Di Susun Oleh
Naimatur Rizqi (P07131518005)
1
Daftar Isi
Halaman Judul............................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian MP-ASI ............................................................................... 4
2.1.1ketepatan waktu pemberian MP-ASI .................................................. 4
2.1.2 Tujuan Pemberian MP-ASI ................................................................ 4
2.1.3 resiko pemberian MP-ASI pada usia dini .......................................... 5
2.2 dukungan keluarga dalam pemberian MP-ASI ..................................... 6
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan desain penelitian .................................................................... 7
Lokasi penelitian ......................................................................................... 7
Sumber data dan teknik sampling ............................................................... 7
Teknik pengumpulan data dan uji ketepatan ............................................... 8
Teknik analisis ............................................................................................ 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Data dan hasil pembahasan ......................................................................... 9
Hasil penelitian dan pembahasan ................................................................ 9
Dukungan informasional ............................................................................. 10
Dukungan emosional ................................................................................... 12
Dukungan instrumental ............................................................................... 13
BAB V KESIMPILAN ............................................................................... 18
Daftar Pustaka ............................................................................................. 19
Lampiran ..................................................................................................... 20
2
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Masa bayi antara usia 0–24 bulan merupakan masa emas untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena itu, masa ini merupakan
kesempatan yang baik bagi orang tua untuk mengupayakan tumbuh kembang anak
secara optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk mencapai
hal tersebut adalah melalui pola asuh makan yang baik dan benar yang diberikan
kepada anak (Mutiara dan Ruslianti, 2013).
Tubuh anak membutuhkan zat gizi yang sesuai untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik. Asupan zat gizi yang baik dapat diupayakan dengan
memberikan ASI eksklusif sampai umur 6 bulan. Setelah itu, periode pemberian
makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI adalah makanan
tambahan selain ASI yang diberikan pada bayi sampai usia 24 bulan, sehingga
MP-ASI diberikan tepat waktu pada usia 6-12 bulan, karena pada usia tersebut
merupakan waktu yang sangat rawan terjadi malnutrisi (Suhardjo, 2013).
Pemberian MP ASI yang tepat dan benar dapat dimulai pada usia 6 bulan, karena
pada usia ini bayi memulai gerakan mengunyah serta menggerakan rahang keatas
dan kebawah serta sudah mampu menggenggam dengan telapak tangan. (Golu
dan Nurmiyati, 2014).
Keadaan kurang gizi, praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi
dan anak, seperti tidak dilakukan inisiasi menyusui dini dalam satu jam pertama
setelah lahir dan pemberian MP-ASI yang terlalu cepat atau terlambat diberikan
akan membuat daya tahan tubuh lemah, sering sakit dan gagal tumbuh.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2012, terdapat
banyak ibu yang memberikan makanan terlalu dini kepada bayinya, kemudian
sebanyak 32% Ibu memberikan makanan tambahan kepada bayi berumur 2 – 3
bulan, dan 69% kepada bayi berumur 4 – 5 bulan. Sedangkan pemberian ASI
eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan berdasarkan Survei Demografi dan
1
2
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2011-2012 hanya mencakup 67% dari total
bayi yang ada.
3
Bayi sering kali diberikan makanan padat ketika berumur beberapa hari atau
beberapa minggu. Contoh MP-ASI yang diberikan seperti nasi atau pisang yang
dihaluskan, kemudian menggantikan ASI dengan madu, gula, mentega, air atau
makanan lain (Kurniawati, 2010). Pemberian MP-ASI seperti itu masih sering
ditemui pada beberapa daerah di Indonesia, salah satunya di Desa Sumber
Wringin Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. Desa tersebut merupakan desa
yang tergolong jauh dari pusat kota, yang berada di wilayah Jember bagian utara.
Penduduknya cukup padat dan terdapat banyak bayi serta balita di desa ini,
tingkat ekonomi didesa ini tergolong masih rendah, mata pencaharian penduduk
desa adalah bertani dan pekerja pabrik tembakau, sehingga orang tua yang
memiliki bayi seringkali mempercayakan nenek untuk menjaga bayi diwaktu ibu
dan ayahnya bekerja.
Notoatmodjo (2014) mengungkapkan bahwa perilaku manusia dalam hal
kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor non-
perilaku. Faktor perilaku sendiri ditentukan oleh tiga faktor utama, faktor yang
pertama yaitu faktor predis posisi yang meliputi umur, pekerjaan, pendidikan,
pengetahuan dan sikap. Faktor kedua adalah faktor pemungkin yang terwujud
dalam lingkungan fisik dan jarak ke fasilitas kesahatan. Faktor yang ketiga yaitu
faktor penguat yang terwujud dalam dukungan yang diberikan oleh keluarga
maupun tokoh masyarakat.
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan bayi pada
berbagai macam hal, tidak terkecuali mengenai asupan zat gizi yang diperlukan
oleh tubuh bayi. Dukungan keluarga dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan oleh ibu dalam pemberian MP-ASI karena keluarga
adalah lingkungan terdekat dari ibu (Muthmainnah,2010). Didalam keluarga,
Selain Ibu, Ayah, Kakek dan Nenek selalu memberikan dukungannya dalam
merawat bayi, Salah satu bentuk dukungan yang sering dilakukan adalah
pemberian MP-ASI. Nenek merupakan salah satu faktor pendorong yang sangat
berpengaruh pada pemberian MP-ASI. Kecenderungan masyarakat diDesa
3
4
5
6
8
9
10
11
“Kalau kata embok suruh pakai pisang ambon mbak, soalnya manis,
lembek terus kalau pisang yang lain itu kayak pisang krepek kan
meskipun manis ada bijinya mbak”
12
(Kalau kata nenek disuruh pakai pisang ambon mbak, karena manis,
teksturnya lembek, kalau pisang yang lain itu seperti pisang kepok
kan meskipun manis ada bijinya mbak)
Pertanyaan senada disampaikan oleh IRT 3, IRT 4 dan IRT 5. Berbeda
dengan IRT 1, yang menyampaikan bahwa tidak ada informasi yang
diberikan oleh nenek mengenai jenis pisang yang sebaiknya digunakan
dalam pembuatan MP-ASI tersebut. Berikut adalah hasil kutipan wawancara
bersama IRT 4.
“Sekarep mbak, pokok en massak. kalau tak massak kan kan atos,
rasane sepet, ga gelem bayi mbak”
(Terserah mbak, pokoknya matang. Kalau tidak matang keras mbak.
Tidak bisa dihaluskan, rasanya sepet, ya tidak mau anak-anak)
Dukungan Informasional yang diberikan oleh nenek juga dapat
ditemui ketika pelaksanaan observasi dimana nenek memberikan informasi
kepada ibu mengenai MP-ASI tentang pembuatan, bahan yang diperlukan
dan cara pengolahan MP-ASI. Dukungan informasional dari hasil observasi
salah satunya ditemukan pada IRT 3, ketika nenek mengatakan kepada Ibu
“Pakai pisang ambon ae, legi , luwih enak timbang gedang liyane” (Pakai
pisang ambon saja, manis itu, enak daripada pisang yang lainnya).
Damayanti (2012) mengemukakan bahwa keluarga berfungsi sebagai
penyebar informasi yang ada di dunia. Jika individu tidak dapat
menyelesaikan suatu masalah yang sedang dihadapi maka keluarga dapat
memberikan informasi, nasehat, dan petunjuk penyelesaian masalah. Teori
tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara dan observasi tentang pemberian
MP-ASI di Desa Cakru Kecamatan Kencong Kabupaten Jember. Tidak
semua dukungan informasional yang disampaikan oleh nenek kepada
bersifat positif untuk bayi, seperti pemberian MP-ASI yang diinformasikan
dan disarankan oleh nenek untuk diberikan kepada bayi berupa nasi
dicampur pisang, nasi dicampur minyak dan nasi dicampu pepaya karena
tidak memenuhi kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh bayi.
Krisnatuti dan Yenrina (2008), mengatakan bahwa MP-ASI harus
memenuhi persyaratan khusus tentang jumlah zat-zat gizi yang diperlukan
13
bayi, seperti protein, energi, lemak, vitamin, mineral, dan zat-zat tambahan
lainnya. Protein bermutu tinggi dengan jumlah yang mencukupi hendaknya
terkandung dalam MP-ASI. Lismintari (2010), mengatakan bahwa pengaruh
budaya didalam masyarakat yang memiliki kebiasaan memberikan makanan
sejak bayi dengan alasan ASI tidak cukup memenuhi kebutuhan bayi.
Disamping itu memberi makan setelah bayi lahir merupakan kebiasaan
turun-temurun dalam keluarga seperti memberikan madu ketika bayi baru
lahir, memberikan buah-buahan (pisang, jeruk) dan jika tidak langsung
memberikan makanan pada bayi setelah lahir dianggap melanggar kebiasaan
dalam keluarga.
4.2.2. Dukungan Emosional
Dukungan emosional yang diberikan oleh nenek didesa Cakru
Kecamatan Kencong Kabupaten Jember ini bermacam-macam. Dari hasil
wawancara dan observasi yang sudah dilakukan, dukungan emosional
seperti adanya rasa kasihan ketika bayi menangis dan rewel apabila tidak
segera diberi makan. Berikut adalah kutipan hasil wawancara bersama IRT 3
ketika menjawab pertanyaan apakah yang menjadi alasan nenek
memberikan MP-ASI dini pada bayi.
“Alasannya kasihan mbak. Takut lapar, kata mbok itu masih bayi
belom bisa ngomong, kalau nangis ya cepet dikasih makan ”
(Alasannya kasihan mbak. Takut lapar kata nenek masih bayi masih
belum bisa bicara jadi jika nangis harus diberi makan)
Pernyataan serupa disampaikan oleh IRT 3 dan IRT 5 yang tinggal bersama
nenek dalam satu rumah. Sedikit berbeda dengan pernyataan yang
diinformasikan oleh IRT 2, IRT 4, yang tidak tinggal dalam satu rumah
bersama nenek. Berikut adalah kutipan dari hasil wawancara bersama IRT 4.
“Kalau mbahnya kesini kadang ya dibuatkan mbak, soalnya beda rumah”
15
(Kalau neneknya kesini kadang dibuatkan mbak, tapi jarang mbak, kan beda
rumah mbak)
Pernyataan senada juga disampaikan oleh IRT 1, IRT 3 dan IRT 5 yang
tinggal bersama nenek dalam satu rumah. IRT 2, IRT 4, menceritakan hal
yang sedikit berbeda.
makanan yang berbentuk cair, semi padat, dan padat. Dikarenakan bayi adalah
bagian dari keluarga maka tahap akhir dari proses belajar adalah
memperkenalkan aneka makanan keluarga. Pada saat anak berusia 24 bulan,
makanan keluarga inilah akan memenuhi kebutuhan zat gizi anak (Krisnatuti
dan Yenrina, 2008).
18
5.1 Kesimpulan
1. Dukungan informasional yang diberikan oleh nenek meliputi informasi
mengenai bahan makanan yang dianjurkan atau disarankan kepada Ibu
untuk diberikan kepada bayi serta cara pengolahannya.
2. Dukungan emosional yang diberikan oleh nenek kepada Ibu banyak
terlihat saat observasi berlangsung. Dukungan emosional yang banyak
diberikan oleh nenek adalah munculnya rasa kasihan nenek kepada bayi
apabila tidak segera diberi makan dengan berbagai alasan seperti takut
lapar, agar bayi cepat tumbuh besar, dan pemberian MP-ASI yang
segera diberikan akan membuat bayi lebih sehat dan cepat tumbuh
besar, akan tetapi dukungan emosional tersebut menyebabkan tindakan
pemberian MP-ASI yang tidak tepat.
3. Dukungan instrumental atau dukungan secara langsung pada Ibu
berkaitan dengan MP-ASI banyak dilakukan oleh nenek seperti
menyediakan bahan makanan, membuatkan MP-ASI dan memberikan
MP-ASI, hal tersebut sangat membantu Ibu dalam merawat bayi.
Namun, bentuk makanan yang dibuat oleh nenek kurang tepat dan
diberikan sebelum usianya, dukungan tersebut tidak sesuai dengan
anjuran dalam pemberian MP-ASI.
19
Daftar Pustaka
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.
Golu dan Nurmiyati. 2014. Hubungan Pemberian MP-ASI dengan Status Gizi
Bayi Usia 6-12 Bulan di Puskesmas Curug Kabupaten Tangerang. Jurmal
Ilmu Gizi: Tangerang
Kasdu, D.A , 2007. Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta : Puspaswara
Susanty, S. Dkk. 2012. Hubungan Pola Pemberian ASI dan MP-ASI dengan Gizi
Buruk pada Anak Usia 6-24 Bulan di Kelurahan Pannampu. Makasar.
Jurnal Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol.1,No.2,Februari 2012 : 97-
103.
20