Perkembangan zaman menjadikan kebutuhan manusia mengalami peningkatan
sehingga dituntut untuk dapat memamfaatkan sumber daya alam dengan baik. Pemamfaatan sangat perlu diperhatikan penggunaannya dalam mengatasi keterbatasan sumber daya alam dan energi yang terus meningkat. Energi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat diperlukan dan penting bagi kehidupan manusia, karena hampir semua aktivitas yang dilakukan oleh manusia selalu membutuhkan energi. Dapat diperhatikan apabila sesuatu tanpa adanya energi, salah satunya pemadaman listrik maka yang akan terjadi adalah krisis global pada sektor penerangan yang dapat menghambat segala aktifitas manusia diseluruh dunia. Perhatikan juga bagaimana jika terjadinya kelangkaan sumber daya alam yaitu bahan bakar, maka akan berdampak pada berkurangnya aktifitas manusia karena keterbatasan berkendara yang menyebabkan roda perekonominan mengalami penurunan. Masih banyak sektor penunjang lainnya dalam kehidupan manusia yang tidak lepas dari ketergantungan terhadap energi. Isu umum dalam pemamfaatan sumber daya alam dan energi adalah keterbatasan cadangan yang apabila tidak dengan cepat diatasi maka akan terjadi krisis multidimensional yang dapat menyebabkan perpecahan persatuan dan kesatuan suatu bangsa. Krisis energi dapat diartikan sebagai bayangan kelam dari kehidupan manusia, dimana pada saat itu terjadi maka dapat dikatakan kehidupan manusia kembali pada zaman perang dunia. Telah kita ketahui bersama pada zaman tersebut bagaikan kota mati yang mana tanpa dialiri listrik terjadinya kegelapan disegala penjuru dan banyak kendaraan yang terbengkalai akibat tidak adanya sumber daya dan energy yang diperbaharui. Oleh karena itu diperlukan suatu langkah nyata dalam hal menyelamatkan masa depan energi. Banyak konsep telah dikembangkan untuk membuat perencanaan yang optimal dalam memamfaatkan sumber daya alam dan energi. Analisis energi yang banyak digunakan saat ini masih terdapat banyak kelemahan. Analisis energi dilakukan berdasarkan hukum pertama termodinamika yaitu energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Dalam analisa ini tidak diperhitungkan penurunan kualitas energi. Oleh karena itu dikembangkan konsep eksergi untuk mengkaji lebih dalam mengenai penurunan kualitas energi. Hukum termodinamika pertama adalah salah satu kaidah yang paling mendasar yaitu prinsip kekekalan energy (Energy Conservation Principle). Kaidah tersebut menyatakan bahwa energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya, tetapi jumlah total energinya tetap sama. Secara matematis dinyatakan bahwa jumlah energi dari suatu sistem sama dengan selisih antara energi masuk dan energi keluar atau disebut juga dengan persamaan keseimbangan energi yang dinyatakan sebagai berikut:
∆E = 𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡
Analisis eksergi dilakukan berdasarkan hukum kedua termodinamika yaitu
proses termodinamika selalu tidak ideal sehingga mengakibatkan penurunan kualitas energi. Besaran dari kualitas energi disebut dengan eksergi. Bentuk persamaan umum eksergi atau disebut juga energi yang tersedia (Available Energy) pada suhu H dan suhu lingkungan 𝑇𝑜 (Ahern, 1980) adalah sebagai berikut:
𝐸𝑋𝐻 = Q - 𝑇𝑜 ∆S
Analisis eksergi merupakan suatu langkah dalam upaya pengoptimalan sistem.
Dari analisis ini dapat ditentukan lokasi sumber permasalahan dalam suatu sistem. Karena alasan tersebut, belakangan ini analisis eksergi banyak menarik perhatian para ilmuan dan perancang. Istilah eksergi pertama kali diperkenalkan oleh Rant pada tahun 1956. Eksergi berasal dari kata ex (yang berarti “dari”) dan ergon (yang berarti “kerja”). Eksergi adalah kata lain yang digunakan untuk menggambarkan energi yang dapat dimanfaatkan (available energy) atau ukuran kertersediaan energi untuk melakukan kerja. Eksergi suatu sumber daya memberikan indikasi seberapa besar kerja yang dapat dilakukan oleh sumber daya tersebut pada suatu lingkungan tertentu. Potensi kerja diperoleh dari proses reversible. Eksergi dapat ditransfer diantara sistem dan dapat dimusnahkan oleh irreversibilitas dalam system. Analisis eksergi mempunyai kelebihan dibandingkan dengan analisi energi, diantaranya sebagai berikut : 1. Lebih akurat dalam membuat desain yang optimal, baik dalam prose industri maupun pembangkit listrik. 2. Memperhitungkan kehilangan energi dalam proses maupun ke udara secara teliti. 3. Dapat menentukan kualitas energi. Dengan mengembangkan analisis eksergi ini dapat membantu para ilmuan dan perancang untuk mengidentifikasi jenis, lokasi dan besarnya penurunan kualitas energi. Chand pada tahun 2013 melakukan penelitian mengenai analisis eksergi pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang berlokasi di Genting Lanco, Vijayawada - India dengan kapasitas 112,4 MW. Pada penelitian tersebut Chand melakukan perhitungan nilai ireversibilitas pada masing-masing komponen yang terdapat pada PLTG tersebut dan didapat bahwa nilai irreversibility (pemusnahan eksergi) terbesar terjadi pada Combustion Chamber Yilmazoğlu pada tahun 2011 melakukan analisis eksergi pada Combined Cycle Power Plant di Turki. Hasil penelitian menunjukkan total kehilangan eksergi yang terjadi pada sistem sebesar 228,05 MW dan nilai efisiensi eksergi 50,11%. Yang mana lokasi kehilangan eksergi terbesar terjadi pada combustion chamber (ruang bakar) sebesar 165,1 MW atau sebesar 77,39% dari total kehilangan eksergi pada sistem. Hal yang sama juga dilakukan oleh Ameri pada tahun 2008 yang mana penelitian dilakukan pada Combined Cycle Power Plant dengan kapasistas 420 MW yang berlokasi di Neka. Pada penelitian ini dilakukan analisis pada komponen- komponen utama dari pembangkit seperti kompresor, ruang bakar, turbin gas, duct bunners, HRSG (Heat Recovery Steam Generator), Stack, turbin uap, kondensor dan sistem pemdingin. Dan didapat lokasi pemusnahan eksergi terbesar terjadi di combustion chamber.
Gambar 1. Pembangkit Listrik
Di bidang lainnya penelitian dilakukan oleh Ambo Intang dan Nursiwan pada tahun 2017 tentang analisis eksergi sistem pompa panas pengering pakaian kapasitas 7 Kg pada AC ¾ PK. Didapat hasil bahwa penelitian berhasil menurunkan kebutuhan daya listrik dari daya 2250 watt menjadi 1300 watt terpasang pada pembebanan pengering 5,3 Kg dengan laju pengeringan sebesar 0,6261 Kg/jam dan jumlah eksergi yang dimamfaatkan sebesar 0,2880 Kj/s.
Gambar 2. Pemodelan Siklus Pengeringan
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui mamfaat
analisis eksergi guna mengurangi penurunan kualitas energi. Dengan kesetimbangan eksergi dapat diketahui lokasi, besarnya nilai dan kualitas energi suatu sistem sehingga mendapatkan solusi untuk pemamfaatan energi sekaligus dapat meningkatkan efisiensi sistem. Analisis eksergi juga bermamfaat sebagai upaya penyelamatan energi untuk masa depan sehingga tidak ada lagi pemborosan energi yang terbuang secara percuma. Jadi dalam hal ini energi listrik yang merupakan energi dengan kualitas tinggi tetap dipertahankan untuk melakukan suatu kerja dengan kualitas yang sepadan. Sedangkan energi-energi listrik yang telah terkonversi menjadi energi panas, tidak begitu saja terbuang percuma ke lingkungan, tetapi dimanfaatkan untuk hal lain yang sepadan dengan kualitas energinya. Sehingga dengan cara ini pemanfaatan energi benar-benar dikelola secara optimal.