Anda di halaman 1dari 8

Topik: Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Menggunakan Metode

Investigasi Kelompok

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata mengajar berasal dari kata
dasar ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui. Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang
memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama
lain dalam proses pendidikan. Pembelajaran yang sesungguhnya merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan
pelayanan agar siswa belajar.
Untuk itu, harus dipahami jika bagaimana siswa memperoleh
pengetahuan dari kegiatan belajarnya. Jika guru dapat memahami proses
pemeolehan pengetahuan, maka guru akan dapat menentukan strategi
pembelajaran yang tepat bagi siswanya.
Perbedaan antara belajar dan pembelajaran terletak pada penekanannya.
Pembahasanmasalah belajar lebih menekankan pada bahasan tentang siswa
dan proses yang menyertai dalamranga perubahan tingkah lakunya. Adapun
pembahasan mengenai pembelajaran lebihmenekankan pada guru dalam
upayanya untuk membuat siswa dapat belajar.
Sugandi, dkk (2004: 9) menyatakan bahwa pembelajaran terjemahan
dari kata instruction yang berarti self-instructions (dari internal) dan
eksternal instructions (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal
antara lain datang dari guru yang disebut teaching atau pengajaran. Dalam
pembelajaran yang bersifat eksternal prinsip-prinsip belajar dengan
sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.
Di samping itu, Oemar Hamalik (2006: 239) pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran. Syaiful Sagala (61: 2009) mengungkapkan hal yang berbeda,
pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan
maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan.
Arifin (2010:10) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu
proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik yang bersifat interaktif
dan komunikatif antara pendidik “guru” dengan siswa, sumber belajar, dan
lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan
terjadinya tindakan belajar siswa.
Dari pengertian pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara pendidik dengan peserta
didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan
penentu utama keberhasilan pendidikan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dari proses pembelajaran tersebut, akan terjadi sebuah timbal balik
antara guru dengan siswa untuk menuju tujuan yang lebih baik. Sebuah
pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan intelektual, berpikir
kritis dan munculnya kreatifitass serta perubahan perilaku atau probadi
seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.

B. Pengertian Menulis
Istilah menulis berasal dari kata tulis. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata tulis mengandung arti ada huruf (angka dan sebagainya)
yang dibuat dengan pena (pensil, cat dan sebagainya). Tarigan, dalam
(Dewi, 2018) menerangkan bahwa menulis merupakan melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami
oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Menulis
adalah perkembangan kemempuan lebih lanjut dari kegiatan membaca.
Menulis merupakan salah satu kegiatan kompleks yang mencakup gerakan
jari, tangan, lengan, dan mata secara terintegrasi.
Hal ini sejalan dengan Rusyana (dalam Pujianto, 2015) bahwa menulis
adalah penggunaan pola-pola bahasa dalam penampilannya secara tertulis
untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Memiliki kemampuan
menulis tentu saja memungkinkan manusia untuk mengkomunikasikan ide,
perasaan dan pengalamannya kepada orang lain
Menulis merupakan kegiatan yang berupa penyampaian pesan (gagasan,
perasaan, atau informasi) secara tertulis kepada pihak lainnya. Hal tersebut
mengungkapkan bahwa menulis dapat dilakukan oleh siapa saja. Banyak
diantara generasi milenial yang tidak tertarik kepada aktifitas menulis serta
tidak mengetahui tujuan menulis. Sehingga mereka jarang berkontribusi
dalam kegiatan menulis. Hal tersebut dipicu oleh pengalaman belajar yang
kurang baik. Lemahnya guru dalam berinovasi dan kesalahan dalam belajar
menulis. Maka, tumbuhlah perspektif pada kalangan siswa bahwa menulis
adalah hal yang paling sulit dan memberatkan. Padahal kegiatan menulis
tidaklah sesulit yang dibayangkan. Tetapi menulis butuh latihan secara terus
menerus sehingga dapat dijadikan sebagai kebiasaan yang positif.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat didefinisikan bahwa menulis
merupakan proses kreatif dan aktivitas mengasah otak yang
mengungkapkan suatu bahasa atau gagasan secara tertulis dengan lambang-
lambang grafik. Menulis dapat juga diartikan sebagai ungkapan atau
ekspresi dari dalam diri seseorang yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Dengan kata lain, melalui proses menulis tersebut penulis dapat
berkomunikasi secara tidak langsung dengan pembaca. Menulis harus
dilakukan dalam tiga tahapan yaitu, tahap pratulis, tahap penulisan dan
tahap pascatulis.
Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses yang berpikir yang teratur,
sehingga apa yang ditulis mudah dipahami oleh pembaca. Sebuah tulisan
dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri antara lain, bermakna, jelas, bulat,
dan utuh, ekonomis, dan sesuai dengan kaidah gramatika. Menulis dianggap
sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan.
C. Pengertian Teks Eksposisi
Kata eksposisi berasal dari bahasa Inggris yaitu “exposition” yang
berarti “membuka” atau “memulai”. Dalam karangan eksposisi maslah yang
dikomunikasikan terutama adalah informasi. Keraf (1995: 7) mengatakan
bahwa teks eksposisi adalah suatu bentuk teks yang berusaha menguraikan
suatu objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca.
Teks eksposisi digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakikat suatu
objek, misalnya menjelaskan pertumbuhan ekonomi, pengertian
kebudayaan kepada pembaca.
Atmazaki (dalam Helti, 2014) juga menngungkapkan pendapatnya
mengenai teks eksposisi yaitu, mengatakan bahwa teks eksposisi merupakan
teks yang menjelaskan sesuatu, membuka sesuatu, atau memberitahukan
sesuatu sehingga pembaca mengerti atau memahami apa yang ditulis.
Menurut Tedjo (dalam Rosmaya, 2018), mengungkapkan bahwa teks
eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu
objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Sejalan
dengan hal tersebut, Kosasih (dalam Dewi, 2018) teks eksposisi itu sendiri
merupakan sebuah karangan yang menyampaikan argumentasi dengan
tujuan untuk meyakinkan orang lain.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa teks
eksposisi merupakan teks berupa fakta yang menjelaskan wujud dan hakikat
suatu objek, memberitahukan sesuatu untuk memperluas pandangan atau
pengetahuan pembaca.
Karangan teks eksposisi bersifat ilmiah atau nonfiksi. Sumber karangan
teks eksposisi dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau
pengalaman. Teks eksposisi tidak selalu terbagi atas bagian-baian yang
disebut dengan pembukaan, pengembangan, dan penegasan ulang. Hal
tersebut bergantung pada sifat karangan dan tujuan yang hendak dicapai.
Pengarang berusaha memaparkan kejadian atau masalah agar pembaca dan
pendengar memahaminya dan pengarang mempunyai sejumlah data dan
bukti dengan gaya penulisan yang singkat, padat, dan akurat.
D. Pengertian Metode Pembelajaran
Pengertian metode dan pembelajaran, kata metode berasal dari bahasa
Inggris “method” yang artinya cara. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
ialah “cara yang teratur dan terkonsep baik untuk mencapai suatu maksud”.
Secara umum metode adalah suatu cara yang sistematis dalam
menyampaikan pengetahuan yang fungsinya merupakan alat untuk
mencapai tujuan. Sedangkan, pengertian pembelajaran dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti bahwa proses atau cara menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar.
Ahmadi (1997: 52) mengungkapkan bahwa metode pembelajaran
adalah suatu pengetahuan tentang cara cara mengajar yang dipergunakan
oleh guru atau instruktur. Sedangkan, Sutikno (2009: 88) mengatakan
bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran
yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri
siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
adalah rencana sistematis yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan
materi pelajaran dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Seorang guru harus bisa menerapkan metode yang tepat dalam kegiatan
pembelajaran sesuai dengan karakter peserta didiknya. Dengan begitu,
kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan, peserta didik
dapat menyerap dan memahami materi pelajaran dengan lebih mudah, serta
proses kegiatan pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
Dengan menggunakan metode pembelajaran dapat disusun
penyampaian materi yang baik dan menarik. Sehingga hal tersebut tidak
membuat peserta didik merasa bosan atau jenuh di dalam kelas tetapi dapat
membuat para murid menjadi lebih semangat dalam belajar.
E. Pengertian Metode Investigasi Kelompok
Metode investigasi kelompok merupakan strategi belajar kooperatif
yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi
terhadap suatu topik. Metode ini lebih menekankan pada partisipasi dan
aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi pelajaran yang akan dipelajari,
misalnya dari buku atau internet. Metode ini sering dipandang sebagai
metode yang paling kompleks dan paling sulit dilaksanakan dalam
pembelajaran kooperatif.
Joyce, Weil dan Calhoun (dalam Rosmaya, 2018) mengungkapkan
bahwa metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang
dirancang untuk membimbing siswa dalam memperjelas masalah,
menelusuri berbagai perspektif dalam masalah-masalah tersebut, dan
mengkaji bersama untuk menguasai informasi, gagasan dan skill yang
secara simultan metode ini juga dapat mengembangkan kompetensi sosial
mereka.
Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan
berdasarkan kebiasaan yang dilakukan masyarakat, terutama mengenai cara
anggota masyarakat melakukan mekanisme sosial melalui serangkaian
kesepakatan sosial (Sudaryono, 2009). Perilaku tersebut pada dasarnya
secara tidak sadar telah sering dilakukan di masyarakat seperti, kegiatan
musyawarah untuk mencapai mufakat sebagai pemecahan suatu masalah
melalui serangkaian kesepakatan bersama. Mengadopsi dari perilaku
tersebut terciptalah metode ini, yaitu memecahkan suatu permasalahan
berdasarkan kesepakatan bersama.
Sedangkan, Narudin (dalam Hendriana, 2012) mengatakan bahwa
investigasi kelompok merupakan salah satu bentuk model pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk
mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan mereka pelajari
melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau
melalui internet.
Maka, dapat disimpulkan bahwa metode investigasi kelompok adalah
cara yang dikembangkan berdasarkan kebiasaan masyarakat melakukan
kesepakatan bersama untuk memecahkan masalah. Metode investigasi
menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri
materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari.
Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi maupun dalam proses kerja kelompok. Metode
investigasi kelompok dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir secara mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat dari
tahap pertama hingga tahap terakhir pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.


Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arifin, Zainal. 2010. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:
Rosdakarya.
Dewi, Urhalinah Kania. 2018. Penerapan Metode Discovery Learning pada
Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia). Vol. 1, No. 6, November 2018. Hlm. 1021-1028.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Helti, Mezri, dkk. 2014. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circ Siswa
Kelas Xi Smk Karya Padang Panjang. Jurnal Bahasa, Sastra dan
Pembelajaran. Vol. 2, No. 2, Juni 2014, Hlm. 12-21.
Hendriana, Heris. 2012. Pembelajaran Matematika Humanis dengan
Metaphorical Thinking untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa.
Infinity: Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung,
Vol 1, No.1, Februari 2012, Hlm. 90-103.
Keraf. G. 1995. Eksposisi. Jakarta: Grasindo.
Pujianto, Agus, dkk. 2015. Keefektifan Pembelajaran Keterampilan Menulis
Cerpen dengan Model Investigasi Kelompok dan Model STAD Berdasarkan
Tipe Kepribadian Peserta Didik Kelas VII. Seloka: Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol. 4, No. 2, Tahun 2015, Hlm. 131-139.
Rosmaya, Elin. 2018. Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi dengan
Menggunakan Pendekatan Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok di SMP.
DEIKSIS Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 5, No. 1,
2018. Hlm 111-127.
Sugandi, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: MKK UPT UNNES.
Sutikno, Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.
Syaiful, Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Zulaeha, Ida. 2015. Model Investigasi Kelompok Dengan Teknik Adu Argumen
sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Calon Guru Bahasa
Indonesia. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 32, No. 1, Tahun 2015. Hlm.
25-35.

Anda mungkin juga menyukai