TINJAUAN PUSTAKA
Association (ADA), Diabetes Melitus atau yang sering disebut dengan kencing
glukosa darah di atas normal yang terjadi karena defisiensi insulin oleh pankreas,
Melitus di seluruh dunia hampir mencapai 150 juta orang. Data Departemen
menempati urutan ke-4 jumlah kasus Diabetes Melitus di dunia, angka prevalensi
penderita Diabetes Melitus mencapai 5,7 per 1000 dari jumlah penduduk
Indonesia atau sekitar 12 juta jiwa penduduk mengalami Diabetes Melitus dan
sekitar dari 90% penderita Diabetes Melitus menderita Diabetes Melitus tipe 2.
(Kemenkes, 2011)
7
8
dan kota prevalensi diabetes sekitar 0,1-0,9% mempunyai prevalensi paling tinggi
di Kota Bandar Lampung 0,9% dan terendah berada di Lampung Utara 0,1% baik
insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin
akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Akibat terikatnya insulin
dengan reseptor tersebut, akan terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme
glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada DM tipe II disertai dengan penurunan
reaksi intrasel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini
terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi DM tipe II.
Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin, yang merupakan ciri khas DM tipe II,
namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah
2008)
9
Polifagia (peningkatan rasa lapar). Keluhan lain : Badan lemas, kesemutan, mata
kabur. Diagnosis dapat ditegakkan dengan cara pemeriksaan glukosa darah yang
berupa :
2008)
glukosa darah puasa 90-126 mg/dl sebagai batas normal. Kadar glukosa
glukosa darah yang diperiksa 2 jam setelah makan. Nilai rujukan untuk
kadar glukosa darah 2 jam post prandial adalah >200 mg/dl. (Hastuti,
2008)
10
monosodium urat di dalam tubuh, dan merupakan hasil akhir dari metabolisme
memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) yaitu jika kadar
asam urat dalam darah ≥7 mg/dl. Hiperurisemia telah lama ditetapkan sebagai
urat yaitu:
jeroan, kerang, kepiting, udang, emping, bayam, durian, tape, alkohol dan
c. Kegemukan (obesitas)
berkontribusi terhadap kenaikan asam urat selain diet tinggi purin dan
d. Diabetes Melitus
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Dengan kata lain status gizi merupakan suatu keadaan
gizi seseorang atau keadaan tubuh yang diakibatkan karena konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi tersebut. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang,
dan TB digunakan untuk menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rumus :
12
IMT merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang sederhana
Kegemukan ≥ 23,0
Obesitas II ≥ 30,0
Sumber: WHO WPR/ IASO/ IOTF dalam The Asia Pacific Perspective:
Redefening Obesity and its Treatment dalam Sudoyo, 2000
Peningkatan gula darah yang bersifat kronis atau yang biasa disebut
hiperglikemia kronis yang terjadi pada DM disebabkan oleh defek pada sekresi
insulin, kerja insulin mampu keduanya. Adanya kelinan metabolik seperti diabetes
melitus dan obesitas sering dihubungkan dengan peningkatan asam urat yang
hiperinsulinemia pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang dapat memicu timbulnya
13
melebihi batas normal (≥7 mg/dl), Hiperurisemia merupakan salah satu faktor
penyakit ginjal kronik, dan Peripheral Arterial Disease (PAD). Oleh karena itu,
pengetahuan mengenai korelasi kadar asam urat pada pasien diabetes melitus tipe 2
kualitas hidup pasien tersebut. Lebih dari itu, kadar asam urat dapat menjadi
biomarker perburukan metabolisme glukosa dan fungsi ginjal. (Ellyza & Sofitri,
2012) Kadar asam urat di dalam tubuh meningkat adalah produksi asam urat di
dalam tubuh lebih banyak dari pada pembuangannya dan adanya asam yang
terbentuk akibat metabolisme purin di dalam tubuh. Purin berasal dari makanan
yang mengandung protein seperti jeroan, kerang, kepiting, udang, emping, bayam,
ginjal terhadap asam urat dan garam sehingga terjadi pemicu untuk timbulnya
hiperurisemia serta penyakit kardiovaskular lain (Ellyza & Sofitri, 2012). Suatu
perubahan xanthine dengan bantuan air dan oksigen yang akan berubah menjadi
14
radikal bebas yang akan mempengaruhi keseimbangan nitric oxide (NO) yang
berperan dalam menjaga keseimbangan tonus vaskular (Adlija, Sabina, dkk 2010).
Oleh karena itu insulin juga berperan dalam meningkatkan reabsorpsi asam urat
yang akan menyebabkan hiperurisemia. Hubungan antara kadar gula darah dengan
kadar asam urat sampai saat ini masih kontroversi suatu studi menyebutkan
peningkatan kadar asam urat diatas nilai normal atau hiperurisemia diduga
sementara, studi lain menunjukkan bahwa kadar asam urat mengalami penurunan
pada pasien diabetes melitus tipe 2. Oleh karena itu penting untuk menelusuri
lebih lanjut hubungan antara kadar gula darah dengan asam urat. (Adlija, Sabina,
dkk 2010).
disekresi oleh sel lemak, konsentrasinya menurun pada orang gemuk daripada
tidak hanya pada orang dewasa namun juga pada anak-anak (Reinehr et al, 2004).
2008).
15
menyebabkan naiknya kadar glukosa darah (Keskin et al, 2005). IMT adalah cara
puasa pada penderita diabetes tipe 2 Sherwood (2011) berpendapat bahwa pada
meningkatkan efek insulin, tapi pada obesitas terjadi penurunan hormon ini.
Selain itu asam-asam lemak yang dikeluarkan dari jaringan lemak dapat
status gizi dengan cara penurunan berat badan (pada pasien gemuk)
Salah satu penyakit degeneratif yang sering dialami oleh golongan lansia
yaitu gout (Wiwi indraswari, 2012). Resiko terjadinya asam urat akan bertambah
apabila disertai dengan pola konsumsi makan yang tidak seimbang. Banyaknya
makanan tinggi purin yang dikonsumsi akan memperbesar resiko terkena asam
urat pada kaum wanita lanjut usia yang sudah menurun daya imunitasnya akibat
16
hormon estrogen yang tidak diproduksi lagi serta menurunnya daya metabolisme
tubuh semakin memperbesar resiko terjadinya penyakit asam urat (Sylvia, 2006)
meningkatkan resiko terjadinya penyakit gout (Aru W. Sudoyo, 2006) Dari hasil
asam urat sangat berhubungan erat dengan makanan yang dikonsumsi. Oleh
karena itu pengaturan pola makan sangat diperlukan yaitu dengan menghindari
konsumsi bahan pangan yang mengandung kadar purin yang tinggi. Purin itu
sendiri adalah turunan dari protein yang terkandung di dalam tubuh, purin juga di
metabolisme lagi menjadi allatoin yang larut air oleh enzim uricase. Namun pada
manusia enzime ini sangat sedikit sehingga hasil akhir dari purin adalah asam urat
bila kadar asam urat semakin tinggi dan melewati kadar jenuh dalam tubuh, maka
Penyakit gout disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor yang tidak dapat
diubah dan faktor yang dapat diubah, faktor yang tidak dapat diubah meliputi :
genetik, usia, jenis kelamin. Dan faktor yang dapat diubah meliputi : pola makan,
jangan menggunakan obat. Dan dapat juga dilakukan dengan cara minum 8
sampai 10 gelas air setiap hari untuk membantu pembuangan asam urat melalui
kopi atau minuman lain nya yang mengandung senyawa kafein, karena senyawa
tersebut juga termasuk sumber asam urat penyakit asam urat juga dapat di cegah
dengan cara pengaturan diet rendah purin, rendah lemak, cukup vitamin dan
mineral. Karena dengan melakukan diet ini dapat menurunkan berat badan
(Almatsier, Sunita.2004). Diketahui bahwa tinggi nya kadar asam urat sangat
berhubungan erat dengan makanan yang dikonsumsi oleh karena itu pengaturan
pola makan sangat diperlukan yaitu dengan menghindari konsumsi bahan pangan
yang mengandung purin yang tinggi karena purin juga bisa didapatkan dari
2.6 Hubungan Kadar Asam Urat Dengan Tingkat Status Gizi Pada
puasa pada penderita diabetes tipe 2 Sherwood (2011) berpendapat bahwa pada
meningkatkan efek insulin, tapi pada obesitas terjadi penurunan hormon ini.
Selain itu asam-asam lemak yang dikeluarkan dari jaringan lemak dapat
status gizi dengan cara penurunan berat badan (pada pasien gemuk)
makanan yang baik dapat mengkontrol kadar asam urat dalam darah. Ada banyak
jenis makanan yang dapat menyebabkan kadar asam urat dalam darah menjadi
tidak normal, seperti makanan yang tinggi purin, makanan yang berprotein tinggi,
serta berkonsumsi alkohol. Asupan gizi yang baik sangat diperlukan untuk
dihubungkan dengan peningkatan kadar asam urat yang dapat digunakan sebagai
obesitas dan komplikasi yang terkait dengan obesitas. Sel adiposit yang
adiposit juga mengalami perubahan fenotip menjadi lebih aktif memicu inflamasi
pada jaringan adiposit dan lebih banyak mensekresikan mediator inflamasi seperti
TNFα, IL6 dan MCP1. Inflamasi jaringan adiposit merupakan gerbang awal
peningkatan gula darah yang bersifat kronis atau yang biasa disebut hiperglikemia
kronis yang terjadi pada diabetes melitus disebabkan oleh karena defek pada
sekresi insulin, kerja insulin maupun keduanya. Dalam sel, insulin mempunyai
19
lemak dan protein, sampai pada proses pembentukan DNA dan RNA dan berbagai
proses dan peran tersebut terjadi di dalam sel beta pankreas, sehingga dapat
dikatakan bahwa terjadinya resistensi insulin akan menjadi dasar untuk terjadinya
disfungsi sel beta pankreas pada penderita diabetes melitus. Resistensi insulin
juga merupakan kelainan utama yang terjadi pada penderita dengan obesitas.
penting untuk terjadinya resistensi insulin dan kondisi resistensi insulin ini
merupakan dasar untuk terjadinya disfungsi sel beta pankreas pada penderita
akan meningkatkan apoptosis sel dan nekrosis jaringan, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kadar asam urat. Selain itu, aktivitas sitokin proinflamasi akan
proses pembentukan asam urat, yang akan lebih meningkatkan kadar asam urat.
sebagai berikut :
- Pola makan
- Pola aktifitas
- Gaya hidup
Status Gizi
Gangguan metabolisme
Hipertrofi jaringan
adiposit Resistensi Insulin
Sekresi mediator
inflamasi
Hiperglikemia
Peningkatan aktivitas
sitokin inflamasi
2.9 Hipotesis
Ha : Terdapat hubungan kadar asam urat dengan status gizi pada pasien
tahun 2018.
Ho : Tidak terdapat hubungan kadar asam urat dengan status gizi pada pasien
tahun 2018.