Anda di halaman 1dari 2

Laporan Kasus

Towards a New Era in the Management of Large Periapical Lesion in


Permanent Tooth Using Stemcells: a 2-Year Clinical Application Report. Journal
of Dentistry.
Shyam, Ghana & Madu, Prasad & Juvva, Ramakrishna & Babu Duvvi, Naveen.
(2019).
Seorang gadis berusia 12 tahun melapor ke Department of Pedodontics dan
Preventive Dentistry dengan keluhan utama rasa sakit di daerah gigi belakang kanan
bawah sejak 5 hari. Pemeriksaan intraoral menunjukkan kavitas oklusal yang dalam
di gigi 46 dengan nyeri tekan pada saat pemeriksaan perkusi. Dilakukan pemeriksaan
pulpa dengan menggunakan electric testing pada gigi 46 menghasilkan respon
negative. Pemeriksaan radiografi menunjukkan radiolusen periapikal berukuran 1,8 x
1,0 cm dengan perforasi pada dasar ruang pulpa pada gigi 46 (Gambar 2a). oleh
karena itu, dia didiagnosis sebagai abses periapikal akut dengan perforasi yang dalam
pada gigi 46. Untuk mempercepat penyembuhan, kami merencanakan teknik
regenerasi jaringan menggunakan SHED.

Setelah mendapat persetujuan dari komite etik institusional dan persetujuan


tertulis dari orang tua pasien, gigi desidui yang sehat dari anak yang sama ini
dikumpulkan. Metode pencernaan enzimatik digunakan untuk mengisolasi sel-sel
induk dari pulpa (Laino G, 2005).

Prosedur yang melibatkan persiapan media kultur, pengumpulan sampel,


penyimpanan, penanganan, ekspansi, subkultur dan karakterisasi dilakukan dengan
menggunakan metode seperti yang dijelaskan oleh Vishwanath VR et al (Vishwanath,
2013). Sel-sel SHED yang terisolasi segera diangkut ke Department of Pedodontics
dan Preventive Dentistry dari laboratorium dan digunakan untuk pengobatan lesi
periapikal pada hari yang sama.

Pada kunjungan pertama dilakukan pembersihan jaringan nekrotik serta debris pada
gigi 46, dilakukan irigasi dengan menggunakan air salin kemudian saluran akar
dikeringkan dengan menggunakan paper point. Lubang perforasi pada gigi 46
ditumpat dengan menggunakan glass ionomer tipe IX dan kavitas diberi lapisan
semen zinc oxide-eugenol. Pada pertemuan selanjutnya, 3 hari setelah sel SHED di
kultur, akar gigi 46 diirigasi dengan menggunakan air salin dan dikeringkan dengan
menggunakan paper point. Pada daerah gigi 46 dibuat flap mukoperiosteal pada
bagian bukal untuk mendapatkan akses menuju daerah periapical gigi. Kemudian
diletakkan scaffold sebagai ruang untuk berkembangnya SHED pada daerah apikal
yang terjadi kelainan, kemudian flap dijahit kembali. Penempatan SHED pada saluran
akar gigi 46 diletakkan sebatas orifice, kemudian ditutup dengan glass ionomer tipe
IX dengan ketebalan 5mm. Pasien kembali setelah 2 minggu tanpa keluhan dan tidak
nyeri, kemudian dipasang modifikasi stainless steel crown dengan adanya buccal
window untuk melakukan tes vitalitas pulpa. Dilakukan tes vitalitas dengan EPT, dan
pasien menunjukkan hasil negatif. Perawatan pasien menunjukkan hasil negatif pada
bulan pertama, kedua dan ketiga. Namun pada bulan ke 4 pada foto radiografi
periapikal didapatkan gambaran radiolusen pada periapikal dengan ukuran 1,8x1,0cm
dan merespon positif pada tes EPT dengan tegangan yang lebih tinggi. Pada control
bulan ke 12 dan bulan ke 24 gigi 46 tidak menunjukkan adanya gejala nyeri dan
merespon positif tes EPT dengan tegangan yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai