PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sumber salah satunya yaitu berasal dari penagihan pajak, baik pajak ncgara maupun
pajak daerah yang menjadi sumber terbesar pendapatan negara Indonesia berasal
pendapatan kas negara dalam proses penagihannya tidak jarang sekali mengalami
penagihan pajak, masalah kesadaran. masyarakat untuk menjadi wajib pajak yang
terakhir.1
lancar, o1eh karena itu diperlukan berbagai macam faktor pendorong yaitu
dukungan dan partisipasi dari se1uruh masyarakat baik yang berada di daerah
maupun yang berada di pusat serta dana yang bersumber dari pajak dan non pajak.2
'Mugi Oktafitriani. Tinjauan Yuridis terhadap Penagihan Pajak Bwni dan Bangunan (PBB)
Oleh A~ Desa Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribus1 Daerah. Jurnal UniversiJas Muhammadiyah Jember Faku/Jas Hukum, Vol. I No. I Tahun
2016, him 2
C°"'"'
,,,...,
J":~~
-wi,
Soedjito. HubunganAntara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah. Rineka
2005, hlm 129.
1
2
bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk kcperluan negara
pengelolaan pajak terscbut menjadi prioritas bagi pemerintah. Ada bcrbagai jcnis
pajak yang dikenakan kepada masyarakat, namun dari beberapa diantaranya Pajak
potensil dan strategis sebagai sumber penghasilan negara dalam rangka membiayru
3
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
PBB dikenakan terhadap objek pajak berupa tanah atau bangunan yang
didasarkan pada asas kenikmatan dan manfaat dan dibayar pada setiap tahunnya.
Bmni dan bangunan merupakan dua objek dari PBB, yaitu bumi yang dapat
didefinisikan sebagai permukaan bumi yang berupa tanah dan perairan serta segala
ditanamkan atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan perairan di wilayah negara
daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran
3
/bid
Mokamat. Analisis faklor yang mempengaruhi Efeklivitas Penarikan Pajak Bumi don
4
Bangunan di Kabupaten Grobogan, Universitas Oiponegoro Semarang, 2009, him 21
3
Perpajakan nasional
. mcnganut s·elf assessment system, dalam sistem ini
wajib pajak diberikan kepercayaan untuk h'
meng 1tung, meJaporkan pajaknya
sendiri, namun mengingat besamya jumJah objek pajak, tingginya subjek pajak,
Jangsung menghitung pajak mereka sendiri sesuai dengan sistem yang ada dan yang
sudah diatur oleh undang-undang, tetapi itu tidak berarti di perdesaan, karena
perdesaanjuga tidak dapat melakukan pendataan terhadap objek dan subjek PBB. 6
sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang menurut
Wajib pajak atau bukan karena kesalahan Wajib pajak. Pengurangan pajak terutang
merupakan hak yang dapat diajukan oleh ajib pajak kepada bupati/walikota.
Pengurangan pajak terutang harus diajukan oleh wajib pajak secara tertulis dan
tidak dapat diberikan begitu aja oleh fiskus tanpa adanya pennohonan wajib pajak.
bupati/walikota.7
Peraturan ini mengatur bahwa kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya
yang hasilnya sangat terbatas yang wajib pajak-nya orang pribadi yang
berpenghasilan rendah;
I dipenuhi;
4) objek pajak yang wajib pajak-nya orang pribadi yang berpenghasilan
I
!
rendah, sehingga kewajiban PBB-nya sulit dipenuhi; dan/atau
1
f.
S) objek pajak yang wajib pajak-nya orang pribadi yang berpenghasilan
dampak positif
bahan lingkungan dan ·
meningkat akibat peru
pembangunan;
1
Ibid
5
b. Wajib pajak badan meliputi objek pajak yang wajib pajaknya adalah Wajib
Pajak badan yang mengalami kerugian dan kesulitan likuiditas pada tahun
hukum, bukan hanya dalam bentuk kaidah hukum tertulis, tetapi harus tercermin
dalam pelaksanaannya. Demikan pula halnya terhadap hukum pajak yang diadakan
oleh negara sebagai hukum positif yang mengandung pula tujuan berupa keadilan,
pajak. tidak. hanya sekedar tertulis atau sebagai kaidah hukum tertulis dalam undang-
Kepastian hukum sebagai tujuan hukum pajak dapat diterapkan dalam hal
penagihan pajak tidak boleh dilakukan oleh siapapun kecuali yang telah ditentukan,
tennasuk pula bentuk dan jangka waktu yang harus dipenuhi agar tergolong sebagai
penagihan pajak yang sah. Demikian pula dalam penyelesaian sengketa pajak
-
r. ..-•·.·
6
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan dimana terdapat protes
karena syarat fonnal tidak terpenuhi yaitu telah melebihi batas waktu pengurangan
11
penerimaan SPPT tersebut menjadi kendala
penelitian yang berjudul Analisis Yuridis Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) Oleh Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Pada Kantor Badan Pengelolaan
10
Ibid., him 17 . . dan PBB ada
11 Hasil wawancara dengan Ahmad Untung Lubis, selaku Kast Teknik BPHTB p
Kant.or Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan
B. Perumusan Masalah
1. Apa dasar pengurangan pajak bumi dan bangunan oleh wajib pajak orang
pribadi pada Kantor Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota
Medan?
bangunan oleh wajib pajak orang pribadi pada Kantor Badan Pengelolaan
bumi dan Bangunan Bagi wajib pajak orang pribadi pada Kantor Badan
C. Tujuan Penulisan
I. Untuk mengetahui dasar pengurangan pajak bumi dan bangunan oleh wajib
pajak orang pribadi pada Kantor Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi
bangunan oleh wajib pajak orang pribadi pada Kantor Badan Pengelolaan
,;;-··
8
pengurangan pajak bumi dan Bangunan Bagi wajib pajak orang pribadi pada
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
Penulis clan sebagai bahan bacaan bagi mereka yang membutuhkan clan guna
E. Keaslian Penelitian
yang ada di Indonesia baik secara fisik maupun online tidak ditemukan tesis
berjudul Analisis Yuridis Pengurangan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Oleh
Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Pada Kantor Badan Pengelolaan Pajak dan
]
I
t
Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Medan), namun ada beberapa penelitian
sebelumnya yang membahas berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
antara lain:
dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB) Di Kabupaten
I
Perkotaan (PBB-P2) dan Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
f
!
,.
c. Upaya-upaya dalam mengoptimalkan pemungutan Pajak Bumi dan
meliputi kurangnya kesadaran wajih pajak dan data peninggalan pusat yang
oleh para pihak dan baru akan dilakukan validasi apabila sudah sesuai
dengan judul penelitian Pengaturan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pada
a Dasar hukum pengaturan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada Jalur
Tahun 2012 mengenai Pajak Bumi dan Bangunan pada Jalur Hijau dan
untuk objek pajak pada jalur hijau dan kawasan limitasi di Kabupaten
Tahun 2012 tentang PBB Perdesaan dan dan Peraturan Bupati Badung
' I
Limitasi. Kedudukan hukum Peraturan Bupati Badung Nomor 89
Tahun 2012 mengenai Pajak Bumi dun Bangunan padujalur hijau dan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Dari Pemerintah Pusat
Bedagai.
Serdang Bedagai.
12
dan 0,2% serta pajak yang sama terhadap NJOP yang sama. Upaya
Yuridis Penetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dalam Pajak Bumi dan
penelitian ini:
5 10d
· ra Hadyanto. Program Pascasarjana Program Studi Magister
Kesimpulan dalam penelitian ini Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan ini
besamya pajak yang harus dibayarkan. Upaya hukum yang dapat ditempuh
oleh wajib pajak jika terjadi sengketa pajak adalah dengan melakukan
.·.5 ;;;
. •.),
··. ; ·
14 : .lr.
. . ,.-.-~:
dengan melakukan Banding yang dapat diajukan olch wajib pajak 3 (tiga)
yang diajukan oleh wajib pajak tersebut. Jika alasan Keberatan benar maka
akan dikabulkan, namun bila tidak terbukti dan tidak sesuai dengan data di
waktu dan tempat penelitian, sedangkan persarnaan dalarn penelitian ini adalah
sama-sama membahas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sehingga dapat dikatakan
bahwa penelitian tesis ini adalah asli yang didukung dengan studi kepustaakan dan
maupun akademik.
1. Kerangka Teori
proses tertentu terjadi. 12Suatu teori harus dikaji dengan menghadapkannya pada
jalur hijau dan kawasan limitasi sedangkan kewajiban dari wajib pajak adalah
ide dasar hukum" atau ''tiga nilai dasar hukum. 14 Di antara ketiga asas tersebut
adalah keadilan. 15
Keadilan artinya berbuat kebajikan, atau dengan kata lain keadilan merupakan
J~ vtu' ri~ .
14
Achmad Ali, Menguak Tahir Hu/cum, Chandra Pratama, Jakarta, 1996, hlm. 95.
15
Dardji Dannodihardjo dan Shidarta, Polcok-Polcok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana
FilsafaJ Hu/cum Indonesia, Cetakan Kedua, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996,hlm 154
16
Agus Yudha Hemoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak
Komersial, Laksbang Mediatama, Yogyakarta, 2011, hlm. 36.
Konsep keadilan scb ,. . Ii . ..
aga, atrness mcrupakan konsep keadilan yang
dikembangkan oleh Jhon R I l • • - .
aw s. I nnstp keadilan sebagai fairness menurut
Jhon Rawls dapat digamb k
ar an sebagai berikut: Bahwa seseorang diwajibkan
melakukan perannya b . .
se agatmana dttentukan oleh aturan institusi ketika dua
kondisi terpenuhi · pertam · . .
• a, mstitusmya adil (atau fair) yakni memenuhi
. ·
.;.
.:- ;
.....
:
.· i
orang terlibat dalam kerja sama yang saling menguntungkan sesuai dengan
untuk semua orang, mereka yang patuh pada batasan tersebut punya hale.
pemungutan pajak yang diberlakukan secara umum kepada semua wajib pajak
dan dibebankan kepada setiap wajib pajak yang mempunyai ability to pay
secara merata, bahwa satu struktur tarif pajak berlaku kepada setiap wajib
seorang Wajib Pajak, semakin besar presentase pajak yang harus dibayar.
11 Rawls, John, A Theory of Justice, Teori Keadilan. Diterjemahkan oleh U:zair Fauzan dan
Heru Prasetyo, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hlm 134
kemampuan ekonomis y .
ang sama hams d1kenakan pajak. yang sama. 2.
Keadilan Vertikal (vert' I .
,ca equity) pada hakikatnya berkenaan dengan
kewajiban membayar pa'~ ak yang kemampuan membayamya tidak sama, yaitu
keadilan dari Gustav Radbruch yang meletakkan tujuan keadilan di atas tujuan
tersebut mengajarkan bahwa karena sifat negara sebagai suatu organisasi dari
ini negara berhak memungut pajak dan rakyat berkewajiban membayar pajak.
harus membayar pajak sebagai tanda buktinya. Menurut teori ini dasar
hukum pajak terletak pada hubungan antara rakyat dan negara, di mana
2. Konsepsi
Konsepsi merupakan salah satu bagian terpenting dari teori, karena konsep
baru ada dalam pikiran atau ide. Peranan konsep dalam penelitian adalah untuk
menghubungkan dunia teori dan observasi antara abstraksi dan realitas.21 Kerangka
arti khusus apa yang dimaksud dengan konsep, yang mana sebuah berkaitan dengan
defenisi operasional.
t9 Y.Sri Pudyatmoko. Pengantar Hukum Pajak (Edisi Revisi). Yogyakarta. Andi offset.
2006,hlm. 19
20 Erly Suandy, Hukum Pajak, Edisi 6, Salemba_Empat, Jakarta, 2014, hlm27
11samadi Suryabrata, Metodologi Penel_i!lan, Raj~ ~rafindo Persada, J~arta, 1998, ~b_n.38.
22soerjono Soekanto dan Sri MamUJt, Peneht1an Hukum Normatif (Suatu T,,yauan
Singkat), Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, him. 7
Konsep diartik
an sebagai k .
. a1· ata Yang .
d1gener 1sasi dari hal-h rnenyatakan abstraksi yang
I
a Yang kl
1usus Yan, r
Guna menjawab permasalah g c tsebut dengan defenisi operasional.23
an dalain pc 1• •
. ne ihan ini p I d.
konsep dasar sehingg ct· er u idefenisikan beberapa
a 1Peroleh h .
as,t penelitian .
penelitian yang telah d. yang sesua1 dengan tujuan
1tentukan K
. . onsep tersebut sebagai berikut:
a PaJak adalah bantuan b .k
, a1 secara I
angsung maupun tidak yang dipaksa)can
oleh kekuatan publik d .
an penduduk ta d ·
a u an barang untuk menutup belanja
negara. 24
b. Pengurangan Pajak B . d
unu an Bangunan (PBB) adaJah pemberian
keringanan paiak yan t h .
:i g er utang atas obJek pajak daJam ha] wajib pajak
pribadi atau badan karena kondisi tertentu objek pajak yang ada
lainnya. Objek pajak yang terkena bencana alam atau sebab lain yang luar
biasa25
c. Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang bersifat kebendaan dan
besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi / tanah /
dan bangunan keadaan subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan
besar pajak. 26
d. Wajib pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,
Samadi Suryab~, {!P·Cit., hi~ ~ I/mu Hukum Pajak, Refika Aditama, Bandung, 2003,
23
24Santoso BrotodihardJ0, Pengon a
hlmJ Nomor 110/PMK.03/2009 tentang Pemberian
is Keputusan Menteri Keuangan
Pengurangan Pajak Bumi dan Bongunan
26 Erly Suandy, Op.Cit, him 61
~":~~ ·~-~:.:$
,:,
e. Wajib Pajak Orang Pribadi, Pasal 2 ayat (3) Huruf a UU PPh wajib pajak
pribadi yang menjadi Subjek Pajak dalam negeri adalah orang pribadi yang
f. Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayam atas jasa atau
pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadi Pajak Pusat dan
Pajak Daerah
G. Metode Penelitian
27
Undang-Undang Nomor 28 Tabun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Pasal I angka 45
28l.Jndang-Undang Nomor 36 Tabun 2008 Tentang
. Perubaban Keempat Atas Undang-
1983 T tang Pajak Penghastla
Undang Nomor
9 7 Tahun
2 Undang-Undang en 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Nomor
PasaJ I angka 64
·adi dalam k
enyataannya
penelitian yang
Penelitian · · b . ;,
lllI ersifat peneliti
d . .
an eskriptif. Penelitian deskriptif
dimaksudkan untuk memberikan ----
data yang seteliti mungkin tentang manusia,
keadaan, atau gejala-gejala lainn Maks
ya. udnya adalah terutama untuk
mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat membantu d1· dal kua .
am memper t teon-
teori lama, atau didalam kerangka menyusun teori.32
2. Somber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. ,.-.)Yl~
a) Bahan hukum primer yaitu data yang diambil dari sumber aslinya yang
·- ----------_.. Jo__,_,_..---.
berupa undang-undang yang memiliki otoritas tinggi yang bersifat
..,
mengikat untuk penyelenggaraan keh"d b
1 upan ermasy
arakat .33 Dalam
c) Bahan hukum tersier. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang
J
memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer
dan bahan hukum sekunder yang lebih dikenal dengan nama acuan
dan ensiklopedia.35
34
Ibid., him 36 him 12
35
Soerjono Soekanto, Op.Ci~.~ K.uantitatif, Kualitatif dan R&D. Altabteba. Bandung,
36sugiyono. Metode Pene/,ttan
2016, him 401
•i . ,·
. ..
23 .
.J.
,·,··.
'.
untuk dijadikan sebagai dasar teori dan acuan dalam mengolah data,
Kasi teknik BPHTB dan PBB dan M. Amri Harahap selaku Kasi
4. Analisis Data
(deskritif). Analisis kualitatif yang dilakukan bertitik tolak dari analisis empiris,
analisis ditarik kesimpulan secara dedukatif, yaitu cara berpikir yang didasarkan
pada fakta-fakta yang hersifat umum untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan
. '•- ~: -~
bersifat khusus.
H. Jadwal Penelitian
osal
• •
t.
[.
,..
25
Lubis, M.Solly. Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 2014.
Saidi, Muhammad Djafar. Pembaruan Hukum Pajak (edisi terbaru), Raja Grafindo
Persada, Jakarta 2014.
98
Samadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, l 9 ·
Waluyo, Bambang. Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2002.
Peraturan Perundang-Undangan
Jurnal/artikel/tesis
Mugi Oktafitriani. Tinjauan Yuridis terhadap Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) Oleh Aparat Desa Menurut Undan~-Undang Nomor 28 Tab~ 2~09
Tentang Pajak Daerah clan Retribus1 Daerah. Jurnal Umvers1tas
Muhammadiyah Jember Fakultas Hukum, Vol. 1 No.1 Tahun 2016.