Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Quality Control Terhadap Tingkat Kerusakan

116 Produk (Edy


Jurnal Ilmu-Ilmu SosialPurnomo) 116
Vol.6 No.2 Oktober 2006 : 116-121

PENGARUH QUALITY CONTROL TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK


PADA PT FILMA UTAMA SOAP SURABAYA

EDY PURNOMO
Administrasi Bisnis FISIP-UPN”Veteran” Jatim

ABSTRACT

This research aim to know and analyse influence between control quality to level damage of
product Especial PT.FILMA Soap Surabaya.
In this research there are 4 free variable that is Routing, Loading, Dispatching and of Follow up
and also variable tied that is Level Damage of Product
Data collecting obtained to through documentation data and observation and also spreading of
passed to quisioner is responder
Method analyse data the utilized is quantitative analysis of empirical analysis with statistic. For
solution in this research is utilized analysis of regression the following variable multi :
Result of analysis of regression analyse and furthermore examination, by partial (test
significance partial) with analysis of r2 test and of t, and by simultaneous (test significance
simultaneous) using analysis of R2 and test of F.
Result of research can be concluded that Routing, Loading, Dispatching and of Follow up as
free variable have influence which is significance to level damage of product as variable tied
Keyword : Routing, Loading, Dispatching dan Follow up and level damage of product

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh antara quality control
terhadap tingkat kerusakan produk di PT.Filma Utama Soap Surabaya.
Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel bebas yaitu Routing, Loading, Dispatching dan Follow
up serta variable terikat yaitu Tingkat Kerusakan Produk.
Pengumpulan data diperoleh melalui observasi dan data dokumentasi serta penyebaran
kuisioner yang diberikan pada responden
Metode analisis data yang dipergunakan adalah analisis kuantitatif analisis empiris dengan
statistic. Untuk pembahasan dalam penelitian ini dipergunakan analisis regresi multi variable
sebagai berikut :
Hasil analisis regresi dilakukan analisis dan pengujian lebih lanjut, secara parsial (partial
signifiance test) dengan analisis r2 dan uji t, dan secara simultan (simultan significanae test)
menggunakan analisis R2 dan uji F.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Routing, Loading, Dispatching dan Follow up
sebagai variable bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kerusakan
produk sebagai variabel terikat.
Kata kunci : Routing, Loading, Dispatching dan Follow up dan tingkat kerusakan produk
Pengaruh Quality Control Terhadap Tingkat Kerusakan Produk (Edy Purnomo) 117

PENDAHULUAN dan mengurangi jumlah bahan yang rusak


(Sukanto R. dan Indriyo G. 1976:175).
Setiap perusahaan pada umumnya Secara terperinci tujuan dari quality
bertujuan melakukan produksi secara lebih control (Sofyan Assauri, 1990:228) adalah
ekonomis dan tepat waktu sesuai dengan apa a).Agar barang hasil produksi dapat
yang telah direncanakan. Oleh karena itu mencapai standar mutu yang telah
pengawasan kualitas sangat mutlak ditetapkan. b). Mengusahakan agar biaya
diperlukan bagi perusahaan industri besar produksi khusus inspensi dapat menjadi
maupun kecil. sekecil mungkin. c). Mengusahakan agar
Perusahaan dalam memproduksi biaya design dari produk tertentu dapat
barang telah mempunyai standart yang telah menjadi sekecil mungkin. d).Mengusahakan
ditetapkan sebelumnya, untuk kualitas agar biaya produksi dapat menjadi serendah,
barang yang dibuat dengan pengontrolan mungkin.
kualitas produk. Pada umumnya kualitas ini Untuk mencapai tujuan tersebut,
dihubungkan dengan penggunaan- maka tugas-tugas yang harus dilaksanakan
penggunaan khususnya seperti panjang, (Sofyan Assauri, 1990:229) adalah sebagai
lebar, warna, berat dan sebagainya. (Agus berikut: a).Pengawasan atas penerimaan-
Ahyari, 1983:334). penerimaan yang masuk. b).Pengawasan
Menurut Indriyono Gitosudarno atas kegiatan di bermacam-macam tingkat
(1988:177), quality adalah keadaan suatu proses dan di antara tingkat-tingkat proses
produk yang menunjukkan tingkat jika perlu. c). Pengawasan terakhir atas
kemampuan produk tersebut didalam barang-barang hasil sebelum dikirimkan
menjalankan fungsinya untuk memnuhi kepada langgana. d).Pemyelidikan atas
kebutuhan konsumen. sebab-sebab kesalahan yang timbul selama
Control atau pengawasan adalah pemuatan.
kegiatan pemeriksaan dan pengendalian atas Untuk melaksanakan pengendalian
pemeriksaan yang telah dan sedang kualitas dapat ditempuh dengan 3
dilakukan, agar kegiatan-kegiatan tersebut pendekatan, (Agus Ahyari, 1985:255) yaitu :
dapat sesuai dengan apa yang telah a. Pendekatan bahan baku
diharapkan atau direncanakan. (Sofyan Bahan baku merupakan faktor yang cukup
Assauri, 1980:120). besar pengaruhnya terhadap kualitas
Control tidaklah berarti mengontrol produk akhir. Bahkan di dalam beberapa
saja, ia juga meliputi aspek penilaian, jenis perusahaan tertentu pengaruh
apakah yang dicapai itu sesuai tujuan dan kualitas bahan baku ini sedemikian
sejalan dengan tujuan yang sudah besarnya, sehingga hampir seluruh
ditetapkan, lengkap dengan rencananya, kualitas produk akhir ditentukan oleh
kebijaksanaan, program dan lain sebagainya kualitas bahan baku. Meninggalkan
daripada manajemen. (Panglaykim dan pengendalian kualitas bahan baku. Bagi
Hanzil T., 1997:175). perusahaan yang memproduksi suatu
Dengan mengadakan pengawasan barang, dimana karakteristik bahan baku
kualitas (quality control) diharapkan dapat langsung menjadi karakteristik produk jadi
meningkatkan kualitas produk jadi yang maka kualitas bahan baku ini akan sangat
tidak cacat, pada akhirnya dapat, besar pengaruhnya bagi kualitas produk
menghemat biaya, bahan baku, waktu serta akhir perusahaan.
dapat mencapai target produksi yang telah b. Pendekatan proses produksi
ditetapkan Proses produksi merupakan kegiatan
Pengawasan kualitas merupakan alat utama di dalam perusahaan. Dalam
bagi suatu manajemen untuk memperbaiki pelaksanaan proses produksi perusahaan
kualitas produk bila diperlukan, ini perlu mengadakan pengendalian yang
dipertahankan kualitas yang sudah tinggi
Pengaruh Quality Control Terhadap Tingkat Kerusakan
118 Produk (Edy
Jurnal Ilmu-Ilmu SosialPurnomo) 118
Vol.6 No.2 Oktober 2006 : 116-121

cukup memadai agar produk akhir mempengaruhi kelancaran kegiatan


mempunyai kualitas yang baik. pekerjaan atau produksi. (Indriyo G, 1992)
c. Pendekatan produk akhir perusahaan Production control akan membantu
Setelah suatu produk selesai adanya operasi produksi suatu perusahaan agar lebih
pengendalian kualitas. Padahal sebenarnya lancar dan efisien. Adapun manfaat
kelangsungan hidup perusahaan production control (R. Prawiraami djaj,
tergantung kepada adanya kepuasan 1998) adalah a).Membantu tercapainya
konsumen terhadap produk perusahaan. operasi produksi yang efisien, b).Membantu
Untuk dapat memberikan tindakan untuk merencanakan prosedur pekerjaan yang
peningkatan kualitas produk perusahaan kacau dan sembarangan sehingga dapat lebih
sedapat mungkin mengumpulkan sederhana. c).Menjaga agar supaya tersedia
informasi-informasi mengenai produk pekerjaan atau keraja yang dibutuhkan pada
langsung dari konsumen. Dari berbagai titik yang menumun sehingga dengan
macam keluhan tersebut dapat diambil demikian akan dapat dilakukan
kesimpulan tentang kelemahan, penghematan dalam penggunaan tenaga
kekurangan dan kelebihan produk kerja dan bahan baku.
perusahaan, sehingga untuk proses Jadi tujuan dari production control
berikutnya kualitas produk dapat ini menjamin barang dibuat secara ekonomis
dipertanggungjawabkan. dengn metode yang lebih baik dan tepat
Perencanaan produksi yang telah waktu serta dapat dipertanggungjawabkan.
dibuat harus diikuti dengan tindakan Pengawasan kualitas merupakan alat bagi
pengawasan produksi atau production manajemen untuk memperbaiki kualitas
control. Pengawasan produksi dijalankan produk yang rusak bila diperlukan,
dengan maksud agar produksi dapat mempertahankan kualitas yang sudah tinggi
dilaksanakan sesuai dengan rencana. dan mengurangi jumlah yang rusak
Menurut Sofyan Assauri (1978:60),
Pengawasan produksi adalah kegiatan untuk METODE PENELITIAN
mengkoordinir aktivitas-aktivitas pekerjaan
atau pengolahan agar waktu penyelesaian Penelitian ini dilaksanakan di
yang telah ditentukan terlebih dahulu dapat PT.Filma Utama Soap Surabaya dengan
dicapai dengan efektif dan efisien. membahas tentang pengaruh quality control
Untuk menjalankan pengawasan terhadap kerusakan produk. Dimana quality
dengan sempurna dan efektif, maka control sebagai variable bebas, sedangkan
pengawasan produksi hendaknya kerusakan produk sebagai variable terikat.
mempunyai fungsi sebagai berikut: Pengumpulan data diperoleh melalui
a).Routing adalah fungsi kegiatan yang observasi dan data dokumentasi serta
menentukan dan mengatur urutan kegiatan penyebaran kuisioner yang diberikan pada
keperjaan yang logis, sistematis dan responden
ekonomis. b). Loading merupakan Metode analisis data yang
penentuan dan pengatur muatan pekerjaan, dipergunakan adalah analisis kuantitatif
sehingga dapat ditentukan berapa lama analisis empiris dengan statistic. Untuk
waktu yang diperlukan pada setiap operasi pembahasan dalam penelitian ini
tanpa adanya penundaan. c).Scheduling dipergunakan analisis regresi multi variable
merupakan pengkoordinasian atau jadwal sebagai berikut :
waktu dalam kegiatan berproduksi. Hasil analisis regresi dilakukan
d).Dispatching adalah penyampaian perintah analisis dan pengujian lebih lanjut, secara
kepada bagian pengolahan yang dilakukan parsial (partial signifiance test) dengan
sesuai dengan schedule dan urutan pekerjaan analisis r2 dan uji t, dan secara simultan
yang telah ditentukan. e).Follow up adalah (simultan significanae test) menggunakan
pengecekan terhadap semua aspek yang analisis R2 dan uji F.
Pengaruh Quality Control Terhadap Tingkat Kerusakan Produk (Edy Purnomo) 119

HASIL DAN PEMBAHASAN analisis regresi linier berganda dapat di


tunjukan pada tabel 1, di bawah.
Hasil pengumpulan dan
pengolahan adalah dengan menggunakan
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel Regresi Std.Dev. T(DP=5) Prob. Parsial
X1 -,4348 ,0874 -4,977 ,00419 ,8320
X2 -,1189 ,0278 -4,276 ,00789 ,7853
X3 -,4685 ,0658 -7,118 ,00085 ,9102
X4 -2,2245 ,0677 -32,870 ,00000 ,9954
Constant 14,2284
Sumber: di olah
Std. error of est. = ,1035 variabel bebas lain dianggap konstan.
Adjusted r squared = ,9945 Artinya, jika manajemen perusahaan mampu
R squared = ,9970 meningkatkan kejelasan penyampaian
Multiple r = ,9985 perintah kepada bagian pengolahan maka
Berdasarkan tabel 1 di atas diperoleh kerusakan produk cenderung akan
persamaan regresi sebabgai berikut: mengalami penurunan.
Koefisien variabel bebas follow up (X4)
Y = 14,2284 - 0,4348 X1 - 0,1189X2 - sebesar -2,2245 berarti jika follow up atas
0,4685X3 - 2,2245X4 proses produksi meningkat sebesar satu
satuan, maka kerusakan produk akan
Koefisien variabel bebas routing (X1) mengalami penurunan sebesar 2,2245
sebesar -0,4348 berati jika nilai routing atas dengan asumsi variabel bebas lain dianggap
proses produksi meningkat sebesar satu konstan. Artinya, jika manajemen
satuan, maka kerusakan produk akan perusahaan mampu meningkatkan
mengalami penurunan sebesar 0,4348 pengecekan terhadap semua aspek yang
dengan asumsi variabel bebas lain terhadap dapat mempengaruhi kelancaran proses
konstan. Artinya, jika manajemen produksi maka kerukana produk cenderung
perusahaan mampu meningkatkan nilai akan mengalami penurunan.
pengaturan urutan kegiatan maka kerusakan
produk cenderung akan mengalami Analisis Korelasi Linier
penurunan. Analisi korelasi linier digunakan untuk
Koefisien variabel bebas loading/scheduling menentukan kuat atau lemahnya tingkat
(X2) sebesar -0,1189 berati jika nilai hubungan antara variabel bebas dengan
loading/scheduling atas proses produksi variabel tak bebas. Analisis korelasi
meningkat sebesar satu satuan, maka berganda (miltiple R) sebesar 0,9985 atau
kerusakan produk akan mengalami 99,85% menunjukkan bahwa hubungan
penurunan sebesar 0,1189 dengan asumsi antara quality control dengan kerusakan
variabel bebas lain dianggap kostan. produk adalah kuat. Artinya secara bersama-
Artinya, jika manajemen perusahaan mampu sama routing, loadig (scheduling),
meningkatkan pengawasan dalam dispatching dan follow up cenderung dapat
pengaturan muatan dan jadwal waktu maka mempengaruhi tingkat kerusakan produk.
kerusakan produk cenderung akan Namun, kecenderungan pengaruh ini masih
mengalami penurunan. perlu diuji lebih lanjut dengan menggunakan
Koefisien variabel bebas dispatching (X3) uji F untuk mengetahui apakah pengaruh
sebesar -0,4683 berati jika nilai dispatching variabel bebas secara bersama-sama tersebut
atas proses produksi meningkat sebesar satu benar-benar nyata (signifikan) terhadap
satuan, maka kerusakan akan mengalami tingkat kerusakan produk.
penurunan sebesar 0,4685 dengan asumsi
Pengaruh Quality Control Terhadap Tingkat Kerusakan
120 Produk (Edy
Jurnal Ilmu-Ilmu SosialPurnomo) 120
Vol.6 No.2 Oktober 2006 : 116-121

Analisis Koefisien Determinasi Linier bahwa faktor loading (scheduling)


Abakisis koefisien determinasi linier ini menentukan tingkat kerusakan produk
digunakan untuk mengetahui seberapa besar secara parsial sebesar 78,53%.
variabel mampu menentukan variabel tak Analisis koefisien determinasi parsial X3Y
bebas. sebesar 0,9102 atau 91,02% menunjukkan
Analisis koefisien determinasi berganda (R2) bahwa faktor follow up menentukan tingkat
sebesar 0,997 atau 99,7% menunjukkan kerusakan produk secara parsial sebesar
bahwa quality control menentukan tingkat 91,02%.
kerusakan produk sebesar 99,7%. Namun, Analisis koefisien determinasi parsial X4Y
karena adanya variabel bebas yang lebih dari sebesar 0,9954 atau 99,54% menujukkan
satu maka koefisien determinasi ini bahwa faktor dispatching menentukan
terkoreksi ((Adjusted R2) menjadi sebesar tingkat kerusakan produk secara parsial
0,9945. artinya quality control menentukan sebesar 99,54%.
tingkat kerusakan produk antara 99,45%
sampai denga 99,7%. Pengujian Hipotesis
Analisis koefisien determinasi parsial X1Y Setelah dilakukan pengolahan dan analisis
sebesar 0,8320 atau 83,2% menunjukkan data secara deskriptif atas tanggapan
bahwa faktor routing menentukan tingkat responden tersebut, maka hasil uji F seperti
kerusakan produk secara parsial sebesar tersebut pada tabel 2 di bawah.
83,2%.
Analisis koefisien determinasi parsial X2Y
sebesar 0,7853 atau 78,53% menunjukkan

Tabel 2: Hasil uji F


Source Sum of Mean
squares D. F. square F ratio Prob.
Regression 17,5464 4 4,3866 409,217 1.787E-06
Residual ,0536 5 ,0107
Total 17,6000 9
Sumber : di olah

Pengujian Secara Semultan Berdasarkan tabel 1 untuk X2 (scheduling)


Berdasarkan tabel 2 diperoileh hasil. F diperoleh t hitung sebesar -4,276 sedangkan
hitung sebesar 409,217 sedangkan F tabel = t tabel = ±1,658, menunjukkan bahwa –t
5,19, hal ini menunjukkan bahwa F hitung hitung < -t tabel sehingga Ho mampu
>F tabel sehingga Ho mampu ditolak. ditolak. Artinya ada pengaruh negatif yang
Artinya ada pengaruh yang nyata quality nyata loading (scheduling) terhadap
control yang terdiri dari routing loading kerusakan produk.
(scheduling), dispatching, dan follow up Berdasarkan tabel 1 untuk X3 (dispatching)
secara bersama-sama terhadap tingkat diperoleh t hitung sebesar -7,118 sedangkan
kerusakan produk. t tabel = ±1,658, menunjukkan bahwa –t
hitung < -t tabel sehingga Ho mampu
Pengujian Secara Parsial ditolak. Artinya ada pengaruh negatif yang
Berdasarkan tabel 1 untuk X1 (routing) nyata dispatching terhadap kerusakan
diperoleh t hitung sebesar 4,977 sedangkan t produk.
tabel = ±1,658, menunjukkan bahwa –t Berdasarkan tabel 1 untuk X4 (follow up)
hitung < -t tabel sehingga Ho mampu diperoleh t hitung sebesar -32,870
ditolak. Artinya ada pengaruh negatif yang sedangkan t tabel = ±1,658, menunjukkan
nyata routing terhadap kerusakan produk. bahwa –t hitung < -t tabel sehingga Ho
mampu ditolak. Artinya ada pengaruh
Pengaruh Quality Control Terhadap Tingkat Kerusakan Produk (Edy Purnomo) 121

negatif yang nyata follow up terhadap DAFTAR PUSTAKA


kerusakan produk.
Agus Ahyari, (1985) Manajemen
Pengendalian Produksi, Edisi 3,
KESIMPULAN DAN SARAN Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Djarwanto Ps. Dan Pangestu S., (1985)
Hasil penelitian ini dapat Statistik Induktif, Edisi Keiga,
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang nyata Penerbit BPFE Yogyakarta.
quality control yang terdiri dari routing, H.A. Harding, (1979) Manajemen
loading (scheduling), dispatching, dan Produksi, Lembaga Penerbit Balai
follow up secara bersama-sama terhadap Aksara, Jakarta.
tingkat kerusakan produk pada PT Filma Harsono, (1984) Manajemen Pabrik,
Utama Soap. Penerbit Balai Aksara, Jakarta.
Sedangkan hasil uji secara parsial Indriyo Gitosudarmo, (1992) Sistem
diperoleh bahwa variabel follow up tebukti Perencanaan Dan Pengendalian
mmemiliki berpengaruh yang dominan Mutu, BPFE, Yogyakarta
terhadap tingkat produk pada PT Filma Ranchman Prawiraamidjaja, (1998)
Utama Soap. Beberapa Pokok-Pokok
Pelaksanaan Quality Control Dan
Storage Control Pada Suatu
Perusahaan, Tarsito, Bandung.
Sofyan Assauri (1999) Manajemen
Produksi, Edisi Ketiga, Penerbit
Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.
Sukanto Reksohadiprodjo dan Indriyo G.,
(2000), Manajemen Produksi,
Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
T, Hani Handoko, (1984) Dasar-Dasar
Manajemen Produksi Dan
Operasional, BPFE, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai