Anda di halaman 1dari 46

BAB IV

ANALISA PENDEKATAN
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

A. Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Makro


1. Analisa Penentuan Lokasi
Pendekatan lokasi ditentukan berdasarkan kriteria lokasi dengan
mempertimbangkan besarnya pengaruh terhadap Pusat Pertunjukan Seni
di Makassar ini. Penentuan bobot kriteria Lokasi adalah sebagai berikut :
a. Rencana peruntukan lahan diberi bobot 40% karena merupakan
syarat utama untuk penentuan lokasi perencanaan.
b. Aksesbilitas yang mempunyai peran penting untuk kelangsungan
kegiatan diberi bobot 30%.
c. Kondisi topografi sebaiknya relatif datar untuk mendukung
kebutuhan besaran ruang fasilitas latihan diberi bobot 20%.
d. Utilitas dan infrastruktur diberi bobot 10%.

Alternatif 1
Kec. Biringkanaya

Alternatif 2
Kec. Panakkukang

Alternatif 3
Kec. Mariso

Gambar 4.1. Peta Makassar

Sumber : Google.com

64
65

Berdasarkan kriteria di atas maka ditentukan ada 3 alternatif lokasi


sebagai lokasi Gedung Pusat Pertunjukan Seni di Makassar.
a. Alternatif 1
Kecamatan Biringkanayya merupakan kawasan pemukiman, industry,
transportasi darat. Pada Lokasi ini terdapat 2 potensi lahan yaitu akses dari
jalan protocol antar daerah lebih mudah terjangkau dan disamping itu ruang
terbuka hijau yang masih luas
b. Alternatif 2
Kecamatan Panakkukang merupakan kawasan pusat perdagangan,
perkantoran, pendidikan tinggi. Pada kawasan ini masih terdapat beberapa
potensi yaitu ruang terbuka hijau dan letaknya berada di tengah-tengah kota
Makassar dapat diperuntukkan sebagai lahan untuk pusat pertunjukan seni
di Makassar.
c. Alternatif 3
Kecamatan Mariso merupakan kawasan jasa sosial, perdagangan, dan
pemukiman. Lokasi ini juga terdapat beberapa potensi salah satunya yaitu
kawasan rekreasi dan taman kota.

Tabel 4.1.
Penentuan Lokasi

Persentase Alt. 01 Alt. 02 Alt. 03


Kriteria
(%) a b a b a b
A 40 2 2 4 6 6 6
B 30 2 4 4 4 4 6
C 20 4 4 6 4 6 6
D 10 6 6 6 6 6 6
Total 100 30 34 44

Sumber : analisa penulis

Keterangan :
6 = Sangat baik
4 = Baik
2 = Kurang baik
66

Berdasarkan analisa penilaian kriteria yang dilakukan berdasarkan


kondisi dan potensi yang ada, dapat disimpulkan bahwa lokasi yang tepat
untuk Gedung Pusat Pertunjukan Seni adalah alternatif 03 yaitu
Kecamatan Mariso. Pada Kecamatan Mariso ini merupakan kawasan
pusat kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya dan terdapat
banyak tanah kosong yang dapat diperuntukkan untuk bangunan gedung
pusat pertunjukan seni yang sesuai RTRW Kota Makassar (pasal 19 ayat
1 poin d).
2. Analisa Pemilihan Tapak / Site
Pemilihan Tapak ditentukan berdasarkan kriteria tapak dengan
mempertimbangkan besarnya pengaruh terhadap Gedung Pusat
Pertunjukan Seni di Makassar ini. Penentuan Bobot kriteria tapak adalah
sebagai berikut :
a. Aksesibilitas, merupakan hal pokok yang mendukung keberadaan
bangunan Pusat Pertunjukan Seni di Makassar ini. Bobot Penilaian
aksesibilitas adalah 45%.
b. Karakteristik tapak, berhubungan dengan luasan dan bentuk tapak
yang menentukan efektifitas penggunaan lahan diberi bobot 35%.
c. Kenyamanan dan ketenangan, untuk menunjang proses latihan dan
pertandingan. Bobot penilaian adalah 20%.
Berdasarkan kriteria di atas, maka ditentukan 3 alternatif, yaitu :

Alternatif Alternatif
3 1

Kel. Kel.
Panamb Kunjung
ungan Alternatifmae
2

Kel.
Kampun
g
Gambar 4.2. Peta Kec. Mariso

Sumber : google.comBuyung
67

a. Alternatif tapak 1 (Kelurahan Kunjungmae)


Karakteristik tapak alternatif 1 yaitu bentuknya relatif persegi.
Batas-batas tapak ini yaitu berada diantara jl. Metro Tanjung Bunga.
Di sekeliling tapak ini terdapat beberapa rumah warga yang cukup
padat. Potensi yang terdapat di Kelurahan ini adalah memiliki lahan
yang luas dan memiliki akses jalan luas.

Gambar 4.3. Kel. Kunjungmae


Sumber : google.com
68

b. Alternatif tapak 2 (Kelurahan Kampung Buyung)


Karakteristik tapak alternatif 2 yaitu bentuknya relatif jajar genjang.
Pada tapak ini berada diantara jl. Metro Tanjung Bunga. Potensi
pada kelurahan ini yaitu akses jalan yang besar dan memiliki lahan
yang luas. :

Alternatif 2

Gambar 4.4. Kel. Kampung Buyung


Sumber : google.com
69

c. Alternatif tapak 3 (Kelurahan Panambungan)


Karakteristik tapak alternatif 3 yaitu bentuknya melebar. Pada tapak
ini berada di jl. Metro Tanjung Bunga. Potensi pada kelurahan ini
yaitu akses jalan yang besar dan memiliki lahan datar yang sangat
luas. Dapat kita lihat gambar di bawah ini.

‘Gambar 4.5. Kel. Panambungan


Sumber : google.com
70

Tabel 4.2.
Pembobotan Lokasi

Persentase Alt. 01 Alt. 02 Alt. 03


Kriteria
(%) a b a b a b
A 45 4 6 4 4 6 4
B 35 4 4 6 4 6 6
C 20 6 6 4 4 6 4
Total 100 30 26 32

Sumber : Analisa Penulis

Dari analisa di atas, ditentukan berdasarkan kriteria tapak dan


potensi tapak dengan mempertimbangkan besarnya pengaruh terhadap
Pusat Pertunjukan Seni Di Makassar ini. Maka tapak yang terpilih adalah
Alternatif 3 yaitu berada pada Kelurahan Panambungan.
3. Pengolahan Site
a. Situasi dan kondisi lingkungan tapak

‘Gambar 4.6. Kondisi Lingkungan Tapak


Sumber : Penulis
71

b. Sirkulasi pencapaian sekitar area tapak

Gambar 4.7. Sirkulasi Pencapaian Sekitar Tapak


Sumber : Penulis

c. View

‘Gambar 4.8. View Bangunan


Sumber : Penulis
72

d. Angin

Gambar 4.9. Angin

Sumber : Penulis

e. Matahari

Gambar 4.10 Matahari

Sumber : Penulis
73

f. Kebisingan

Gambar 4.11. Kebisingan


Sumber : Penulis
g. Vegetasi

Gambar 4.12. Vegetasi

Sumber : Penulis
74

1) Vegetasi depan bangunan

Gambar 4.13. Vegetasi Depan Bangunan

Sumber : Penulis

2) Vegetasi sekitar bangunan

Gambar 4.14. Vegetasi Depan Bangunan

Sumber : Penulis
75

3) Vegetasi lahan parkir

Gambar 4.15. Vegetasi Depan Bangunan

Sumber : Penulis

B. Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Mikro


1. Penentuan Kebutuhan Ruang
a. Kelompok ruang pementasan
1) Panggung
2) Ruang penonton
3) Ruang latihan
4) Ruang tunggu pementas
5) Ruang dan meja kontrol
6) Ruang ganti pakaian dan rias
7) Ruang pertemuan seniman
8) Bengkel teknisi elektrik
9) Loket
10) Ruang keamanan
11) Lobby/Hall
12) Gudang
a) Gudang perlengkapan tari
b) Gudang perlekangpan musik
c) Gudang perlengkapan drama/theater
d) Gudang property
e) Gudang kostum
76

b. Kelompok ruang administrasi pengelola


1) Ruang manajer gedung
2) Ruang sekretaris gedung dan staff
3) Ruang manajer pameran
4) Ruang asisten manajer pameran dan staff
5) Ruang manajer pementasan
6) Ruang asisten manajer pementasan dan staff
7) R. staff pembinaan/pendidikan
8) Ruang keuangan dan staff
9) Ruang arsip
10) Ruang rapat
c. Kelompok ruang service
1) Ruang M.E
a) Ruang reservoar dan pompa
b) Ruang genset
c) Ruang A.H.U
2) Ruang bagian kebersihan
3) Ruang perlengkapan kebersihan
4) Lavatory dan WC/KM
5) Ruang media
6) Ruang kontrol utama keamanan gedung
d. Kelompok ruang pembinaan/pendidikan dan keorganisasian
1) Ruang pembinaan/pendidikan
a) Ruang sanggar tari
b) Ruang seni music
c) Ruang drama
d) Ruang perlengkapan
e) Ruang perpustakaan
f) Ruang kelas bahasa
g) Ruang diskusi
h) Ruang seminar
77

i) Gudang material
2) Ruang keorganisasian
e. Kelompok kegiatan pelengkap
1) Toko souvenir
2) Restauran
3) Cafetaria
4) Mushollah
5) Minimarket
6) ATM Center
7) Area parkir mobil
8) Area parkir motor
9) Pos jaga
10) Taman bermain
11) Ruang serbaguna/aula
2. Penentuan Besaran Ruang
Diasumsikan kapasitas Gedung Pusat Pertunjukan Seni yang akan
dirancang hingga 20 tahun kedepan dapat menampung sebanyak 6000
orang. Jadi perhitungan besaran ruang dapat dihitung sebagai berikut :
a. Kelompok ruang pertunjukan

Jenis Ruang Standar Kapasitas Perhitungan Besaran


(m²/ (Orang) Ruang
Orang) (m²)
Ruang 0,92 m² 50 % dari 0,92 m² x 2.760 m²
Penonton 6.000 = 3.000
3.000
Ruang latihan 7 m² 20 7 m² x 20 14 m²
Ruang tunggu
3 m² 20 3 m² x 20 60 m²
pementas
Ruang dan meja
4,8 m² 10 4,8 m² x 10 48m²
kontrol
78

Ruang ganti
2,75 m² 15 2,75 m² x 15 41,5 m²
pakaian dan rias
Ruang pertemuan
1,4 m² 20 1,4 m² x 20 28 m²
seniman
Ruang teknisi
4,8 m² 5 4,8 m² x 5 24 m²
elektrik
Loket 3 m² 10 3 m² x 10 30 m²
Ruang keamanan 4,5 m² 8 4,5 m² x 8 36 m²
Lobby/Hall 0,65 m² 500 0,65 m² x 500 325 m²
Gudang
- Gudang
Perlengkapan 2 m² 10 2 m² x 10 20 m²
tari
- Gudang
Perlengkapan 2 m² 10 2 m² x 10 20 m²
Musik
- Gudang
Perlengkapan 2 m² 10 2 m² x 10 20 m²
Teater /
Drama
- Gudang 2 m² 10 2 m² x 10 20 m²
Properti
Jumlah 3.552,5m²
Tabel 4.3. Besaran Ruang Kelompok Ruang Pertunjukan
Sumber : Data Arsitek Edisi 2 dan Edisi 33

b. Kelompok ruang administrasi pengelola

Jenis Ruang Standar Kapasitas Perhitungan Besaran


(m²/ (Orang) Ruang
Orang) (m²)
79

Ruang manager 25 m² 1 25 m² x 1 25 m²
Gedung
Ruang
Sekertaris 18 m² 6 18 m² x 6 108 m²
Gedung dan
Staff
Ruang Manajer 25 m² 1 25 m² x 1 25 m²
Pementasan
Ruang
Asistenten 18 m² 6 18 m² x 6 108 m²
Manajer dan
Staff
Ruang
Pembinaan dan 18 m² 6 18 m² x 6 108 m²
Pendidikan
Ruang 18 m² 6 18 m² x 6 108 m²
keuangan dan
staff
Ruang arsip 30 m²
Ruang rapat 50 m²
Jumlah 695 m²

Tabel 4.4. Tabel Besaran Ruang Kelompok Ruang Administrasi


Pengelola
Sumber : Data Arsitek Edisi 2 dan Edisi 33
c. Kelompok ruang servis
Jenis Ruang Standar Kapasitas Perhitungan Besaran
(m²/ (Orang) Ruang
Orang) (m²)
Ruang M.E.
80

Ruang reservoir 46 m²
dan poma
Ruang genset 60 m²
Ruang A.H.U 48 m²
Ruang Bagian 3 m² 8 3 m² x 8 60 m²
Kebersihan
Ruang
perlengkapan 3 m² 8 3 m² x 8 60 m²
kebersihan
Lavatory 40 m²
WC/KM 4.5 m² 60 4.5 m² x 60 270 m²
Ruang Media 4.5 m² 10 4.5 m² x 10 45 m²
Ruang kontrol
utama keamanan 4.5 m² 10 4.5 m² x 10 45 m²
gedung
Jumlah 641 m²

Tabel 4.5.Tabel Besaran Ruang Kelompok Ruang Servis


Sumber : Data Arsitek Edisi 2 dan Edisi 33

d. Kelompok ruang pembinaan/pendidikan dan keorganisasian


Jenis Ruang Standar Kapas Perhitungan Besaran
(m²/ itas Ruang
Orang) (Oran (m²)
g)
81

Ruang
pembinaan/pendidikan
- Ruang sanggar tari 7 m² 10 7 m² x10 70 m²
- Ruang kelas seni 4 m² 10 4 m² x10 40 m²
music
- Ruang kelas drama 4 m² 10 4 m² x10 40 m²
- Ruang kelas bahasa 4 m² 10 4 m² x10 40 m²
- Ruang perlengkapan 4 m² 10 4 m² x10 40 m²
- Ruang perpustakaan 2 m² 100 2 m² x100 200 m²
- Ruang diskusi 2 m² 15 2 m² x 15 30 m²
- Ruang seminar 2 m² 100 2 m² x 100 200 m²
- Gudang material 2 m² 15 2 m² x 15 30 m²
Ruang keorganisasian 4 m² 10 4 m² x 10 40 m²
Jumlah 730 m²

Tabel 4.6. Tabel Besaran Ruang Kelompok Ruang


Pembinaan/Pendidikan dan Keorganisasian
Sumber : Data Arsitek Edisi 2 dan Edisi 33

e. Kelompok kegiatan pelengkap


Jenis Ruang Standar Kapas Perhitungan Besaran
(m²/ itas Ruang
Orang) (Oran (m²)
g)
Toko souvenir 1.5 m² 200 1.5 m² x 200 30m²
Restouran 1.6 m² 100 1.6 m x 100 160 m²
Cafeteria 1,6 m² 40 1.6 m x 40 74 m²
Mushollah 0,85 m² 50 0,85 m² x 50 42,5 m²
Minimarket 1.5 m² 200 1.5 m² x 200 150 m²
Pos jaga 12 m² 2 12 m² x 2 24 m²
82

Ruang Serbaguna/Aula 1,2 m² 300 1,2 m² x 300 360 m²


ATM Center 1.5 m² 50 1.5 m² x 50 25 m²
Jumlah 865,5m²

Tabel 4.7. Besaran Ruang Kelompok Ruang Pelengkap


Sumber : Data Arsitek Edisi 2 dan Edisi 33
Jadi rekapitulasi besaran ruang Pusat Pertunjukan Seni di Makassar
dapat dilihat table di bawah ini.

Kelompok Jenis Ruang Besaran Ruang (m²)


Kelompok Ruang Pertunjukan 3.552,5 m²
Kelompok Ruang Administrasi Pengelola 695 m²
Kelompok Ruang Servis 641 m²
Kelompok ruang pembinaan/pendidikan
730 m²
dan keorganisasian
Kelompok Ruang Pelengkap 865,5 m²
Jumlah 6.483,5 m²

Tabel 4.8. Tabel Rekapitulasi Besaran Ruang


Sumber : analisa penulis
Adapun rumus untuk mendapatkan luas lahan yang dibutuhkan :
Ket :
a : Jumlah / total besaran ruang
b : Sirkulasi (30% x a )
c : Luas lahan keseluruhan (a+b)
Rumus : a + b = c
- 6.487,5 m² + (30% x 6.487,5 m²)
- 6.487,5 m² + 1.946,25 m² = 8.433,75 m²
Jadi luas lahan yang terbangun adalah 8.433,75 m²
83

Luas lahan yang ada = 7500 m2

60 : 40
OS : BC
4500m2 3000m2

8.433,75 𝐴
BC = =
3000 𝐴1
B = 2,811 Lantai
= 3 Lantai
Jadi jumlah lantai untuk gedung pusat pertunjukan seni yaitu
= 3 Lantai
3. Penentuan organisasi ruang
a. Pola ruang
1) Memberikan kemudahan, kecepatan dan kelancaran sirkulasi baik
ke dalam maupun ke luar bangunan.
2) Kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam bangunan umumnya
membentuk ruang-ruang yang berhubungan dan berkaitan satu
sama lain secara fungsional.
b. Hubungan ruang
Agar tercipta fungsi pelayanan yang baik, maka dasar
pertimbangan dalam penetuan hubungan ruang adalah :
1) Kesamaan fungsi
2) Arah pencapaian ruang
3) Konstinuitas / eksistensi kegiatan
4) Hubungan saling menunjang
5) Kemudahan pengontrolan
6) Kelancaran operasional
7) Kecepatan dalam pelayanan
Berikut adalah skema hubungan ruang :
1) Kelompok ruang pementasan
84

Gambar 4.16. Hubungan Ruang (Kelompok Ruang Pementasan


Sumber : Penulis

2) Kelompok ruang administrasi pengelola

Gambar 4.17. Hubungan Ruang (Kelompok R. Administrasi Pengelola)


Sumber : Penulis

3) Kelompok ruang service

Gambar 4.18. Hubungan Ruang (Kelompok Ruang Service)


Sumber : Penulis
85

4) Kelompok ruang pembinaan / pendidikan dan keorganisasian

Gambar 4.19. Hubungan Ruang (Kelompok


Ruang Pembinaan / Pendidikan dan Keorganisasian)
Sumber : Penulis

5) Kelompok ruang penunjang

Gambar 4.20. Hubungan Ruang (Kelompok Ruang Penunjang)


Sumber : Penulis

4. Pendekatan bentuk bangunan


Mengambil salah satu alat musik tradisional makassar yaitu
kacaping dan gesok-gesok.

Gambar 4.21. Kacaping


Sumber : alat musik tradisional makassar
86

Gambar 4.22. Gesok-gesok


Sumber : Alat musik tradisional makassar

5. Sistem struktur
a. Persyaratan struktur
Persyaratan struktur yang berpengaruh dalam penentuan penggunaan
sistem stuktur dan konstruksi yaitu :
1) Keseimbangan, agar massa tidak bergerak
2) Kestabilan, agar bangunan tidak goyah akibat beban gempa dan
gaya angin
3) Kekuatan seluruh struktur merata dalam menerima beban,sehingga
tidak terjadi penurunan secara insidentil
4) Fungsional dan ekonomis
5) Dari estetika, struktur merupakan ekspresi arsitektur yang serasi
b. Bagian-bagian struktur bangunan
1) Sub struktur
Berfungsi untuk meletakkan badan bangunan serta untuk memikul
beban yang dipikul, jenis pondasi yang umu digunakan yaitu :
a) Pondasi garis
Jenis pondasi ini biasanya digunakan pada bangunan yang
memiliki system konstruksi yang sederhana, seperti rumah
tinggal, pagar, dan sebagainya.
87

Gambar 4.23. Pondasi Garis


Sumber :Google.com

b) Pondasi poer plat


Pondasi beton bertulang yang terletak pada lapisan
pendukung yang terbenam kedalam tanah.Pondasi jenis ini juga
biasanya digunakan pada bangunan berlantai tetapi pada kondisi
tanah yang agak keras.

Gambar 4.24. Pondasi Poer Plat


Sumber :Google.com
88

c) Pondasi rakit
Pondasi rakit adalah berupa plat beton bertulang yang luas,
berfungsi untuk mengantari dari satu kolom atau beberapa
kolom dengan tanah dasar. Pondasi ini dapat menopang gedung
bertingkat banyak, tendon air minyak, mesin, peralatan industry,
dan bangunan berat lainnya.Terutama memiliki luasan besar.
Jenis-jenis pondasi rakit :
(1) Plat rata
(2) Plat dengan petebalan dibawah kolom
(3) Plat dengan balok pengaku duah arah
(4) Plat dengan kolom pendek
(5) Plat dengan struktur seluler

Gambar 4.25. Jenis Pondasi Rakit


(a) Plat rata (b) Plat dengan petebalan dibawa kolam (c) Plat
dengan balok pengaku dua arah (d) Plat datar dengan kolom
pendek (e) Plat dengan struktur seluler
Sumber :Google.com

2) Super struktur
Sturktur bagian badan bangunan yaitu stuktur yang berada dibagian
atas pondasi, sruktur ini terdiri atas dua bagian yaitu :
a) Struktur vertical
89

Struktur vertical merupakan bagian struktur yang


menyalurkan gaya berat bangunan (pengaruh grafitasi bumi)
kedalam tanah. Sistem struktur vertikal yang biasa digunakan
pada bangunan bertingkat yaitu struktur rangka (frame).
Struktur rangka yang dimaksut yaitu sistem struktur yang
dibentuk oleh struktur vertikal berupa kolom-kolom dan struktur
horizontal berupa balok dan plat lantai, dimana yang satu
dengan yang lain saling mengikat sehingga membentuk struktur
yang kaku.
Struktur ini cukup aman dalam menahan gaya gempa,
angin, dan berat sendiri, bahan yang biasa digunakan adalah
beton. Untuk bangunan dengan jumlah lantai lebih dari 30
lantai, dapat digunakan rangka baja yang dapat dikatakan lebih
ekonomis dalam penggunaannya.

Gambar 4.26. Struktur Rangka (Frame)


Sumber :Google.com

b) Struktur horizontal
Sistem struktur ini terdiri dari komponen-komponen
horizontal, yaitu balok dan plat lantai. Sistem struktur horizontal
yang biasa dipakai pada bangunan bertingkat yaitu :
(1) Sistem slab
Sistem ini mempunyai kemampuan luas plat lantai
terbatas dan jika terlalu luas perlu balok anak. Lantai
90

didukung pada empat sisinya balok-balok yang


menghubungkan balok-balok portal.

Gambar 4.27. Sistem Slap


Sumber :Google.com

(2) Sistem balok induk dan balok anak


Pada sistem ini terdapat balok induk yang mampu
menumpu pada kolom dan balok anak yang mampu pada
balok induk.Sistem ini dapat terdiri dari balok anak pada satu
arah dan balok anak pada kedua arahnya.
Pada sistem balok anak satu arah plat lantai mempunyai
kekuatan pada satu arah, sedang pada plat lantai dua arah
mempunyai kekakuan dua arah. Pada sistem ini
memungkinkan plat-plat lantai mempunyai luas yang agak
besar.Sistem ini mudah dalam pelaksanaan.

Gambar 4.28. Sistem Balok Induk dan Balok Anak


Sumber :Google.com

3) Upper struktur
Fungsi dari upper struktur yaitu sebagai penutup bangunan
91

pada bagian atas dengan cara menutupinya dengan material yang


ada serta disesuaikan dengan penampilann fisik bangunan. Untuk
menentukan sistem struktur penutup yang sesuai dengan fungsi dan
bentuk bangunan perlu diperhatikan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut :
a) Mewujudkan penampilan fisik bangunan dan persyaratan
bangunan yang diinginkan
b) Memiliki kekuatan dan kestabilan sambungan stuktur vertikal
c) Efektif dan efisien dalam pelaksanaan
d) Memenuhi bentangan struktur yang retalif besar
e) Fleksibel dalam bentuk bangunan
f) Material yang digunakan efektif dan tahan terhadap perubahan
cuaca
Adapaun sistem struktur yang digunakan yaitu pada bagian
atap ini yaitu sistem struktur rangka ruang (space frame) dan
struktur cangkang.
a) Struktur rangka ruang (space frame)
Struktur rangka ruang dikembangkan dari sistem struktur
rangka batang dengan penambahan rangka batang kea rah tiga
dimensinya. Struktur rangka ruang adalah komposisi dari
batang-batang yang masing-masing berdiri sendiri, memikul
gaya tekan atau gaya tarik yang sentries dan dikaitkan satu sama
lain dengan sistem tiga dimensi atau ruang. Bentuk rangka ruang
dikembangkan dari pola grid dua lapis (double-layer grid),
dengan batang - batang yang menghubungkan titik-titik grid
secara tiga dimensional. Elemen dasar pembentuk struktur
rangka ini adalah :
(1) Rangka batang bidang
(2) Pyramid dengan dasar segiempat pembentuk octahedron
(3) Pyramid dengan dasar segitiga membentuk tetrahedron
92

Gambar 4.29. Elemen Dasar Pembentuk Sistem Rangka Ruang


Sumber :Google.com

Ada beberapa sistem rangka ruang, yaitu :


(a) Sistem mannesmann
Dengan menggunakan pipa-pipa bulat dan sama
besar, panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan dan
penghubungan dengan pipa-pipa yang lain pada arah yang
dibutuhkan. Sangat variabelnya dalam pemakaian, sesuai
dengan maksud yang dibutuhkan. Kekurangan dari system
ini antara lain terbatasnya gaya dukung dari pipa-pipa di
bagian sambungan. Kelemahan statiknya ialah bahwa
hubungannya eksentrik sehingga menimbulkan momen
tambahan.
(b) Sistem mero
Sedikit variasi dalam panjangnya batang yang
dihubungkan dengan sekrup pada suatu simpul yang
khusus dan dihubungkannya garis-garis as berternu pada
satu titik. Setiap simpul hanya memungkinkan kedelapan
belas buah batang yang saling menumpu tegak lurus dan
batang-batang yang di antaranya yang bersudut 45°.
Struktur yang terjadi berbentuk geometris yang disiplin.
Kombinasi-kombinasi yang menarik kadang-kadang dapat
disaksikan pada bangunan pameran. Secara statika
kemungkinan-kemungkinan terbatas, juga pada satu
simpul batang yang dapat disambungkan. Batas
93

kemampuan mendukung ditentukan oleh gaya dukung


maksimum dari momen-momen batang.

Gambar 4.30. Sistem Mannesmann dan Sistem Mero


Sumber :Google.com

(c) Sistem unistrud


Berbentuk sebagai gelagar yang batang-batangnya
rnengarah ke banyak jurusan dan mempunyai tinggi
konstruksi 1 meter. Simpul dibuat dari lempengan pelat
yang dibentuk menurut arah batang yang disekrupkan
padanya. Kemungkinan mendukung dari sistem dihitung
secara empiris. Dapat dicapai daya muat kira-kira 300
kg/m- pada ukuran jarak kolom 12,5 m X 12,5 m. Suatu
pembesaran ruang menjadi 15 m X 15 m masih mungkin
dilakukan. Cara empiris menunjukkan sukarnya
mengadakan perhitungan secara analitis, dan bentuk
kolom yang membesar pada ujung atas membuktikan
sukarnya mengumpulkan gaya itu pada ujung-ujungnya.
Pengecilan pada bagian bawah kolom meminta syarat-
syarat yang, tinggi dari batang. Beberapa contoh disain
yang memakai sistem-sistem tadi telah dibuat. Mies v.d.
Rohe telah membuat colliseum di Chicago tahun 1953
dengan memakai prinsip yang sama seperti unistrud.
94

Tinggi konstruksi 9 meter dan tinggi seluruh bangunan


36,5 meter sedangkan luasnya 220 m2. Sistem unistrud
dipakai hanya untuk ukuran-ukuran yang sangat besar

Gambar 4.31. Sistem Unistrud


Sumber :Google.com

(d) Sistem tekenaka


Baja pelat dengan potongan bujur sangkar dan persegi
panjang dihubungkan dengan baut-baut mutu tinggi.
Batang-batang pada bidang atas menerima gaya tekan,
diagonal-diagonal memikul tekan dan batang-batang pada
bidang bawah menerima gaya tarik. Dalam struktur ruang
teknik finishing yang makin kompleks mengharuskan
adanya bidang atas dan plafon, karena ruang konstruksi
sangat tidak menguntungkan sebagai penampung debu.
Tetapi sebagai struktur yang tertutup akan kurang
mengesankan. Keuntungan rangka ruang terletak
sebagaimana pada tulang manusia, kemampuannya
menyesuaikan pada bermacam-macam gaya yang timbul
dari berbagai arah. Satu keharusan untuk memikul gaya
yang lebih besar dengan mudah dapat ditampung dengan
banyak sistem yang mempunyai cara dengan daya dukung.
Maka rangka ruang tidak cocok-untuk membangun tingkat
tinggi karena ukuran lantai dan besarnya gaya sudah
95

ditentukan secara teratur. Di samping keuntungan-


keuntungan, struktur rangka ruang mempunyai kerugian-
kerugian yang merupakan dasar dari persoalan-
persoalannya.
Geometri dari kubah atau lengkung dua arah, harus
ditentukan dengan mesin hitting tanpa usaha yang
kelebihan yang dapat dikuasai, sehingga mudah
dilaksanakan pembuatan dan montase yang membutuhkan
ketepatan tinggi. Persyaratan statistik dari semua batang
dari rangka ruang, harus dapat ditentukan secara
perhitungan.

Gambar 4.32. Sistem Tekenaka


Sumber :Google.com

b) Struktur cangkang
Struktur dan konstruksi tulangan struktur cangkang :
(1) Struktur cangkang harus diberi tulangan yang berfungsi untuk
menahan tegangan tarik yang timbul dari aksi shell, menahan
tarik akibat lentur dan momen puntir, mengontrol retak susut
dan retak suhu dan sebagai tulangan khusus pada daerah
batas tepi cangkang,pada daerah/bidang yang dibebani dan
pada daerah di sekitar bukaan cangkang.
96

(2) Tulangan tarik harus dipasang dalam dua arah atau lebih di
seluruh bagian cangkang,dan harus diproporsikan sedemikian
hingga tahanannya di sembarang arah sama dengan atau lebih
besar daripada komponen gaya-gaya dalam yang bekerja
pada arah tersebut.
(3) Luas tulangan cangkang pada sebarang penampang yang
diukur dalam dua arah yang saling tegak lurus tidak boleh
kurang daripada luas tulangan susut atau tulangan suhu yang
disyaratkan.
(4) Tulangan untuk geser dan momen lentur terhadap sumbu-
sumbu dalam bidang cangkang harus dihitung
(5) Luas tulangan tarik pada cangkang harus dibatasi sedemikian
hingga tulangan tersebut akan leleh terlebih dahulu sebelum
terjadinya keruntuhan tekan pada beton atau keruntuhan
tekuk pada cangkang.
(6) Bila mudah dilaksanakan, tulangan shell dalam daerah yang
tegangan tariknya tinggi harus dipasang pada arah gaya tarik
utama. Bila arah tulangan bervariasi lebih besar daripada 100
dari arah gaya shell tarik utama, maka jumlah tulangan harus
dievaluasi dan kemungkinan harus ditingkatkan untuk
membatasi lebar retak yang mungkin terjadi pada kondisi
beban kerja.
(7) Bila tegangan shell tarik utama pada seluruh permukaan
cangkang sangat bervariasi besarnya maka tulangan yang
menahan tarikan total boleh dikonsentrasikan dalam daerah
tegangan tarik terbesar asalkan dapat dibuktikan bahwa hal
ini memberikan dasar yang aman untuk perencanaan.
Walaupun demikian, rasio luas tulangan cangkang, yang
didasarkan pada ketebalan total cangkang, di sebarang zona
tarik tidak boleh kurang daripada 0,003 5.
97

(8) Tulangan yang diperlukan untuk menahan momen lentur


cangkang harus diproporsikan terhadap aksi serentak dari
gaya-gaya aksial shell pada lokasi yang sama. Bila untuk
menahan momen lentur hanya diperlukan tulangan cangkang
pada satu muka, maka jumlah tulangan yang sama harus
dipasang di dekat kedua muka cangkang tersebut walau pun
analisis tidak memperlihatkan kemungkinan berbaliknya arah
momen lentur pada penampang yang ditinjau.

Gambar 4.33. Rangka Struktur Cangkang


Sumber :Google.com

(9) Spasi tulangan cangkang dalam segala arah tidak boleh


melebihi 500 mm atau pun lima kali ketebalan cangkang.
Bila tegangan tarik shell utama yang bekerja pada luas bruto
beton melampaui ' c f / φ maka spasi tulangan tidak boleh
melebihi tiga kali ketebalan cangkang.
(10) Tulangan cangkang pada pertemuan cangkang dan komponen
pendukung atau komponen tepi harus diangkurkan ke dalam
atau diteruskan melalui komponen struktur tersebut sesuai
dengan ketentuan pasal 14, kecuali bahwa dalam hal ini
panjang penyaluran minimumnya harus sama dengan 1,2 Ld
tetapi tidak kurang dari 500 mm.
(11) Panjang penyaluran tulangan cangkang pada sambungan
lewatan haruslah 1,2 kali nilai yang ditentukan oleh pasal 14
98

dan tidak kurang daripada 500 mm. Jumlah sambungan


lewatan pada tulangan tarik utama harus diupayakan
seminimum mungkin. Bila diperlukan sambungan lewatan,
sambungan tersebut harus dipasang berselang sekurang-
kurangnya sejarak Lddan jumlah tulangan yang disambung
pada sebarang penampang tidak melebihi sepertiga jumlah
tulangan total di penampang tersebut.
6. Penentuan utilitas bangunan
a. Sistem mekanikal elektrikal
Sumber aliran listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN) yang didistribusikan keseluruh bangunan. Sebagai cadangan
dipakai sumber tenaga dari genset yang ditempatkan pada ruang
mekanikal. Genset akan bekerja secara otomatis apabila listrik
padam.

Gambar 4.34. Sistem Elektrikal


Sumber : Penulis

b. Air bersih
Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan
dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan
air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem
ini meliputi unsur sistem perpipaan dan perlengkapannya,
penyaluran air dari PDAM masuk bak penampungan air dan
kemudian didistribusikan ke dalam bangunan
99

Gambar 4.35. Utilitas Air Bersih


Sumber : Penulis
c. Air kotor
Sistem pembuangan Air Buangan, merupakan sistem instalasi
untuk mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter
maupun hasil buangan dapur. Sistem pembuangan Air Buangan
dibedakan berdasarkan cara pembuangannya :
1) Sistem pembuangan air campuran, yaitu sistem pembuangan
dimana air kotor dan air bekas dialirkan kedalam satu saluran /
pipa.
2) Sistem pembuangan air terpisah, yaitu sistem pembuangan
dimana air kotor dan air bekas masing-masing dialirkan secara
terpisah atau menggunakan pipa yang berlainan.
Sebelum air buangan dari peralatan saniter maupun dari
buangan dapur di buang kesaluran umum / kota maka harus
dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan Sewage Treatment
Plant (STP), sehingga memenuhi ambang baku yang dipersyaratkan.
hal yang perlu diperhatikan dalam pembuangan air kotor hanyalah
kelancaran keluar dari tapak dan jaminan tidak akan menimbulkan
dampak bagi lingkungan sekitarnya.

Gambar 4.36. Utilitas Air Kotor


Sumber : Penulis
100

d. Sistem pembuangan sampah


Untuk menanggulangi masalah sampah, perlu dilakukan beberapa
hal:
1) Menyediakan tempat sampah pada tempat-tempat umum serta
mudah dibersihkan.
2) Menyediakan bak sampah khusus menurut jenisnya (basah,
berbau dan kering)
Untuk pengangkutan sampah yang akan dibuang dengan melakukan:
1) Pengangkutan dari keranjang sampah ke bak penampung sampah.
2) Pengangkutan penampungan sampah oleh dinas kebersihan ke
tempat pembuangan akhir.

Bangunan Sampah Sampah Mobil


Bangunan Kering Basah
Bangunan Bangunan
Gambar 4.37. Sistem Utilitas
Pembuangan Sampah
Sumber : Penulis

7. Sistem keamanan
a. Sistem pencegah kebakaran
Pada bangunan dapat digunakan lima sistem penanggulangan
terhadap kebakaran berupa :
1) Smoke detector
101

Gambar 4.38. Alat Smoke Detector


Sumber : Google.com

Mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarm bila


terjadi asap di ruang tempat alat tersebut dipasang.
2) Sprinkler

Gambar 4.39. Alat Sprinkler


Sumber : Google.com

Alat ini akan bekerja apabila suhu mencapai 60-70oC. Penutup


kaca pada sprinkler akan pecah dan menyamburkan air dengan
daya jangkau sekitar 1,5 meter. Jarak antara dua sprinkler head
biasanya 4 m di dalam ruangan dan 6 m di dalam koridor.
3) Hidrant

Gambar 4.40. Alat Hydrant


Sumber : Google.com
102

Hidrant adalah suatu alat untuk memadamkan api saat terjadi


kebakaran dengan menggunakan alat baku air.
4) Flame detector
Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan
cara menangkap sinar ultraviolet yang dipancarkan nyala api
tersebut.

Gambar 4.41. Alat Flame Detector


Sumber : Google.com
5) Fire extinguisher

Gambar 4.42. Alat Fire Extinguisher


Sumber : Google.com

Berupa tabung yang berisi zat kimia dengan tiga jenis bahan
pemadam yaitu : Jenis padat(Berisi bubuk kimia), jenis gas (berisi
gas co2 dan gas BCF) dan jenis cair/busa yang kurang
menguntungkan karena menghantarkan listrik. Tabung ini diletakkan
setiap 20-25 m dengan jarak jangkauan seluas 200-250cm.
103

b. Sistem keamanan bangunan


Sistem pengaman ini merupakan pengamanan terhadap bahaya
kriminal yang mungkin terjadi pada area di sekitar bangunan / dalam
bangunan. Dilakukan dengan cara:
1) Meletakkan gardu jaga pada tempat tertentu yang di anggap perlu.
2) Membuat pagar pengamanan pada batas tapak.
3) menggunakan CCTV.
8. Sistem pencahayaan
a. Sistem pencahayaan alami
Kebutuhan pencahayaan rata-rata dalam ruangan adalah 300-500 lux,
sedangkan potensi optimum cahaya langit global, mulai dari langi berawan
hingga langit cerah berkisar 20.000-100.000 lux
b. Sistem pencahayaan buatan
Seluruh fungsi penerangan buatan dapat diwujudkan dalam bentuk
spesifikasi jenis lampu, antara lain:
1) Spot light, dengan sinar langsung dan terarah dan dapat berputar
ke segala arah. Spot Light terdiri atas freshner light yang
fungsinya sebagai pencahayaan di atas penonton

Gambar 4.43. Spot Light


Sumber : Google.com
104

2) Foot light, lampu biasa untuk menghilangkan baying-bayang


pemain di bawahnya. Introduksi sebelum layar dibuka dan
sebelum lampu spot dibuka.

Gambar 4.44. Foot Light


Sumber : Google.com

3) House light, adalah lampu diseluruh ruang pergelaran, kecuali


lampu darurat dan dikontrol melalu switchboard. Lampu ini
dipasang sebelum pertunjukan mulai

Gambar 4.45. House Light


Sumber : Google.com

4) Work light, lampu penerang panggung yang dipasang saat bekerja


mempersiapkan dekor panggung
105

Gambar 4.46. Work Light


Sumber : Google.com

5) Emergency light, adalah lampu darurat yang memberi tanda


sepanjang jalur sirkulasi dan pintu darurat

Gambar 4.47. Emergency Light


Sumber : Google.com

6) Laser beam (sinar laser), lebih berfungsi sebagai estetika daripada


sebagai penerangan. Konser sinar laser sangat mungkin dilakukan
di dalam dan di luar dengan efek yang spektakuler
106

Gambar 4.48. Laser Beam


Sumber : Google.com

9. Sistem penghawaan
Suhu yang nyaman dan optimum untuk suatu ruangan antara 18oC-
25oC. Suhu yang sesuai sangat berpengaruh terhadap kenyaman
pengguna ruang. Macam penghawaan ruangan yaitu :
a. Alami
Diterapkan pada arena olahraga, tribun, dan hampir pada seluruh
ruang yang tidak menuntut kenyamanan tinggi. Penghawaan pada
arena olahraga diatur agar bukaan tidak terlalu lebar sehingga
mengganggu permainan.
b. Buatan
Dengan bantuan AC di pakai pada ruang-ruang kantor pengelola dan
staf, ruang operator serta ruang medis.
10. Sistem Akustik
a. System Akustik Ruang Pertunjukan
Persyaratan kondisi pendengar yang baik dalam suatu ruang
pertunjukan.
1) Harus ada kekerasan (loudness) yang cukup dalam tiap bagian
ruang pertunjukan terutama di tempat-tempat duduk yang jauh.
107

2) Energy bunyi harus didistribusikan secaraa merata (terdifusi)


dalam ruang.
3) Ruang harus bebas dari cacat-cacat akustik seperti gema,
pemantulan yang berkepanjangan, gaung, distorsi, bayangan
bunyi, dan resonansi ruang.
Adapun rancangan system akustik pada ruang pertunjukan adalah
sebagai berikut.
1) Ruang pertunjukan harus dibentuk agar penonton sedekat
mungkin dengan sumber bunyi, dengan demikian mengurangi
jarak yang harus ditempuh bunyi.
2) Lantai penonton harus dibuat cukup landai atau miring karena
bunyi lebih mudah diserap bila merambat melawati penonton
dengan sudut dating miring.
3) Sumber bunyi harus dikelilingi oleh permukaan-permukaan
pemantul bunyi (plester, gypsum, dan lain-lain) yang besar dan
banyak untuk memberikan energy bunyi pantul tambahan pada
tiap bagian daerah penonton terutama tempat duduk yang jauh.
4) Perencanaan bentuk ruang yang tidak memungkinkan adanya
gema yang berulang-ulang, yaitu dengan penempatan bahan
penyerap pada dinding yang berhadapan langsung dengan sumber
bunyi, serta memiringkan dinding belakang sehingga
menghasilkan pemantulan yang baik.
5) Pemilihan material dan system konstruksi elemen ruang,
dilakukan pada plafond, dinding, dan lantai yang mampu
menyerap kebisingan, baik yang bersifat difusi (pembauran
bunyi) maupun difraksi (pemantulan bunyi).
Adapun penentuan untuk bahan akustik yaitu :
1) Tidak menimbulkan cacat akustik pada ruang seperti gema dan
gaung. Hal ini diselesaikan dengan menempatkan bahan penyerap
pada dinding belakang.
108

2) Material yang dapat berfungsi sebagai penyerap bunyi, maupun


pemantul bunyi harus ditempatkan pada lokasi yang tepat. Bahan
penyerap sebaiknya tidak dipasang pada langit- langit yang
berdekatan dengan sumber suara, sebab daerah itu efektif bagi
pemantulan bunyi, sehingga pada daerah tersebut sebaiknya
dipasang bahan pemantul bunyi. Namun apabila luas permukaan
ruang tidak cukup untuk lapisan akustik konvensional makan
penyerap ruang dapat ditambahkan dengan bahan penyerap
gantung pada langit- langit sebagai unti individual. Namun sedapat
mungkin tidak ditempatkan dekat sumber bunyi yaitu daerah
pemantul.
3) Adapun material pemantul harus terbuat dari bahan yang keras
seperti kayu, ubin, logam, dan lain-lain, perletakannya diatas
sumber bunyi dengan permukaan cembung sehingga dapat
menyebarkan bunyi dan permukaan cekung pada bagian belakang
untuk memudahkan pengumpulan/pemusatan bunyi. Sedangkan
bahan penyerap terbuat dari bahan berpori lunak seperti karpet,
kain, resonator rongga, resonator celah dan lain-lain diletakkan
pada dinding dan lantai. Bahan penyerap dan pemantul bunyi yang
diletakkan bergantian pada dinding sangat baik untuk membantu
difusi/penyebaran bunyi, selain itu dinding yang ddibuat bergerigi
dapat membantu difusi bunyi.
b. Sistem Akustik Studio Musik dan Studio Rekaman
Hal-hal yang perlu ddiperhatikan dalam rancangan akustik untuk
ruang kelas atau ruang studio latihan musik adalah
1) Luas lantai, tinggi ruang, bentuk ruang dan volume yang sesuai
harus disediakan untuk memperoleh dengung difusi
keseimbangan dan keterpaduan yang tepat.
2) Jumlah bahan-bahan penyerap bunyi yang banyak harus
digunakan untuk membuat ruang-ruang ini cukup mati sehingga
109

daya akustik yang berlebihan yang ditimbulkan oleh masing-


masing instrument dapat diredam.
3) Transmisi bunyi yang tidak diinginkan antara ruang-ruang yang
digunakan secara serentak harus ddireduksi sampai suatu
minimum yang absolut.
4) Kesejajaran antara permukaan yang berhadapan harus dihindari
paling sedikit dua dinding yang berdampingan harus diberi
bahan penyerap bunyi seluruhnya sampai kedasarnya demikian
pula dengan sebagian besar atau seluruhnya pada langit-langit.

Gambar 4.49. Alat Pengeras Suara


Sumber : Google.com
5) Karena ketinggian ruang-ruang ini selalu kurang cukup maka
disarankan agar tidak menggunakan langit-langit gantung.
6) bawah konstruksi lantai diatas dibiarkan telanjang dan diatur
secara akustik untuk menyediakan insulasi bunyi yang cukup
terhadap bising dari atas tanpa langit-langit gantung Keberadaan
ruang pengunci suara (sound locki) atau koridor pengisolasi bunyi
(sound isolating corridor) adalah mutlak. Guna menghindari
transmisi bising ke dalam ruanng lewat keluar masuknya manusia
dan barang. Bentuk fisik dalam tiap- tiap ruang juga akan
menunjang system akustiknya.

Anda mungkin juga menyukai