SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana Kedokteran
Diajukan Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
i
ii
SKRIPSI
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PERAWAT
PROFESIONAL DENGAN PERAWAT VOKASIONAL DI RUMAH
SAKIT UMUM KUMALA SIWI KUDUS
Yang diajukan Oleh :
Rahma Lionita Lamandawati
J500110120
Penguji
Nama : dr. Yusuf Alam Romadhon, M.Kes
NIP/NIK : 1003 (.....................)
Pembimbing Utama
Nama : dr. Rh. Budhi Muljanto, Sp.KJ
NIP/NIK : 200.1541 (.....................)
Pembimbing Pendamping
Nama : dr. Erna Herawati
NIP/NIK : 1046 (.....................)
Dekan
ii
iii
MOTTO
pengetahuan
-QS. Al-Mujadalah:11 –
-HR Muslim-
-Albert Einstein-
-Soyidiyos-
iii
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iv
v
C. Hipotesis ............................................................................. 18
v
vi
DAFTAR TABEL
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
ix
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini bukan merupakan karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak mengandung karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
ix
x
KATA PENGANTAR
x
xi
8. Kedua orang tua tercinta ibu Sulistyowati, dan bapak Anwar Riyanto
terima kasih atas kasih sayang, dukungan, serta tidak henti-hentinya
mendoakan penulis dalam kesuksesan penyelesaian skripsi ini.
9. Kakak dan adik-adikku tersayang, Rizka Amalia Sulistyorini, Achmad
Haidir Fajar Suprihanto, Adha Qudsiya Dewi Lutfiani, Hexana
Khairani Ayudya Putri. Terima kasih atas bantuan, dukungan, serta
doa yang diberikan untuk kelancaran penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan dalam pembuatan skripsi dibidang ilmu
kedokteran jiwa (Rima, Adel, Monik, Ryta, Ika, Oriza, Jum, Najib,
Agung dan Nawa) yang selalu memberi masukan dan saran satu sama
lain.
11. Sahabat-sahabatku di FK UMS Wiji, Misbah, Astri, Jayeng, Ryta,
Asella, Mbak Rahma, Diani Arum dan Rindra tak lupa juga grup
parang chantel 7A Iconk, Erwin, Najib, Jum, Arya, Dhika, Kakung,
Ikhwan, Adel, Fidel, Tyas dan Dea yang selalu menghibur, memberi
semangat dan dukungan.
12. Rekan-rekan satu alamameter yang banyak memberikan masukan dan
saran dalam penyusunan skripsi ini.
13. Pihak-pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu-
persatu.
xi
xii
ABSTRAK
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PERAWAT
PROFESIONAL DENGAN PERAWAT VOKASIONAL
DI RUMAH SAKIT UMUM KUMALA SIWI KUDUS
Latar Belakang: Perawat adalah komponen yang tak terpisahkan dari dunia
kesehatan. Namun, banyak dari mereka yang dikenal bekerja di lingkungan stres
yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mereka. Hal ini dapat berdampak
kecemasan bagi penderita. Masalah ini dapat berdampak pada seseorang karena
akan mengalami penurunan produktivitas.
Hasil Penelitian: Didapatkan hasil p=0,001 (<0,05) yang artinya bermakna secara
statistik. Nilai mean pada perawat profesional sebesar 22,73 sedangkam perawat
vokasional sebesar 18,23 menunjukan tingkat kecemasan perawat profesional
lebih tinggi dibanding perawat vokasional.
xii
xiii
ABSTRACT
Objective: This study aimed to determine differences in the level of anxiety among
professional nurses with vocational nurse at the General Hospital Kumala Siwi
Kudus
Methods: The method uses observational analytic design with cross sectional
approach. Number of sample were 26 respondents from nurse professional and 26
from nurse vocational who met the restriction criteria, by using a purposive
sampling technique. Then respondents fill out the instrument to get data. Data
were analyzed by unpaired t test.
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
tidak sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan emosionalnya. Kondisi ini dapat
menimbulkan stres kerja yang menyebabkan penyimpangan pada fungsi
psikologis, fisik, dan tingkah laku individu yang menyebabkan terjadinya
penyimpangan dari fungsi normal. Sementara Beehr (1985) menyebutkan
bahwa gangguan psikologis yang paling sering terjadi sebagai akibat stres
kerja adalah kecemasan dan depresi (Almasitoh, 2011).
Di Amerika Serikat sendiri, gangguan kecemasan mempengaruhi
sekitar 40 juta orang dewasa berusia 18 tahun dan lebih tua (sekitar 18% dari
populasi itu) setiap tahun dan mempengaruhi sekitar 28,8% dari populasi
Amerika Serikat dalam waktu hidup mereka (Gao et al., 2012). Di Indonesia,
berasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2007, menunjukan
prevalensi gangguan mental emosional seperti gangguan kecemasan dan
depresi sebesar 11,6% dari populasi orang dewasa. Berarti dengan jumlah
orang dewasa Indonesia lebih kurang 150.000.000 ada 1.740.000 orang saat
ini yang mengalami gangguan mental emosional (Supriyantoro, 2011).
Sedangkan dari penelitian yang dilakukan oleh Gao, menunjukan
bahwa, secara umum, prevalensi kecemasan pada perawat adalah lebih tinggi
dari seluruh penduduk. Di Singapura, 21% dari perawat di sebuah rumah sakit
umum ditemukan menderita gangguan kecemasan, tetapi, yang menarik,
hanya sebagian kecil yang benar-benar meminta bantuan untuk masalah
emosional mereka (<4%). Di Amerika Serikat, sekitar 20% dari ICU dan
perawatan umum perawat dari rumah sakit yang berbeda memiliki gejala yang
konsisten dengan kemungkinan kecemasan. Hasil dari studi menunjukan
bahwa perawat adalah profesi yang merupakan predisposisi pekerja untuk
gangguan mental seperti kecemasan (Gao, et al., 2012).
Perawat profesional lebih banyak mendapatkan teori dan berkewajiban
menyalurkan ketrampilannya kepada perawat vokasional dan pasien,
sedangkan pada perawat vokasional hanya melakukan tindakan medis
berdasarkan perintah perawat profesional. Oleh sebab itu perawat profesional
memiliki tanggung jawab yang kebih besar dibandingkan perawat vokasional
sehingga perawat profesional lebih besar kemungkinan mengalami
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat perbedaan tingkat kecemasan
antara perawat profesional dengan perawat vokasional di RSU Kumala Siwi
Kudus?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat
kecemasan antara perawat profesional dengan perawat vokasional di RSU
Kumala Siwi Kudus.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
1. Kecemasan
a. Definisi
Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan,
memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan
seseorang berfikiran mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman.
Sensasi kecemasan sering dialami oleh hampir setiap manusia.
Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak
menyenangkan dan samar-samar. Kecemasan juga sering kali disertai
dengan gejala otonomik seperti nyeri kepala, berkeringat, kekakuan
pada dada, dan gangguan pada lambung ringan (Kaplan & Sadock,
2010).
Kecemasan adalah reaksi normal terhadap stres dan benar-benar
dapat bermanfaat dalam beberapa situasi. Namun apabila kecemasan
tersebut berlebihan, terkadang kita akan sulit untuk mengendalikannya
National Institute of Mental Health (NIH). Gejala yang dirasakan ada
yang psikologis dan fisiologis yang bergabung untuk menciptakan
perasaan yang tidak menyenangkan yang biasanya disertai dengan
perasaan takut dan khawatir (Gao et al., 2012).
Dalam Maramis (2009) menjelaskan juga bahwa kecemasan
mendatangkan perasaan tegang yang berlebihan atau tidak pada
tempatnya yang ditandai dengan perasaan khawatir, takut atau tidak
menentu.
b. Epidemiologi
Gangguan kecemasan merupakan gangguan psikiatri yang paling
sering ditemukan (Kaplan & Sadock, 2010). Gangguan kecemasan
lebih sering dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki yaitu
5
6
2) Pengalaman
Mengalami peristiwa kehidupan yang penuh stres, secara fisik
terbatas dalam kegiatan sehari-hari, dan telah memilki
pengalaman masa kecil yang sulit juga meningkatkan risiko
seseorang untuk mengembangkan gangguan kecemasan (NIH
Senior Health).
3) Respon Terhadap Stimulus
Menurut Trismiati (2006), kemampuan seseorang menelaah
rangsangan atau besarnya rangsangan yang diterima akan
mempengaruhi kecemasan yang timbul.
4) Faktor Genetik
Faktor genetik mungkin memiliki peranan dalam beberapa
kasus. Orang tua yang memiliki gangguan kecemasan akan
meningkatkan resiko terjadinya gangguan kecemasan pada
keturunannya (NIH).
5) Perpisahan dengan orangtua
Anak-anak atau seorang remaja yang terpisah dengan orang
tua maupun kerabat dekat yang dicintai dapat memicu
timbulnya kecemasan (Kaplan & Sadock, 2010).
e. Patofisiologi
Dalam sistem saraf pusat (SSP) mediator utama dari gejala
gangguan kecemasan tampaknya norepinefrin, serotonin, dopamine
dan gamma-aminobutyric acid (GABA). Neurotransmiter lain dan
peptide, seperti faktor corticotrophin-releasing, mungkin terlibat.
Peripheral, sistem saraf otonom, terutama sistem saraf simpatik,
memediasi banyak gejala (Yates, 2014). Menurut Mandal (2012)
penyebab gangguan kecemasan adalah ketidakseimbangan bahan
kimia tertentu yang ada di otak. Sebenarnya utusan kimia yang
membawa informasi dalam otak dan disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter yang berhubungan dengan gangguan kecemasan ada
dua yaitu serotonin dan noradrenalin. Ketidakseimbangan
8
“gejala sangat berat”. Dengan total nilai 0-56, dimana <14 tidak
ada kecemasan, 14-20 (kecemasan ringan), 21-27 (kecemasan
sedang), 28-41 (kecemasan berat), 42-56 (kecemasan berat sekali)
(Hawari, 2009).
Kelemahan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRSA)
adalah kemampuannya buruk untuk membedakan antara efek
anxiolitik dan antidepresan, serta kecemasan somatik dan sisi efek
somatik (Hamilton M., 1959).
2) Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS)
Adalah skala yang digunakan untuk mengukur tingkat
kecemasan pada responden. Skala ini terdiri dari 50 item
pertanyaan yang diambil dari Minnesota Multiphasic Personality
Inventory (MMPI) dimana responden hanya menjawab “ya” atau
“tidak” sesuai dengan keadaan dirinya. TMAS telah divalidasi
penggunaanya di Indonesia dengan hasil baik. Sensitivitasnya
cukup tinggi. Skala ini terdiri dari 2 bagian :
a. Butir-butir pertanyaan yang sesuai dengan kecemasan yaitu ada
37 pertanyaan favourable yaitu nomor 2, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13,
14, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 31, 33, 34, 35, 36,
37, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49. Setiap pertanyaan
favourable bernilai 1 untuk jawaban “ya” dan 0 untuk jawaban
“tidak”.
b. Butir-butir pertanyaan yang tidak sesuai untuk kecemasan yaitu
ada 13 pertanyaan unfavourable yaitu nomor 1, 3, 4, 9, 12, 15,
18, 29, 32, 38, 50. Pada pertanyaan unfavourable bernilai 1
untuk jawaban “tidak” dan 0 untuk jawaban “ya” (Sarason,
2010).
Kemudian seluruh skor dijumlahkan, jika skor lebih dari atau sama
dengan dua puluh dua (≥ 22) maka dinyatakan “cemas”. Jika skor
kurang dari dua puluh dua (< 22) maka dinyatakan “tidak cemas”
(Hawari, 2009).
11
c) Fungsi
1) Pelaksanaan asuhan keperawatan
2) Memberikan pendidikan kesehatan
3) Menjadi pelaksana dalam riset keperawatan (Kustanto,
2003).
2) Perawat Vokasional
a) Definisi
Perawat vokasional adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan Diploma III Keperawatan dan Sekolah Perawat
Kesehatan yang diakui pemerintah dan diberi tugas penuh oleh
pejabat yang berwenang. Perawat vokasional adalah perawat yang
memiliki kewenangan untuk melakukan praktik keperawatan
dengan batasan tertentu dengan pengawasan perawat profesional
dengan sebutan Lisenced Vocasional Nurse (LVN). Berbeda
dengan perawat profesional sering melakukan praktik langsung
pada pasien tetapi teori yang didapatkan sedikit dan tidak terlalu
menjiwai teorinya (Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI,
2005).
b) Peran
Peran perawat vokasional yaitu sebagai seorang anggota
tim kesehatan, dalam memberikan askep (asuhan keperawatan)
terhadap pasien haruslah dapat memberikan informasi tentang
pasien yang dirawatnya secara akurat dan komplit. Selain itu
perawat sebagai media komunikasi pasien, peran perawat sebagai
komunikator sangatlah penting. Pada perawat vokasional terdapat
peran sebagai pendidik dalam pemberian asuhan keperawatan,
namun masih berada dalam bimbingan perawat profesional.
Perawat vokasional juga berperan sebagai anggota riset
keperawatan. Tetapi hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh
perawat vokasional karena pengetahuan yang dimiliki keperawatan
vokasional lebih sedikit dan perannya dalam dunia kesehatan
15
B. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka Konsep
- Usia
- Jenis Kelamin
- Faktor Genetik
- Faktor Lingkungan
- Faktor Hormonal
Bandingkan
18
Keterangan :
= variabel yang diteliti = hubungan yang diteliti
C. Hipotesis
Terdapat perbedaan tingkat kecemasan pada perawat profesional dengan
perawat vokasional di Rumah Sakit Umum Kumala Siwi Kudus.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel bebas dan
variabel terikat diobservasi hanya satu kali pada saat yang sama (Arief,
2008).
C. Populasi Penelitian
Dalam penelitian ini, populasi yang diteliti adalah perawat yang
bekerja di Rumah Sakit Umum Kumala Siwi Kudus.
19
20
n = Zα2.p.q
d2
Keterangan :
Zα : nilai statistic Zα pada kurva normal standart, pada tingkat kemaknaan
yaitu 1,282
p : perkiraaan prevalensi suatu kasus tertentu terhadap populasi diketahui
nilainya sebesar 20%
q : 1-p
d : presisi absolute yang dikehendaki pada kedua proporsi populasi,
misalnya 10%
Perhitungan besar sampel berdasarkan rumus diatas, yaitu :
n = (1,282)2.(0,2).(0,8)
(0,1)2
n = 0,2624
0,01
n = 26,24
Jadi jumlah sampel yang digunakan sebanyak 52 orang, terdiri atas 26
orang perawat profesional dan 26 perawat vokasional.
F. Kriteria Restriksi
1. Kriteria Inklusi
a. Perawat profesional, vokasional di RSU Kumala Siwi Kudus
b. Usia 20-49 tahun.
c. Sudah bekerja minimal 3 bulan.
d. Bersedia menjadi responden dan kooperatif.
e. Tidak memiliki gangguan mental yang nyata.
2. Kriteria Ekslusi
a. Hasil skor L-MMPI > 10
b. Sedang menderita penyakit kronis
21
G. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas : perawat profesional dan perawat vokasional
2. Variabel Terikat : tingkat kecemasan
3. Variabel terkendali : usia, jenis kelamin
tak terkendali : faktor genetik, faktor hormonal, faktor
lingkungan, faktor keluarga
I. Instrumen Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan instrument kuesioner yang
didalamnya terdapat pernyataan tertutup yang harus diisi oleh responden.
1. Lembar inform consent
2. Formulir biodata diri
3. Kuesioner L-MMPI (Lie Minnesota Multhiphasic Personality Inventory)
22
K. Analisis Data
Analisis data yang diperoleh dari penelitian akan diuji dengan Uji t. Data
yang diperoleh akan diolah dengan Statitical Product and Service Solution
(SPSS) versi 17.
23
L. Skema Penelitian
Analisis Kecemasan
Analisi Uji t
24
M. Jadwal Pelaksanaan
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan
Penyusunan
proposal
Ujian
Proposal
Perbaikan
Proposal
Pengambilan
Data
Pengolahan
dan Analisa
data
Penyusunan
Skripsi
Ujian
Skripsi
Perbaikan
Skripsi
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian dilakukan pada perawat profesional maupun perawat vokasional
di Rumah Sakit Umum Kumala Siwi Kudus. Sampel penelitian ini secara
keseluruhan berjumlah 52 orang yang terdiri dari 26 perawat profesional dan
26 perawat vokasional, yang pengambilan sampel dilakukan dengan cara
purposive sampling berdasarkan pertimbangan tertentu yang berkaitan dengan
karakteristik populasi.
1. Analisi Univariat
Analisis univariat dilakukan bertujuan untuk mengetahui gambaran
atau distribusi data yang telah dikumpulkan (Sugiyono, 2012), yaitu terdiri
dari jumlah responden, jenis kelamin responden, umur responden.
a. Deskripsi Jumlah Responden Perawat Profesional dan Vokasional
Tabel 2. Distribusi Responden Penelitian
25
26
Kelompok Perawat
Profesional Vokasional
Jenis Kelamin
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(%) (%)
Laki-laki 10 38,5 7 26,9
Perempuan 16 61,5 19 73,1
Total 26 100,0 26 100,0
Kelompok Perawat
Profesional Vokasional
Usia (tahun)
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(%) (%)
20-29 14 53,8 21 80,5
30-39 12 42,2 4 42,2
40-49 1 3,8 1 3,8
Total 26 100,0 26 100,0
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui 2 hubungan variabel
yang diteliti. Pada penelitian ini variabelnya adalah kategori perawat dan
tingkat kecemasan (Sugiyono, 2012).
Dalam penelitian yang dilakukan menggunakan jenis hipotesis
komparatif, tidak berpasangan dan menggunakan data dua kelompok. Uji
yang digunakan adalah uji t-tidak berpasangan (uji parametrik). Syarat uji
t-tidak berpasangan adalah data terdistribusi secara normal, jika distribusi
data tidak normal atau tidak memenuhi syarat dilakukan uji alternative
yaitu uji Mann-Whitney (uji non parametrik) (Dahlan, 2013).
Shapiro-Wilk
Jumlah Sig.
Tingkat Kecemasan Profesional 26 0,80
Vokasional 26 0,95
Dari hasil uji normalitas pada tabel diatas dengan menggunakan uji
Shapiro-Wilk karena jumlah responden pada masing-masing kelompok
kurang dari 50 orang, yaitu disini dengan jumlah responden sebanyak
26 orang. Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil perawat profesional
p (sig) 0,80 dan pada perawat vokasional p (sig) 0,95. Karena nilai dari
dua kelompok p > 0,05 dapat disimpulkan data diatas memiliki
distribusi data normal maka dilakukan dengan uji t-tidak berpasangan.
28
Jumlah Mean P
Perawat Profesional 26 22,73
0,001
Perawat Vokasional 26 18,23
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna antara perawat
profesional dengan perawat vokasional yaitu ditunjukan nilai p=0,001
(p<0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gao, et al.
(2012) bahwa diantara faktor-faktor gaya hidup dan kondisi kerja, kelas rumah
sakit, peringkat pekerjaan, gaji bulanan, hubungan perawat-pasien, kepuasan
kerja ditemukan secara signifikan berhubungan dengan kecemasan. Keadaan
tersebut dikarenakan seorang perawat sering kali dihadapkan pada
permasalahan dan resiko yang berhubungan dengan pasien yang sedang
dirawatnya, dan keadaan inilah yang dapat memunculkan stres (Lestarina, et
al. 2011). Dan disebutkan juga pada penelitian yang dilakukan Almasitoh
(2011) gangguan psikologis yang paling sering terjadi akibat stres adalah
kecemasan dan depresi.
29
antara lain yaitu jenis kelamin, pengalaman, faktor genetik, dan faktor
lingkungan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat
perbedaan yang sangat bermakna antara perawat profesional dengan perawat
vokasional. Didapatkan nilai mean untuk perawat profesional 22,73 dan
perawat vokasional 18,23, dapat ditarik kesimpulan bahwa perawat
profesional lebih cenderung mengalami kecemasan daripada perawat
vokasional.
Walaupun hasil penelitian ini sama seperti penelitian yang dilakukan oleh
Gao, et al., pada tahun 2012 di china yang menunjukan adanya perbedaan
tingkat kecemasan antara perawat profesional dengan perawat vokasional,
namun penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Dalam
penelitian ini menggunakan metode cross sectional sehingga tidak bisa
mengetahui kesulitan, hambatan dan beban kerja dalam melaksanakan tugas
perawat. Selain itu, terdapat keterbatasan sampel sehingga tidak bisa
menentukan perbandingan jumlah sampel usia dan jenis kelamin. Lalu tidak
diketahuinya faktor genetik, faktor hormonal dan faktor lingkungan yang
mempengaruhi tingkat kecemasan pada perawat.
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara perawat profesional
dengan perawat vokasional di Rumah Sakit Umum Kumala Siwi
Kudus yang bermakna secara statistik, dengan nilai p=0,001
didapatkan mean pada perawat profesional sebesar 22,73 lalu pada
perawat vokasional sebesar 18,23 yang menunjukan bahwa tingkat
kecemasan pada perawat profesioanal lebih tinggi dari pada perawat
vokasional.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan
sejumlah saran, yaitu:
1. Dari pihak rumah sakit diharapkan memberikan dan
memperhatikan kesejahteraan yang sebaik-baiknya kepada seluruh
tenaga kesehatan termasuk perawat sehingga dapat mengurangi
gejala kecemasan agar dapat meningkatkan pelayanan kepada
pasien
2. Untuk peneliti selanjutnya disarankan menggunakan metode
penelitian case control atau cohort agar mendapatkan hasil yang
lebih akurat. Lebih memperhatikan variabel perancu dan dilakukan
pada sampel yang lebih luas.
31
32
DAFTAR PUSTAKA
Almasitoh, U. H., 2011. Stres Kerja Ditinjau dari Konflik Peran Ganda dan
Dukungan Sosial pada Perawat. Jurnal Psikologi Islami (JPI). Vol 8 No.1,
63-82
Butcher, J.N., 2005. A Beginner’s Guide to the LMMPI-2, 2nd ed. Washington D.
C: American Psychological Association pp: 3-5
Dahlan, M. S., 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta,
Salemba Medika.
Gao, Y. Q., Pan, B. C., Sun, W., Wu, H., Wang, J. N., Wang, L., 2012. Anxiety
Symptoms Among Chinese Nurses: Prevalence and The Associated
Factors. Journal of Advanced Nursing. 68(5), 1166-1175.
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.111/j.1365-
2648.2011.05832.x/abstract
Gao, Y. Q., Pan, B.C., Sun, W., Wu, H., Wang, J. N., Wang, L., 2012. Anxiety
symptoms among Chinese nursesand the associated factor: a cross sectional
study.BMC Psychiatry. http: //www.biomedcentral.com/1471-
244X/12/141. Volume 12:141
33
Hawari, D., 2006. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Hawari, D., 2009. Psikometri Alat Ukur (Skala) Kesehatan Jiwa. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kaplan, H. I., Saddock, B. J., dan Greeb, J. A., 2010. Sinopsis Psikiatri. Edisi ke
tujuh jilid I. Jakarta: Binarupa Aksara.
Kessler, R. C., Berglund, P., Demler, olga., Jin, R., Merikangas, K.R., Walters, E.
E., 2005. Lifetime Prevalence and Age of Onset Distribution of DSM-IV
Disorders in the National Comorbidity Survey Replication. Archives of
General Psychiatry, Volume 22, No. 6.
Lestarianita, P., Faathrurrozi, M., 2011. Pengatasan Stres Pada Perawat Pria Dan
Wanita. Jurnal Psikologi Gunadarma. Vol 1, No 1. http:
//ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psikos/articles/view/282
NIH (National Institute of Mental Health) Senior Health. Anxiety Disorders: Risk
Factors and Diagnosis. http://nihseniorhealth.gov/anxietydisorders
/riskfactorsandcauses/01.html. (diakses tanggal 18 agustus 2014)
Wetherell, J.L., Petkus, A.J., Putih, Kamila S., Nguyen, H., Kornblith, S.,
Andreescu, C., Zisook, S., Lenze, E.J., 2013. Antidepressant Medication
Augmented With Cognitif-Behavioral Therapy for Generalized Anxiety
Disorders in Older Adults. The American Journal of Psychiatry, VOL. 120,
No. 7. http://ajp,psychiatryonline.org/article.aspx?articleid=1688270
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rahma Lionita Lamandawati
Nim : J500110120
Adalah mahasiswa Progam Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta bermaksud melakukan kegiatan penelitian
sebagai rangkaian studi saya dengan judul: “PERBEDAAN TINGKAT
KECEMASAN ANTARA PERAWAT PROFESIONAL DENGAN PERAWAT
VOKASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM KUMALA SIWI KUDUS”.
Dengan ini saya mohon persetujuannya untuk menjadi responden dalam
penelitian ini dengan memberikan jawaban dari pertanyaan yang akan diajukan.
Penelitian ini bersifat ilmiah, data-data yang diperoleh Insya Allah akan saya
jamin kerahasiaanya serta hanya digunakan untuk keperluan penelitian.
Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan partisipasi
Anda dalam membantu kelancaran penelitian ini saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Hormat Saya,
INFORMED CONSENT
Kudus,..……………….2015
(…………….…………..)
38
FORMULIR BIODATA
Mohon kesediaan Anda untuk mengisi formulir biodata ini dengan jujur
dan benar. Kami berjanji akan tetap memegang teguh dan bertanggung jawab
penuh terhadap kerahasiaan Anda. Untuk itu Anda tidak perlu menuliskan nama
lengkap, tetapi cukup inisial nama depan Anda.
Nama inisial :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Pertanyaan
1. a. Apakah anda menderita penyakit menahun seperti penyakit jantung, asma,
tekanan darah tingi, sakit maag ?
b. Bila jawaban ya, apakah hal tersebut mengkhawatirkan anda ?
No Pernyataan Tidak Ya
1 Sekali-kali saya berpikir hal buruk untuk diutarakan
Kadang-kadang saya merasa ingin mengumpat atau
2
mencaci maki
3 Saya ingin selalu mengatakan yang benar
Saya membaca setiap tajuk rencana surat kabar hari
4
ini
5 Saya kadang-kadang marah
Apa yang dapat saya kerjakan hari ini kadang-kadang
6
saya tunda sampai besok
Bila saya sedang tidak enak badan, kadang-kadang
7
saya mudah tersinggung
Sopan santun saya di luar rumah lebih baik daripada
8
di rumah
Saya akan menyelundup nonton tanpa karcis bila
9
yakin tidak diketahui orang lain
Saya lebih senang menaang daripada kalah dalam
10
pertandingan
Saya ingin mengenal orang-orang penting, kadang
11 dengan demikian saya merasa menjadi orang penting
pula
Saya tidak selalu menyukai setiap orang yang saya
12
kenal
13 Kadang-kadang saya menggunjingkan orang lain
Saya kadang-kadang memilih orang yang tidak saya
14
kenal dalam pemilihan
Sekali-kali saya tertawa juga mendengar lelucon
15
porno
No Pernyataan Tidak Ya
1 Saya tidak cepat lelah
2 Saya sering mengalami perasaan mual
3 Saya yakin, saya tidak lebih penggugup dari kebanyakan
orang lain
4 Saya jarang sakit kepala
5 Saya sering merasa tegang waktu sedang belajar/bekerja
6 Saya mengalami kesukaran mengadakan konsentrasi
mengenai suatu masalah
7 Saya khawatir kalau memikirkan masalah
8 Saya sangat merasa gemetar bila saya mencoba untuk
berbuat sesuatu
9 Kalau terjadi sesuatu pada diri saya, saya tidak mudah
tersipu
10 Saya mengalami diare (mencret) satu kali atau lebih dalam
sebulan
11 Saya merasa khawatir bila akan terjadi kegagalan atau
kesialan menimpa saya
12 Saya tidak pernah tersipu-sipu bila terjadi sesuatu pada diri
saya
13 Saya sering merasa takut kalau-kalau muka saya menjadi
merah malu
14 Saya sering kali mengalami mimpi yang menakutkan pada
waktu tidur di malam hari
15 Tangan dan kaki saya biasanya cukup hangat
16 Saya mudah berkeringat meskipun hari tidak panas
17 Ketika saya merasa malu, kadang-kadang keringat saya
bercucuran, hal ini sangat menjengkelkan saya
18 Saya hampir tidak pernah berdebar-debar dan saya jarang
bernapas tersengal-sengal
19 Saya sering merasa lapar terus-menerus
20 Saya jarang terganggu untuk rasa sembelit (sakit perut)
karena sukar buang air besar
21 Saya sering terganggu oleh sakit perut
22 Ketika saya mengkhawatirkan sesuatu, sering kali saya
41
a. Uji Normalitas
Cases
Descriptives
Median 24.00
Variance 26.765
Minimum 11
Maximum 31
Range 20
Interquartile Range 5
Median 19.00
Variance 12.345
Maximum 25
45
Range 12
Interquartile Range 6
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
b. Uji T-Test
T-Test
Group Statistics
F Sig. t df
46
Std. Error
Sig. (2-tailed) Mean Difference Difference
Lower Upper