Risiko pemasaran terdiri dari dua kata, yaitu risiko dan pemasaran. Sebelum kita
membahas mengenai risiko pemasaran, kita akan mengenali terlebih dahulu apa itu risiko dan apa
itu pemasaran. Risiko adalah kejadian tidak baik yang kemungkinan terjadi karena dipengaruhi
oleh faktor-faktor tertentu. Sedangkan Pemasaran adalah seluruh rangkaian kegiatan mengenai
cara menyerahkan barang maupun jasa dari produsen ke konsumen. Jadi, risiko pemasaran adalah
kejadian tidak baik yang kemungkinan terjadi karena dipengaruhi faktor-faktor tertentu dalam
sebuah rangkaian kegiatan cara menyerahkan barang maupun jasa dari produsen ke konsumen.
Untuk memitigasi risiko-risiko yang ada di bidang pemasaran, diperlukan yang namanya
manajemen risiko pemasaran. Manajemen risiko pemasaran merupakan sebuah proses
mengidentifikasi dan mengukur risiko di bidang pemasaran dan kemudian membentuk rencana
untuk mengatasinya dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Dengan adanya
manajemen risiko pemasaran, ketidak pastian dalam melakukan pemasaran dapat terkelola. Secara
umum, manajemen risiko dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Identifikasi risiko
Brainstorming: Kegiatan saling melontarkan ide secara spontan antar anggota dari suatu
perusahaan
Wawancara: Melakukan tanya jawab antara dua orang atau lebih yang terdiri dari narasumber dan
pewawancara. Dalam wawancara, pewawancara akan melontarkan berbagi macam pertanyaan
kepada narasumber dengan tujuan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Informasi historis: Mengumpulkan data-data yang sesuai dengan keadaan sekarang untuk
dijadikan acuan mengatasi risiko yang sejenis.
2. Analisa risiko
Setelah identifikasi risiko selesai dilakukan, tahapan selanjutnya adalah mengukur risiko-
risiko yang dapat terjadi dengan cara melihat seberapa besar potensi terjadinya dan seberapa besar
dampak yang mungkin dihasilkan.
Dalam mengidentifikasi risiko diperlukan nalar yang baik untuk dapat menentukan
probabilitas terjadinya risiko. Selalin itu juga informasi statistik yang tepat mengenai risiko-risiko
tersebut juga dibutuhkan.
3. Pengelolaan risiko
Pengelolaan risiko yang baik sangatlah dibutuhkan agar manajemen risiko dapat berjalan
dengan lebih efisien. Ada beberapa jenis cara untuk mengelola risiko, diantaranya:
Risk avoidence: Memutuskan untuk menghindari segala kegiatan usaha yang memiliki
risiko tinggi. Pertimbangan kemungkinan keuntungan dan kerugian diperlukan untuk dapat
memutuskan kegiatan usaha mana yang harus dihindari.
Risk reduction: Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko dan dampak kerusakan apabila risiko
tersebut terjadi.
Risk transfer: Memindahkan risiko yang mungkin terjadi dari usaha kita kepada pihak lain,
biasanya dilakukan dengan kontrak asuransi atau hedging (lindung nilai).
Risk deferral: Menunda suatu kegiatan usaha sampai saat kemungkinan risiko yang dapat terjadi
lebih kecil.
Risk retention: Menerima risiko yang terjadi dengan tujuan dapat belajar mengatasinya di masa
depan.
5.Monitoring risiko
Setelah implementasi dilaksanakan maka langkah terakhir yang harus dilakukan adalah
melakukan monitoring atau pengawasan terhadap risiko mulai dari awal hingga akhir. Hal ini
bertujuan agar ketika suatu saat terjadi risiko yang serupa, proses penanganan yang dilakukan
dapat lebih efektif.