Abstrak
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang
terkenal di Indonesia. Salah satu sumber daya lokal NTB adalah produksi hasil
perikanan.Wilayah dengan penghasil perikanan salah satunya berada di Desa Ketapang Raya
(Keruak) yang berada di wilayah pesisir Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Hasil tangkapan
yang paling potensial di Desa Ketapang Raya umumnya adalah cumi-cumi yang memiliki nilai
ekonomi tinggi selain kakap dan tuna. untuk menanggulangi ikan yang tidak habis terjual atau
produk tangkapan melimpah, masyarakat melakukan pengolahan dari hasil tangkapan dengan
cara pengeringan. Walaupun demikian cumi-cumi kering masih memiliki kelemahan, tingkat
pengeringan yang berlebihan sehingga penerimaan sensoris masih belum maksimal.Kegiatan
pemberdayaan masyarakat ini dilakukan selama 55 hari mulai bulan Juli-September 2018 di
Desa Ketapang Raya, Kecamtan Keruak, Lombok Timur, meliputi kegiatan utama dan kegiatan
tambahan. Program utama yakni menyusun data ikan tangkap, membuat alat pengering yang
sederhana, pengolahan cumi kering dan ikan, pembuatan labeling dan pengemasan produk,
koordinasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Lombok Timur, perizinan produk di Dinas
Kesehatan Lombok Timur, serta pemasaran produk.Program terlaksana mencakup persiapan
program, menganalisa data hasilikan tangkap, pembuatan alat penjemuran ikan tangkap,
pembuatan produk ikan,pelatihan pengolahan, pelatihan sanitasi, pelatihan penggunaan asap cair,
pengemasan & pembuatan label, promosi & pemasaran, serta menghubung akses perizinan.
Produk yang dapat dibuat adalah jenis-jenis ikan kering, cumi kering, abon dan dendeng ikan
tongkol. Selain itu dilakukan, pembuatan web Desa Ketapang Raya. Kendala yang dihadapi
adalah terhambatnya mendapatkan ketersediaan bahan baku ikan yang akan diolah dan
terhambatnya melakukan beberapa program kerja karena bencana gempa bumi.
Abstract
West Nusa Tenggara Province (NTB) is one of the famous tourist destinations in Indonesia. One
of NTB's local resources is the production of fishery products. One of area producing the
productislocated in Ketapang Raya Village (Keruak) in the coastal area of East Lombok. The
most potentialcatch in Ketapang Raya isgenerallysquidthat has higheconomic value in addition
to snapper and tuna. to cope with fish that are not sold out or overfilled catch products, people
do the processing from the catch by drying. Even so, dried squid still has weaknesses, excessive
drying rates so that sensory reception is still not maximal. Community empowerment activities
were carried out for 55 days starting from July to September 2018,coveringthe main activities
and additional activities. Most of the activities collaborated with the small group community.
The main programs consisted ofarrangingcatchfish data, making simpledryers,
processingdriedsquidandfish, making labelingandpackagingproducts, coordinatingwiththeEast
Lombok Fisheriesand Marine Service, productlicensing in theEast Lombok Health Office,
andproductmarketing. Implemented programs include program preparation, analyzing capture
fish data, making catching fishdryingequipment, productprocessingtraining, sanitationtraining,
training in theuseofliquidsmoke, packaging & labeling, promotion & marketing, and connecting
licensing access. Products that can be made are types of dried fish, dried squid, shredded and
jerky tuna. WhiletheSupplementary Program: making a web of Ketapang Raya Village, The
obstacle faced was the obstruction of the availability of raw materials for fish that
willbeprocessedduetotheearthquake disaster.
PENDAHULUAN
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang
terkenal di Indonesia. Wisata yang paling dominan adalah wisata bahari dengan tingkat
kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara terus mengalami peningkatan sejak 2011 sd
2013 berturut turut sebesar 886.880, 1.161.142 dan 1.357.602 orang. Arus kunjungan wisata
yang tinggi pada kenyataannya membutuhkan dukungan ketersediaan kuliner yang memadai dan
sesuai dengan sumber daya lokal. Salah satu sumber daya lokal NTB adalah produksi hasil
perikanan dan kelautan yang cukup tinggi. Perkembangan industri perikanan di provinsi Nusa
Tenggara Barat mengalami peningkatan dalam produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan data statistik NTB tahun 2012, hasil produksi ikan tangkap di laut yaitu 20.256 ton
dan memiliki indeks kenaikan rata-rata per tahun sebesar 3,27% (Ruchimat, 2012). Adapun
beberapa jenis ikan tangkap yang di yaitu tuna, cakalang, udang, tongkol, tenggiri, kakap, cumi-
cumi, ikan-ikan karang (kerapu,baronang,udang barong/lobster), ikan pelagis kecil, ikan hias dan
kekerangan termasuk rumput laut.Wilayah dengan potensi tangkapan ikan cukup tinggi yaitu
pada daerah Ketapang Raya (Keruak), salah satu wilayah pesisir Lombok Selatan, Nusa
Tenggara Barat. Nelayan desa Ketapang Raya (Keruak) menjadi suplier berbagai jenis ikan
tangkap segar bagi pedagang perantara di desa Tanjung Luar yang selanjutnya meneruskan
penjualan berbagai jenis ikan baik segar maupun sudah diolah secara sederhana ke berbagai
pasar tradisional di Selong, Apitaik, Tanjung Luar (Lombok Timur) maupun ke wilayah
Ampenan dan Mataram serta memasuki pasar Bali. Hasil tangkapan yang paling potensial dari
Ketapang Raya Keruak pada umumnya adalah cumi-cumi yang memiliki nilai ekonomi tinggi
selain kakap dan tuna. Ibu-ibu nelayan Ketapang Raya juga berperan memanen langsung
kepiting dan juga tiram yang memiliki nilai ekonomis rendah.
Hasil tangkapan nelayan sebagian besar dijual langsung (86%) dan diproses (8%) upaya
penanganan dan pengolahan yang di lakukan meliputi pengeringan (dengan atau tanpa
penggaraman), penggunaan es, pemindangan dan pengasapan. Hasil ikan atau olahan nelayan
sebagian besar dijual di lingkungan terbatas, sehingga perlu adanya optimalisasi untuk
menghasilkan pengolahan yang lebih baik agar nilai jual dapat ditingkatkan. Pada umumnya
pengolahan dilakukan karena ikan yang tidak habis terjual atau produk tangkapan melimpah.
Karena pemahaman pengetahuan dan keterampilan termasuk rendahnya pemahaman GMP
nelayan sehingga menyebabkan rendahnya mutu dan daya simpan produk perikanan yang di
hasilkan. Hasil olahan cumi-cumi kering, pindang kuning maupun ikan kering umumnya
dilakukan oleh pedagang prantara di desa tanjung luar. Pengolahan cumi-cumi misalnya
menghasilkan nilai tambah bagi pedagang perantara yang sangat tinggi (sampai dengan 3 kali
lipat) (Bahtiar dkk, 2016). Produk cumi-cumi yang dihasilkan pedagang perantara Tanjung Luar
maupun Sakra pada umumnya berjamur dengan daya simpan pendek. Produk ikan kering yang
dihasilkan bergaram dengan konsentrasi berlebih. Selain itu belum ada produk olahan ikan yang
dapat di buat saat produksi melimpah seperti dendeng ikan, ikan asap, lemuru kering atau nugget
ikan. Hasil penelitian di laboratorium Fakultas Teknologi Pangan, Universitas Mataram
memperlihatkan bahwa cumi-cumi Selat Alas yang di proses dengan asap cair tempurung kelapa
dengan konsentrasi 10% memiliki mutu kimia dan daya simpan lama mencapai berbulan-bulan
tanpa mengalami penjemuran. Selain itu selama penjemuran tidak di hinggapi serangga/lalat
yang berkontribusi terhadap sanitasi buruk bagi produk. Walaupun demikian cumi-cumi kering
masih memiliki kelemahan, tingkat pengeringan yang berlebihan sehingga penerimaan sensoris
masih belum maksimal. Penelitian yang di lakukan Afgani, Handayani dan Werdiningsih (2015)
berhasil menggunakan kombinasi garam 2,5% dan asap cair 7,5% menghasilkan ikan kakap
kering dengan mutu kimia terbaik,penerimaan sensoris di sukai dan memiliki daya simpan yang
lama. Selain itu Yulianti, Nazaruddin dan Handayani (2015) berhasil menemukan bahwa ikan
bernilai ekonomis rendah seperti lumuru dapat di keringkan dengan kualitas terbaik, mutu
sensoris disukai konsumen dan daya simpan lama dengan menggunakan kombinasi garam dan
asam. Pengolahan menjadi produk dendeng, ikan asap, sate ikan dan nuggetpun dapat di lakukan
dengan menggunakan berbagai jenis ikan misalnya tongkol, cakalang dan sebagainya.
METODE PELAKSANAAN
Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilakukan selama 55 hari mulai bulan Juli-September 2018 di Desa
Ketapang Raya, Kecamatan Keruak, Lombok Timur
Gambar.2 PembuatanalatPengeringan
Gambar. 3 Alat Penjemuran
Pengemasan&Pembuatan Label
Pengemasan yang digunakan adalah menggunakan plastik dan botol yang sudah sterilkan.
Hal tersebut bertujuan agar produk yang di hasilkan bersih dan aman untuk di konsumsi
konsumen. Kemudian agar tidak masuknya bakteri-bakteri yang membuat produk cepat rusak,
digunakanlah alat sealer yang membantu untuk tidak masuknya bakteri pada kemasan produk.
Dalam hal pembuatan label, label tersebut dibuat dengan desain yang sesuai dengan produk
(Kemasan produk berlabel seperti terlihat pada Gambar.4) yang dibuat sehingga konsumen
mudah mengerti produk yang akan dibeli dan juga dapat menarik
Akses Perizinan
Akses perizinan merupakan bagian yang sangat penting untuk mendorong keberanjutan program
agar produk UMK dapat dipasarkan dengan baik.
Melakukan Perizinan ke Dinas Kesehatan kota Selong Kabupaten Lombok Timur.
Adapun dokumen yang dipersiapkan oleh UMK yakni 1. Surat permohonan yang didalamnya
terdapat pernyataan kebenaran dan keabsahan dokumen dan data diatas kertas bermatrai 6000. 2.
Identitas pemohon/penanggungjawab (KTP dan KK fotocopy), 3. Surat kuasa diatas kertas
bermatrai Rp. 6000 dan KTP orang yang diberi kuasa, 4. NPWP perorangan (fotocopy), 5.
Persetujuan tetangga kiri kanan depan belakang disertai KTP. 6. Surat keterangan atau izin usaha
dari instansi yang berwenang (fotocopy), 7. Dokumen lingkungan (SPPL/UKL-UPL/AMDAL),
sesuai perundang-undangan yang berlaku (fotocopy), 8. Bukti Kepemilikan Tanah, 9. Sertifikat
penyuluhan keamanan pangan (PKP), 10. Surat keterangan dari asal produk, khusus untuk
repack, 11. Proposal teknik yang dilengkapi dengan: peta lokasi, denah ruangan, rancangan
etiket, data produk makanan yang akan diproduksi, pas foto pemilik ukuran 3x4cm sebanyak 3
lembar, 12. Sertifikat produksi pangan industri rumah tangga (SP-PIRT). Produk yang
dipersiapkan oleh UMK yakni produk abon ikan tongkol, ikan kering layanng, ikan lose kering,
ikan kering mujair, ikan kering bajo, bakso ikan, dendeng ikan kuning dan dendeng ikan
plecingan. Cara mengurus perizinan ini dengan melengkapi formulir tersebut dengan data yang
dibutuhkan antara lain fotocopy KTP penanggung jawab usaha, lokasi usaha, jenis produk, dan
membawa label kemasan produk. Pihak dinas kesehatan akan melakukkan kunjungan ke lokasi
produksi untuk meninjau dan memberi arahan mengenai proses dan layout ruang produksi yang
baik sesuai standar kebersihan dan kesehatan. Pihak Dinas Kesehatan juga akan membawa
beberapa sampel produk untuk diuji lebih lanjut kandungannya. Setelah itu peserta akan diminta
mengikuti training tentang produksi home industri, termasuk pengemasan produk, sebelum
sertifikat PIRT dikeluarkan. Kegiatan (Perizinan produk seperti terlihat pada Gambar.8) ini
dilakukan sekaligus memperknalkan produk-produk hasil olahan ikan UMK.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani B.R., Dipokusumo B., Werdiningsih W.2018. Kumpulan Teknologi Tepat Guna
:Inovasi Teknologi Pengolahan Produk Perikanan. Universitas Mataram. Mataram