1
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit
i
H. Bidang VI (Utilisasi).....................................................................................................14
I. Kepala Sub Divisi .........................................................................................................15
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA..................................................................................16
A. Internal ..........................................................................................................................16
B. Eksternal .......................................................................................................................18
BAB VII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI STAF PK3RS ...............................19
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI ........................................................................................20
BAB X PERTEMUAN/RAPAT..............................................................................................21
A. Pertemuan Rutin............................................................................................................21
BAB XI PELAPORAN............................................................................................................22
A. Laporan Bulanan ...........................................................................................................22
B. Laporan Semester..........................................................................................................22
C. Laporan Tahunan ..........................................................................................................22
ii
Lampiran : Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit
Nomor : No. XX-SURKP/RSP/15.011.4
Tanggal : 5 Desember 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat merupakan
tempat berkumpulnya karyawan/tenaga kerja, pasien, pengunjung, penunggu pasien dan
mitra kerja rumah sakit. Maka Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) jelas sangat
diperlukan guna menjamin keselamatan tenaga kerja/karyawan dan orang di sekitarnya.
Hal ini diupayakan untuk menjaga proses pelayanan berjalan lancar serta memelihara
sarana dan prasarana agar selalu siap untuk digunakan. Untuk itu ada hak dan kewajiban
yang perlu saling dijaga dan saling melengkapi guna memperoleh pelayanan kesehatan
yang prima.
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya Pasal 165,
”Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”. Undang –
undang ini menjelaskan bahwa pengelola tempat kerja di Rumah Sakit harus
melaksanakan semua aturan yang telah ditetapkan. Salah satunya dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang prima untuk semua tenaga kerjadan masyarakat di sekitarnya.
Dengan demikian maka resiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan
Akibat Kerja (KAK) dapat dihindari. Upaya untuk membantu tugas pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka jelas diperlukan pembentukanKomite
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
adalah upaya untuk menekan dan mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja yang pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan antara keselamatan dan kesehatan.
Dalam hubungan antara pimpinan dan tenaga kerja, ada hak dan kewajiban yang
harus dilakukan, salah satunya adalah hak tenaga kerja untuk mendapatkan keselamatan
dan kesehatan dalam menjalankan tugasnya. Kewajiban tenaga kerja antara lain
1
menjalankan atau mematuhi peraturan yang ditetapkan, misalnya tenaga kerja harus
memakai alat pelindung diri pada proses pekerjaan yang memerlukan alat pelindung diri.
Sementara itu, pimpinan berkewajiban untuk menyediakan alat pelindung diri sehingga
penderita terhindar dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Dalam pelaksanaan K3 diperlukan penanganan yang serius yang harus didukung
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang melibatkan seluruh bidang
kegiatan dan seluruh sumber daya manusia (SDM) yang ada. Dengan adanya komitmen
antara pimpinan, karyawan, dana dan pengelolaan yang baik disertai pelaksanaan yang
berkesinambungan maka rumah sakit akan dapat melaksanakan kegiatan K3 sesuai
dengan harapan.
B. Tujuan Pedoman
1. Melindungi setiap orang yang berada di tempat kerja agar selalu dalam keadaan
sehat dan selamat
2. Melindungi bahan dan alat-alat agar dapat digunakan secara aman dan efisien
3. Terbentuknya Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit melalui
kerjasama lintas program dan lintas sektoral
4. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja, kebakaran, dan penyakit akibat kerja
5. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat, dan bahan berbahaya
6. Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan tercipta penyesuaian antara
pekerjaan dengan manusia atau manusia dengan pekerjaan
7. Meningkatkan produktivitas kerja
2
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT PERKEBUNAN
4
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT PERKEBUNAN
C. NILAI-NILAI PERUSAHAAN
1. Team Work
2. Integrity
3. Profesionalisme
4. Respect
5. Innovation
6. Social Responsibility
D. TUJUAN UMUM
Berhasil memberikan layanan kesehatan yang bermutu tinggi bagi masyarakat dengan
memperhatikan asas manfaat dan mengutamakan keselamatan pasien.
E. TUJUAN KHUSUS
1. Tercapainya mutu pelayanan medis dengan asuhan keperawatan.
2. Terciptanya SDM yang profesional dibidangnya dalam era globalisasi.
3. Terbentuknya Team Layanan yang efektif dan efisien untuk penyelenggaraan
5
Rumah Sakit yang terbaik.
6
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT PERKEBUNAN
A. BAGAN ORGANISASI.
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT Nusantara Medika Utama Tahun
No.XX-SURKP/NMU/15.020A tanggal 01 April 2015 tentang Struktur Organisasi
Rumah Sakit PT. Nusantara Medika Utama.
7
B. PENGERTIAN / KETERANGAN
1. Unit Kerja Struktural
a. Kepala Rumah Sakit :
Kepala Rumah sakit merupakan pimpinan tertinggi di rumah sakit .
Mempunyai fungsi jabatan : membantu direksi dalam hal menyusun dan
melaksanakan kegiatan operasional rumah sakit dan melaksanakan kebijakan
direksi serta memberikan saran dan masukan kepada direksi untuk mendukung
tercapainya sasaran kinerja, nilai tambah dan pertumbuhan rumah sakit.
b. Kepala Divisi
Kepala divisi mempunyai fungsi jabatan menyusun dan melaksanakan
kegiatan operasional divisi dan melaksanakan kebijakan Kepala Rumah Sakit serta
memberikan saran dan masukan kepada kepala rumah sakit untuk mendukung
tercapainya sasarn kinerja, nilai tambah dan pertumbuhan rumah sakit.
Kepala Divisi terdiri dari, :
1) Kepala Divisi Pelayanan Medis.
2) Kapala Divisi Akutansi , Keuangan dan SDM.
3) Kepala Divisi Penunjang Medis.
4) Kepala Divisi Keperawatan.
5) Kepala Divisi Pemasaran dan Pengembangan Bisnis
Kepala Divisi membawahi beberapa Sub Divisi sesuai dengan fungsi masing
masing.
c. Kepala Sub Divisi
Kepala sub Divisi mempunyai fungsi jabatan membantu kepala divisi
menyusun dan melaksanakan kegiatan operasional sub divisi dan melaksanakan
kebijakan kepala divisi serta member saran dan masukan untuk mendukung
tercapainya sasaran kinerja , nilai tambah dan pertumbuhan rumah sakit.
Sub divisi adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi
dan memiliki fungsi sesuai profesi dan atau keahliannya .
8
C. UNIT NON STRUKTURAL
1. Komite
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi, dibentuk
untuk memberikan Komite strategis kepada Kepala Rumah Sakit dan melaksanakan
tugas dari Kepala Rumah Sakit dalam bidang tertentu dalam rangka peningkatan dan
pengembangan pelayanan rumah sakit.
Komite yang ada di Rumah Sakit Perkebunan antara lain sebagai berikut :
1. Komite Medis
2. Komite Keperawatan.
3. Komite Farmasi dan Terapi
4. Komite Rekam Medis
5. Komite dan Tim Pencegahan dan Pengendalian InfeksiI
6. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
7. Tim Pendidikan dan Pelatihan.
8. Tim PONEK
9. Tim TB DOTS
10. Komite K3RS
9
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KETUA
dr. A. Zain Wahjudi
SEKRETARIS
Susiani Ningsih, SE
Ka. SUBDIVISI
10
11
BAB VI
URAIAN JABATAN PK3RS
A. Ketua
1. Memimpin Komite Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Kewaspadaan Bencana (PK3)
di RS Perkebunan Jember dalam membuat dan menjalankan program-program
keselamatan dan kesehatan kerja di RS Perkebunan Jember.
2. Bertanggungjawab atas pelaksanaan program-program Komite K3RS secara
menyeluruh dan tersosialisasi pada gugus –gugus K-3 yang berada disetiap/ ruang di
rumah sakit.
3. Membuat usulan tentang kebijakan-kebijakan tentang K3 di RS Perkebunan Jember
yang meliputi peraturan, program dan sosialisasi bagi seluruh komponen dalam
komunitas rumah sakit.
4. Memberikan laporan kepada Kepala, mengenai program-program K-3 yang telah
dilaksanakan.
5. Memberi rekomendasi dan perKomitebangan kepada Kepala RS mengenai masalah-
masalah yang berkaitan dengan K3.
B. Sekretaris
1. Menangani tugas-tugas kesekretariatan (surat-menyurat) dan pengelolaan dokumen
yang berkaitan dengan K-3 dan fungsi sebagai media informasi.
2. Secara khusus bekerja sama dengan bidang II (bidang pelatihan dan sosialisasi) dalam
penyelenggaraan pelatihan dan sosialisasi program, peraturan dan perundangan yang
terkait dengan K-3 bagi seluruh petugas rumah sakit.
3. Mengatur jadwal rapat dan meliput/ membuat notulen rapat K-3.
C. Bidang I ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan rumah sakit yang memenuhi standard keselamatan
dan kesehatan kerja, baik langsung maupun tidak langsung.
2. Memonitor secara aktif adanya kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja di rumah sakit.
3. Merumuskan konsep dan peraturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja, baik yang ditujukan untuk keselamatan dan kesehatan kerja petugas,
keselamatan pasien dan pengunjung di RS Perkebunan Jember.
4. Melakukan penelitian dan analisis tentang system keselamatan dan kesehatan kerja
yang meliputi keselamatan kerja, peralatan, perlengkapan, lingkungan, metode kerja,
12
dan ergonomic yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
5. Memberikan perKomitebangan-perKomitebangan kepada Ketua PK3RS mengenai
kebijakan dan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang menjadi program
PK3RS.
D. Bidang II ( Pelatihan dan Sosialisasi)
1. Mengkoordinasi secara aktif tentang pelaksanaan sosialisasi peraturan perundangan
K-3 setiap satuan kerja melalui gugus-gugus K-3 yang telah dibentuk.
2. Bekerjasama dengan bidang I dan Bidang II dalam merumuskan konsep-konsep
pendidikan, pelatihan dan evaluasi K-3 yang menjadi program kerja PK3RS.
3. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan pelatihan secara berkala bagi segenap
petugas Rumah Sakit mengenai K-3.
4. Memberikan perKomitebangan-perKomitebangan kepada Ketua PK3RS mengenai
pelatihan dan sosialisasi yang menjadi program kerja PK3RS.
E. Bidang III (Penanggulangan Kebakaran dan Bencana)
1. Mencegah dan mewaspadai berbagai kemungkinan resiko terjadinya kebakaran dan
bencana di rumah sakit, dengan tindakan promotif dan preventif secara teratur.
2. Menanggulangi kebakaran dan bencana yang terjadi di rumah sakit dengan tindakan-
tindakan pemadaman kebakaran, penyelamatan jiwa (evakuasi pasien) dan
penyelamatan harta benda dengan prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan
fungsi dan tugasnya.
3. Melaksanakan pelatihan dan sosialisasi bagi segenap anggota komite, untuk kesiapan,
keahlian dan keterampilan sehingga mampu melaksanakan tugasnya dengan tepat.
4. Melakukan koordinasi dengan instansi-instansi diluar rumah sakit yang terkait dengan
penanggulangan kebakaran dan bencana, dan koordinasi pengembangan dengan
bidang-bidang di dalam PK-3 RS.
5. Bertanggungjawab kepada ketua PK3RS dalam segala tugas dan fungsinya serta
memberikan laporan kegiatannya.
F. Bidang IV (Pengelolaan B3)
1. Menetapkan kebijakan organisasi peraturan dan pelaksanaan terkait Bahan berbahaya
dan beracun di Rumah Sakit Perkebunan.
2. Menetapkan, mensupport dan menjamin Manajemen Plan Bahan berbahaya dan
beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun.
13
3. Menetapkan waktu pelaksanaan evaluasi program dan memberikan tanggapan
rekomendasi dan tindak lanjutnya.
4. Memastikan keamanan Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya
dan beracun di Rumah Sakit Perkebunan
G. Bidang V (Peralatan Medis)
1. Melakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Menjaga mutu peralatan medis dan keselamatan pasien.
3. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan danKesehatan Kerja)
5. Petugas bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur opersional yang
berlaku, etikaprofesi, etiket dan menghormati hak pasien.
6. Pelayanan unit dilaksanakan dalam 24 jam.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali dan membuat laporan bulanan
H. Bidang VI (Utilisasi)
1. Rumah sakit mengidentifikasi/ inventarisasi semua peralatan medis yang ada di
seluruh lingkup RUMAH SAKIT dengan dilengkapi dengan kondisi peralatan
tersebut
2. Rumah sakit melakukan inspeksi setiap bulan untuk mengetahui perkembangan
kondisi peralatan tersebut. Hasil inspeksi berupa data yang akan digunakan untuk
perencanaan perbaikan dan juga perencanaan kebutuhan rumah sakit
3. Melakukan inspeksi dan pengujian untuk setiap alat baru selanjutnya disesuaikan
dengan perencanaan rumah sakit, yang dilengkapi dengan data hasil inspeksi dan
pengujian serta dibuatkan rekomendasinya.
4. Dilakukan pemeliharaan terhadap peralatan tersebut sebagai tindakan pencegahan
terhadap peralatan tersebut dari kerusakan ataupun masalah kecil yang berdampak
pada ketidakamanan alat saat digunakan pada pasien. Jadwal pemeliharaan selalu
ditepati oleh petugas. Semua bukti pemeliharaan alat tercatat dan di buatkan
rekomendasi untuk peralatan tersebut selalu aman dan siap pakai. Untuk alat yang
rusak namun tidak mungkin diperbaiki, rumah sakit menarik alat tersebut dari
penggunaannya untuk selanjutnya dilakukan suatu proses sesuai ketentuan yang
berlaku untuk pemusnahan maupun pengeluaran alat tersebut dari rumah sakit.
5. Produk/ peralatan yang ditarik dari peredaran
14
Rumah sakit mengeluarkan surat edaran untuk informasi alat yang ditarik oleh
pabrik/pemasok ke seluruh sub divisi pelayanan pasien, selanjutnya kepala Divisi
Pelayanan akan melaporkan kepada Kepala Divisi Administrasi, Keuangan dan SDM
untuk menarik alat tersebut dari Divisi Pelayanan. Koordinator mengumpulkan semua
alat yang di tarik di area IPS (Instalasi Pemeliharaan Sarana), selanjutnya
menghubungi pabrik untuk melakukan penarikan dari rumah sakit dan melakukan
penggantiannya.
I. Kepala Sub Divisi
Untuk memperlancar pelaksanaan K3 di rumah sakit perlu adanya koordinasi dengan
seluruh Kepala Sub Divisi di rumah sakit, sehingga pelaksanaan K3 dapat terpantau dan
diterapkan secara benar di seluruh Sub Divisi Rumah Sakit
15
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
•Pemasaran
A. Internal •Gudang
•Keuangan
•Rekam Medis
•SDM
•Administrasi
•BPBD •Gizi
Komite K3 RS •Dokter
• PMK
• Disnaker •Farmasi
•SIM RS
•Rawat ianp
•Radiologi
•Rehabilitasi Medik.
•Laboratorium
Eksternal •Rawat Jalan
•IGD
•Security
•Sekretaris Umum
•Parkir
Internal
16
6. Hubungan kerja Komite K3 dengan penunjang medis
a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
7. Hubungan kerja Komite K3 dengan penyuluhan kesehatan rumah sakit
a. Membuat jadwal PKRS tentang K3 kepada pasien, keluarga pasien dan pengunjung
rumah sakit
b. Membuat laporan hasil PKRS KOMITE K3 ke Komite PKRS rumah sakit
8. Hubungan kerja Komite K3 dengan rehabilitasi medis
a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
9. Hubungan kerja Komite K3 dengan laundry
a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
10. Hubungan kerja Komite K3 dengan pemeliharaan sarana
a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
c. Berkoordinasi untuk pengelolaan sampah medis meliputi penyimpanan sementara,
pembakaran dan pengelolaan sisa pembakaran sampah medis
d. Berkoordinasi untuk pengelolaan kolam IPAL
e. Berkoordinasi untuk pengelolaan kalibrasi alkes
f. Berkoordinasi untuk pemeliharaan fasilitas
g. Berkoordinasi untuk uji air bersih dan minum
h. Audit kepatuhan K3
i. Laporan hasil audit beserta rekomendasi
11. Hubungan kerja KOMITE K3 dengan bagian SDM
a. Koordinasi orientasi pegawai baru, tenaga magang yang ada di rumah sakit
b. Koordinasi tentang program K3
12. Hubungan kerja KOMITE K3 dengan satpam
a. Membuat standar safety briefing sesuai Komite K3
b. Koordinasi tentang program K3
c. Sosialisasi tentang program K3
13. Hubungan kerja KOMITE K3 dengan bagian Medical Record
a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
17
14. Hubungan kerja KOMITE K3 dengan cleaning service
a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
15. Hubungan kerja KOMITE K3 dengan Komite KPRS
a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
c. Koordinasi tentang jumlah angka incident yang terjadi di rumah sakit
16. Hubungan kerja KOMITE K3 dengan Komite PPIRS
a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)
c. Koordinasi angka tertusuk benda tajam dan paparan cairan tubuh
d. Koordinasi kepatuhan karyawan tentang penggunaan APD
B. Eksternal
18
BAB VII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI STAF PK3RS
NAMA JUMLAH
PENDIDIKAN SERTIFIKASI
JABATAN KEBUTUHAN
Ketua Komite K3 Dokter Umum Pelatihan K3 umum/RS
1
Pelatihan K3 lanjutan
Sekretaris S1 Ekonomi Pelatihan K3 umum
Pelatihan Kebakaran & 1
Bencana Alam
Bidang 1 S1/D3 Perawat Pelatihan K3 umum
Keselamatan dan Pelatihan Kebakaran & 3
Kesehatan Kerja Bencana Alam
Bidang 2 S1/D3 Perawat Pelatihan Kebakaran &
Pelatihan dan Bencana Alam 2
Sosialisasi
Bidang 3 Dokter Umum/D3 Pelatihan Kebakaran &
Penanggulangan Fisioterapi Bencana Alam
2
Kebakaran &
Bencana
Bidang 4 D3 semua jurusan Pelatihan K3 umum
Pengelolaan B3 Pelatihan Kebakaran & 3
Bencana Alam
Bidang 5 D3 Atem/SMU Pelatihan Kebakaran &
2
Peralatan Medis Bencana Alam
Bidang 6 D3 Perawat/SMU Pelatihan K3 umum
Utilisasi Pelatihan Kebakaran & 2
Bencana Alam
Kepala Sub Divisi S1/D3 semua Pelatihan Kebakaran &
25
Jurusan Bencana Alam
19
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
PENANGGUNG
HARI KE MATERI WAKTU METODA
JAWAB
Hari ke 2 Pengertian APAR 60 menit Ceramah & Bidang 3
orientasi Pemakaian APAR Praktek Penanggulangan
karyawan baru Program evakuasi Kebakaran &
Bencana
20
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
A. Pertemuan Rutin
Pertemuan rutin pengurus KomiteK3 :
1. 1 kali rapat dalam sebulan
2. Jam 10.00 s/d 12.00
3. Peserta : semua pengurus Komite K3
4. Materi : Pembahasan program kerja Komite K3
5. Rapat Insidentil dengan manajemen diselenggarakan sewaktu waktu bila ada
masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas segera.
21
BAB XI
PELAPORAN
A. Laporan Bulanan
1. Laporan hasil audit/identifikasi potensi bahaya di lingkungan rumah sakit beserta
solusinya/rekomendasi.
2. Laporan angka insiden.
B. Laporan Semester
1. Laporan trend angka insiden selama 6 bulan beserta analisa masalah dan
rekomendasi.
2. Laporan hasil audit beserta rekomendasi.
C. Laporan Tahunan
1. Laporan angka insiden selama 1 tahun.
2. Laporan indikator dan SPM K3 dalam 1 tahun.
3. Laporan dan evaluasi program Komite K3 dalam tahun tersebut.
22