Anda di halaman 1dari 9

Kasus 1

Topik: Abortus Inkomplit


Tanggal (kasus): 3 Juni 2017 Presenter: dr. T. Bima Fasha
Pendamping: dr. Hendrika/ dr. Herlinawati Sitompul

Obyektif Presentasi:
 Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
 Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia  Bumil
Deskripsi : perempuan, 23 tahun, hamil 9-10 minggu.
Tujuan:
- Mampu mendiagnosis Abortus Inkomplit
- Mampu memberikan penatalaksanaan awal pada pasien Abortus Inkomplit
- Mengetahui kapan pasien harus dirujuk
Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset  Kasus Audit
Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
Data pasien: Nama: Ny. Rahmatun Maulisa Nomor Registrasi: 02-72-37
Nama klinik: RSUD Aceh
Telp: (-) Terdaftar sejak: 3 Juni 2017
Singkil
Data utama untuk bahan diskusi

1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Pasien datang dengan keluhan perdarahan pervaginam sejak ± 3 jam yg lalu, darah berwarna merah segar dan bergumpal seperti
daging, 2 hari sebelumnya os mengalami flek-flek disertai dengan mulas sesekali, pasien juga mengaku pada saat ke kamar mandi ada
keluar jaringan seperti cicak, dan pasien mengganti pembalut hingga 3-4x/hari. Mual (-), muntah(-), demam (-), terjatuh (-), minum
jamu (-), riwayat keluar jaringan seperti mata ikan (-). Selama hamil ini tidak dirasakan ada keluhan lainnya.

2. Riwayat Pengobatan: disangkal


3. Riwayat kesehatan/penyakit:
Hipertensi sebelum kehamilan disangkal dan diabetes mellitus disangkal
4. Riwayat keluarga:
Disangkal
5. Riwayat pekerjaan: -
6. Riwayat obstetri:
 Menikah usia 22 tahun dan pernikahan pertama
 HPHT : ? maret 2017
 TTP : ? november 2017
 ANC belum pernah
 Riwayat terlambat haid (+) 2 bln
 Riwayat KB : belum pernah digunakan
Riwayat Persalinan :
1. Kehamilan sekarang

7. Pemeriksaan Fisik
STATUS PRESENT
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tekanan Darah : 115/75 mmHg
4. Heart Rate : 95 x/menit, reguler, kuat angkat
5. Respiratory Rate : 20x/menit
6. Temperatur : 36,7o C

STATUS GENERAL
KULIT
Warna : coklat
Turgor : kembali cepat
Ikterus : (-)
Sianosis : (-)
Udema : (-)
KEPALA
 Bentuk : Kesan Normocephali
 Rambut : Berwarna hitam, sukar dicabut
 Mata : Cekung (-), pupil isokor, reflek cahaya (+/+), Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
 Telinga : Serumen (-)
 Hidung : Sekret (-), NCH (-)

 Mulut
 Bibir : Pucat (-), sianosis (-)
 Gigi geligi: : Karies (-)
 Lidah : Beslag (-), tremor (-)
 Mukosa : Basah (+)
 Tonsil : Hiperemis (-)
 Faring : Hiperemis (-)

LEHER : Penggunaan otot nafas tambahan (-), TVJ kesan normal.


 Bentuk : Kesan simetris
 Kelenjar Getah Bening : Kesan simetris, Pembesaran KGB (-)

THORAK
 Bentuk dan Gerak : Kesan simetris
 Tipe Pernafasan : Thorako Abdominal
 Retraksi : (-)
PARU-PARU
DEPAN
KANAN KIRI

 Palpasi Fremitus (N) Fremitus (N)


 Perkusi Sonor Sonor
 Auskultasi Vesikuler (N) Vesikuler (N)
Ronkhi (-) Ronkhi (-)
Wheezing (-) Wheezing (-)

BELAKANG
KANAN KIRI
 Palpasi Fremitus (N) Fremitus (N)
 Perkusi Sonor Sonor
 Auskultasi Vesikuler (N) Vesikuler (N)
Ronkhi (-) Ronkhi (-)
Wheezing (-) Wheezing (-)

JANTUNG
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICR V medial linea mid clavicula sinistra
Perkusi : Batas-batas jantung
 Atas : ICR III sinistra
 Kiri : ICS V 4cm midclavicula sinistra
 Kanan : linea parasternalis dekstra
Auskultasi : BJ I > BJ II, Reguler, bising (-)

STATUS OBSTETRI
Leopold : tidak dilakukan
Inspekulo : darah merembes dari OUE, tampak jaringan di OUE
Vaginal Toucher (VT) : uterus anteflexi > N, parametrium/ adneksa : lemas/ tidak teraba massa, portio terbuka, teraba jaringan di
OUE, darah/ stolsel (+)

EKSTREMITAS : udem pada dorsalis pedis (-/-), deformitas (-)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hb : 11,5 gr/dl
Leukosit : 9,100 /μl
Eritrosit : 4,16 x1012
Trombosit : 410.000 / μl
Hematokrit : 32,3 %
CT : 4’15”
BT : 2’20”

KGDS : 102 mg/dl

DIAGNOSA SEMENTARA
Abortus Inkomplit
PENATALAKSANAAN
1. IVFD RL 30 tts/menit
2. IV Ceftriaxone 1 gr/12 jam (skin test)
3. Uterogestan 2 x 100 mg
4. Kuretase
Tatalaksana Post Kuretase
1.Cefadroxil 2 x 500 mg
2.Asam Mefenamat 3 x 500 mg

PROGNOSIS : Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
Subjective Objective Assessment Planning
4/5/2017 Kes = Compos mentis Post kuretase H1 - IVFD aff
(09.00) VT : TD : 110/80 mmHg - Cefadroxil 2 x 500 mg
- Asam Mefenamat 3 x 500 mg
demam (-) , keluar darah dari N : 82 kali/menit - PBJ
vagian (-). RR : 18 kali/menit
T : 36.6oC
Mata : Conj. Inf. pucat (-/-),
Sklera ikterik (-/-)
THT : dbn
Pulmo :Simetris, Vesikuler,
Rh (-/-), wh (-/-)
Cor : BJ I > BJ II, bising (-)
Abdomen : Soepel,
Nyeri tekan (+),
Peristaltik (+)
Extremitas inf. : dbn
Status Obstetri :
v/v fluxus (-) ,Uterus tidak teraba
Daftar Pustaka:
1. Hadijanto, B. 2008. Perdarahan pada Kehamilan Muda. Dalam :Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
2. Hanifa W, dkk. 1999. ‘Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan’. Ilmu Kebidanan. Edisi 2. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta. Hal : 302 – 12
3. Sulaiman S, dkk. 2005. ‘Kelainan Lama Kehamilan’. Obstetri Patologi. Penerbit EGC. Jakarta. Hal 1 – 9
4. Martin L. Pernoll. 2001. ‘Early Pregnancy Complication’. Benson and Pernoll’s Handbook of Obstetri and gynecology. Chapter 10.
10th Ed. McGraw-Hill Company. New York. Pp 295 – 307
5. Cuningham, M. G., et al. 2005. ‘Abortion’. Williams Obstetrics. Section 3. 22nd Ed. McGraw Hill Company. New York. Pp: 231 –
52
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Abortus Inkomplit
2. Penatalaksanaan Abortus Inkomplit
3. Penanganan Abortus Inkomplit
4. Prognosis pasien Abortus Inkomplit

Rangkuman
1. Subjektif :
Pasien datang dengan keluhan perdarahan pervaginam sejak ± 3 jam yg lalu, darah berwarna merah segar dan bergumpal seperti
daging, 2 hari sebelumnya os mengalami flek-flek disertai dengan mulas sesekali, pasien juga mengaku pada saat ke kamar mandi ada
keluar jaringan seperti cicak, dan pasien mengganti pembalut hingga 3-4x/hari. Mual (-), muntah(-), demam (-), terjatuh (-), minum jamu
(-), riwayat keluar jaringan seperti mata ikan (-). Selama hamil ini tidak dirasakan ada keluhan lainnya.
2. Objektif:
Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan sangat mendukung ke arah diagnosis Abortus Inkomplit. Temuan pemeriksaan fisik dan
tambahan yang mendukung diagnosis, yaitu: Perdarahan pervaginam, berupa stolsel (darah beku), sudah ada keluar fetus atau jaringan,
sakit perut, dan mulas-mulas, pada pemeriksaan dalam untuk abortus yang baru saja terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat
diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterus berukuran kecil dari seharusnya
3. Assesment (penalaran klinis):
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.Sebagai batasan ialah
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus
spontan, sedangkan abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut abortus provokatus. Abortus provokatus ini dibagi 2
kelompok yaitu abortus provokatus medisinalis dan abortus provokatus kriminalis.
Berdasarkan aspek klinisnya, abortus spontan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu abortus imminens, abortus insipiens,
abortus inkomplit, abortus komplit, missed abortion, dan abortus habitualis, abortus infeksiosus, dan abortus septik.
Abortus Inkompletus adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal dengan umur
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.Sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di dalam uterus
di mana pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium
uteri eksternum. Perdarahan biasanya masih terjadi jumlahnya pun bisa banyak atau sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa, yang
menyebabkan sebagian placental site masih terbuka sehingga perdarahan berjalan terus. Pasien dapat jatuh dalam keadaan anemia atau
syok hemoragik sebelum sisa jaringan konsepsi dikeluarkan. Pengelolaan pasien harus diawali dengan perhatian terhadap keadaan umum
dan mengatasi gangguan hemodinamik yang terjadi untuk kemudian disiapkan tindakan kuretase. Besar uterus sudah lebih kecil dari umur
kehamilan dan kantong gestasi sudah sulit dikenali, di kavum uteri tampak massa hiperekoik yang bentuknya tidak beraturan.
Jika perdarahan tidak banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau cunam ovum
untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika pendarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskular atau
misoprostol 400 mcg per oral
Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi hasil konsepsi dengan aspirasi
vakum merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak
tersedia. Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg intramuskular (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau
misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
Jika kehamilan lebih dari 16 minggu berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologis atau Ringer
Laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi. Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg pervaginam
setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg). Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus
Bila terjadi perdarahan yang hebat, dianjurkan segera melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi secara manual agar jaringan yang
mengganjal terjadinya kontraksi uterus segera dikeluarkan, kontraksi uterus dapat berlangsung baik dan perdarahan bisa berhenti.
Selanjutnya dilakukan tindakan kuretase. Pasca tindakan perlu diberikan uretonika parenteral ataupun peroral dan antibiotika.

4. Plan:
Diagnosis: Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien dapat didiagnosis dengan Abortus
Inkomplit
Pengobatan:
Dalam pengelolaan pengobatan pasien harus diawali dengan perhatian terhadap keadaan umum dan mengatasi gangguan hemodinamik
yang terjadi untuk kemudian disiapkan tindakan kuretase. Pasca tindakan perlu diberikan uretonika parenteral ataupun peroral dan
antibiotika
Pendidikan: dilakukan pada keluarga pasien untuk membantu mencegah terulangnya penyakit yang sama. Keluarga juga perlu diberikan
penjelasan mengenai penyakitnya. Pasien di anjurkan untuk tidak segera hamil selama masa pemulihan post kuretase minimal 3 bulan
setelah abortus.
Konsultasi: konsultasi dengan dokter spesialis kandungan.

Pendamping Pendamping

(dr. Hendrika) (dr.Herlinawati Sitompul)

NIP : --------------------------- NIP: -----------------------------

Anda mungkin juga menyukai