Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Risiko Pemasaran

Risiko pemasaran terdiri dari dua kata, yaitu risiko dan pemasaran. Sebelum kita
membahas mengenai risiko pemasaran, kita akan mengenali terlebih dahulu apa itu risiko dan apa
itu pemasaran. Risiko adalah kejadian tidak baik yang kemungkinan terjadi karena dipengaruhi
oleh faktor-faktor tertentu. Sedangkan Pemasaran adalah seluruh rangkaian kegiatan mengenai
cara menyerahkan barang maupun jasa dari produsen ke konsumen. Jadi, risiko pemasaran adalah
kejadian tidak baik yang kemungkinan terjadi karena dipengaruhi faktor-faktor tertentu dalam
sebuah rangkaian kegiatan cara menyerahkan barang maupun jasa dari produsen ke konsumen.

B. Macam-Macam Risiko Pemasaran

1. Adanya perubahan kebijakan pemerintah


Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi memiliki pengaruh yang sangat
signifikan dalam berlakunya pemasaran dalam suatu usaha, oleh sebab itu terjadinya
perubahan kebijakan menjadi hal yang cukup ditakuti oleh para pelaku bisnis. Contoh
kebijakan pemerintahan yang dapat mempengaruhi pemasaran adalah jika pemerintah
memberlakukan kenaikan pajak iklan maka otomatis biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan akan meningkat.
2. Terjadinya perubahaan permintaan
Permintaan produk yang berubah tiba-tiba dapat mengakibatkan kerugian apabila
produsen tidak melakukan antisipasi terhadap perubahan permintaan.
3. Adanya perang harga
Persaingan bukanlah hal yang asing dalam dunia bisnis, dalam menjual suatu
produk pasti akan ada pesaing dengan produk yang serupa, dan dalam persaingan tersebut
akan ada yang namanya perang harga, yaitu persaingan menentukan harga produk lebih
murah dari pesaingnya agar mampu menggaet konsumen. Akibat yang ditimbulkan dari
adanya perang harga ini adalah berkurangnya penjualan produk.
4. Pemalsuan
Sering kali di pasaran beredar barang tiruan dari merek-merek terkenal. Akibatnya
adalah berkurangnya pendapatan karena bersaing dengan produk tiruan yang harganya
biasanya lebih murah, selain itu pemalsuan juga akan mengakibatkan rusaknya reputasi
perusahaan karena biasanya kualitas barang tiruan jauh dibawah produk yang asli.
5. Performa produk yang rendah
Performa suatu produk dapat dikatan baik apabila produk tersebut dapat memenuhi
kebutuhan konsumennya. Jika produk tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen, sudah
pasti produk tidak akan laku.
6. Promosi yang kurang baik
Promosi yang baik sangatlah dibutuhkan penjualan suatu produk. Promosi yang
baik adalah promosi yang bersifat kontinyu dan terencana sehingga dapat mencapai target
pasar yang diinginkan. Jika promosi suatu produk kurang baik maka hampir bisa dipastikan
produk tersebut tidak akan laku di pasaran.
7. Gagal memperkenalkan merek
Suatu perusahaan yang ingin menjual suatu merek baru dapat jika promosi yang
dilakukan lemah atau jika produknya kurang diminati oleh konsumen.
8. Kegagalan dalam melakukan pengembangan produk
Melakukan pengembangan produk sebenarnya sangat dibutuhkan oleh suatu
perusahaan agar produknya dapat tetap laku di pasaran dan tetap menarik minat konsumen.
Akan tetapi terdapat risiko kegagalan yang cukup tinggi ketika suatu perusahaan ingin
mengembangkan produknya, apabila pengembangan produk yang dilakukan gagal maka
uang yang sudah digunakan untuk pengembangan produk akan terbuang secara percuma.
9. Perginya pelanggan utama
Beberapa perusahaan yang hanya menggantungkan penjualannya kepada beberapa
konsumen besar saja, hal ini sangatlah berbahaya karena ketika konsumen tersebut tidak
mau membeli produk kita lagi, maka barang-barang yang sudah diproduksi tidak dapat
disalurkan, dan kemudian menyebabkan biaya penyimpanan bertambah.
10. Kesalahan distribusi
Dalam menjual produk kita harus dapat menentukan distribusi yang tepat, salah
satu kesalahan yang paling umum dilakukan oleh perusahaan-perusahaan baru adalah
hanya menjual produknya secara lokal padahal jika dilihat produk dari perusahaan-
perusahaan tersebut cocok dan akan laku jika dijual dalam skala nasional.
C. Manajemen Risiko Pemasaran

Untuk memitigasi risiko-risiko yang ada di bidang pemasaran, diperlukan yang namanya
manajemen risiko pemasaran. Manajemen risiko pemasaran merupakan sebuah proses
mengidentifikasi dan mengukur risiko di bidang pemasaran dan kemudian membentuk rencana
untuk mengatasinya dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Dengan adanya
manajemen risiko pemasaran, ketidak pastian dalam melakukan pemasaran dapat terkelola. Secara
umum, manajemen risiko dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Identifikasi risiko

Dalam identifikasi risiko, proses yang dilakukan berupa pengidentifikasian kerugian-


kerugian yang dapat terjadi ketika melakukan kegiatan usaha. Dalam melakukan identifikasi risiko
kita diharuskan mendaftarkan sebanyak mungkin risiko-risiko yang dapat terjadi. Beberapa teknik
yang dapat dialkukan untuk mengidentifikasi risiko diantaranya:

Brainstorming: Kegiatan saling melontarkan ide secara spontan antar anggota dari suatu
perusahaan

Survei: Melakukan penelitian terhadap konsumen menggunakan kuesioner, dengan tujuan


perusahaan dapat lebih mengenal konsumen tersebut. Suvrei dapat dilakukan secara kuantitatif dan
kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, survei yang dilakukan berupa pertanyaan tertutup,
sedangkan dalam penelitian kualitatif, survei yang dilakukan lebih berupa pertanyaan yang
terbuka.

Wawancara: Melakukan tanya jawab antara dua orang atau lebih yang terdiri dari narasumber dan
pewawancara. Dalam wawancara, pewawancara akan melontarkan berbagi macam pertanyaan
kepada narasumber dengan tujuan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Informasi historis: Mengumpulkan data-data yang sesuai dengan keadaan sekarang untuk
dijadikan acuan mengatasi risiko yang sejenis.

2. Analisa risiko

Setelah identifikasi risiko selesai dilakukan, tahapan selanjutnya adalah mengukur risiko-
risiko yang dapat terjadi dengan cara melihat seberapa besar potensi terjadinya dan seberapa besar
dampak yang mungkin dihasilkan.
Dalam mengidentifikasi risiko diperlukan nalar yang baik untuk dapat menentukan
probabilitas terjadinya risiko. Selalin itu juga informasi statistik yang tepat mengenai risiko-risiko
tersebut juga dibutuhkan.

3. Pengelolaan risiko

Pengelolaan risiko yang baik sangatlah dibutuhkan agar manajemen risiko dapat berjalan
dengan lebih efisien. Ada beberapa jenis cara untuk mengelola risiko, diantaranya:

Risk avoidence: Memutuskan untuk menghindari segala kegiatan usaha yang memiliki
risiko tinggi. Pertimbangan kemungkinan keuntungan dan kerugian diperlukan untuk dapat
memutuskan kegiatan usaha mana yang harus dihindari.

Risk reduction: Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko dan dampak kerusakan apabila risiko
tersebut terjadi.

Risk transfer: Memindahkan risiko yang mungkin terjadi dari usaha kita kepada pihak lain,
biasanya dilakukan dengan kontrak asuransi atau hedging (lindung nilai).

Risk deferral: Menunda suatu kegiatan usaha sampai saat kemungkinan risiko yang dapat terjadi
lebih kecil.

Risk retention: Menerima risiko yang terjadi dengan tujuan dapat belajar mengatasinya di masa
depan.

4. Implementasi manajemen risiko

Setelah langkah-langkah sebelumnya dilaksanakan, maka implementasi dari langkah harus


dijalankan, dengan catatan harus diputuskan terlebih dahulu langkah mana saja yang akan
diterapkan.

5.Monitoring risiko

Setelah implementasi dilaksanakan maka langkah terakhir yang harus dilakukan adalah
melakukan monitoring atau pengawasan terhadap risiko mulai dari awal hingga akhir. Hal ini
bertujuan agar ketika suatu saat terjadi risiko yang serupa, proses penanganan yang dilakukan
dapat lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai