:
1. Struktur organisasi fungsional, yaitu susunan organisasi yang didasarkan pada fungsi
masing-masing. Minimal terdiri dari lima bagian utama (divisi) yaitu divisi produksi
(pembuat produk), divisi pemasaran (promosi dan penjualan), divisi personalia
(ketenagakerjaan), divisi pembelajaan, dan divisi umum.
2. Struktur organisasi usaha adalah susunan organisasi yang terdapat pada sebuah perusahaan
besar yang didasari oleh adanya pengembangan produk dan riset-riset usaha sehingga
kompenennya menjadi lebih luas.
3. Struktur organisasi proyek adalah sebuah susunan organisasi yang dibentuk untuk
mengerjakan suatu projek kerja pada perusahaan. Struktur organisasi hanya bersifat
sementara karena akan dieleminasi ketika project telah selesai.
4. Struktur organisasi matriks dibentuk untuk mengerjakan beragam project yang
dikembangkan oleh perusahaan. Struktur ini dikepalai oleh vice president, dan dibawahnya
ada manajer-manajer proyek yang bertugas menyelesaikan project yang diemban masing-
masing.
5. Struktur organisasi tim kerja adalah struktur organisasi temporal (sewaktu-waktu) dalam
sebuah perusahaan yang biasanya dibentuk untuk kondisi-kondisi tak terduga atau adanya
proyek dadakan. Sususnan atau struktur ini dibentuk dari personil-personil (SDM) yang
handal yang bisa menyelesaikan permasalahan dengan cepat.
Berikut ini disajikan secara umum susunan organisasi yang dibentuk dalam sebuah
perusahaan:

§ Dewan Direksi memiliki tugas peran untuk memimpin dan menentukan arah perusahaan.
Susunan dewan direksi biasanya terdiri dari satu orang direktur utama, 3 orang wakil direktur
dan 6 orang direktur.
§ Manajer bertugas memimpin secara menyeluruh pada bidang manajerial yang dibidanginya.
Manajer dibagi menjadi beberapa jabatan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, misalnya:
manajer personalia yang bertugas mengatur SDM, manajer pemasaran (marketing); manajer
operasional; manajer IT, manajer pabrik; manajer umum; manajer stock dan gudang, dan
sebagainya.
§ Bagian Divisi atau Departemen dipimpin oleh kepala divisi atau kepala departemen yang
memiliki tugas peran utnuk memimpin bidang tugas dari departemen yang diembannya. Ada
berbagai departemen atau divisi yang ada pada sebuah struktur organisasi perusahaan sesuai
dengan kebutuhan perusahaan, misalnya departemen humas, departemen riset dan
dengembangan, departemen personalia, departemen pemasaran, departemen uji kualitas, dan
sebagainya.
§ Pada susunan dibawahnya ada staf-staf dan para pekerja.
b.Proses produksi
Manajemen Produksi adalah sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan efektif
menggunakan fungsi manajemen untuk mengintegrasikan dengan berbagai sumber daya secara
efisien dalam rangka mencapai tujuan (Fogarty, 1989)

Menurut Hani Handoko MBA (1993, 3) Manajemen produksi merupakan usaha-


usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut
faktor-faktor produksi) tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan mentah dsb, dalam proses
transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produksi dan jasa.
Menurut Drs. Sofjan Assauri (1993, 17) Manajemen produksi merupakan proses pencapaian dan
pengutilisasian sumber daya-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang
atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
Ketika merancang sistem produksi, manajemen harus mempertimbangkan rancangan
produk (jasa), volume produksi, proses produksi, lokasi dan tata letak, serta rancangan kerja.
Rancangan produk (jasa). Rancangan produk dipelajari oleh bagian produksi untuk
mengetahui berbagai aspek yang berkaitan dengan proses produksi. Misalnya, apakah
teknologi yang dimiliki saat ini mampi memproduksi produk yang diusulkan. Jika tidak
memungkinkan, apakah teknologi yang ada harus diganti sebagian atau seluruhnya.
Volume produksi.
Manajemen harus mempertimbangkan kapasitas produksi yang dimiliki.
Misalnya, apakah fasilitas produksi yang dimiliki mampu menghasilkan produk dalam
jumlah yang sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian, berapa jumlah yang diproduksi agar
tidak terjadi kelebihan produksi,. Kelebihan produksi berarti menumpuknya persediaan, yang
berdampak buruk bagi keuangan perusahaan.
Proses produksi. Ketika merancang sistem produksi, manajemen harus mempertimbangkan
proses produksi yang paling efisien. Misalnya, apakah proses produksi memerlukan
dukungan teknologi baru, atau cukup hanya dengan memodifikasi teknologi yang telah ada.
Selain masalah efisiensi, proses produksi harus mampu memenuhi tuntutan dari rancangan
produk. Dengan demikian, produk yang dihasilkan nantinya sesuai dengan yang diaharapkan.
Lokasi dan tata letak. Setelah proses produksi dipilih, langkah selanjutnya adalah merancang
lokasi dan tata letak dari proses produksi. Lokasi dan tata letak didesain sedemikian rupa
sehingga efisien. Misalnya, gudang penyimpananbahan baku dan barang jadi sebaiknya
berdekatan dengan lokasi proses produksi. Keputusan lokasi dan tata letak juga harus
memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku. Pemerintah biasanaya memiliki peraturan
yang berkaitan dengan lokasi pabrik atau industri.
Rancangan pekerjaan. Tahap akhir dari perancangan sistem produksi adalah menentukan
pembagian kerja, membuat standar kerja, dan sebagainya. Melalui rancangan pekerjaan,
ditetapkan cara yang terbaik untuk melaksanakan pekerjaan. Pada tahap ini juga ditentukan
para pelaksana dari sistem operasi.
Sistem produksi tergantung dari produk yang diproduksi, perusahaan akan menggunakan
salah satu dari berbagai metode produksi berikut ini:
1. Pemrosesan berkelanjutan membuatn produk yang sama melalui rangkaian
berkelanjutan berbagai prosedur standar. Semen dan minyak diproduksei melalui metode
manufaktur ini. Biasanya, di bawah pendekatan ini perusahaan mencoba menyimpan
persediaan barang jadi pada tingkat yang dibutuhkan untuk memenuhi perkiraan pemintaan
penjualan. Perkiraan penjualan bersama dengan informasi tingkat persediaan saat ini adalah
pemicu proses ini.
2. Pemrosesan batch menghasilkan berbagai kelompok (batch) yang berbeda. Tiap barang
dalam batch hampir sama, yaitu membutuhkan bahan baku serta operasi yang sama. Untuk
menjustifikasi biaya penyetelan dan perubahan tiap operasi batch, jumlah barang dalam batch
biasanya besar. Ini adalah metode produksi yang paling umum. Metode ini digunakan untuk
memproduksi berbagai produk seperti mobil, perlengkapan rumah tangga, dan komputer.
Mekanisme pemicu untuk proses ini adalah kebutuhan untuk mempertahankan tingkat
persediaan barang jadi sesuai dengan prediksi kebutuhan penjualan.
3. Pemrosesan berdasarkan pesanan melibatkan pembuatan berbagai produk yang
berbeda sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Proses ini diawali oleh pesanan penjualan,
bukan oleh tingkat persediaan yang menurun.

Fasilitas Dalam Produksi


Dalam kegiatan produksi, sering kali terdapat beberapa jenis produk dibuat dengan
menggunakan pasilitas yang sama (umum). Misalnya, suatu perusahaan minuman
memproduksi berbagai jenis minuman dengan menggunakan satu fasilitas yang sama secara
bergantian, atau suatu pabrik sabun memproduksi berbagai jenis sabun pada lini produksi
yang sama. Persoalan yang dihadapi ialah bagaimana melakukan penjadwalan produksi dari
berbagai produk dengan menggunakan fasilitas yang dipakai secara bersama. Dalam situasi
seperti ini, produk biasanya dibuat dalam suatu batch (tumpukan). Keputusan yang harus
dilakukan adalah menentukan urutan pembuatan produk dan berapa besar kuantitas batch
untuk setiap jenis produksi.

Kuantitas batch-nya secara ekuivalen dapat disamakan dengan panjang waktu untuk suatu
production run- dan frekuensi produksi mempengaruhi tingkat persediaan dan biaya set-up.
Biaya set-up terjadi setiap waktu dilakukan pergantian untuk pembuatan suatu produk baru.
Semakin lama production run semakin banyak penyimpanan dan semakin sedikit biaya set-
up. Sebaliknya, semakin pendek production run semakin sedikit biaya penyimpanan tetapi
biaya set up menjadi semakin besar. Kuantitas batch yang optimal dapat dihitung dengan
menggunakan metode ukuran lot yang ekonomis (EOQ). Namun, apabila berbagai produk
menggunakan fasilitas yang sama makan penggunaan EOQ dapat menjadi tidak optimal,
ukuran lot perlu dimodifikasi karena urutan produk harus diperhitungkan. Pengurutan juga
mempunyai efek terhadap biaya.

c. Pengadaan barang dan jasa


Prinsip dasar pengadaan :
Terbuka : dokumentasi yang tertulis lengkap memungkinkan semua pihak terutama warga
masyarakat untuk mengetahui proses pengadaan secara rinci dan lintas waktu serta dapat
diikuti oleh semua pemasok/penyedia jasa
Dapat dipertanggungjawabkan: proses pengadaan dilakukan mengacu pada kaidah yang
berlaku (petunjuk teknispengadaan barang/jasa tingkat masyarakat)
Adil: pelaku pengadaan memberikan kesempatan yang setara kepada pemasok/penyedia jasa.
Efisien: dilakukan perbandingan harga untuk mendapatkan harga yang terbaik. Menjamin
pelaksanaan pekerjaan yang efisien, sehingga dapat dimungkinkan adanya tambahan modal
untuk perluasan pekerjaan
Memenuhi kualifikasi : dilakukan seleksi berdasarkan kualitas barang dan jasa yang
ditawarkan, sehingga diharapkan pemasok dan penyedia jasa dapat memberikan kualitas
barang yang bagus, alat yang tepat-guna, dan layanan jasa yang handal.
Pemaketan adalah pengelompokan barang/jasa yang dilakukan oleh Tim Pengadaan
untuk memperoleh penawaran harga termurah dari pemasok/penyedia jasa.
a) Pemaketan barang/jasa yang disarankan dalam Pamsimas adalah berdasarkan jenis
barang/jasa yang umumnya dapat diperoleh pada satu pemasok/penyedia jasa. Dibandingkan
dengan pemaketan berdasarkan jenis kegiatan atau jenis barang pemaketan berdasarkan jenis
barang/jasa yang ditawarkan oleh toko/pemasok, dianggap paling efisien.
b)Jenis barang/jasa yang ditawarkan oleh pemasok/penyedia jasa dapat berbeda antara satu
wilayah dengan wilayah lainnya. Meskipun, umumnya pengelompokkan barang/jasa terbagi
atas beberapa paket sebagai berikut: paket 1 (semen, besi, kerikil, kayu); paket 2 (pipa dan
aksesoris), paket 3 (pompa); paket 4 (pengeboran sumur /jasa).
c) Pada kasus khusus, dimana tidak tercapai kesepakatan untuk pengantaran barang secara
berkala dan tidak ada tempat penyimpanan yang memadai, maka dapat dilakukan pemaketan
berdasarkan jenis barang. Harus ada berita acara penolakan pengantaran barang secara
berkala dari pemasok/penyedia jasa dan verifikasi dariKoordinator Kabupaten (DMS) untuk
kasus ini.

3. Analisis biaya dan pendapatan


a. Laporan laba dan rugi
Laporan rugi laba adalah laporan yang disusun secara sistematis tentang penghasilan yang
diperoleh, dan beban –beban yang terjadi dalam kegiatan usaha perusahaan selama periode
tertentu. Laporan laba rugi dipergunakan untuk melihat kondisi keuangan suatu perusahaan
pada periode tertentu
1. Menurut FASB
Laba akuntansi sebagai perubahan dalam ekuitas (net asset) dari suatu entityselama suatu
periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal
bukan dari pemilik. Dalam income termasuk seluruh perubahan dalam ekuitas selain
penerimaan dari pemilik dan pembayaran kepada pemilik.
2. Menurut APB Statement
Laba (rugi) sebagai kelebihan (defisit) penghasilan di atas biaya selama satu peride
akuntansi.

Jenis – Jenis Laba :


1. Laba kotor
Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan.
2. Laba Operasional
Laba Operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas yang termasuk rencana perusahaan
kecuali ada perubahan-perubahan besar dala perekonomiannya, dapat diharapkan akan
dicapai setiap tahun. Oleh karenanya, angka ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk
hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai jasa pada pemilik modal.
3. Laba sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Earning Before Tax)
Laba sebelum dikurangi pajak merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya diluar
operasi biasa. Bagi pihak-pihak tertentu terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang
terpenting karena jumlah ini menyatkan laba yang pada akhirnya dicapai perusahaan.
4. Laba Setelah Pajak Atau Laba Bersih, Laba Bersih adalah laba setelah dikurangi berbagai
pajak. Laba dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan. Dari perkiraan laba ditahan ini akan
diambil sejumlah tertentu untuk dibagikan sebagai Deviden kepada para pemegang saham.
5. Gians and Loss
a. Gains(laba/ keuntungan dari transaksi tertentu yang sifatnya insidentil)
Gains adalah naiknya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan
kegiatan utama entitas dan dari transaksi/ kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas
selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari
pemilik.“Keuntungan adalah kenaikan dalam ekuitas dari kegiatan periferal atau insidentil.
Oleh karena itu, keuntungan bagi sebagian perusahaan akan mencakup laba dari kegiatan,
seperti penjualan tanah, dan harta lain sewaktu-waktu termasuk kenaikan dalam ekuitas yang
dihasilkan dari sumbangan dan keuntungan lain yang tidak disangka-sangka”. (FASB)
b. Loses(rugi dari transaksi tertentu yang sifatnya insidentil)
Loses adalah turunnya nilai equity dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan
kegiatan utama entity dan dari seluruh transaksi/kejadian lainnya yang
mempengaruhi entity selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari biaya atau
pemberian kepada pemilik.

BENTUK PENYAJIAN LABA RUGI


1. All inclusive incomedan normal operating
Perbedaan pendapat mengenai apakah suatu pos disajikan dalam laporan laba rugi atau dalam
laporan laba ditahan.
a. Menurut Normaloperating income, berpendapat bahwa yang dicantumkan dalam laporan
laba rugi hanyalah pendapatan yang berasal dari kegiatan normal sedangkan pos yang berasal
dari kegiatan yang tidak biasa dicantumkan saja dalam laporan laba ditahan. Sehingga laba
di bottom line adalah laba normal.
b. Menurut Allinclusive income
Berpendapat bahwa semua income yang berasal dari kegiatan normal dan kegiatan insidentil
dicantumkan dalam laporan laba rugi dan hasil akhirnya saja yang dilaporkan ke laporan laba
ditahan.
2. Singlestep dan multiple step
a. Single step
Yaitu bentuk laporan yang disusun dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi
suatu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok lainnya yang terjadi dalam suatu
periode. Sehingga untuk menghitung laba rugi bersih hannya memerlukan satu langkah yaitu
mengurangkan total penghasilan dengan total biaya. Selisih positif antara kelompok
penghasilan dengan biaya disebut dengan istilah penghasilan bersih atau laba, sedangkan jika
selisih tersebut negative disebut dengan rugi.
Tahapan penyusunan laporan ini ada tiga, yaitu :
1. Rincian semua pendapatan operasional dan non operasional
2. Rincian semua beban operasional dan non operasional
3. Selisih semua pendapatan dan beban. Ditemukanlah angka/jumlah yang menunjukkan laba
atau rugi
b. Penilaian / kriteria investasi
Investasi merupakan suatu tindakan melepas dana saat sekarang dengan harapan
untuk dapat menghasilkan arus dana masa datang dengan jumlah yang lebih besar dari dana
yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial investment).
Metode Penilaian Investasi
1. Net Present Value (NPV)
NPV adalah kriteria terpenting dalam evaluasi sebuah investasi merupakan tujuan
manajemen keuangan semua perusahaan untuk meningkatkan atau menciptakan nilai tambah
bagi para pemegang saham. NPV adalah selisih jumlah kas yang dihasilkan sebuah proyek
investasi dan nilai investasi yang diperlukan atau selisih PV dari sebuah proyek dan investasi
awal. Dalam metode ini, pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang (present value)
dari keseluruhan proceeds yang diharapkan atas discount rate tertentu. Kemudian jumlah
present value dari keseluruhan selama usianya dikurangi dengan present value dari jumlah
investasinya (initial investment). Selisih antara Present Value dari keseluruhan dengan
Present Value dari pengeluaran modal (Capital outlays) dinamakan nilai neto sekarang ( Net
Present Value).
2. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah metode peerhitungan investasi dengan menghitung
tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa datang. Pada dasarnya IRR harus dicari dengan
cara “trial dan error”. Yaitu dengan cara coba-coba. Pertama-tama jika menghitung Present
Value dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang dipilih.
Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah Present Value dari outlet-nya.
3. Payback Period (PP)
Payback period adalah periode modal kembali atau lamanya waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan investasi awal atau modal yang sudah dikeluarkan. Metode ini juga sering
disebut dengan metode pemulihan investasi yang merupakan metode analisi kelayakan
investasi untuk menilai jangka waktu (tahun) pemulihan seluruh modal yang diinvestasikan
dalam suatu perusahaan.
Cara untuk mengambil keputusan dengan metode ini ialah dengan membandingkan Payback
Period investasi yang diusulkan dengan umur ekonomis aktiva, apabila payback period lebih
pendek dari umur ekonomisnya maka rencana investasi dapat diterima, serta sebaliknya.
4. Profitability Index (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai arus kas bersih yang akan datang
dengan nilai investasi yang sekarang. Profitability Index harus lebih besar dari 1 baru
dikatakan layak. Semakin besar PI, investasi semakin layak. Model ini adalah menghitung
nilai tunai arus kas masuk bersih dibagi nilai tunai investasi. Jika nilainya lebih besar dari 1,
maka proyek investasi tersebut dianggap layak, dan sebaliknya.
5. Accounting Rate Of Return (ARR)
Metode ARR ini mengukur profitabilitas suatu investasi dari segi akuntansi konvensional.
Metode ini menggunakan dasar laba akuntansi. Caranya dengan mambagi EAT (Earning
After Tax) dengan initial investment, baik total investment maupun average
investment. Atau Model ini adalah menghitung rata-rata laba bersih (earning after tax) dari
suatu proyek dibagi nilai tunai investasi. Jika hasil lebih besar daripada biaya modal proyek,
maka dianggap proyek tersebut layak dan begitupula sebaliknya.

4. Penutup
a. Kesimpulan
Studi kelayakan usaha merupakan cara untuk mengetahui hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam memulai suatu bisnis atau usaha. Dalam memulai usaha banyak yang
harus diperhatikan, mulai dari lokasi, barang yang akan di gunakan untuk usaha, sasaran atau
objek yang akan menerima barang, dana yang yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha
tersebut. Sehingga perlunya studi kelayakan usaha.
Didalam melakukan usaha atau bisnis harus diperhatikan hal-hal yang yang penting,
antara lain: tujuan kelayakan usaha, pihak yang berkepentingan seperti pemilik perusahaan,
invester atau pemberi dana, masyarakat dan pemerintah, serta perlunya mengetahui aspek-
aspek mengenai kelayakan usaha, yaitu : Aspek Sumber daya manusia, produksi, pemasaran,
teknis, keuangan, kemanfaatan barang, kesempatan kerja, manajamen, lingkungan, social,
ekonomi, dan politik. Agar nantinya dalam berwirausaha berjalan lancer dan sesuai dengan
target atau tujuan yang kita inginkan sehingga menjadi wirausaha yang sukses.
b. saran
Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka
diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat
berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi
tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan
atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut di atas adalah menunjukan bahwa dalam
studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang
atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi
dan lain sebagainya.
Dan studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan
pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang
dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan
orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu
proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan
ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA

James A. Hall. Accounting Information System. 2007. Jakarta: Salemba Empat.


Rusdiana, A. 2014. KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik. Bandung: CV Pustaka Setia.
Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Syafari Harahap, Sofyan.1993. TEORI AKUNTANSI. Jakarta: Rajawali Pers
Umar, Husein. 2007. Studi Kelayakan Bisnis Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Fahmi, Irham. Dkk. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Teori Dan Aplikasi. Cet-2.Bandung:
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai