ABSTRAK
Sistem antrian bisa diketemukan pada sektor industri maupun sektor jasa. Salah
satunya terjadi di KPN Mart Unhas yang merupakan satu-satunya minimarket yang
berada didalam Unhas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis antrian yang
terjadi dan menentukan jumlah server yang optimal. Pengumpulan data dilakukan
dengan mengamati dan mencatat antrian yang terjadi pada jam sibuk pagi setiap
hari selama dua minggu. Hasil menunjukkan bahwa model jenis antrian pelayanan
yang digunakan di KPN Mart Unhas adalah jenis antrian model Single Channel –
Single Phase. Dari pengujian didapatkan intensitas pelayanan 1,159. Berdasarkan
hasil perhitungan sistem belum optimal sehingga Single Channel – Single Phase
diubah ke MultiChannel – Single Phase dengan mengoptimalkan jumlah server
dalam memberikan pelayanan terhadap pembeli yaitu menambahkan menjadi 3
server dengan waktu menunggu rata-rata pembeli dalam antrian adalah 0,031 menit
dan waktu menunggu rata-rata pembeli dalam sistem adalah 0,274 menit.
1. PENDAHULUAN
Antrian merupakan hal penting dalam manajemen operasi. Sistem antrian
bisa ditemukan pada sektor industri maupun sektor jasa. Antrian merupakan barisan
orang atau barang yang menunggu untuk dilayani dan meninggalkan barisan setelah
dilayani. Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi
kemampuan kapasitas pelayanan atau fasilitas pelayanan, sehingga pengguna
fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapatkan layanan. [4] Salah satu tempat
1
terjadinya kasus antrian yaitu di KPN Mart Unhas sebagai satu-satunya minimarket
yang berada di Universitas Hasanuddin.
2
c. Berapa Lq, Ls, Wq dan Ws pada channel optimal ?
1.2 Tujuan
a. Mengetahui model antrian yang sesuai untuk KPN Mart UNHAS.
b. Mengetahui jumlah Channel optimal untuk sistem antrian di KPN Mart
UNHAS.
c. Menghitung Lq, Ls, Wq dan Ws pada channel optimal.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Antrian
Antrian pada dasarnya adalah pertibaan pelanggan di satu atau lebih
fasilitas pelayanan. Setibanya di fasilitas itu pelanggan dapat segera dilayani
atau mungkin harus menunggu sampai fasilitas tersedia. Teori antrian
merupakan sebuah alat analisis yang menyediakan informasi efektif tentang
masalah antrian. Suatu proses antrian adalah suatu proses yang berhubungan
dengan pertibaan seorang pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, kemudian
menunggu dalam suatu baris (antrian) dan jika semua pelayannya sibuk,
akhirnya meninggalkan fasilitas tersebut. Sebuah sistem antrian adalah suatu
himpunan pelanggan, pelayan, dan suatu aturan yang mengatur kedatangan para
pelanggan. [5]
3
dilayani terlebih dahulu (prioritas). Disiplin antrian yang paling umum
adalah pedoman first come first served (FCFS), artinya yang pertama
kali datang pertama kali dilayani. Beberapa disiplin antrian lainnya ialah
shortest operating (service) time (SOT), last come first served (LCFS),
longest operating time (LOT), dan service in random order (SIRO).
Dalam rumah sakit dan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya mungkin
mempunyai pedoman yang berbeda ,seperti “emergency first” atau
“critical condition first”.
d. Panjang Antrian
Banyak sistem antrian dapat menampung jumlah individu yang relatif
besar, tetapi ada beberapa sistem yang mempunyai kapasitas terbatas.
Bila kapasitas antrian menjadi faktor pembatas besarnya jumlah
individu yang dapat dilayani dalam sistem secara nyata, maka sistem
mempunyai panjang antrian yang terbatas (finite) , dan model antrian
terbatas harus digunakan untuk menganalisis sistem tersebut.
e. Tingkat Pelayanan
Waktu pelayanan (service time) yaitu waktu yang digunakan untuk
melayani individu dalam suatu sistem. Waktu ini mungkin konstan,
tetapi juga sering acak (random).
f. Keluaran (output)
Apabila individu telah selesai dilayani maka dia keluar (exit) dari sistem.
Sesudah keluar, dia mungkin bergabung pada satu di antara kategori
populasi . Dia mungkin bergabung dengan populasi asal dan mempunyai
probabilitas yang sama untuk memasuki sistem kembali, atau dia
mungkin bergabung dengan populasi lain yang mempunyai probabilitas
lebih kecil dalam hal kebutuhan pelayanan tersebut kembali. [5]
4
selesai dilayani pelanggan meninggalkan antrian sistem. Ada empat model
struktur dasar antrian yang umum terjadi dalam seluruh system antrian :
a. Single Channel-Single Phase
Model Single Channel-Single Phase adalah model yang paling sederhana.
Single channel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem
pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single phase menunjukkan
bahwa hanya ada satu station pelayanan atau sekumpulan tunggal operasi
yang dilaksanakan. Setelah menerima pelayanan, individu keluar dari
sistem.
c. Multichannel-Single Phase
Model Multichannel-Single Phase terjadi kapan saja dan terdiri atas dua
atau lebih fasilitas pelayanan yang berasal dari antrian tunggal, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar berikut :
5
d. MultiChannel – MultiPhase
MultiChannel – MultiPhase mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada
setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu.
Sistem MultiChannel – MultiPhase dapat dilihat pada gambar berikut
Keterangan:
M = Antrian
S = Fasilitas Pelayanan (server) [1]
6
𝜌 = tingkat intensitas fasilitas pelayanan
𝑐 = jumlah channel [2]
3. PEMBAHASAN
Tabel 3.1 Data Kedatangan dan Pelayanan Minggu Pertama
7
Tabel 3.2 Data Kedatangan dan Pelayanan Minggu Kedua
Hari, Tanggal 𝝀 µ
Senin, 29-10-2018 5,813 4,688
Selasa, 30-10-2018 4,938 4,5
Rabu,31-10-2018 4,438 3,813
Kamis, 1-11-2018 4,313 3,75
Jumat, 2-11-2018 4 3,5
Senin, 5-11-2018 5,688 4,75
Selasa,6-11-2018 4,375 3,875
Rabu, 7-11-2018 4,813 4
Kamis,8-11-2018 4,813 4,188
Jumat, 9-11-2018 4,5 4,063
Sumber : Data diolah 2018
8
5,813 + 4,938 + 4,438 + 4,313 + 4 + 5,688 + 4,375 + 4,813 + 4,813 + 4,5
𝜆̅ =
10
47,69
= = 4,769
10
a. C = 1
−1
𝜌𝑛 𝜌𝑐 1 𝜌
𝑃0 = [∑𝑐−1
𝑛=0 𝑛! + ( 𝜌 )] , 𝑐 < 1
𝑐! 1−
𝑐
𝜌 1,159 𝜌
= = 1,159 > 1 maka tidak memenuhi syarat 𝑐 < 1
𝑐 1
Model antrian Single Channel – Single Phase tidak cocok diterapkan di KPN
Mart UNHAS sehingga Channel dinaikkan dimana C > 1.
b. C = 2
𝜌 1,159
= = 0,5795
𝑐 2
−1
2−1
𝜌𝑛 𝜌𝑐 1
𝑃0 = [∑ + ( )]
𝑛! 𝑐! 1 − 𝜌
𝑛=0 𝑐
−1
1 𝑛 2
𝜌 𝜌 1
𝑃0 = [∑ + ( )]
𝑛! 𝑐! 1 − 𝜌
𝑛=0 𝑐
−1
𝜌0 𝜌1 𝜌2 1
= [ + + ( )]
0! 1! 2! 1 − 𝜌
𝑐
−1
2
1,159 1,159 1
= [1 + + ( )]
1! 2! 1,159
1− 2
9
−1
1
= [1 + 1,159 + 0,672 ( )]
1 − 0,5795
= [1 + 1,159 + 0,672(2,378)]−1
= [3,757]−1
= 0,2662
𝜌𝑐 𝜇𝑐
𝑓(𝑏) = 𝑝
𝑐! (𝜇𝑐 − 𝜆) 0
(1,159)2 ∙ 4,113 ∙ 2
= 0,2662
2! (4,113(2) − 4,769)
1,3433 ∙ 8,226
= 0,2662
2(8,226 − 4,769)
11,0499
= 0,2662
2(3,457)
11,0499
= 0,2662
6,914
= 1,5982(0,2662)
= 0,3087
𝜆 𝜆
𝐸𝑐 (𝑛𝑡) = 𝑓(𝑏) ( )+
𝑐𝜇 − 𝜆 𝜇
4,769 4,679
= 0,3087 ( )+
(2)(4,113) − (4,769) 4,113
4,769
= 0,3087 ( ) + 1,159
3,457
= 0,3087(1,3795) + 1,159
= 0,4259 + 1,159
= 1,5849
c. C = 3
𝜌 1,159
= = 0,3863
𝑐 3
10
−1
2 𝑛 3
𝜌 𝜌 1
𝑃0 = [∑ + ( )]
𝑛! 3! 1 − 𝜌
𝑛=0 𝑐
−1
𝜌 0 𝜌1 𝜌 2 𝜌 3 1
=[ + + + ( )]
0! 1! 2! 3! 1 − 𝜌
𝑐
−1
1 1,159 (1,159)2 (1,159)3 1
=[ + + + ( )]
0! 1! 2! 3! 1,159
1− 3
−1
1
= [1 + 1,159 + 0,6716 + 0,2595 ( )]
1 − 0,3863
= [2,8306 + 0,2595(1,6295)]−1
= [2,8306 + 0,4229]−1
= [3,2525]−1
= 0,3074
𝜌𝑐 𝜇𝑐
𝑓(𝑏) = 𝑃
𝑐! (𝜇𝑐 − 𝜆) 0
(1,159)3 ∙ 4,113 ∙ 3
= 0,3074
3! (4,113(3) − 4,769)
1,5569 ∙ 12,339
= 0,3074
6(12,339 − 4,769)
19,2119
= 0,3074
45,42
= 0,4229(0,3074)
= 0,13
𝜆 𝜆
𝐸𝑐 (𝑛𝑡) = 𝑓(𝑏) ( )+
𝑐𝜇 − 𝜆 𝜇
4,769 4,679
= 0,13 ( )+
(3)(4,113) − (4,769) 4,113
4,769
= 0,13 ( ) + 1,159
7,57
= 0,136(0,6299) + 1,159
= 0,082 + 1,159
11
= 1,241
d. C = 4
𝜌 1,159
= = 0,28975
𝑐 4
−1
3
𝜌𝑛 𝜌4 1
𝑃0 = [∑ + ( )]
𝑛! 4! 1 − 𝜌
𝑛=0 𝑐
−1
0 1 2 3 4
𝜌 𝜌 𝜌 𝜌 𝜌 1
=[ + + + + ( )]
0! 1! 2! 3! 4! 1 − 𝜌
𝑐
−1
1 1,159 (1,159)2 (1,159)3 (1,159)4 1
=[ + + + + ( )]
0! 1! 2! 3! 4! 1,159
1− 4
−1
1
= [1 + 1,159 + 0,6716 + 0,2595 + 0,0752 ( )]
1 − 0,28975
= [3,0901 + 0,0752(1,4079)]−1
= [3,0901 + 0,1059]−1
= [3,196]−1
= 0,3129
𝜌𝑐 𝜇𝑐
𝑓(𝑏) = 𝑃
𝑐! (𝜇𝑐 − 𝜆) 0
(1,159)4 ∙ 4,113 ∙ 4
= 0,3129
4! (4,113(4) − 4,769)
1,8044 ∙ 16,452
= 0,3129
24(16,452 − 4,769)
29,6859
= 0,3129
280,392
= 0,1059(0,3129)
= 0,0331
12
𝜆 𝜆
𝐸𝑐 (𝑛𝑡) = 𝑓(𝑏) ( )+
𝑐𝜇 − 𝜆 𝜇
4,769 4,679
= 0,0331 ( )+
(4)(4,113) − (4,769) 4,113
4,769
= 0,0331 ( ) + 1,159
11,683
= 0,0331(0,4082) + 1,159
= 0,0135 + 1,159
= 1,1725
𝜌𝑐+1 1,1594
𝐿𝑞 = (𝑐−1)!(𝑐−𝜌)2 𝑃0 = (3−1)!(3−1,159)2 (0,3074)
1,804 0,557
= (2)(1,841) (0,3074) = 3,682 = 0,151
1 1
𝑊𝑠 = 𝑊𝑞 + 𝜇 = 0,031 + 4,113 = 0,031 + 0,243 = 0,274
13
4. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
a. Model antrian Single Channel – Single Phase tidak cocok untuk diterapkan di
KPN Mart UNHAS.
b. Model antrian MultiChannel – Single Phase cocok digunakan sebagai model
antrian yang memberikan hasil yang optimal di KPN Mart UNHAS.
c. Agar sistem antrian optimal maka dipilih channel = 3 dimana waktu menunggu
rata-rata pembeli dalam antrian adalah 0,031 menit dan waktu menunggu rata-
rata pembeli dalam sistem adalah 0,274 menit.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Arwindy, Faradhika., Faigizidhu., & Elly Rosmaini. 2014. Analisis dan Simulasi
Sistem Antrian pada Bank ABC. Medan : Universitas Sumatera Utara
[2] Jatmika, Sunu., dan Broto Poernomo T.P. 2017. Analisis Antrian Model Multi
Channel-Single Phase dan Optimalisasi Layanan Akademik ( Studi Kasus pada
STIMIK Asia Malang). Malang : STIMIK Asia Malang.
[3] Nurfitria., Nur Eni., & I.T. Utami. 2017. Analisis Antrian Dengan Model Single
Channel Single Phase Service pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) I Gusti Ngurahrai Palu. Jurnal Scientific Pinisi, Volume 3, Nomor 1, April
2017, hlm. 65-71
[4] Puspitasari, Nia. 2016. Penerapan Teori Antrian Pada Pelayanan Teller Bank
Kantor Cabang Pembantu Puri Sentra Niaga, Semarang : Universitas
Diponegoro
[5] Rangkuti, Aidawayati. 2013. 7 Model Riset Operasi dan Aplikasinya. Surabaya: Brilian
International.
14