Pada kunjungan pertama dilakukan pembersihan jaringan nekrotik serta debris pada
gigi 46, dilakukan irigasi dengan menggunakan air salin kemudian saluran akar
dikeringkan dengan menggunakan paper point. Lubang perforasi pada gigi 46
ditumpat dengan menggunakan glass ionomer tipe IX dan kavitas diberi lapisan
semen zinc oxide-eugenol. Pada pertemuan selanjutnya, 3 hari setelah sel SHED di
kultur, akar gigi 46 diirigasi dengan menggunakan air salin dan dikeringkan dengan
menggunakan paper point. Pada daerah gigi 46 dibuat flap mukoperiosteal pada
bagian bukal untuk mendapatkan akses menuju daerah periapical gigi. Kemudian
diletakkan scaffold sebagai ruang untuk berkembangnya SHED pada daerah apikal
yang terjadi kelainan, kemudian flap dijahit kembali. Penempatan SHED pada saluran
akar gigi 46 diletakkan sebatas orifice, kemudian ditutup dengan glass ionomer tipe
IX dengan ketebalan 5mm. Pasien kembali setelah 2 minggu tanpa keluhan dan tidak
nyeri, kemudian dipasang modifikasi stainless steel crown dengan adanya buccal
window untuk melakukan tes vitalitas pulpa. Dilakukan tes vitalitas dengan EPT, dan
pasien menunjukkan hasil negatif. Perawatan pasien menunjukkan hasil negatif pada
bulan pertama, kedua dan ketiga. Namun pada bulan ke 4 pada foto radiografi
periapikal didapatkan gambaran radiolusen pada periapikal dengan ukuran 1,8x1,0cm
dan merespon positif pada tes EPT dengan tegangan yang lebih tinggi. Pada control
bulan ke 12 dan bulan ke 24 gigi 46 tidak menunjukkan adanya gejala nyeri dan
merespon positif tes EPT dengan tegangan yang lebih rendah.