Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KONSULTASI GIZI PADA Tn.

ADE AHMAD DENGAN

PENYAKIT INFEKSI (MALARIA) DI PUSKESMAS BERINGIN RAYA

BENGKULU

1. Penyakit Malaria

Nama Konselor : Yesti Febriana

Tanggal konseling : 11 Mei 2015

Tempat Konselor : Puskesmas Beringin Raya kota Bengkulu

2. Identitas Klien

Nama : Tn.A

Umur : 38 Tahun

J.Kelamin : Laki-laki

Alamat : Islam

Alamat : Jl. Merpati 13 Rawa Makmur

Diagnosa Medis : Malaria

NCP (Nutrition Care Process)

A. ASSESMENT
a. Data Antropometri
- Berat Badan : 48 kg
- Tinggi Badan : 168 cm
- BBI : (TB – 100) x 0,9
(168 – 100 ) x 0,9
= 68 x 0,9
= 61,2 kg
- IMT : BB/TB(m2)
48 48
= = = 17,02 𝑘𝑔/𝑚2 (Underweight)
(168)2 2,82
b. Data Biokimia/Laboratorium :
DDR = (+) NEG

c. Data Fisik/Klinis :

Fisik : Lemas, Pusing, Meriang, Nyeri di seluruh tubuh

Tabel 1. Data Hasil Pemeriksaan klinis


No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Ket
1 Tekanan darah 100/70mmHg 120/80mmHg Rendah

2 Suhu 38oC 36-37oC Tinggi

d. Dietary History
- Riwayat Makan
Makan 3x/hari, nafsu makan masih baik, Tn.A suka konsumsi goreng-
gorengan, menyukai sayuran tapi jarang konsumsi, dan jarang
konsumsi buah-buahan.
- Riwayat Penyakit
Memiliki riwayat malaria dan thypoid
B. DIAGNOSA GIZI
Tabel 2. Data Hasil Pemeriksaan Diagnosis Gizi
Domain Problem Etiologi Sign dan symptom
NI.1.1 Peningkatan Berkaitan dengan Ditandai dengan Suhu
Energi Malaria 38OC
Ekspenditur
NC.3.1 Berat Badan Berkaitan dengan Ditandai dengan IMT
Kurang Ketidakseimbangan 17,02 Kg/M2
(Underweight) pola makan dan (Underweight)
aktifitas pasien

NB.1.1 Pemilihan Bekaitan dengan Ditandai dengan klien


Makan Yang Belum Pernah jarang konsumsi buah
Salah Mendapatkan dan sayur
Edukasi mengenai
Gizi

C. INTERVENSI GIZI
a. Nama Diet : TKTP 1
b. Bentuk makanan : Lunak Bubur
c. Prinsip Diet : Tinggi Energi, Tinggi Protein, Rendah Serat
d. Tujuan Diet :
1. Memberikan makanan sesuai kebutuuhan
pasien dan kemampuan pasien.
2. memenuhi kebutuhan energi dan protein yang
meningkat untuk mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan tubuh.
3. Membantu menaikkan kembali berat badan
pasien.
e. Syarat Diet :
1. Energi yaitu 2.234,7 kkal
2. Protein 20% kebutuhan total yaitu 83,8 gr
3. Lemak 20% kebutuhan total yaitu 49,5 gr
4. KH 60% kebutuhan total yaitu 363,15 gr
5. Vitamin dan Mineral diberikan sesuai kebutuan
pasien.
6. Serat dan cairan
7. Diet yang diberika makanan seimbang

PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI

Rumus Mifflin

BMR = (10 x BB) +( 6,25 x TB) - (5 x usia) + 5

= (10 x 48) + (6,25 x 168) - (5 x 38) + 5

= 480 + 1050 – 190 + 5

= 1345 kkal

TEE = 1345 x 1,2 x1,3

= 2098,2 kkal

Protein (20%)

20 % ×𝑇𝐸𝐸 20 % ×2098,2
Lemak = = = 104,9 gr
4 4

Lemak (20%)

20 % ×𝑇𝐸𝐸 20 % ×2098,2
Lemak = = = 46,6 gr
9 9
Karbohidrat (60%)

60 % ×𝑇𝐸𝐸 60 % ×2098,2
Karbohidrat = = = 314,7 gr
4 4

 Rencana konsultasi
Tabel 3. Rencana Konsultasi Gizi Pada Pasien
Masalah gizi Tujuan Materi konseling Keterangan
Konseling
- Peningkatan - Memberikan - Pengertian diet - Topik :
Energi pengetahuan yg diberikan Infeksi
Ekspenditur tentang - Menjelaskan Malaria
penerapan diet tujuan,prinsip - Sasaran :
yg dilaksanakan dan syarat diet pasien
- Memberikan - Bahan makanan dengan
penjelasan yg dianjurkan & Malaria
tentangg bahan tidak dianjurkan - Tempat :
makanan yg untuk di Puskesmas
dianjurkan & konsumsi Beringin
tidak dianjurkan - Contoh menu raya
untuk di sehari - Metode :
konsumsi konsultasi
- Menjelaskan gizi
contoh menu - Media :
sehari leaflet Diet
- Menganjurkan Infeksi dan
untuk bahan
menerapkan pola makanan
hidup sehat dan penukar.
pola makan yang - Waktu : ±
seimbang. 15 menit
D. PENERAPAN KONSELING GIZI
Konseling dilakukan pada pasien yang mengalami infeksi malaria secara
langsung. Konseling dilakukan agar pasien dapat mengerti dan merubah pola
makanan sesuai dengan diet yang diberikan.
1) Sasaran : Bapak yang menderita malaria
2) Tempat : Puskesmas Beringin Raya Bengkulu
3) Waktu : 10 menit
4) Media : Leaflet Diet infeksi
5) Metode : Konsultasi gizi
6) Pengkajian hambatan dan pemahaman awal
Tidak ada hambatan baik bahasa, kognitif, emosi, berbicara, membaca,
maupun fisik. Konselor dapat memotivasi pasien untuk menghabiskan
makanannya.
7) Isi materi
a. Menjelaskan status gizi dan asupan makan
Menanyakan pola makan dirumah dan menginformasikan kebutuhan
gizi pasien.
Menjelaskan tujuan diet.
 Memberikan makanan sesuai kebutuhan pasien dan kemampuan
pasien.
 Membantu menghilangkan retensi garam dan air dalam jaringan
tubuh dan menurukan tekanan darah.
b. Menjelaskan syarat/prinsip diet
 Energi cukup sesuai dengan kebutuhan.
 Protein 20% kebutuhan total.
 Lemak 20% kebutuhan total.
 KH 60% sisa dari kebutuhan total.
 Vitamin dan Mineral diberikan sesuikebutuan pasien
 Serat dan cairan
 Diet yang diberikan makanan seimbang
c. Menjelaskan bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
Sumber Dianjurkan Tidak diajurkan
Sumber nasi, roti, macaroni, mie, kentang,
karbohidrat singkong, ubi, sagu, jagung, dan
hasil olahan tepung lainya, seperti
cake, puding, dan pastri,dodol, kh
sederhana gula pasir.
Sumber Daging sapi, ikan, ayam telur, Dimasak dengan
protein susu, dan hasil olahan seperti dengan banyak
hewani keju, dan yoghurtcustard, dan es minyak atau santan
krim. kental
Sumber tempe, tahu, kacang-kacangan Dimasak dengan
protein nabati dengan banyak
minyak atau santan
kental
Sumber minyak goring, mentega, Santan kental
lemak margarine dan santan encer.
Sayur semua sayur dalam bentuk segar Dimasak dengan
terutama jenis B seperti Bayam, banyak minyak
buncis, daun singkong, kacang atau santan kental
panjang, labu siam dan wortel
direbus, dikukus dan ditumis.
Buah-buahan Semua jenis buah segar, buah
kaleng, buah kering, dan jus buah.
Minuman madu, sirup, the dan kopi Minuman rendah
energy
Bumbu Bumbu yang tidak tajam, seperti Bumbu yang tajam
bawang merah, bawang putih, seperti cabe dan
laos, salam, dan kecap. merica
8) Evaluasi dampak dan proses
a. Evaluasi Dampak
Untuk mengetahui apakah materi yang disampaikan dapat
diterima dengan baik, maka pada akhir konseling dilakukan
evaluasi yaitu dengan memberikan pertanyaan mengenai materi
yang telah disampaikan. Adapun pertanyaan-pertanyaan tersebut
sebagai berikut:
 Apakah tujuan dari diet infeksi yang diberikan ke pasien?
 Bahan makanan apa saja yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan dalam diet infeksi yang dijalani pasien?
 Cara pengolahan makanan dan pengaturan makan pasien
sesuai dengan diet yang dijalani pasien?
Pasien mengerti penjelasan diet yang diberikan untuk pasien
jalani. Keluarga pasien juga ikut memotivasi pasien untuk
dapat menajlankan diet yang diberikan.

b. Evaluasi Proses
Isi materi, metode, media, dan waktu konsultasi gizi sudah
sesuai dengan yang telah direncanakan, klien mendengarkan
penjelasan konselor dengan baik, pasien aktif bertanya untuk
makanan yang dianjurkan dan tidak tianjurkan, klien menjawab
pertanyaan yang di ajukan. Klien aktif bertanya mengenai diet
yang diberikan. Klien menanyakan pada konselor hal-hal yang
belum dimengerti, dan konselor menjelaskan kembali hal-hal
tersebut. Klien mendengarkan dengan baik penjelasan yang
diberikan konselor.
Pada akhir konseling klien menerima diet yang dianjurkan.
Klien mengerti dan memahami diet yang diberikan dan akan
menerapkannya
SATUAN ACARA KONSULTASI GIZI

Topik : MALARIA

Waktu : Pukul 09.00 – 09.20 WIB

Hari/Tgl : Senin, 11 Mei 2015

I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti konsultasi gizi, klien dan keluarga mengetahui tentang
penyakit Malaria dan mengetahui penatalaksanaan diet untuk penyakit
Malaria.
II. SASARAN
Pasien/klien yang datang ke Puskesmas Beringin Raya dengan keluhan
Demam Tinggi, Sakit Kepala dan lemas. Didiagnosis klien mengalami
penyakit Malaria.
III. METODE
Diskusi dua arah dengan klien
IV. KEGIATAN KONSULTASI

NO PENILAIAN KEGIATAN KONSULTASI


1 Afektif Persiapan:
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Tujuan konseling
4. Penampilan
5. Mengucapkan salam dan terima kasih
selesai melakukan konsultasi
2 Kognitif 1. Persiapan
2. Pembukaan
3. Memulai proses
- Proses pembukaan
- Kesiapan klien untuk memulai proses
konseling
- Konselor memulai dengan
menanyakan perasaan klien saat ini
dan menanyakan permasalahanya
- Sikap konselor mendengarkan
4. Mendengarkan dengan aktif
- Konselor selalu merespon apa yang
disampaikan klien
- Konselor dengan pemakaian bahasa
non verbal dengan menganggukkan
kepala dapat membuat klien merasa
diperhatikan
5. Mengidentifikasi dan mengklarifikasi
masalah
- Konselor sebaiknya mencoba
mengidentifikasi dan mengklarifikasi
permasalahan
- Konselor meringkas apa yang
menjadi permasalahan
6. Memfasilitasi perubahan perilaku
- Konselor harus menjajaki apakah
klien telah memahami tentang
perasaannya
- Jika klien sudah memahami, konselor
harus mempermudah kien untuk
melakukan perubahan sikap
7. Mengeksplorasi kemungkinan-
kemungkinan dan memfasilitasi tindakan
- Tugas konselor adalah membantu
klien untuk mengeksplorasi diri
sendiri
- Konselor mengajak klien untuk
menggali kemungkinan-kemungkinan
positif yang dimilikinya dalam
menyelesaikan masalah
8. Terminasi
- Mengakhiri pertemuan konseling
- Sebelumnya, konselor menyampaikan
ringkasan dari keseluruhan proses
konseling yang telah dilakukan
MATERI KONSULTASI
“MALARIA”

A. Definisi Malaria
Malaria disebut juga dengan paludisme, demam intermitens, panas dingin,
demam Roma, demam Chagres, demam rawa, demam tropik, demam pantai,
dan “ague”.10 Istilah malaria diambil dari Bahasa Italia Mal’aria. Mal yang
artinya buruk dan aria yang artinya udara (Sembel,2009). Malaria adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh sporozoa genus plasmodium yang
hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan ditularkan
oleh nyamuk Anopheles sp betina (Yatim,2007).
B. Cara Penularan Malaria
Proses penularan penyakit malaria dimulai pada saat nyamuk pembawa
parasit malaria menggigit manusia sehat. Setelah itu, parasit mengalami
perubahan bentuk dan masuk ke dalam saluran darah hingga masuk ke dalam
jaringan hati. Parasit ini berkembang biak dengan cara melakukan
pembelahan sel sehingga jumlah parasit dalam tubuh manusia akan
berkembang dalam waktu yang cepat. Parasit tersebut selanjutnya akan
tersebar dalam darah dan di luar darah. Dalam tubuh manusia, parasit
mengalami berbagai perkembangan hingga menjadi bentuk siap kawin dan
seterusnya berubah lagi menjadi bentuk yang siap dihisap oleh nyamuk.
Bentuk ini yang akan ditularkan ke manusia lain melalui perantaraan nyamuk.
Di dalam tubuh nyamuk, parasit mengalami perkembangan dan menghasilkan
bentuk parasit yang siap ditularkan ke tubuh manusia ) (Gandahusada S dkk,
2003).
Apabila nyamuk pembawa parasit malaria tersebut tidak menggigit
manusia sehat sepanjang hidupnya, penularan penyakit malaria tidak akan
terjadi dan tingkat infeksi parasit tersebut akan menurun. Penyebaran
penyakit malaria selain dilakukan dengan perantaraan nyamuk malaria, dapat
pula dilakukan melalui transfusi darah atau suntikan. Apabila darah yang
didonorkan kepada seseorang telah tercemar oleh parasit malaria, maka
resipien darah tersebut telah tertular panyakit malaria. Selain itu, ibu hamil
yang menderita malaria juga dapat menularkan penyakit malaria pada bayinya
melalui plasenta (secara kongenital) (Gandahusada S dkk, 2003).
C. Gejala Malaria
Penyakit Malaria ditandai dengan tiga gejala utama yaitu demam,
pembengkakan limpa (splenomegali), dan anemia. Sebelum timbul demam,
gejala awal dimulai dengan mual, muntah, lesu, dan rasa nyeri pada kepala,
serta terjadi penurunan selera makan.
 Demam
Demam merupakan gejala paling awal yang diperlihatkan oleh
penderita malaria. Demam secara periodik berhubungan dengan waktu
pecahnya sejumlah skizon matang dan keluarnya merozoit yang masuk
dalam aliran darah (sporulasi). Serangan demam yang khas terdiri dari tiga
tahap atau stadium, yaitu :
- Tahap Pertama (Stadium Dingin) Tahap pertama, penderita
mengalami demam menggigil. Penderita merasa dingin dan bila diraba
di pergelangan tangan denyut nadi terasa cepat, tetapi lemah. Bibir
dan jari tangan tampak kebiru-biruan. Kulit kering dan pucat. Kadang-
kadang disertai muntah dan bahkan kejang-kejang. Pada anak-anak
proses kejang-kejang ini lebih sering dialami. Demam tahap ini
berlangsung selama 15 menit sampai 1 jam.
- Tahap Kedua (Stadium Puncak Demam) Pada tahap kedua dimulai
pada saat perasaan dingin sekali berubah menjadi panas sekali.
Gejalanya: wajah merah, kulit kering dan terasa panas seperti
terbakar, sakit kepala makin hebat, mual dan muntah, nadi penuh dan
berdenyut keras, dan selalu merasa haus. Suhu badan dapat mencapai
41℃. Demam stadium ini berlangsung selama 2-6 jam.
- Tahap Ketiga (Stadium Berkeringat) Tahap ketiga merupakan tahap
demam berkeringat yang berlangsung selama 2-4 jam. Berkeringat
banyak, suhu badan turun dengan cepat, dan penderita mulai dapat
tidur. Penderita seolah-olah sudah sembuh.
 Pembesaran Limpa (Splenomegali)
Penderita dapat mengalami pembengkakan limpa terutama pada
penderita malaria yang sudah lama (menahun). Limpa tersebut dapat
menjadi keras dan mudah pecah. Perubahan pada limpa biasanya
disebabkan oleh kongesti kemudian limpa berubah menjadi hitam
karena pigmen yang ditimbun dalam eritrosit yang mengandung
parasit dalam kapiler dan sinusoid.
 Anemia Pada Malaria Terjadi Anemia.
Derajat anemia tergantung pada spesies parasit yang
menyebabkannya. Anemia terutama tampak jelas pada malaria
falsiparum dengan penghancuran eritrosit yang cepat dan hebat pada
malaria menahun. Anemia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : a.
Penghancuran eritrosit yang mengandung parasit dan yang tidak
mengandung parasit terjadi di dalam limpa. Dalam hal ini, faktor
autoimun memegang peranan. b. Reduced survival time yaitu eritrosit
normal yang tidak mengandung parasit tidak dapat hidup lama. c.
Diseritropoesis yaitu gangguan dalam pembentukan eritrosit karena
depresi eritropoesis dalam sumsum tulang.

D. Agent Penyakit Malaria


Agent penyakit malaria adalah genus plasmodia, family plasmodiidae,
dan order Coccidiidae. Ada empat jenis parasit malaria, yaitu:
 Plasmodium falciparum
Menyebabkan malaria falciparum atau malaria tertiana yang maligna
(ganas) atau dikenal dengan nama lain sebagai malaria tropika yang
menyebabkan demam setiap hari.
 P. vivax
Menyebabkan malaria vivax atau disebut juga malaria tertiana benigna
(jinak).
 P. malariae
Menyebabkan malaria kuartana atau malaria malariae.
 P. ovale
Jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik
Barat, menyebabkan malaria ovale (CDC,2004).

Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis


plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection).
Biasanya paling banyak dua jenis parasit, yakni campuran antara P. falciparum
dengan P. vivax atau P. malariae. Kadang-kadang dijumpai tiga jenis parasit
sekaligus, meskipun hal ini jarang sekali terjadi. Infeksi campuran biasanya
terdapat di daerah yang tinggi angka penularannya (WHO,1997).

Masa inkubasi malaria atau waktu antara gigitan nyamuk dan


munculnya gejala klinis sekitar 7-14 hari untuk P. falciparum, 8-14 hari
untukP. vivax dan P. ovale, dan 7-30 hari untuk P. malariae. Masa inkubasi ini
dapat memanjang antara 8- 10 bulan terutama pada beberapa strain P. vivax di
daerah tropis. Pada infeksi melalui transfusi darah, masa inkubasi tergantung
pada jumlah parasit yang masuk dan biasanya singkat tetapi mungkin sampai 2
bulan. Dosis pengobatan yang tidak adekuat seperti pemberian profilaksis yang
tidak tepat dapat menyebabkan memanjangnya masa inkubasi.6 P. falciparum,
salah satu organisme penyebab malaria, merupakan jenis yang paling
berbahaya dibandingkan dengan jenis plasmodium lain yang menginfeksi
manusia, yaitu P. vivax, P. malariae, dan P. ovale. Saat ini, P. falciparum
merupakan salah satu spesies penyebab malaria yang paling banyak diteliti.
Hal tersebut karena spesies ini banyak menyebabkan angka kesakitan dan
kematian pada manusia (WHO,1997).

E. Patogenesis Malaria
Patogenesis Malaria Patogenesis malaria sangat kompleks, dan seperti
patogenesis penyakit infeksi pada umumnya melibatkan faktor parasit, faktor
penjamu, dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut saling terkait satu sama lain,
dan menentukan manifestasi klinis malaria yang bervariasi mulai dari yang
paling berat ,yaitu malaria dengan komplikasi gagal organ (malaria berat),
malaria ringan tanpa komplikasi, atau yang paling ringan, yaitu infeksi
asimtomatik (Depkes RI, 2006).
Tanda dan gejala klinis malaria yang timbul bervariasi tergantung pada
berbagai hal antara lain usia penderita, cara transmisi, status kekebalan, jenis
plasmodium, infeksi tunggal atau campuran. Selain itu yang tidak kalah
penting adalah kebiasaan menggunakan obat anti malaria yang kurang rasional
yang dapat mendorong timbulnya resistensi. Berbagai faktor tersebut dapat
mengacaukan diagnosis malaria sehingga dapat disangka demam tifoid atau
hepatitis, terlebih untuk daerah yang dinyatakan bebas malaria atau yang
Annual Parasite Incidence –nya rendah (Depkes RI,2006).

F. Gejala Malaria
Secara klinis, gejala dari penyakit malaria terdiri atas beberapa serangan
demam dengan interval tertentu yang diselingi oleh suatu periode dimana
penderita bebas sama sekali dari demam. Gejala klinis malaria antara lain
sebagai berikut (Depkes RI,2009).
 Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.
 Nafsu makan menurun
 Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.
 Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan
plasmodium Falciparum
 Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa.
 Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan.
 Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang
menonjol adalah mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah
(anemia) serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah
malaria.
Malaria menunjukkan gejala-gejala yang khas, yaitu:
 Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium: stadium kedinginan,
stadium panas, dan stadium berkeringat
 Splenomegali (pembengkakan limpa)
 Anemi yang disertai malaise

Anda mungkin juga menyukai