A. Tinjauan Teori
a. Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
berlangsung baik. Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat
meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa transisi dengan
baik. Menurut Mushlihatun, (2010) masa transisi bayi baru lahir sebagai
berikut :
1) Periode Transisional
b) Fase tidur
reaktivitas dan berakhir pada 2-4 jam. Karakteristik pada fase ini
lingkungan.
2) Periode pascatransisional
2) Gangguan pernapasan
3) Hipotermia
4) Infeksi
1) Perubahan pernapasan
terjadi atelektasis.
2) Sirkulasi darah
ke serambi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri
11
menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan
menutup.
3) Perubahan termoregulasi
12
berada pada permukaan atau alas yang dingin, seperti pada waktu
proses penimbangan.
13
Konveksi yaitu transfer panas terjadi secara sederhana dari
selisih suhu antara permukaan kulit bayi dan aliran udara yang
panas dapat berupa BBL yang basah setelah lahir, atau pada
waktu dimandikan.
k. Penatalaksanaan
lahir meliputi:
14
3) Pemotongan dan perawatan tali pusat
Pemotongan tali pusat pada bayi baru lahir dilakukan dengan cara
menjepit tali pusat dengan klem pada sekitar 3 cm dari pusat (umbilikus)
bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan melakukan
cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat karena apabila tali pusat
lembab, maka pelepasan tali pusat akan lebih lama (Kemenkes, 2010).
terbuka yaitu setelah bayi dimandikan tali pusat tidak dibungkus apapun
ada 5 bayi (12,5%) tali pusat puput < dari 5 hari, dan sebanyak 28 bayi
(70%) tali pusat puput antara 5-7 hari, dan hanya 7 bayi (17,5%) yang
tali pusatnya puput > 7 hari. Sedangkan pada bayi yang dilakukan
15
pusat yang benar adalah setelah bayi dimandikan tali pusat dibungkus
dengan kassa steril dan mengkondisikan tali pusat tetap kering. dari 30
(20%), dan responden yang lama pelepasan tali pusatnya lambat (10
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, bayi segera diletakkan
tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk
bahwa suhu tubuh bayi baru lahir setelah 1 jam pelaksanaan IMD
berada pada suhu tubuh normal yaitu suhu tubuh bayi baru lahir
37,50C
selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan
tubuh bayi.
16
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai
(b) Menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
ganti handuk atau kain yang dibasahi oleh air ketuban kemudian
seimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang hangat, kering
dan bersih. Kain basah didekat tubuh bayi dapat menyerap panas
tubuh bayi melalui proses radiasi. Ganti handuk, selimut atau kain
yang basah telah diganti dengan selimut atau kain yang baru
kepala bayi memiliki luas permukaan yang relative luas dan bayi
tertutup.
17
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya
kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada
yang paling mudah ntuk menjaga agar bayi tetap hangat, medorong
pada bayi.
18
BBL harus diberi penyuntikan vitaminK (phytomenadione) 1 mg
kekebalan yang belum dapat dibuat oleh bayi tersebut, sehingga bayi
yang minum ASI lebih jarang sakit, terutama pada awal dari
kehidupannya. Komponen zat anti infeksi yang banyak dalam ASI akan
19
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmadhani, Lubis
kejadian diare akut pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Kuranji
Kota Padang didapatkan hasil bahwa kejadian diare pada bayi yang
yang mendapat ASI eksklusif. Hasil ini menunjukkan bahwa bayi yang
tidak mendapat ASI eksklusif lebih rentan terhadap diare. Hal ini dapat
eksklusif sebanyak 9 bayi (26,5%) dan kejadian diare pada bayi tidak
yang tidak pernah diare lebih tinggi pada kelompok bayi yang mendapat
seperti penelitian yang dilakukan oleh Herawati Y & Indriati M,( 2017)
20
B. Tinjauan Teori manajemen kebidanan
berikut :
studi
21
kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Diagnosis kebidanan
klien, bidan diharapkan dapat bersiap- siap bila diagnosa atau masalah
memerlukanpenangan segera
22
dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu
bersifat rujukan.
disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat
rencana tersebut. Oleh karena itu, tigas bidan dalam langkah ini adalah
dan aman.
23
dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
pelaksanaanya.
bersifat sederhana, jelas, logis dan singkat. Prinsip dari metode SOAP ini
a. S (Data Subyektif)
b. O (Data Obyektif)
24
Data obyektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan
data obyektif. Data tersebut akan memberikan bukti gejala klinis klien
c. A (Assesment)
d. P (Plan)
Plan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.
25
DAFTAR PUSTAKA
26