Anda di halaman 1dari 6

RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA TIM

PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA


TAHUN 2017 LEMBAR PENGESAHAN
Rencana Anggaran dan Biaya Tahun 2017 yang disusun oleh Tim Program Pengendalian
Resistensi Antimikroba ini telah dsetujui dan disahkan oleh Direktur Utama untuk dapat
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan Tim
PPRA di RS Paru dr.M Goenawan Partowidigdo
CeFektur Utama ,
,
dr.Wuwuh Utami Ningtyas, M Kes
NIP 196006041987122001 PROGRAM KERJA TIM PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA TAHUN 2017
I. PENDAHULUAN
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting,
khususnya di negara berkembang. Salah satu obat andalan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah antimikroba antara lain antibakteri/antibiotik,
antijamur, antivirus, antiprotozoa.
Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan
dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap
antibiotik. Selain berdampak pada morbiditas dan mortalitas, juga memberi dampak
negatif terhadap ekonomi dan sosial yang sangat tinggi. Pada awalnya resistensi terjadi di
tingkat rumah sakit, tetapi lambat laun juga berkembang di lingkungan masyarakat,
khususnya Streptococcus pneumoniae (SP), Staphylococcus
aureus, dan Escherichia coli.
Beberapa kuman resisten antibiotik sudah banyak ditemukan di seluruh dunia, yaitu
Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA), Vancomycin-Resistant Enterococci
(VRE), Penicillin-Resistant Pneumococci, Klebsiella pneumoniae yang menghasilkan
Extended-Spectrum Beta-Lactamase (ESBL), Carbapenem-Resistant
Acinetobacter baumannii dan Multiresistant Mycobacterium tuberculosis Il. LATAR
BELAKANG
Peningkatan kejadian dan penyebaran mikroba yang resisten terhadap antimikroba di
rumah sakit disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan rendahnya
ketaatan terhadap kewaspadaan standar. Resistensi Antimikroba adalah kemampuan
mikroba untuk
bertahan hidup terhadap efek antimikroba sehingga tidak efektif dalam penggunaan klinis.
Dalam rangka mengendalikan mikroba resisten di rumah sakit, perlu dikembangkan
program pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit. Pengendalian Resistensi
Antimikroba adalah aktivitas yang ditujukan untuk mencegah dan/atau menurunkan
adanya
kejadian mikroba resisten. Setiap rumah sakit harus melaksanakan Program Pengendalian
7. melakukan surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan kepekaannya terhadap
antibiotik:
8. menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang
prinsip pengendalian resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik secara bijak,
dan ketaatan terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan:
9. mengembangkan penelitian di bidang pengendalian resistensi antimikroba:

10. melaporkan kegiatan program pengendalian resistensi antimikroba kepada

Direktur/Kepala rumah sakit.


V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan program pengendalian resistensi antimikroba dilakukan dengan
Nama Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Konsolidasi TIM PPRA
. Pertemuan Tim PPRA
Pembuatan Kebijakan Penggunaan
Antibiotik
. Brainstorming Tim
. Pembuatan draft bersama Tim
. Diskusi dengan Komdik dan PFT
. Finishing draft
. Pengajuan
. Revisi
JI OI G| S| wy| N| »
. Pengesahan
Pembuatan Pedoman Penggunaan
Antibiotik
, Brainstorming Tim
. Pembuatan draft bersama Tim
. Diskusi dengan Komdik dan PFT
. Finishing draft
Ul S| W| N|
. Pengajuan
6. Revisi
7. Pengesahan
Penguatan TIM PPRA
1. Pertemuan rutin

2. Sosialisasi Internal

3. Pelatihan pelatihan

Sosialisasi Program PPRA


1. Sosialisasi kepada Manajemen

2. Sosialisasi kepada Klinisi

3. Sosialisasi kepada Tenaga Kesehatan !ain di

RSPG
4. Sosialisasi kepada pasien dan pengunjung RS
Pembuatan SOP
1. SOP Penggunaan Antibiotik Empiris
2. SOP Penggunaan Antibiotik Definitif
3. SOP Penggunaan Antibiotik Profilaksis

4. SOP Persetujuan Pemakaian Antibiotik

Monitoring
1. Melakukan surveilans penggunaan antibiotik

2. Mengadakan forum kajian kasus pengelolaan

penyakit infeksi terintegrasi


3. Melakukan surveilans pola mikroba

4. Melakukan monitoring kepatuhan penggunaan

antibiotik sesuai pedoman


Evaluasi
1. Audit kuantitas penggunaan antibiotik

2. Audit kualitas penggunaan antibiotik


Pelaporan
1. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan
program PPRA kepada pimpinan rumah sakit
VI. SASARAN Sasaran program pengendalian resistensi antimikroba adalah pimpinan
rumah sakit,
klinisi, perawat, tenaga kesehatan lain, tenaga non kesehatan rumah sakit, pasien dan
pengunjung rumah sakit
VII.JADUAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Nama T 17 | Okt-17 | Nov-17 | Des-17
TIM PPRA 1. Pertemuan Tim PPRA
Tim
1:
Antibiotik |1. Tim Pembuatan draft bersama Tim Komdik PFT
1. Sosialisasi Sosialisasi da Klinisi T RS

2. Audit kualitas antibiotik

3. Penyampaian laporan hasil

VIII. — ANGGARAN BIAYA KEGIATAN


No Program Rincian Sasaran Jumlah Anggaran Kegiatan (rupiah) 1 Pelatihan | Workshop,
Tim PPRA 2 orang 10.800.000
eksternal PPRA

Seminar Tim PPRA 2 orang PPRA 2 Sosialisasi Manajemen, Dokter | 37 orang 1.184.000,00
pPPRA Spesialis, Dokter Umum 3 Promosi Pamlet Karyawan, pasien | 100 PPRA dan
pengunjung pamlet 1.500.000,00 5 Pertemuan | sesuai cutin program(1 | Tim PPRA dan
kali) klinisi 30 orang 360.000,00 Jumlah 13.844.000,00
IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
1. Evaluasi terhadap pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba di
rumah sakit dilakukan melalui:
a. evaluasi penggunaan antibiotik menggunakan metode audit kuantitas penggunaan
antibiotik dan audit kualitas penggunaan antibiotik.
b. pemantauan atas muncul dan menyebarnya mikroba multiresisten melalui surveilans
mikroba multiresisten
2. Indikator mutu Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit
meliputi:
a. perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik:
b. perbaikan kualitas penggunaan antibiotik: Cc. perbaikan pola kepekaan antibiotik dan
penurunan pola resistensi antimikroba:
c. penurunan angka kejadian infeksi di rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba
multiresisten: dan
d. peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin, melalui forum kajian
kasus infeksi terintegrasi.
3. Tim PPRA berkewajiban memberikan laporan kegiatan secara rutin kepada
pimpinan rumah sakit. Resistensi Antimikroba secara optimal. Pelaksanaan Program
Pengendalian Resistensi
Antimikroba dilakukan melalui: a. pembentukan tim pelaksana program Pengendalian
Resistensi Antimikroba: b. penyusunan kebijakan dan panduan penggunaan antibiotik:
c. melaksanakan penggunaan antibiotik secara bijak d. melaksanakan prinsip
pencegahan pengendalian infeksi.
Strategi Program Pengendalian Resistensi Antimikroba dilakukan dengan cara:
a. mengendalikan berkembangnya mikroba resisten akibat tekanan seleksi oleh
antibiotik, melalui penggunaan antibiotik secara bijak: dan
b. mencegah penyebaran mikroba resisten melalui peningkatan ketaatan terhadap
prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi.
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
Tujuan umum pelaksanaan program pengendalian resistensi
antimikroba adalah melakukan pencegahan penyebaran mikroba resisten melalui
peningkatan ketaatan terhadap prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi yang
dilakukan
melalui upaya:
a. peningkatan kewaspadaan standar:
b. pelaksanaan kewaspadaan transmisi:
c. dekolonisasi pengidap mikroba resisten:

d. penanganan kejadian luar biasa mikroba resisten

Tujuan khusus pelaksanaan program resistensi antimikroba di RS Paru dr.M Goenawan


Partowidigdo adalah menerapkan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah
Sakit melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1,
membantu kepala/direktur rumah rakit dalam menetapkan kebijakan tentang
pengendalian resistensi antimikroba,
membantu kepala/direktur rumah sakit dalam menetapkan kebijakan umum dan panduan
penggunaan antibiotik di rumah sakit:
membantu kepala/direktur rumah sakit dalam pelaksanaan program pengendalian
resistensi antimikroba:
membantu kepala/direktur rumah sakit dalam mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
program pengendalian resistensi antimikoba:
menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi terintegrasi:
melakukan surveilans pola penggunaan antibiotik: 4. Kepala/direktur rumah sakit wajib
melaporkan pelaksanaan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di rumah sakit
kepada Menteri melalui KPRA dengan
tembusan kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pelaporan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di rumah sakit dilakukan
secara berkala setiap akhir tahun sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.
X. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan Tim PPRA tahun 2017.

Anda mungkin juga menyukai