KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan taufik dan hidayahnya serta
karuniaNya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas dengan judul “
Penerapan model berbasis masalah pada pembelajaran PKN dalam Upaya meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi pokok Perlindungan dan Penegakan HAM di Kelas VII di SMP Negeri
2 Kuningan ”.
Penelitian tindakan kelas dibuat untuk kelas VII semester II tahun pelajaran 2009/2010, dengan
penelitian tindakan kelas ini diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn lebih
meningkat.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya penelitian tindakan kelas ini. Dengan segala
kerendahan hati , saran- saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan guna peningkatan
kualitas Penelitian Tindakan Kelas ini di masa mendatang.
Dalam pembuatan Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis banyak mendapat masukan dari
berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Kuswata Serayadinata, M.Pd Selaku Kepala Sekolah yang telah membimbing,
mengarahkan serta merestui pembuatan Penelitian Tindakan Kelas ini.
2. Rekan-rekan guru SMP 2 Kuningan yang telah memberi dorongan, semangat dan memberi
masukan
3. Seluruh Staf Tata Usaha SMP 2 Kuningan yang telah membantu dalam pembuatan Penelitian
Tindakan Kelas ini
4. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu
Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda atas bantuan dan amal
baiknya.
Akhirnya penulis berharap semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dimanfaatkan sebaik-
baiknya, sehingga dapat mewujudkan peserta didik yang memiliki karakter yang baik sesuai
dengan tuntunan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Amin.
.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS Alam Nasyrah : 6)
2. Hendaklan kalian bersahabat dengan orang- orang baik dan muttaqin yang Zuhud. Karena
Alloh melukiskan keadaan persahabatan di hari kiamat kelak “ Pada hari kiamat para sahabat
satu sama lain berbalik jadi musuh kepada yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”.
3. Siapa yang takut kepada Alloh SWT , Alloh akan membuat segala sesuatu takut kepadanya
dan siapa yang tidak takut kepada Alloh, Alloh akan menakutkannya pada segala sesuatu.
4. Dunia adalah kesenangan dan sebaik-baik kesenangan adalah wanita sholehah
Persembahan
Sebagai tanda cinta pada :
- Suamiku tersayang , sumber motivasiku
- Reyhan –Rafi anak-anakku tercinta
ABSTRAK
Neni, 19710518 200701 2002, “Penerapan Model Berbasis Masalah Pada Pembelajaran PKN
dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Perlindungan dan
Penegakan HAM di Kelas VII F Semester II di SMP Negeri 2 Kuningan”
Latar belakang penelitian ini adalah menganalisa pola-pola dan partisipasi aktif dalam upaya
perlindungan dan penegakan HAM di SMP Negeri 2 Kuningan tahun pelajaran 2009/2010,
permasalahannya . Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII F SMP Negeri 2
Kuningan dalam pokok bahasan upaya perlindungan dan penegakan HAM.Tujuan penelitian ini
ingin meningkatkan hasil belajar siswa tersebut. Manfaat penelitian adalah bagi siswa, bagi guru
dan bagi sekolah.
Metode dalam penelitian ini metode tindakan kelas yang terdiri atas 2 siklus, dimana tiap siklus
meliputi perencanaan , tindakan , pengamatan, dan refleksi. Adapun yang menjadi subjek
peneltian adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuningan Kabupaten Kuningan tahun
2009/2010, yang terdiri dari 43 siswa. Indikator keberhasilan adalah nilai siswa secara individu
75 dan secara klasikal 75 % dari semua siswa.
Simpulan yang dapat diambil adalah bahwa model pembelajaran dengan pendekatan model
berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar dalam pokok bahasan upaya perlindungan
dan penegakan HAM pada siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Kuningan Kabupaten Kuningan
tahun pelajaran 2009/2010. Aktivitas dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran juga
meningkat. Oleh sebab itu dalam pembelajaran disarankan guru menggunakan model
pembelajaran dengan pendekatan model berbasis masalah.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. i
MOTO ……………………………………………………………………….. ii
ABSTRAK. ………………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………. 1
1.2. Perumusan Masalah …………………………………………. 2
1.3. Pemecahan Masalah …………………………………………. 3
1.4. Tujuan Penelitian ……………………………………………. 3
1.5. Manfaat Hasil Penelitian ……………………………………. 4
1.6. Hipotesis Tindakan ………………………………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Model Pembelajaran …….…………………………………… 5
2.2. Model Berbasis Masalah ……………………………………… 5
2.3. Pendekatan dan Penerapan Model Berbasis Masalah …………. 6
2.4. Hasil Belajar …………………………………………………... 6
2.5. Pengertian PKn ……………………………………………….. 8
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1. Subjek Penelitian …………………………………………….. 9
3.2. Metode Penelitian ……………………………………………. 9
3.3. Prosedur Penelitian …………………………………………… 10
3.4. Waktu Penelitian ……………………………………………… 13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian ……………………………………………….. 14
Pembahasan …………………………………………………… 15
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ………………………………………………………. 17
5.2. Saran …………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
2.3. Pendekatan dan penerapan model Berbasis Masalah dalam mata pelajaran PKn
Pembelajaran Model Berbasis Masalah berlangung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah serta mencari pemecahan
masalah, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa mengerti apa makna belajar, apa
manfaatya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang
mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Siswa terbiasa memecahkan masalah, menemukan
sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergumul dengan ide-ide.
Dalam pembelajaran Model Berbasis Masalah tugas guru mengatur strategi belajar, membantu
menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, dan memfasilitasi belajar. Anak
harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya
untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.
Dari pembahasan diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model Model Berbasis
Masalah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar efektif dan kreatif, dimana siswa
dapat membangun sendiri pengetahuannya, menemukan pengetahuan dan keterampilannya
sendiri melalui proses bertanya, kerja kelompok, belajar dari model yang sebenarnya, bisa
merefleksikan apa yang diperolehnya antara harapan dengan kenyataan sehingga peningkatan
hasil belajar yang didapatkan hanya sekedar hasil menghapal materi belaka, tetapi lebih pada
kegiatan nyata (pemecahan kasus-kasus) yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses
pembelajaran (diskusi kelompok dan diskusi kelas)
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Siklus II
A. Perencanaan
• Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan penetapan alternative
pemecahan masalah.
• Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
• Pengembangan program tindakan II.
B. Tindakan
Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada
siklus I, sesuai dengan alternative pemecahan maslah yang sudah ditentukan, antara lain melalui:
1. Guru melakukan appersepsi
2. Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin dicapai
dalam pembelajaran.
3. Siswa mengamati gambar-gambar / foto-foto yang sesuai dengan materi.
4. Siswa bertanya jawab tentang gambar / foto.
5. Siswa menceritakan unsure-usur Hak Asasi Manusia yang ada pada gambar.
6. Siswa mengumpulkan bacaaan dari berbagai sumber, melakukan diskusi kelompok belajar,
memahami materi dan menulis hasil diskusi untuk dilaporkan.
7. Presentasi hasil diskusi.
8. Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.
C. Pengamatan (Observasi)
• Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal
yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
• Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan
D. Refleksi
• Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul.
• Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II.
• Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus
III
• Evaluasi tindakan II
Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami kemajuan minimal
10% dari siklus I.
Siklus III (bila diperlukan).
Kriteria keberhasilan penelitian ini dari sisi proses dan hasil. Sisi proses yaitu dengan berhasilnya
siswa memecahkan masalah melalui ” Pembelajaran berbasis masalah ” dengan mengadakan
diskusi kelompok belajar, dimana para siswa dilatih untuk berani mengeluarkan pendapat dan /
atau berbeda pendapat tentang masalah Hak Asasi Manusia, khususnya :
• Hak Hidup (pasal 9 UU no 39/1999)
• Hak Wanita (pasal 45 – 51 UU no 39/1999 )
• Hak Anak (pasal 52 – 66 UU no 39/1999)
• HAka Berkeluarga dan Melanjutkan Ketuunan ( pasal 10 UU no. 39/1999)
• Hak Mengembangkan Diri (pasal 11 – 16 UU no 39/1999)
• Hak Memperoleh Keadilam (pasal 17 – 19 UU no 39/1999)
• Hak Atas Kebebasan Pribadi (pasal 20 – 27 UU no 39/1999)
• Hak Atas Rasa Aman ( pasal 28 – 35 UU no 39/1999)
• Hak Atas Kesejahteraan (pasal 36 – 42 UU no 39/1999)
• Hak Turut Serta dalam Pemerintah (pasal 43 – 44 UU no 39/1999)
Belajar PKn serasa lebih menyenagkan, meningkatkan motivasi/minat siswa, kerjasama dan
partisipasi siswa semakin meningkat.
Hal ini dapat diketahui melalui hasil pengamatan yang terekam dalam catatan anekdot dan jurnal
harian, serta melalui wawancara tentang sikap siswa terhadap PKn. Bila 70% siswa telah berhasil
, permasalahan kasus-kasus bentuk-bentuk HAM dari pasal 9 UU no 39 tahun 1999 s/d pasal 66
UU no 39 tahun 1999 melalui metode Model Berbasis Masalah, maka tindakan tersebut
diasumsikan sudah berhasil.
Kriteria hasil penelitian tentang penguasaan materi ”Masalah HAM” dan aktivitas siswa
ditetapkan sebagai berikut :
Table 1. Kriteria nilai penguasaan materi / kasus HAM (Hak atas rasa aman, Hak Wanita)
No. Nilai Kriteria
1 < 5,9 Kurang
2 6,0 – 7,50 Sedang
3 7,51 – 8,99 Baik
4 9,00 – 10 Baik Sekali
Table 2. Kriteria aktivitas siswa yang relevan
No. Nilai Kriteria
1 < 50 Kurang
2 60 – 69 Sedang
3 70 – 89 Baik
4 90 – 100 Baik Sekali
Hasil Penelitian
Pembelajaran PKn dikelas VII SMP Negeri 2 Kuningan ini dilakukan dalam dua siklus. Pada
setiap siklus, data yang diambil adalah aktivitas dan nilai evaluasi pada akhir siklus.
Hasil Observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada table-tabel berikut ini :
Tabel 3. Data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran.
No Indikator Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat 44,18% 65,11%
2 Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran ( meyelesaikan tugas mandiri atau
tugas kelompok ) 53,48% 69,76%
3 Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok 60,46% 74,41%
4 Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran 62,79% 88,37%
5 Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran ( Dalam kerja kelompok) 65,11%
88,37%
6 Partisipasi siswa dalam pembelajaran (memperhatikan), ikut melakukan kegiatan kelompok,
selalu mengikuti petunjuk guru). 67,44% 93,02%
Rata –Rata 75,18% 91,47%
Berdasarkan tabel 3 diatas, terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan
pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus1 yaitu sebesar
16,29%.
Selanjutnya data aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran terlihat pada tabel 4.
Tabel 4. Data Aktivitas Siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran.
No Indikator Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Tidak memperhatikan penjelasan guru 23,25% 11,62%
2 Mengobrol dengan teman 16,27% 6,97%
3 Mengerjakan tugas lain 13,95% 4,65%
Rata – rata 17,82% 7,74%
Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa aktivitas siswa yang kurang relevan dengan kegiatan
pembelajaran pada siklus 2 mengalami penurunan dibandingkan dengan siklus 1 yaitu sebesar
10,08%.
Data pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar dari siklus ke siklus dapat
dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5. Data Pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar siswa .
No Aspek yang diamati Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Nilai Rata-rata pemahaman HAM 7,08% 7,66%
2 Siswa yang telah tuntas 58,14% 93,02%
3 Siswa yang belum tuntas 41,86% 6,97%
Berdasarkan tabel 5 diatas, nilai rata-rata pemahaman siswa tentang masalah HAM mengalami
peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, begitu juga prosentase siswa yang mencapai ketuntasan
belajar meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 .
Pembahasan
Siklus pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siswa dibagi menjadi delapan kelompok
dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 – 5 orang. Setiap anggota kelompok diberi
lembaran kasus yang telah disediakan oleh guru. Tiap-tiap kelompok melakukan pembahasan
dengan mengacu kepada buku pegangan dan Undang-Undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia serta Undang Undang Dasar 1945 (yang telah diamandemen).
Hasil pengamatan guru menunjukan pada pembahasan siklus pertama dengan judul hak atas rasa
aman, terlihat para siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan
argumentasi.
Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat keberanian siswa bertanya dan mengemukakan pendapat,
rerata perolehan skor pada siklus pertama 44,18 % menjadi 65,11 %, mengalami kenaikan 20,93
%. Begitupun dalam indikator motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran pada
siklus pertama rata-rata 53,48 % dan pada siklus kedua 69,76 % mengalami kenaikan 16,28 %.
Dalam indikator interaksi siswa selama mengikuti diskusi kelompok pada siklus pertama 60,46
% dan pada siklus kedua 74,41 % mengalami kenaikan sebesar 13,95 %. Dalam indikator
hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran, pada siklus pertama 62,79 % dan
pada siklus kedua 88,37 % mengalami kenaikan sebesar 25,58 %. Dalam indikator hubungan
siswa dengan siswa, pada siklus pertama 65,11 % sedangkan pada siklus kedua 88,37 %
mengalami kenaikan sebesar 23,26 %. Dalam indikator partisipasi siswa dalam pembelajaraan
terlihat pada siklus pertama 67,44 %, sedangkan pada siklus kedua 93,02 % mengalami kenaikan
sebesar 25,58 %.
Melalui model Model Berbasis Masalah ini terlihat hubungan siswa dengan guru sangat
signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator dan mitra
untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creatif learning yaitu melalui discovery dan
invention serta creativity and diversity sangat menonjol dalam model pembelajaran ini. Dengan
model Model Berbasis Masalah guru hanya mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu
belajar bagaimana cara belajar ( learning how to learn).
Dalam metode learning how to learn guru hanya sebagai guide (pemberi arah/petunjuk) untuk
membantu siswa jika menemukan kesulitan dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah.
Melalui metode learning how to learn siswa dapat mengeksplorasi dan mengkaji setiap
persoalan, setiap kasus Hak Asasi Manusia yang meliputi:
1. Hak atas rasa aman (membahas tentang praktek pemerasan di sekolah)
2. Hak wanita (Hak perempuan)( membahas tentang penyetaraan gender)
Dalam model Model Berbasis Masalah melalui diskusi kelompok guru dapat mengamati
karakteristik atau gaya belajar masing-masing siswa. Ada kelompok siswa yang lebih suka
membaca daripada dibacakan kasusnya oleh orang lain. Siswa yang lebih suka membacakan
kasus dalam hal ini tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas visual (gaya
belajar visual).
Sedangkan siswa yang lebih suka berdialog, saling mngajukan argumentasi dengan cara
mendengarkan siswa yang lain sewaktu menyampaikan pendapatnya baru kemudian
menyampaikan pendapatnya tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas
Auditorial (gaya belajar Auditorial). Dan siswa yang dengan lugas, lincah dan fleksibel, selain
melihat, mendengar uraian dari siswa yang lain, dia juga mengakomodir semua permasalahan,
mampu membuktikan teori kedalam praktek, mampu memecahkan masalah secara rasional,
tergolong kepada kelompok belajar yang memiliki potensi atau modalitas Kinestetik (gaya
belajar Kinestetik). Kelompok kinestetik ini tergolong kepada tipe belajar konvergen dimana
siswa memiliki kekuatan otak kiri lebih dominan dan cenderung bertanya dengan menggunakan
kata tanya “How” (bagaimana).
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas diatas prosentasi ketercapaian pada siklus pertama
mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua, maka dapat disimpulkan bahwa
temuan pada penelitian menjawab hipotesis yang dirumuskan pada bab I bahwa melalui model
Model Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Upaya
Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan pada siswa SMP Negeri 2 Kuningan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV diatas, ada beberapa temuan dalam penelitian tindakan
kelas ini yaitu:
1. Skor rerata aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran mengalami peningkatan dari
siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus pertama keberanian siswa dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat meningkat dari 75,18 % menjadi 91,47 % mengalami kenaikan sebesar
16,29 %
2. Skor rerata aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran mengalami penurunan
dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus pertama rerata skor aktivitas siswa yang
tidak relevan sebesar 17,82 %, sedangkan pada siklus kedua sebesar 7.74 % mengalami
penurunan sebesar 10,08 %
3. Skor rerata pemahaman siswa tentang masalah Hak Asasi Manusia, pada siklus pertama
sebesar 7,08 % dan pada siklus kedua pada siklus kedua 7,66 %, tergolong baik demikian juga
tentang penuntasan belajar pada siklus pertama 58,14 % dan pada siklus kedua menjadi 6,97 %
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model Model Berbasis
Masalah dapat meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah dalam upaya
perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kuningan.
5.2. Saran
Berdasarkan temuan-temuan diatas, dapat diasarankan agar:
5.2.1. Untuk peneliti, perlu mobilitas guru yang cukup kuat dalam memberikan bimbingan
terhadap siswa.
5.2.2. Untuk guruperlu kesabaran dan ketekunan dalam memotifasi siswa agar berani
berargumen dengan sesama temannya.
5.2.3. Untuk siswa perlu membiasakan diri dalam mengemukakan kesulitan dalam berbicara
dimuka kelas.
5.2.4. Untuk lembaga sekolah kiranya dapat lebih memberi peluang dan pasilitas yang
diperlukan agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai yang diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, H. Rozali, dan Syamsir, 2002, Perkembangan Hak Asasi Manusia dan Keberadaan
Peradilan Hak Asasi Manusia di Indonesia, Jakarta, PT. Ghalia Indonesia
Affan Gaffar, 2002, Politik Indonesia, Transisi menuju Demokrasi, Jogjakarta, Pustaka Pelajar
Alfian, 1980, Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia, Jakarta, LP3ES
Anonim, 1993, Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 50 tahun 1993 tentang Kominsi
Nasional Hak Asasi Manusia
U U, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi,
Jakarta
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bina
Aksara
Asshiddiqie, Jimly, 2005, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD
1945, Jogjakarta, FHUII Press
BP7 Pusat, 1995, UUD 1945, P4, GBHN, Bahan Penataran P4, Jakarta, BP7 Pusat
Budimansyah, Dasim, 2002, Model Pembelajaran dan Penelian Portofolio, Bandung, PT.
Genesindo
Budiardjo, Prof. Miriam, 1995, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia
Depdiknas, 2006, Standar Kompetensi Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan tahun 2006,
Jakarta, Depdiknas
Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, 1984, Budaya Politik, Jakarta, Bina Aksara
Kaelan, MS, 2004, Pendidikan Pancasila, Jogjakarta, Edisi reformasi, penerbit Paradigma
Lemhanas, 2001, Pendidikan Kewarganegaraan., Jakarta, Gramedia Pustaka Umum
Magnis-Suseno, Franz, 200, Etika Politik, Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern,
Jakarta, Gramedia
Malian, Sobirin dan Marzuki Suparman, 2003, Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi
Manusia, Jogjakarta, UII Press
Republik Indonesia, Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Tilaar, HAR, et, al, Dimensi-Dimensi Hak Asasi Manusia dalam Kurikulum Persekolahan
Indonesia, Bandung, PT. Alumni