Anda di halaman 1dari 5

Jurnaal Natural

Vol. 11, No. 2, 20


011

TH
HE EFFEC
CT OF STORAG
S GE TIMEE ON TO
OTAL OF
F FUNGII
IN KAN
NJI PED
DAH

Resmila Dewi, Rissa Nursantyy, Cut Yulvizzar

Juruusan Biologi, Fakultas Maatematika dan Ilmu Pengetaahuan Alam


Universitas Syiah Kuuala, Darussallam,Banda Aceh
Email: resm
miladewi@yahhoo.com

Abstractt. The research was conducted d to determine the quality of the kanji pedaah by counting total number and a
percentaage of Aspergilllus flavus and Aspergillus nigger. It had beeen done since March M from to October 2010 in
Microbio ology Laboratorry of Biology Deepartement FMIP PA Unsyiah. Kaanji pedah as the sample was taken from Meunassah
Mesjid Syamtalira
S villagge, Aron Subs-district of North A
Aceh. This reseaarch used samplee from variety sttorage time grouups
range 3--7 days; 5-7 monnths; 9-12 montths; and 15-18 m months. Data weere analyzed in ddescriptive and compared
c with the
t
quality standard
s from Directorate
D Generral of National AAgency of Drug g and Food Conttrol (Dirjen BPO OM RI). The ressult
showed the entire samplle had fungi with h ranged 1.45-633.7x102. The am mount of fungi exxceeds the qualitty standard alreaady
establishhed by the Natioonal Agency of Drug
D and Food Control No. 050 018/KBPOM/20001: 50 colony/gg. Also Aspergilllus
flavus was
w found with raange from 3%-277% meanwhile A Aspergillus nigerr was found withh range from 21,1%-40,9%.

Keywordds: Kanji pedah,, Aspergillus flavvus,and Aspergilllus niger and vaariety storage tim
me

I. PEN
NDAHULUA
AN Selam
ma ini ada sebbagian dari masyarakat
m Acceh
memilliki kebiasaann mengkonsum msi kanji peddah
Kanji pedah merrupakan makkanan spesifik yang disimpan dalaam rentang waktuw 1 samppai
masyaraakat Aceh yang y diramu khusus unttuk dengann 2 tahun. Mengingat bahaya yaang
disajikaan pada bulan suci Ramadhan. Makanan ini disebaabkan oleh kapang, maaka diperlukkan
sejenis bubur yang bahannya meruupakan campurran peneliitian untuk mmengetahui seerangan kapan ang
beras, jagung, kacan ng hijau dan rempah-remppah terhaddap kanji pedahh yang disimppan dalam wakktu
lainnyaa. Masyarakat berpendapat bahwa makannan yang lama. Hal inii untuk mendduga daya tahhan
tersebutt memiliki khasiat
k bagi kesehatan
k unttuk simpann kanji pedahh dan juga un ntuk mengetahhui
meninggkatkan stamiina tubuh seetelah berpuaasa layak atau tidaknyaa kanji pedahh tersebut unttuk
sehariann[1]. Ramuan kanji biasanyaa disimpan dalaam dikonssumsi.
jangka waktu lama olleh masyarakatt, berkisar antaara
1 hinggga 2 tahun. Akkibat lamanya penyimpanan ini Peneliitian ini bertujuuan untuk menngetahui kualittas
dapat memungkinkan
m n terjadinya kontaminasi
k olleh kanji pedah seccara mikrobbiologi denggan
mikrobaa seperti kappang. Kapang g yang terdappat menghhitung total kapang seerta persentaase
dalam bahan pangan n dapat menggubah cita raasa Asperg gillus flavus dan Aspergilllus niger yaang
makanaan, perubahan warna, bau apek,a penurunnan terdappat dalam kannji pedah. Pen nelitian ini juuga
kandun ngan nutrisi daan juga dapat bersifat patoggen diharaapkan dapat memberikan
m in
nformasi kepaada
pada manusia sehhingga dapatt menimbulkkan masyaarakat mengennai kualitas kaanji pedah serrta
penyakiit[2]. dapat menjadi bahaan pertimbangaan dalam prosses
penyimmpanan kanji pedah di tiingkat produssen
Pada umumnya kapang merrupakan jam mur maupuun konsumen.
multiseluler yang terrlihat seperti gumpalan
g kappas,
dapat berwarna attau tidak beerwarna. Unttuk
mengkllasifikasi dan mengidentifikkasi suatu jennis II. METODOLOG
M GI
kapang dapat dilakukkan secara makkroskopis denggan
melihatt warna kolooni dan secaara mikroskoppis Temppat dan Waktu u
dengan melihat bentuk vesikeel dan benttuk Peneliitian ini telah dilaksanakan di Laboratoriuum
permukkaan spora[3]. Adapun kapaang yang bersiifat Mikroobiologi Jurusan Bioologi Fakulttas
patogen
n diantaranya Aspergilluus flavus ddan Matemmatika dan Ilmu Pengeetahuan Alam m,
Aspergiillus niger. Kapang inii menghasilkkan Univeersitas Syiah K Kuala Banda Aceh,
A dari bullan
mikotokksin yang dapaat mengakibatkkan kanker[4]. Maret sampai bulan Oktober 2010..

74
The effect of storage time on total of fungi in Kanji Pedah
( Dewi R. et al.)
_____________________________________________________________________________________________________________

Sampel
Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah Uji Angka Kapang
bumbu (ramuan) kanji pedah yang lama a. Homogenisasi Sampel
penyimpanannya berkisar 3-7 hari, 5-7 bulan, 9-12 Secara aseptik ditimbang 2,5 g sampel dan
bulan, dan 15-18 bulan. Sampel berasal dari dimasukkan kedalam erlenmeyer yang telah berisi
masyarakat Desa Meunasah Mesjid Kecamatan 22,5 ml larutan PDF, dihomogenkan sehingga
Syamtali Aron, Kabupaten Aceh Utara. diperoleh suspensi dengan pengenceran 10-1.

Alat b. Pengenceran
Alat-alat yang digunakan adalah laminar, timbangan Dipipet 1 ml larutan dari pengenceran 10-1
(BOECO), gelas kimia, labu erlenmeyer, tabung dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9
reaksi serta raknya, penyumbat botol, pipet ukur, ml media PDF, dikocok homogen hingga diperoleh
gelas ukur, autoklaf, cawan petri, lampu bunsen, lup pengenceran 10-2.
inokulasi, pH meter, penangas (E. G. O), inkubator
(gallenkamp), oven (tested midi/4/ss), colony c. Inokulasi
counter (stuart scienttific), kaca obyek, kaca Masing-masing pengenceran (10-1 dan 10-2) dipipet
penutup, mikroskop cahaya (leybold) dan kamera 0,5 ml ke dalam cawan petri yang telah berisi
digital. media PDA yang telah ditambahkan
kloramfenikol, segera digoyangkan sambil diputar
Bahan hingga suspensi tersebar merata dan dibuat duplo.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Selanjutnya diinkubasi pada suhu 20°C – 25°C dan
media Pepton Dilution Fluid (PDF), Potato diamati pada hari ke-7.
Dextrose Agar (PDA), kloramfenikol, kapas,
alkohol 70% dan aquadest. d. Interpretasi Hasil
Jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung.
Prosedur Kerja Selanjutnya dihitung persentase dari A. flavus dan
A. niger dengan mengamati warna koloni pada
Sterilisasi Alat dan Bahan media agar.
1. Alat-Alat Gelas .
Perhitungan persentase = x 100%
Alat-alat gelas disterilkan dalam oven pada suhu
180°C selama 2 jam untuk disterilkan. e. Isolasi
Dilakukan isolasi A. flavus dan A. niger dengan
2. Bahan-Bahan metode slide culture (metode Riddel) untuk
Media dan larutan pengencer yang telah dibuat mengetahui bentuk morfologinya, yaitu: sepotong
sebelum digunakan dalam pengujian terlebih dahulu media PDA (6 mm x 6 mm x 2 mm) diletakkan
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121°C selama pada bagian tengah kaca obyek steril dan tiap
15 menit. sisinya diinokulasi dengan koloni kapang. Kaca
penutup steril diletakkan pada bagian atas
Pembuatan Media potongan agar. Kemudian dinokulasikan di dalam
(1). Media Pepton Dilution Fluid (PDF) cawan petri pada sepotong kertas saring lembab.
Sebanyak 25,5 g media PDF dimasukkan ke dalam Diamati pada hari ke-3 dengan menggunakan
erlenmeyer, kemudian ditambahkan 1 liter aquadest mikroskop untuk melihat bentuk vesikel, bentuk
dan dihomogenkan selama 30 detik. Selanjutnya permukaan spora dan konidiofor pada pembesaran
ditutup dengan penyumbat kapas dan disterilkan di 10x100 [5].
dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C.
Analisis Data
(2). Media Potato Dextrose Agar (PDA) Analisa data dilakukan secara deskriptif, jumlah
Sebanyak 39 g media PDA dimasukkan ke dalam koloni kapang yang diperoleh dari penelitian ini
erlenmeyer, kemudian ditambahkan 1 liter aquadest dihitung dan dibandingkan dengan ketentuan dari
dan dihomogenkan selama 30 detik. Lalu Dirjen BPOM RI No: 05018/KBPOM/2001
dipanaskan hingga mendidih. Selanjutnya ditutup tentang jumlah maksimum koloni kapang/gram
dengan penyumbat kapas dan disterilkan dalam sampel.
autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit.
Kemudian ditungkan ke dalam cawan petri.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
(3). Kloramfenikol Angka Kapang
Antibiotik kloramfenikol ditambahkan ke dalam
media Potato Dextrose Agar (PDA) berfungsi untuk Kanji Pedah diperoleh dari masyarakat Desa
menghambat pertumbuhan bakteri. Ditimbang Meunasah Mesjid Kecamatan Syamtali Aron,
serbuk kloramfenikol sebanyak 100 mg/ 1 liter.

75
The effect of storage time on total of fungi in Kanji Pedah
( Dewi R. et al.)
_____________________________________________________________________________________________________________

Kabupaten Aceh Utara. Kanji pedah dihitung perubahan nutrisi. Bahkan dapat menimbulkan
kandungan kapangnya dari berbagai waktu dampak keracunan.
penyimpanan. Proses inokulasi kapang dilakukan
memakai media PDA (Potato Dextrose Agar) yang Karakteristik Aspergillus flavus dan A. niger
ditambahkan kloramfenikol yang berfungsi untuk Secara makroskopis koloni kapang yang tumbuh
menghambat pertumbuhan bakteri. Media tumbuh terlihat berwarna hijau kekuningan yang
dengan pH 5,0 untuk mengurangi kemungkinan merupakan indikator adanya A. flavus. Selain itu
kontaminasi oleh bakteri. Hal ini juga didukung oleh juga tumbuh A. niger yang berwarna kecoklatan
[6] bahwa kapang lebih tahan terhadap pH suasana hingga hitam seperti yang terlihat pada gambar di
asam jika dibandingkan dengan bakteri. bawah ini.

Rata-rata total kapang pada kanji pedah yang


disimpan selama 3-7 hari, 5-7 bulan, 9-12 bulan dan
15-18 bulan masing-masing adalah 145 koloni/g,   1

3.240 koloni/g, 4.620 koloni/g, dan 6.370 koloni/g. 1

Tabel 1. Rata-rata total kapang pada kanji pedah


Lama Penyimpanan Kanji Total Kapang
  1
2
Pedah
3 – 7 hari 1,45 x 102 Gambar 1. Koloni kapang pada hari ke-7 pada
5 – 7 bulan 32,40 x 102 pengenceran 10-1. A. flavus(1) dan
9 – 12 bulan 46,20 x 102 A. niger (2).
15 – 18 bulan 63,70 x 102
Secara mikroskopis dengan menggunakan metode
Pada Tabel di atas terlihat bahwa semakin lama slide culture, A. flavus memiliki stuktur seperti:
penyimpanan kanji pedah maka jumlah kapang kepala konidia berbentuk bulat, hijau pucat dan
semakin meningkat. Hal ini didukung juga oleh berduri, memiliki pola merekah menjadi beberapa
pendapat [7] yang menyatakan bahwa peluang kolom. Konidiofor hialin, berdinding kasar dengan
kapang untuk mengkontaminasi makanan lebih vesikel semi bulat seperti yang terlihat pada
besar pada penyimpanan jangka lama dibandingkan Gambar dui bawah ini. Ini sesuai dengan
dengan jangka pendek. Hal tersebut disebabkan identifikasi yang diungkapkan oleh [14].
karena peningkatan suhu dan kelembaban di dalam
penyimpanan. Pada penelitian Djumbawan dan a
Kusmiati [8] menemukan adanya serangan kapang
yang tinggi pada tepung terigu yang berumur simpan
5 bulan dibandingkan yang berumur 1 bulan.
b
Dalam [9] diungkapkan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi kontaminasi kapang pada makanan
diantaranya sifat makanan itu sendiri yakni pH, c
d
kadar air, kandungan nutrisi, dan senyawa
antimikroba. Faktor pendukung lainnya adalah
kondisi asal lingkungan makanan diperoleh, kondisi e
pengolahan serta penyimpanannya. Menurut [10] Gambar 2. Morfologi A. flavus pada pembesaran
kondisi pengemasan bahan pangan pada saat 10 x 100. Konidia (a), fialid (b), metu-
penyimpanan sangat berpengaruh terhadap serangan la(c), vesikel (d), konidiofor (e).
mikroba. Hal ini juga didukung oleh penelitian [11]
bahwa cemaran kapang pada bubur bayi yang Secara makroskopis A. niger memiliki kepala
dikemas menggunakan kotak plastik lebih tinggi konidia berwarna hitam, berbentuk bulat,
(48%) dibandingkan yang dikemas menggunakan memiliki ornamentasi berupa tonjolan dan duri-
kaleng (23%). duri yang tidak beraturan, konidiofor berdinding
halus, berwana hialin kecoklatan, vesikula
Keseluruhan sampel kanji pedah memiliki total berbentuk bulat, fialid terbentuk pada metula,
kapang yang melebihi batas maksimum SNI yang metula berwarna coklat seperti yang terlihat pada
ditetapkan BPOM yakni 50 koloni/g. Sehingga kanji Gambar. Ini sesuai dengan identifikasi yang
pedah tersebut tidak aman untuk dikonsumsi. diungkapkan oleh [14].
Menurut [12, 13] keberadaan kapang pada makanan
akan menghasilkan enzim-enzim yang akan
menurunkan kualitas makanan akibat adanya

76
The effect of storage time on total of fungi in Kanji Pedah
( Dewi R. et al.)
_____________________________________________________________________________________________________________

Adapun rata-rata persentase A. niger dapat diamati


a pada tabel dibawah ini :
b
Tabel.3 Rata-rata persentase A. niger pada kanji
pedah
c Lama Penyimpanan Persentase A. niger
3 – 7 hari 34,2%
5 – 7 bulan 35,4%
d
9 – 12 bulan 40,9%
e 15 – 18 bulan 21,1%

Selain itu juga kemungkinan pertumbuhan A.


Gambar 3. Morfologi A. niger pada pembesaran flavus dapat dihambat oleh senyawa antimikroba
10 x100. Konidia (a), fialid (b), metu- yang berasal dari rempah-rempah yang menjadi
la(c), vesikel (d), konidiofor (e). bahan dasar dalam pembuatan kanji pedah.
Penelitian [19] menunjukkan bahwa ekstrak etanol
rimpang lengkuas (Alpinia galanga) dapat
Persentase Aspergillus flavus dan A. niger menghambat pertumbuhan spesies kapang patogen
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 sampel seperti A. flavus. Selain lengkuas, jahe juga diduga
kanji pedah semuanya terkontaminasi A. flavus . Hal mengandung senyawa antifungi yang dapat
ini seperti yang dinyatakan Duniaji et al. [15] bahwa menghambat petumbuhan A. flavus. Hal ini juga
A. flavus memiliki kemampuan invasif (menyerang didukung oleh penelitian [20] yang
secara sistemik). Faktor ini mengungkapkan adanya mengungkapkan bahwa, semakin tinggi kosentrasi
keberadaan A. flavus pada setiap sampel yang rebusan rimpang jahe (Zingiber officinalis) maka
diteliti. Adapun rata-rata persentase A. flavus dapat rata-rata persentase koloni A. flavus yang tumbuh
diamati pada tabel dibawah ini : semakin kecil. Pada penelitian [21] juga
mengungkapkan bahwa pertumbuhan A. flavus
Tabel.2 Rata-rata persentase A. flavus pada kanji dan produksi aflatoksin dapat dihambat pada
pedah konsentrasi ekstrak lada (Piper ningrum) 0,25%
Lama Penyimpanan Persentase A. flavus dan kunyit (Curcuma domestica) 1%. Bahkan pada
3 – 7 hari 27% konsentrasi ekstrak lada 1% kandungan aflatoksin
5 – 7 bulan 20% tidak terdeteksi.
9 – 12 bulan 3%
15 – 18 bulan 10%
KESIMPULAN
Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat infeksi A. 1. Total kapang pada kanji pedah semakin
flavus antara 3%-27% dan terlihat adanya penurunan meningkat seiring dengan lamanya waktu
seiring waktu penyimpanan. Persentase tertinggi penyimpanan.
terdapat pada umur simpan 3-7 hari (27%), 2. Rata-rata total kapang pada umur simpan 3-7
kemudian pada 5-7 bulan (20%) dan 15-18 bulan hari, 5-7 bulan, 9-12 bulan, dan 15-18 bulan
(10%). Sedangkan persentase yang terendah yaitu masing-masing adalah : 145 koloni/g, 3.240
terdapat pada umur simpan 9-12 bulan (3%). Hal ini koloni/g, 4.620 koloni/g dan 6.370 koloni/g.
sesuai dengan penelitian. [16] bahwa populasi A. 3. Infeksi Aspergillus flavus pada umur simpan
flavus pada kacang tanah menurun seiring waktu 3-7 hari, 5-7 bulan, 9-12 bulan dan 15-18
penyimpanan. Penurunan ini disebabkan karena bulan masing-masing adalah 27%, 5-7 bulan
keberadaan spesies kapang lain yang bersifat 20%, 3% dan 10%.
antagonis terhadap A. flavus. Menurut [17] A. niger 4. Infeksi Aspergillus niger pada umur simpan
merupakan salah satu kapang yang bersifat 3-7 hari, 5-7 bulan, 9-12 bulan dan 15-18
antagonis terhadap A. flavus. Hal ini juga didukung bulan masing-masing adalah 34,2%, 35,4%,
oleh penelitian [18] juga menunjukkan bahwa A. 40,9% dan 21,1%.
niger yang diperoleh dari hasil isolasi di areal
pertanaman kacang tanah dapat menghambat
pertumbuhan A. flavus sebesar 80% dan juga dapat UCAPAN TERIMA KASIH
menurunkan produksi aflatoksin. Sehingga Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan
kemungkinan terjadinya penurunan persentase A. dana dari program I-MHERE sehingga penelitian
flavus pada penelitian ini disebabkan oleh adanya ini dapat terlaksana dengan baik.
keberadaan A. niger. Pada penelitian ini ditemukan
keberadaan A. niger pada setiap sampel yang diteliti.

77
The effect of storage time on total of fungi in Kanji Pedah
( Dewi R. et al.)
_____________________________________________________________________________________________________________

REFERENSI 12. W. C. Frazier, and D. C. Westhorf, 1998,


Food Microbiology, 4th ed, Tata McGraw Hill
1. R. Juwita, 2004, Identifikasi Jenis Tumbuhan Publishing Company Limited, New York.
yang digunakan Sebagai Bahan Kanji Pedah,
Skripsi, FMIPA Universitas Syiah Kuala, Banda 13. F. G . Winarno, 1997, Kerusakan Pangan dan
Aceh. Cara Pencegahannya, Gramedia, Jakarta.

2. A, Yani, 2008, Infeksi cendawan pada biji kopi 14. I, Gandjar, R. A. Samson, K. Tweel-Vermulen,
selama proses pengolahan primer (Studi Kasus di A. Oetari dan I. Santoso, 2000, Pengenalan
Propinsi Bengkulu). Akta Agrosia. 11 (1), pp. Kapang Tropik Umum, Yayasan Obor
87-95. Indonesia, Jakarta.

3. R. P. Elliot, 1988, Microorganism in Food 1, 15. A. S. Duniaji, S. D. Nujotirta dan A. Nanang,


Their Significance and Methonds of 2002, Isolasi Aspergillus dan deteksi
Enumeration, 2nd ed, University of Toronto aflatoksin pada beberapa jenis makanan yang
Press. dipasarkan di Kota Denpasar, Tesis.
Universitas Udayana.
4. S, Hadiwiyoto dan Soehardi, 1980, Penanganan
Lepas Panen 1. Depdikbud. Direktorat 16. A. S. R. Putri, I. Retnowati, O. S. Dharmaputra
Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta. dan S. Ambarwati, 2002, Populasi
Aspergillus flavus dan kandungan aflatoksin
5. A. W. Gunawan, O. S. Dharmaputra, G. Rahayu, pada kacang tanah selama penyimpanan.
L. I. Sudirman, N. Sukarno dan S. Listiyowati. Agrijurnal. 2 (1) pp. 1-4.
2006, Cendawan Dalam Praktik Laboratorium,
IPB Press, Bogor. 17. D. Dwidjoseputroe, 2005, Dasar-Dasar
Mikrobiologi, Edisi Ke-16, Djambatan, Jakarta.
6. J. M. Ernest, L. Joseph, and E. A. Adelbergh,
1991, Medical Microbiology, Prentice Hall, 18. O. S. Dharmaputra, A. S. R. Putri, I. Retnowati
USA. dan S. Ambarwati, 2002, Antagonistic effect
of soil mycobiota on aflatoxin-foming
7. S. Fardiaz, 1988, Keamanan Pangan I, Jurusan Aspergillus flavus. Horticultural Science. 4
Teknologi Pangan & Gizi, IPB, Bogor. (2), pp. 5-10.

8. Djumbawan dan Kusmiati, 2004, Perubahan 19. N. S. Handjani dan T. Purwoko, 2008,
kualitas tepung terigu selama penyimpanan. Aktivitas ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia
Jurnal Teknol dan Industri Pangan. 8 (3) pp. galanga) terhadap pertumbuhan Aspergillus
33-37. flavus penghasil aflatoksin. Biodiversitas. 9
(3), pp. 161-164.
9. M. A. Wirakartakusumah, D. Hermanianto dan
N. Andarwulan, 1989, Prinsip Teknik Pangan, 20. A. H. Lestari, 2007, Efek Antifungi Rebusan
Raja Grafindo Persada, Jakarta. Rimpang Jahe (Zingiber officinalis) terhadap
Pertumbuhan Aspergillus flavus. Skripsi.
10. R. Auliana, 2001, Gizi dan Pengolahan Pangan, IPB, Bogor.
Adicita, Yogyakarta.
21. I. Retnowati, O. S. Dharmaputra, H. Susilo dan
11. R. B. Helmiyesi, Hastuti dan E. Prihastanti, H. Affandi, 1999, Keefektifan penghambatan
2004, Pengaruh kondisi simpan bubur bayi ekstrak lada dan kunyit terhadap
yang diperdagangkan dibeberapa supermarket pertumbuhan Aspergillus flavus dan produksi
Daerah Yogyakarta. Abstrak. aflatoksin. Buletin Teknologi dan Industri
Pangan. 11 (2), pp. 210-220.

78

Anda mungkin juga menyukai