Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM I

MORFOLOGI TUMBUHAN
(ABKC 2203)

“DAUN TUNGGAL DAN BAGIAN-BAGIANNYA”

Disusun Oleh :
Nabila Ripda Maisa
NIM 1810119220025
Kelompok 3 A

Asisten Dosen :
Amalia Mardhatillah
Anjeli

Dosen Pengasuh :
Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si
Maulana Khalid Riefani, S.Si., M.Sc.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
MARET
2019
PRAKTIKUM I

Topik : Daun Tunggal dan Bagian-bagiannya

Tujuan : Untuk mengenal bagian-bagian daun dan ciri-ciri daun tunggal

Hari / tanggal : Kamis/ 28 Februari 2019

Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Baki / nampan
2. Alat tulis
B. Bahan
1. Daun bambu (Bambusa sp)
2. Daun tebu (Saccharum officinarum I.)
3. Daun pisang (Musa paradisiaca L.)
4. Daun jarak (Ricinus communis L.)
5. Daun widelia (Widelia sp)
6. Daun keladi (Colocasia sp)
7. Daun manga (Mangifera indica L.)
8. Daun bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis)

II. CARA KERJA


1. Mengamati bagian-bagian daun : tangkai (petiolus), pelepah (vagina),
helaian (lamina), lidah-lidah (ligula).
2. Mengamati bangun daun : lanset, bulat telur, bulat telur terbalik, perisai,
garis, pita, dsb.
3. Mengamati ujung daun : runcing, meruncing, tumpul, membulat,
rompang/rata, berbelah, berduri.
4. Mengamati pangkal daun : runcing, meruncing, tumpul, membulat,
rompang/rata, berlekuk.
5. Mengamati tepi daun : rata, bergigi, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit
berombak, berlekuk, bercangap, berbagi.
6. Mengamati daging daun : tipis seperti selaput, tipis lunak seperti kertas,
seperti perkamen, seperti kulit, berdaging.
7. Mengamati pertulangan daun : menyirip, menjari, melengkung, sejajar.
8. Mengamati permukaan atas dan bawah daun : gundul, licin (mengkilat,
suram, berselaput lilin), kasap, berkerut, berbingkul-bingkul, berbulu
(jarang, halus, dan rapat kasar).
9. Mengamati warna daun pada permukaan atas dan bawah.
10. Membuat gambar hasil pengamatan dan memberi keterangan.

III. TEORI DASAR


Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada
batang, bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan
buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut
antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis
melebar. Kaya akan suatu zat warna hijau daun yang dinamakan klorofil.
Daun berfungsi sebagai alat untuk :
1. Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi)
2. Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
3. Penguapan air (transpirasi)
4. Pernafasan (respirasi)
A. Bagian-bagian daun
Daun lengkap terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Upih daun atau pelepah daun (vagina)
2. Tangkai daun (petiolus)
3. Helaian daun (lamina)

B. Bangun/bentuk daun (Circumcriptio)


Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar maka daun dibedakan
4 golongan, yaitu daun dengan :
1. Bagian yang terlebar kira-kira ditengah-tengah helaian daun.
Tumbuhan yang memiliki daun yang bagian terlebarnya
terletak ditengah-tengah helaian daun kemungkinan bangun
daunnya adalah bulat atau bundar (orbicularis), bangun perisai
(pelitatus), jorong (ovalis atau ellipticus), memanjang (oblongus),
dan bangun lanset (lanceolatus).
2. Bagian yang terlebar dibawah tengah-tengah helaian daun.
Daun-daun yang mempunyai bagian yang terlebar dibawah
tengah-tengah helaian daunnya dibedakan dalam 2 golongan, yaitu :
a. Pangkal daunnya tidak bertoreh. Dalam golongan ini didapati
bentuk-bentuk daun seperti : bangun bulat telur (ovatus), bangun
segitiga (triangularis), bangun delta (deltoideus), dan bangun
belah ketupat (rhomboideus).
b. Pangkal daun bertoreh atau berlekuk. Dalam golongan ini
termasuk bentuk-bentuk daun seperti : bangun jantung
(cordatus), bangun ginjal atau kerinjal (reniformis), bangun anak
panah (sagittatus), bangun tombak (hastatus), dan bangun
bertelinga (auriculatus).
3. Bagian yang terlebar terletak diatas tengah-tengah helaian daun.
Daun dengan bagian yang terlebar terletak ditengah-tengah
helaian daun kemungkinan bangunan daunnya adalah bangun bulat
telur sungsang (abovatus), bangun jantung sungsang (obcordatus),
bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus), dan bangun
sudip atau bangun spatel atau solet (spathulatus).
4. Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal ke ujung dapat
dikatakan sama lebarnya.
Dalam golongan ini termasuk daun-daun tumbuhan yang
biasanya sempit, atau lebarnya jauh berbeda jika dibandingkan
dengan panjangnya daun. Pada umumnya bentuk daun yang dari
pangkal ke ujung sama lebarnya adalah bangun garis (linearis),
bangun pedang (ensiformis), bangun paku atau dabus (subulatus),
dan bangun jarum (acerosus).

C. Ujung daun (Apex felli) dan pangkal daun (Basis folli)


Ujung dan pangkal daun dapat memperlihatkan bentuk yang
beraneka rupa. Ada 7 bentuk ujung daun yang sering kita jumpai yaitu
runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat
(rotundatus), rompang (truncatus), terbelah (retusus), dan berduri
(mucronatus).

D. Susunan tulang daun (nervatio atau venation)


Tulang-tulang daun adalah bagian daun yang berfungsi untuk
memberi kekuatan pada daun atau sebagai penguat dan jalan untuk
pengangkutan zat-zat. Menurut besar kecilnya tulang-tulang daun
dibedakan dalam 3 macam, yaitu : ibu tulang daun (costa), tulang-tulang
cabang (nervus lateralis), dan urat-urat daun (vena). Berdasrkan arah
tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun, dapat dibedakan
beberapa macam susunan tulang daun dan berdasarkan susunan
tulangnya dapat dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu daun-daun yang
bertulang menyirip (pennanervis), daun-daun yang bertulang menjari
(palminervis), daun-daun yang bertulang melengkung (cervinervis), dan
daun-daun yang bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectinervis).
E. Tepi daun (margo folli)
Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dalam 2 macam, yaitu:
rata (integer) dan bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada tepi daun sangat
beraneka ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun dibedakan
dalam 3 golongan, yaitu :
1. Tepi daun yang bertoreh merdeka
Tepi daun dengan toreh merdeka banyak ragmnya, yang
sering kita jumpai adalah tepi daun bergerigi (serratus), bergerigi
ganda/rangkap (bisseratus), bergigi (dentatus), beringgit (crenatus),
dan berombak (repandus).
2. Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya
Berdasarkan dalamnya toreh-toreh pada tepi daun dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu : berlekuk (lobatus), bercangap (fissus), dan
berbagi (pertitus).

F. Daging daun (intervenium)


Daging daun (intervenium) adalah bagian daun yang terdapat
diantara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Di bagian ini zat-zat
yang diambil dari luar tubuh diubah menjadi zat-zat yang sesuai dengan
keperluan kehidupan tumbuhan. Tebal tipisnya helaian daun tergantung
dari tebal tipisnya daging daunnya. Daging daun dapat bersifat seperti
selaput (membranceus), seperti kertas (papyraceus) atau (chartaceus),
tipis lunak (herbaccus), seperti perkamen (perkamenteus), seperti kulit
berlulang (cortacius), dan berdaging (carnosus).

G. Warna daun
Secara umum yang kita ketahui daun berwarna hijau, namun tidak
jarang kita jumpai daun yang tidak berwarna hijau. Warna hijau pada
daun dapat memperlihatkan banyak variasi atau nuansa, misalnya
merah, hijau bercampur atau tertutup warna merah, atau hijau
kekuningan.
H. Permukaan daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah jelas berbeda,
biasanya sisi atas tampak lebih hijau, licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun. Kadang-kadang pada permukaan
daun terdapat alat-alat tambahan yang berupa sisik-sisik, rambut-
rambut, duri, dll. Orang membedakan permukaan daun ada yang licin
(laevis), gundul (glaber), kasap (scaber), berkerut (rugosus),
berbingkul-bingkul (bullatus), berbulu (pilosus), berbulu halus atau
rapat (villosus), berbulu kasar (hispidus), dan bersisik (lepidus).
B. Gambar Hasil Pengamatan
1. Bambu bambu (Bambusa sp)
a. Gambar pengamatan

Keterangan :
1. Pangkal daun
2. Tepi daun
3. Ujung daun
4. Tangkai daun

b. Foto pengamatan
Keterangan :
4 1
1. Pangkal daun
2. Tepi daun
3. Ujung daun
2
4. Tangkai daun

(dokumen pribadi, 2019)


c. Foto literatur
Keterangan :
4 1 1. Pangkal daun
2. Tepi daun
3. Ujung daun
2
4. Tangkai daun

(Aja, 2017)
2. Tebu (Saccharum officinarum I.)
a. Gambar hasil pengamatan
Keterangan :
1. Pelepah daun
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
4. Ujung daun

b. Foto pengamatan
Keterangan :
1
1. Pelepah daun
2
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
3
4. Ujung daun

(dokumen pribadi, 2019)


c. Foto literatur
Keterangan :
3 1
1. Pelepah daun
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
4. Ujung daun

4 2

(123RF, 2019)
3. Pisang (Musa paradisiaca L.)
a. Gambar hasil pengamatan
Keterangan :
1. Pelepah daun
2. Tangkai daun
3. Pangkal daun
4. Tepi daun
5. Ujung daun

b. Foto pengamatan
Keterangan :
2 1
1. Pelepah daun
3 2. Tangkai daun
3. Pangkal daun
4. Tepi daun
5. Ujung daun
4
5

(dokumen pribadi, 2019)


c. Foto literatur
Keterangan :
5 4
1. Pelepah daun
2. Tangkai daun
3. Pangkal daun
2 4. Tepi daun
3 5. Ujung daun

(ID, 21017)
4. Jarak pagar (Jatropha curcas L.)
a. Gambar hasil pengamatan
Keterangan :
1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
4. Ujung daun

b. Foto pengamatan
Keterangan :
1
1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
3
4. Ujung daun
2

(dokumen pribadi, 2019)


c. Foto literatur

2 4 Keterangan :
1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
4. Ujung daun

1
3
(Dekoruma, 2018)
5. Jarak (Ricinus communis L.)
a. Gambar hasil pengamatan
Keterangan :
1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
4. Ujung daun

b. Foto pengamatan
Keterangan :
1
1. Tangkai daun
2 2. Pangkal daun
3. Tepi daun
4. Ujung daun
3

(dokumen pribadi, 2019)


c. Foto literatur
Keterangan :
3 2
1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
1 3. Tepi daun
4. Ujung daun

(Lovelia, 2019)
6. Widelia (Widelia sp)
a. Gambar hasil pengamatan
Keterangan :
1. Pangkal daun
2. Tepi daun
3. Ujung daun

b. Foto pengamatan
Keterangan :
3
1. Pangkal daun
2. Tepi daun
3. Ujung daun
2

(dokumen pribadi, 2019)


c. Foto literatur
Keterangan :
1 2
1. Pangkal daun
2. Tepi daun
3. Ujung daun

(unknow, 2014)
7. Keladi (Colocasia sp)
a. Gambar hasil pengamatan
Keterangan :
1. Pelepah daun
2. Tangkai daun
3. Pangkal daun
4. Tepi daun
5. Ujung daun

b. Foto pengamatan
Keterangan :
1
1. Pelepah daun
2. Tangkai daun
2
3. Pangkal daun
4. Tepi daun
4 5
5. Ujung daun
3

(dokumen pribadi, 2019)


c. Foto literatur
Keterangan :
4 3
1. Pelepah daun
2. Tangkai daun
3. Pangkal daun
4. Tepi daun
5. Ujung daun

1 2 5

(Setiawan, 2017)
8. Mangga (Mangifera indica L.)
a. Gambar hasil pengamatan
Keterangan :
1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
4. Ujung daun

b. Foto pengamatan

1 Keterangan :
1. Tangkai daun
2 2. Pangkal daun
3. Tepi daun
3
4. Ujung daun

(dokumen pribadi, 2019)


c. Foto literatur

1
Keterangan :
2
1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
4. Ujung daun

4 3

(Agus Ardianto, 2019)


9. Bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis)
a. Gambar hasil pengamatan
Keterangan :
1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
4. Ujung daun

b. Foto pengamatan
Keterangan :
1
1. Tangkai daun
2
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
3
4. Ujung daun

(dokumen pribadi, 2019)


c. Foto literatur
Keterangan :
3
1. Tangkai daun
2. Pangkal daun
4
1 3. Tepi daun
4. Ujung daun

(the pinterest, 2019)


IV. ANALISIS DATA
1. Bambu (Bambusa sp)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Bambusa
Spesies : Bambusa sp
Sumber : (Cronquist, 1981)
Menurut hasil pengamatan kami saat praktikum, daun bambu adalah
tumbuhan yang mempunyai daun lengkap, karena terdiri dari helaian
daun (lamina), pelepah daun (vagina) dan tangkai daun (petiolus). Daun
bambu dengan nama ilmiah Bambusa sp. memiliki bagun daun
berbetuk garis. Pada ujung daun bambu, berbentuk meruncing dengan
pangkal daun berbentuk tumpul. Bagian tepi daun terlihat bertepi rata.
Daun bambu memiliki daging daun tipis seperti kertas. Pada permukaan
atas daun memiliki sifat licin, sedangkan pada permukaan bawah
memiliki sifat berbulu halus dan rapat. Daun bambu pada bagian atas
dan bawah sama, berwarna hijau.
Menurut (Tjitrosoepomo, 2016), Daun lengkap dapat kita jumpai
pada beberapa macam tumbuhan misalnya pohon bambu (Bambusa sp).
Bangun garis (linearis) pada penampang melintangnya pipih dan daun
amat panjang. Ujung daun meruncing (acuminatus) seperti ujung yang
runcig tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari
dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing.
Pangkal daun tumpul (obtusus) pada daun-daun bangun bulat telur dan
jorong. Daging daun seperti kertas (papyraceus atau chartaceus) tipis
tetapi cukup tegar. Permukaan daun berbulu halus dan rapat (villosus)
berbulu sedemikian rupa sehingga jika diraba terasa seperti laken atau
beludru.
2. Tebu (Saccharum officinarum I.)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum officinarum Linn
Sumber : (Cronquist, 1981)
Menurut hasil pengamatan, daun tebu adalah tumbuhan yang
mempunyai daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari helaian daun
(lamina) dan pelepah daun (vagina), tidak memiliki tangkai daun
(petiolus). Daun tebu dengan nama ilmiah Saccharum officinarum I.
memiliki bagun daun berbetuk pita. Pada ujung daun tebu, berbentuk
meruncing dengan pangkal daun berbentuk rata. Bagian tepi daun
terlihat bertepi rata. Daun tebu memiliki daging daun seperti perkamen.
Pada permukaan atas daun dan bawah daun memiliki sifat yang sama
yaitu berbulu halus dan rapat. Daun tebu pada bagian atas dan bawah
sama berwarna hijau tua.
Menurut (Tjitrosoepomo, 2016), upih daun sebagai pelindung
kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat pada tanaman tebu
(Saccharum officinarum L.). Bangun pita (ligulatus) serupa daun
bangun garis, tetapi lebih panjang lagi. Ujung daun meruncing
(acuminatus) seperti ujung yang runcig tetapi titik pertemuan kedua
tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak
sempit panjang dan runcing. Daging daun seperti perkamen
(perkamenteus) tipis tetapi cukup kaku. Permukaan daun berbulu halus
dan rapat (villosus) berbulu sedemikian rupa sehingga jika diraba terasa
seperti laken atau beludru.
3. Pisang (Musa paradisiaca L.)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca L
Sumber : (Cronquist, 1981)
Menurut hasil pengamatan, daun pisang adalah tumbuhan yang
mempunyai daun lengkap, karena terdiri dari helaian daun (lamina),
pelepah daun (vagina) dan tangkai daun (petiolus). Daun pisang dengan
nama ilmiah Musa paradisiaca L. memiliki bagun daun berbentuk
jorong. Pada ujung daun pisang, berbentuk membulat dengan pangkal
daun berbentuk berlekuk. Bagian tepi daun terlihat bertepi rata. Daun
pisang memiliki daging daun seperti kertas. Pada permukaan atas daun
dan bawah daun memiliki sifat yang sama yaitu berselaput lilin. Daun
pisang pada bagian atas berwarna hijau, sedangkan pada bagian bawah
berwarna hijau berlapis putih.
Menurut (Tjitrosoepomo, 2016), Daun lengkap dapat kita jumpai
pada beberapa macam tumbuhan misalnya pohon pisang (Musa
paradisiaca). Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada
tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) antara lain pisang.
Bangun jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu jika perbandingan panjang
: lebar = 11/2 – 2 : 1. Ujung daun membulat (rotundatus) seperti pada
ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama sekali, hingga
ujung daun merupakan semacam suatu busur. Pangkal daun berlekuk
(emarginatus) pada daun-daun bangun jantung, ginjal, dan anak panah.
Daging daun seperti kertas (papyraceus atau chartaceus) tipis tetapi
cukup tegar, misalnya daun pisang (Musa paradisiaca L.). Permukaan
daun licin (laevis) berselaput lilin (pruinosus) misalnya sisi bawah daun
pisang.

4. Jarak (Ricinus communis L.)


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Ricinus
Spesies : Ricinus communis L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Menurut hasil pengamatan, daun jarak adalah tumbuhan yang
mempunyai daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari helaian daun
(lamina) dan tangkai daun (petiolus), tidak memiliki pelepah daun
(vagina). Daun jarak dengan nama ilmiah Ricinus communis L.
memiliki bagun daun berbentuk perisai. Pada ujung daun jarak
berbentuk meruncing dengan pangkal daun membulat. Bagian tepi daun
terlihat bergerigi ganda karena tepi daun seperti diatas, tetapi
angulusnya cukup besar, dan tepinya bergerigi lagi. Daun jarak
memiliki daging daun tipis lunak. Pada permukaan atas dan bawah daun
memiliki sifat yang sama yaitu licin. Daun jarak pada bagian atas dan
bawah sama berwarna hijau kemerahan.
Menurut (Tjitrosoepomo, 2016), Bangun perisai (peltatus), daun
yang biasanya bangun bulat, mempunyai tangkai daun yang tidak
tertanam pada pangkal daun, melainkan pada bagian tengah helaian
daun, misalnya pada daun jarak. Ujung daun meruncing (acuminatus)
seperti ujung yang runcig tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya
jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit
panjang dan runcing. Pangkal daun berlekuk (emarginatus) pada daun-
daun bangun jantung, ginjal, dan anak panah. Tepi daun berlekuk
menjari (palmatilobus) tepi berlekuk, susunan tulang menjari, misalnya
daun jarak pagar (Jatropha curcas L.). Daging daun seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) tipis tetapi cukup tegar. Permukaan daun
berbingkul-bingkul (bullatus) seperti berkerut, tetapi kerutannya lebih
besar.

5. Jarak pagar (Jatropha curcas L.)


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Spesies : J. curcas
Sumber : https://bukuteori.com
Menurut hasil pengamatan, daun jarak pagar adalah tumbuhan yang
mempunyai daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari helaian daun
(lamina) dan tangkai daun (petiolus), tidak memiliki pelepah daun
(vagina). Daun jarak pagar dengan nama ilmiah Jatropha curcas L.
memiliki bagun daun berbentuk perisai. Pada ujung daun jarak pagar,
berbentuk meruncing dengan pangkal daun berbentuk berlekuk. Bagian
tepi daun terlihat berlekuk menjari karena tepi berlekuk dan susunan
tulang menjari. Daun jarak pagar memiliki daging daun seperti kertas.
Pada permukaan atas daun memiliki sifat licin, sedangkan bagian
bawah daun bersifat berbingkul. Daun jarak pagar pada bagian atas dan
bawah sama berwarna hijau muda.
Menurut (Tjitrosoepomo, 2016), Bangun perisai (peltatus), daun
yang biasanya bangun bulat, mempunyai tangkai daun yang tidak
tertanam pada pangkal daun, melainkan pada bagian tengah helaian
daun, misalnya pada daun jarak. Ujung daun meruncing (acuminatus)
seperti ujung yang runcig tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya
jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit
panjang dan runcing. Pangkal daun membulat (rotundatus) pada daun-
daun bangun bulat, jorong, dan bulat telur. Tepi daun bergerigi ganda
atau rangkap (biserratus) yaitu tepi daun seperti di atas, tetapi
angulusnya cukup besar, dan tepinya bergerigi lagi.

6. Widelia (Widelia sp)


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Widelia
Spesies : Widelia sp
Sumber : (Cronquist, 1981)
Menurut hasil pengamatan, daun widelia adalah tumbuhan yang
mempunyai daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari helaian daun
(lamina), tidak memiliki pelepah daun (vagina) dan tangkai daun
(petiolus). Daun widelia dengan nama ilmiah Widelia sp. memiliki
bangun daun berbentuk bulat. Pada ujung daun widelia, berbentuk
tumpul dengan pangkal daun berbentuk meruncing. Bagian tepi daun
terlihat bergerigi karena sinus dan angulus sama lancipnya. Daun
widelia memiliki daging daun perkamen. Pada permukaan atas daun
memiliki sifat berbulu halus, sedangkan pada permukaan bawah
memiliki sifat berbulu kasar. Daun widelia pada bagian atas berwarna
hijau tua sedangkan bagian bawah berwarna hijau muda.
Menurut (Tjitrosoepomo, 2016), Bangun bulat atau bundar
(orbicularis) jika panjang : lebar = 1 : 1. Ujung daun tumpul (obtusus)
tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju
ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih
besar dari 90o). Pangkal daun meruncing (acuminatus) biasanya pada
daun bangun bulat telur sungsang atau bangun daun sudip. Tepi daun
bergerigi (serratus) yaitu jika sinus dan angulus sama lancipnya.
Daging daun seperti perkamen (perkamenteus) tipis tetapi cukup kaku.
Permukaan daun berbulu kasar (hispidus) jika rambut kaku dan jika
diraba terasa kasar.

7. Keladi (Colocasia sp)


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecales
Genus : Colocasia
Spesies : Colocasia sp
Sumber : https://www.scribd.com
Menurut hasil pengamatan, daun keladi adalah tumbuhan yang
mempunyai daun lengkap, karena terdiri dari helaian daun (lamina)
tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun (vagina). Daun keladi dengan
nama ilmiah Colocasia sp. memiliki bagun daun berbentuk perisai.
Pada ujung daun keladi, berbentuk runcing dengan pangkal daun
berbentuk berlekuk. Bagian tepi daun terlihat bertepi rata. Daun keladi
memiliki daging daun tipis lunak. Pada permukaan atas daun memiliki
sifat kasap, sedangkan pada permukaan bawah memiliki sifat
berselaput lilin. Daun keladi pada bagian atas daun berwarna hijau tua
sedangkan bagian bawah daun berwarna hijau muda.
Menurut (Tjitrosoepomo, 2016), Bangun perisai (peltatus), daun
yang biasanya bangun bulat, mempunyai tangkai daun yang tidak
tertanam pada pangkal daun, melainkan pada bagian tengah helaian
daun, misalnya pada daun jarak. Ujung daun meruncing (acuminatus)
seperti ujung yang runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya
jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit
panjang dan runcing. Pangkal daun berlekuk (emarginatus) pada daun-
daun bangun jantung, ginjal, dan anak panah.

8. Mangga (Mangifera indica L.)


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L
Sumber : (Cronquist, 1981)
Menurut hasil pengamatan, daun mangga adalah tumbuhan yang
mempunyai daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari helaian daun
(lamina) dan tangkai daun (petiolus), tidak memiliki pelepah daun
(vagina). Daun mangga dengan nama ilmiah Mangifera indica L.
memiliki bagun daun berbentuk memanjang. Pada ujung daun mangga,
berbentuk meruncing dengan pangkal daun berbentuk tumpul. Bagian
tepi daun terlihat bertepi rata. Daun mangga memiliki daging daun
perkamen. Pada permukaan atas daun memiliki sifat licin, sedangkan
pada permukaan bawah memiliki sifat berbingkul. Daun mangga pada
bagian atas berwarna hijau tua sedangkan bagian bawah berwarna hijau
muda.
Menurut (Tjitrosoepomo, 2016), Hanya terdiri atas tangkai dan
helaian saja, lazimnya disebut daun bertangkai. Susunan daun yang
demikian itulah yang paling banyak kita temukan, misalnya manga
(Mangifera indica L.). Bangun memanjang (oblongus) yaitu jika
panjang : lebar = 21/2 – 3 : 1. Ujung daun meruncing (acuminatus)
seperti ujung yang runcig tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya
jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit
panjang dan runcing. Pangkal daun tumpul (obtusus) pada daun-daun
bangun bulat telur dan jorong. Daging daun seperti perkamen
(perkamenteus) tipis tetapi cukup kaku. Permukaan daun berbingkul-
bingkul (bullatus) seperti berkerut, tetapi kerutannya lebih besar.

9. Bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis)


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosasinensis L
Sumber : (Cronquist, 1981)
Menurut hasil pengamatan, daun bunga sepatu adalah tumbuhan
yang mempunyai daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari helaian
daun (lamina) dan tangkai daun (petiolus), tidak memiliki pelepah daun
(vagina). Daun bunga sepatu dengan nama ilmiah Hibiscus
rosasinensis memiliki bagun daun berbentuk bulat. Pada ujung daun
bunga sepatu, berbentuk meruncing dengan pangkal daun berbentuk
membulat. Bagian tepi daun terlihat bergerigi karena sinus dan angulus
sama lancipnya. Daun bunga sepatu memiliki daging daun seperti
kertas. Pada permukaan atas daun memiliki sifat licin mengkilap,
sedangkan pada permukaan bawah memiliki sifat kasap. Daun bunga
sepatu pada bagian atas berwarna hijau tua sedangkan bagian bawah
berwarna hijau muda.
Menurut (Tjitrosoepomo, 2016), Bangun bulat telur (ovatus)
misalnya daun kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis). Ujung daun
meruncing (acuminatus) seperti ujung yang runcig tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga
ujung daun nampak sempit panjang dan runcing. Pangkal daun
membulat (rotundatus) pada daun-daun bangun bulat, jorong, dan bulat
telur. Tepi daun bergerigi (serratus) yaitu jika sinus dan angulus sama
lancipnya. Daging daun seperti kertas (papyraceus atau chartaceus)
tipis tetapi cukup tegar.

V. KESIMPULAN
1. Daun bambu adalah daun lengkap, memiliki ciri-ciri bangun daun garis,
ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, tepi daun bertepi rata,
daging daun tipis seperti kertas, permukaan atas licin, permukaan bawah
berbulu halus dan rapat, warna daun bagian atas hijau, dan warna daun
bagian bawah hijau.
2. Daun tebu adalah daun tidak lengkap, memiliki ciri-ciri bangun daun
pita, ujung daun meruncing, pangkal daun rata, tepi daun bertepi rata,
daging daun seperti perkamen, permukaan atas berbulu halus dan rapat,
permukaan bawah berbulu halus dan rapat, warna daun bagian atas hijau
tua, dan warna daun bagian bawah hijau tua.
3. Daun pisang adalah daun lengkap, memiliki ciri-ciri bangun daun
memanjang, ujung daun membulat, pangkal daun membulat, tepi daun
bertepi rata, daging daun seperti kertas, permukaan atas berselaput lilin,
permukaan bawah berselaput lilin, warna daun bagian atas hijau, dan
warna daun bagian bawah hijau berlapis putih.
4. Daun jarak adalah daun tidak lengkap, memiliki ciri-ciri bangun daun
bulat, ujung daun meruncing, pangkal daun membulat, tepi daun
bergerigi ganda, daging daun tipis lunak, permukaan atas licin,
permukaan bawah kasar, warna daun bagian atas hijau kemerahan, dan
warna daun bagian bawah hijau kemerahan.
5. Daun jarak pagar adalah daun tidak lengkap, memiliki ciri-ciri bangun
daun perisai, ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tepi daun
berlekuk menjari, daging daun seperti kertas, permukaan atas licin,
permukaan bawah berbingkul, warna daun bagian atas hijau muda, dan
warna daun bagian bawah hijau muda.
6. Daun widelia adalah daun tidak lengkap, memiliki ciri-ciri bangun daun
bulat, ujung daun tumpul, pangkal daun meruncing, tepi daun bergerigi,
daging daun perkamen, permukaan atas berbulu halus, permukaan
bawah berbulu kasar, warna daun bagian atas hijau tua, dan warna daun
bagian bawah hijau muda.
7. Daun keladi adalah daun lengkap, memiliki ciri-ciri bangun daun
perisai, ujung daun runcing, pangkal daun berlekuk, tepi daun rata,
daging daun tipis lunak, permukaan atas kasap, permukaan bawah
berselaput lilin, warna daun bagian atas hijau tua, dan warna daun bagian
bawah hijau muda.
8. Daun mangga adalah daun tidak lengkap, memiliki ciri-ciri bangun daun
memanjang, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, tepi daun
bertepi rata, daging daun perkamen, permukaan atas licin, permukaan
bawah berbingkul, warna daun bagian atas hijau tua, dan warna daun
bagian bawah hijau muda.
9. Daun bunga sepatu adalah daun tidak lengkap, memiliki ciri-ciri bangun
bulat telur, ujung daun meruncing, pangkal daun membulat, tepi daun
bergerigi, daging daun seperti kertas, permukaan atas licin mengkilap,
permukaan bawah kasap, warna daun bagian atas hijau tua, dan warna
daun bagian bawah hijau muda.

VI. DAFTAR PUSTAKA


123RF. (2019). Stock Photo - sugarcane plants in growth at field. Diakses melalui
https://www.google.com/ pada tanggal 5 Maret 2019
Aja, hendra. (2017). 31 Manfaat Menakjubkan Daun Bambu Untuk Kesehatan
Yang Masih Sering Diabaikan !! Diakses melalui
https://www.google.com/ pada tanggal 7 Maret 2019
Ardianto, A. (2019). Daun Mangga Segar Mangifera Indica Herbal Alami.
Diakses melalui https://www.google.com/ pada tanggal 5 Maret 2019
Cronquist, A. (1981). An Integrated System of Classification of Flowering Plants.
New York: Columbia University Press.
Dekoruma, K. (2018). Kenalan dengan Daun Jarak Pagar, Tanaman Kecil
Berjuta Manfaat. Diakses melalui https://www.dekoruma.com/ pada
tanggal 7 Maret 2019
Dra. Hj. Sri Amintarti, M., & Riefani, S.Si., M.Sc., M. K. (2019). Penuntun
Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin: Batang.
Id, A. (21017). Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Pisang. Diakses melalui
https://www.google.com/ pada tanggal 4 Maret 2019
Lovelia. (2019). Tanaman Hias Daun Jarak Merah. Diakses melalui
https://www.tokopedia.com/ pada tanggal 7 Maret 2019
pinterest, T. (2019). Manfaat Daun Kembang Sepatu dan Cara Pengobatannya.
Diakses melalui https://www.google.com/ pada tanggal 5 Maret 2019
Setiawan, A. (2017). Konsumsi Daun Talas dan Rasakan Manfaat Sehatnya.
Diakses melalui https://nusantaranews.co/ pada tanggal 7 Maret 2019
Tjitrosoepomo, G. (2016). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Unknow. (2014). Sphagneticola trilobata. Diakses melalui
https://www.google.com/ pada tanggal 5 Maret 2019

Krisnakai. (2017). Klasifikasi Dan Morfologi Jarak Pagar. Diakses melalui


https://bukuteori.com/ pada tanggal 12 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai