Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

STRUKTUR ALJABAR

HOMOMORFISMA DAN ISOMORFISMA

Dosen Pengampu :Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd

Oleh :

1. Goklan Dufin Pandiangan (4163111024)


2. Tia Alpianingsih (416)
3. Tirsa Riski Ramadhanti (416)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun makalah ini berjudul Homomorfisma dan
Isomorfisma. Materi homomorfisma dan isomorfisma di dalam makalah ini diambil dari
berbagai sumber buku dan sekaligus sebagai tugas Critical Book Review dalam mata kuliah
Struktur Aljabar.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Pengampu yang telah mengajari dan
membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini. Dan juga kepada Orang Tua penulis
yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis berharap semoga makalah yan
berjudul Homomorfisma dan Isomorfisma ini bermanfaat bagi penulis dan juga para pembaca
serta bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Mei 2019

Penulis,

Kelompok IX

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4

C. Tujuan ............................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5

A. Orbits............................................................................................................................... 5

B. Cycles .............................................................................................................................. 7

C. Alternating Grup ........................................................................................................... 14

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 17

A. Simpulan ....................................................................................................................... 17

B. Saran ............................................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Buku merupakan sumber pengetahuan bagi semua orang. Sebagai seorang mahasiswa
tentunya juga memerlukan buku sebagai sumber pengetahuan. Tetapi belum tentu semua buku
cocok untuk dijadikan sebagai sumber pengetahuan. Maka untuk mendapatkan sumber
pengetahuan yang terbaik bagi pembelajaran mahasiswa, maka perlu di lakukan Critical Book
Review.
Critical Book Review adalah suatu tugas yang dilakukan dengan menganalisis ataupun
mereview satu buku atau lebih dan membandingkannya, sehingga diperoleh kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing buku yang dianalisis ataupun direview tersebut. Tidak hanya
itu, tetapi kita juga bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita dan mendapatkan ilmu
dari buku yang akan dianalisis dengan membaca ataupun mempelajari materi yang terdapat
didalam buku tersebut.
Struktur aljabar adalah himpunan atau beberapa himpunan yang dilengkapi dengan suatu
operasi atau beberapa operasi yang memenuhi aksioma-aksioma (sifat-sifat) tertentu. Aljabar
modern mempelajari struktur-struktur tersebut dan didalam struktur aljabar harus memuat
beberapa syarat yaitu, himpunan atau beberapa himpunan, operasi atau beberapa operasi, dan
aksioma-aksioma yang memenuhi.
Makalah yang penulis buat berisikan bagian materi struktur aljabar yang sekaligus
menjadi critical book report. Pada makalah ini berisi mengenai materi homomorfisma dan
isomorfisma. Untuk mempelajari materi homomorfisma dan isomorfisma tentunya dapat
diperoleh dari berbagai macam buku yang berkaitan dengan struktur aljabar yang membahas
tentang homomorfisma dan isomorfisma dengan penyajian dan analisis yang berbeda sesuai
dengan penulisnya. Untuk melihat bagaimana perbedaan-perbedaan buku sebagai sumber
referensi dalam mempelajari homomorfisma dan isomorfisma dilakukan suatu kegiatan yang
menyajikan hasil analisis dari beberapa buku terkait dengan materi grup permutasi. Oleh
karena itu, critical book report yang disajikan dengan isi utama ialah penjelasan materi
homomorfisma dan isomorfisma dari beberapa buku yang kemudian dianalisis oleh penulis
makalah.

4
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

BAB II

PEMBAHASAN

A. HOMOMORFISMA
Definisi 1
Suatu pemetaan 𝛽 dari grup 〈𝐺1 ,∘〉 ke grup 〈𝐺2 ,∗〉 disebut homomorfisma jika:
∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺1 berlaku: 𝛽(𝑎 ∘ 𝑏) = 𝛽(𝑎) ∗ 𝛽(𝑏)

Definisi 2

(Saragih, Sahat.2014)
Definisi 1
Bila (S, .) dan (T, .) adalah grup, maka fungsi 𝜋: 𝑆 → 𝑇 disebut Homomorfisma Grup,
bila: 𝜋(𝑎. 𝑏) = 𝜋(𝑎). 𝜋(𝑏), ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑆
Bila grup-grup tersebut memiliki operasi berbeda, misalnya (S,*) dan (T,o), maka fungsi
𝜋: (𝑆,∗) → (𝑇, 𝑜) disebut Homomorfisma Grup, bila: 𝜋(𝑎 ∗ 𝑏) = 𝜋(𝑎) ∗ 𝜋(𝑏), ∀𝑎, 𝑏 ∈
𝑆

Definisi 2
a. Monomorfisma adalah suatu Homomorfisma Grup yang injektif
b. Epimorfisma adalah suatu Homomorfisma Grup yang Surjektif
c. Isomorfisma adalah suatu Homomorfisma Grup yang bijektif

5
Definisi 3
Suatu Homomorfisma dari suatu Grup ke dalam dirinya sendiri dinamakan suatu
Endomorfisma yang bijektif dinamakan Automorfisma
(Mas’oed, Fadli.2017)
Definisi 1
Andaikan G dan F adalah dua grup. Suatu Homomorfisma 𝜙 dari grup G ke F adalah
suatu pemetaan 𝜙: 𝐺 → 𝐹 demikian sehingga untuk setiap pasangan dua unsur 𝑔1 , 𝑔2 ∈ 𝐺
berlaku hubungan
(𝑔1 , 𝑔2 )𝜙 = (𝑔1 )𝜙(𝑔2 )𝜙
Suatu homomorfisma 𝜙 dari G pada F disebut sebagai suatu epimorfisma dan suatu
homomorfisma 𝜙 yang injektif disebut sebagai monomorfisma.
(Suwilo, Saib. )
Definisi 3
Andaikan G adalah suatu Grup dan misalkan F adalh suatu grup dengan unsure identitas
𝑒′. Inti dari suatu homomorfisma 𝜙: 𝐺 → 𝐹, dinotasikan 𝐼𝑛𝑡𝑖(𝜙), adalah himpunan dari
semua unsure di G yang dipetakan oleh 𝜙 pada unsure identitas dari F. Yaitu
𝐼𝑛𝑡𝑖(𝜙 = {𝑔 ∈ 𝐺: (𝑔)𝜙 = 𝑒 ′ , 𝑒 ′ 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐹}
(Suwilo, Saib. )
Contoh:
Misalkan A, B masing-
B. ISOMORFISMA
C. CYCLES
Defenisi Cycle
1. Menurut Sri Suryanti dalam bukunya yang berjudul “Teori Grup”, suatu permutasi
𝜌 ∈ 𝑆𝑛 dinamakan cycle apabila 𝜌 maksimal memiliki satu orbit yang memuat elemen
lebih dari satu. Panjang cycle didefenisikan sebagai banyaknya elemen dalam orbit
terbesar.
2. Menurut Jhon B. Fraleigh dalam bukunya “A First Course in Abstract Algebra” ,
A permutation 𝜌 ∈ 𝑆𝑛 is a cycle if it has at most one orbit containing more than one
element. The length of a cycle is the number of elements in its largest orbit.

6
Defenisi cycle berdasarkan hasil terjemahan defenisi cycle pada buku Jhon B. Fraleigh
oleh pemakalah adalah sebagai berikut:
Suatu permutasi ρ ∈ Sn dinamakan cycle apabila permutasi ini maksimal memiliki
satu orbit yang memuat lebih dari satu elemen. Panjang Cycle didefenisikan sebagai
banyaknya elemen yang paling besar pada orbit – orbitnya.

Berdasarkan defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa defenisi cycle adalah suatu
permutasi 𝜌 ∈ 𝑆𝑛 dinamakan cycle apabila 𝜌 tidak mempunyai orbit yang memuat lebih
dari satu elemen atau 𝜌 hanya mempunyai satu orbit yang memuat lebih dari satu elemen.

Contoh 1:

1 2 3 4 5
𝜌=( )
3 2 4 1 5

𝜌1 (1) = 3 ; 𝜌2 (1) = 4, 𝜌3 (1) = 1 maka S1 = {1, 3, 4}

𝜌1 (2) = 2 maka S2 = {2}

𝜌1 (5) = 5 maka S5 = {5}

Dapat dilihat bahwa 𝜌 mempunyai 1 orbit yang mengandung lebih dari 1 unsur, sehingga

𝜌 merupakan cycle dan 𝜌 dapat ditulis sebagai 𝜌 = ( 1, 3, 4) . Dan panjang cycle sama
dengan 3.

Contoh 2:

1 2 3 4
𝜌=( )
1 2 3 4

𝜌1 (1) = 1 maka S1 = {1}

𝜌1 (2) = 2 maka S2 = {2}

𝜌1 (3) = 3 maka S3 = {3}

𝜌1 (4) = 4 maka S4 = {4}

Dapat dilihat bahwa 𝜌 tidak mempunyai orbit yang memuat lebih dari satu elemen.
Sehingga 𝜌 merupakan cycle.

7
Contoh 3:

1 2 3 4 5 6
𝜌=( )
3 1 2 4 6 5

𝜌1 (1) = 3 ; 𝜌2 (1) = 2, 𝜌3 (1) = 1 maka S1 = {1, 3, 2}

𝜌1 (4) = 4 maka S4 = {4}

𝜌1 (5) = 6 ; 𝜌2 (5) = 5 maka S5 = {5, 6}

Dapat dilihat 𝜌 memiliki 2 orbit yang mengandung lebih dari 1 unsur yaitu S1 dan S5 ,
sehingga 𝜌 bukan cycle.

(Aisyah, Isah . 2017)

Teorema B-1

Setiap permutasi 𝜌 dari himpunan yang berhingga adalah product dari cycle – cycle yang
saling asing.

(Saragih, Sahat . 2014)

Dua buah cycle dinamakan saling asing apabila berasal dari dua orbit yang saling asing.
Pada umumnya, pergandaan (perkalian) permutasi tidak bersifat komutatif. Tetapi khusus
cycle-cyle yang saling asing hasil perkaliannya bersifat komutatif.

(Aisyah, Isah . 2017)

Bukti :

Misal 𝐵1 , 𝐵2 , . . . .,𝐵𝑟 adalah orbit-orbit dari 𝜌 dan untuk masing-masing orbit


𝐵𝑖 didefenisikan cycle yang sesuai 𝜇𝑖 sebagai berikut :

𝜌(𝑥) , ∀ 𝑥 ∈ 𝐵𝑖
𝜇𝑖 (x) = {
𝑥 , 𝑥 ∉ 𝐵𝑖

Karena orbit-orbit 𝐵1 , 𝐵2 , . . . .,𝐵𝑟 adalah kelas ekuivalen sehingga saling asing maka
cycle – cycle 𝜇1 , 𝜇2 , . . . .,𝜇𝑟 juga saling asing sehingga penggandaan (perkalian ) 𝜇1 , 𝜇2
, . . . .,𝜇𝑟 = 𝜌.

Kemudian, akan ditunjukkan bahwa 𝜇1 , 𝜇2 , . . . .,𝜇𝑟 = 𝜌.


8
Misalkan diambil sembarang 𝑥 ∈ 𝐴 , bila 𝑥 ∈ 𝐵𝑖 maka

𝜇1 𝜇2….. 𝜇𝑟 (𝑥) = 𝜇𝑖 (x) = 𝜌(𝑥),

Dan bila 𝑥 ∉ 𝐵𝑖 , maka 𝑥 ∈ 𝐵𝑗 untuk suatu 𝑗 ≠ i dengan 1≤ 𝑗 ≤ r , sehingga diperoleh

𝜇1 𝜇2….. 𝜇𝑟 (𝑥) = 𝜇𝑗 (x) = 𝜌(𝑥).

Jadi 𝜌(𝑥)= 𝜇1 𝜇2….. 𝜇𝑟 (𝑥) , untuk semua 𝑥 ∈ A . Dengan demikian 𝜌 = 𝜇1 , 𝜇2 , . . . .,𝜇𝑟 .

(Subiono , 2016)

Contoh 1:

1 2 3 4 5 6 7 8
Misalkan 𝜌 = ( ) dalam S8 ,
3 5 2 4 1 8 7 6

Dalam permutasi, 𝜌 (1) = 3, 𝜌2 (1) = 𝜌 (3) = 2, 𝜌3 (1) = 𝜌 (2) = 5 dan 𝜌4 (1) = 𝜌(5) = 1.
Jadi orbit dari 1 adalah {1, 3, 2, 5} dan juga merupakan orbit dari 2, 3, dan 5. Orbit
tersebut diberikan oleh siklus-4 yaitu ( 1 3 2 5 ). Orbit dari 4 dan 7 adalah mereka sendiri,
karena 𝜌 tetap pada mereka. Orbit 6 dan 8 adalah {6, 8}, yang diberikan oleh siklus-2
yaitu (6 8). Orbit- orbit dari 𝜌 dapat digambarkan oleh gambar berikut :

Siklus-siklus lepas dari 𝜌

Dapat kita periksa bahwa penggandaan dari ( 1 3 2 5 ) 𝜊 ( 4 ) 𝜊 ( 6 8 ) 𝜊 ( 7 ) akan


1 2 3 4 5 6 7 8
menghasilkan 𝜌 = ( ) . Dikarenakan tidak ada suatu bilangan
3 5 2 4 1 8 7 6
yang termasuk ke dalam dua siklus yang berbeda, maka siklus-siklus tersebut disebut
siklus yang saling asing (disjoint).
(Mas’oed , Fadli . 2017)

9
Contoh 2 :

1 2 3 4 5 6 7 8
𝜌=( )
3 8 6 7 4 1 5 2

𝜌1 (1) = 3 ; 𝜌2 (1) = 6, 𝜌3 (1) = 1 maka S1 = {1, 3, 6}

𝜌1 (2) = 8; 𝜌2 (2) = 2 maka S2 = {2, 8}

𝜌1 (4) = 7; 𝜌2 (4) = 5, 𝜌3 (4) = 4 maka S4 = {4, 7, 5}

Dapat dilihat bahwa 𝜌 bukan merupakan cycle karena 𝜌 memiliki 3 orbit yang
mengandung lebih dari 1 unsur yaitu S1, S2 dan S4 .

1 2 3 4 5 6 7 8
Jadi, 𝜌 = ( ) = (1, 3, 6) (2, 8) (4, 7, 5)
3 8 6 7 4 1 5 2

Cycle-cycle (1, 3, 6) ; (2, 8) ; (4, 7, 5) yang saling asing dapat disajikan sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7 8
(1, 3, 6) = ( )
3 2 6 4 5 1 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8
(2, 8) = ( )
1 8 3 4 5 6 7 2

1 2 3 4 5 6 7 8
(4, 7, 5) = ( )
1 2 3 7 4 6 5 8

Dapat diperiksaa bahwa penggandaan dari (1, 3, 6) (2, 8) (4, 7, 5) akan menghasilkan

1 2 3 4 5 6 7 8
𝜌=( )
3 8 6 7 4 1 5 2

Contoh 3 :
1 2 3 4 5 6
Perhatikan permutasi 𝜎 = ( ) . Permutasi tersebut merupakan
6 5 2 4 3 1
penggandaan cycle-cycle yang saling asing yaitu ( 1, 6) dan (2, 5, 3) atau
1 2 3 4 5 6
𝜎=( ) = ( 1, 6) (2, 5, 3)
6 5 2 4 3 1

Apakah ( 1, 6) (2, 5, 3) = (2, 5, 3) ( 1, 6) ?

1 2 3 4 5 6
( 1, 6) = ( )
6 2 3 4 5 1

10
1 2 3 4 5 6
(2, 5, 3) = ( )
1 5 2 4 3 6

1 2 3 4 5 6
( 1, 6) (2, 5, 3) = ( )
6 5 2 4 3 1

1 2 3 4 5 6
(2, 5, 3) ( 1, 6) = ( )
6 5 2 4 3 1

Jadi , ( 1, 6) (2, 5, 3) = (2, 5, 3) ( 1, 6)

Contoh 4 :

Misalkan (1, 4, 5, 6) dan (2, 1, 5) adalah cycle-cycle dalam 𝑆6

1 2 3 4 5 6
(1, 4, 5, 6) = ( ) dan
4 2 3 5 6 1

1 2 3 4 5 6
(2, 1, 5) = ( ) sehingga :
5 1 3 4 2 6

1 2 3 4 5 6
(1, 4, 5, 6) (2, 1, 5) =( )
6 4 3 5 2 1

1 2 3 4 5 6
(2, 1, 5) (1, 4, 5, 6) =( ) terlihat bahwa sifat komutatif untuk
4 1 3 2 6 5
penggandaan cycle yang tidak saling asing tidak berlaku.

(Saragih, Sahat . 2014)

Contoh 5:

1 2 3 4 1 2 3 4
Misalkan 𝜎 =( ) dan 𝜏 =( ) maka :
4 3 1 2 2 1 4 3

1 2 3 4
𝜎𝜏=( )
3 4 2 1

Sedangkan

1 2 3 4
𝜏𝜎 = ( )
3 4 2 1

Jadi 𝜎 𝜏 = 𝜏𝜎 menunjukkan sifat komutatif dan saling lepas.

11
(Suryanti, 2017)

Contoh 6:

Dalam 𝑆6 diberikan cycle 𝜎 = ( 1 3 5 4 ) dan 𝜏 = ( 1 5 6 ) . maka :

1 2 3 4 5 6
𝜏 𝜎 = ( 1 5 6 ) ( 1 3 5 4 ) =( )
3 2 6 5 4 1

Dan

1 2 3 4 5 6
𝜎𝜏=(1354)(156)=( ).
4 2 5 1 6 3

Sehingga diperoleh bahwa 𝜏 𝜎 ≠ 𝜎 𝜏 menunjukkan bahwa produk dari dua cycle tidak
komutatif dan tidak saling lepas.

(Subiono, 2016)

Defenisi B-2 :

Transposition adalah cycle dengan panjang 2 (dua).

Secara umum :

(𝑎𝑎1 𝑎𝑎2 𝑎𝑎3 …….𝑎𝑎𝑛) =(𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 … … . 𝑎𝑛 )


2 3 4 1

(𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 … … . 𝑎𝑛 ) = (𝑎1 , 𝑎𝑛 ) (𝑎1 , 𝑎𝑛−1 )……… (𝑎1 , 𝑎3 ) (𝑎1 , 𝑎2 )

(Saragih, Sahat . 2014)

Untuk cycle identitas dapat dinyatakan sebagai I = (1,2)(2, 1)= (1,3)(3,1)=(2,5)(5,2) dan
sebagainya.

(Aisyah, Isah . 2017)

Contoh :

1 2 3 4 5 6
𝜎= ( ) = ( 2, 5, 3 ) = (2, 3) (2, 5)
1 5 2 4 3 6

12
Akibatnya: sembarang permutasi yang finite yang mengandung sekurang-kurangnya dua
elemen adalah suatu hasil produk ganda transposition.

Lemma :

𝜎 ∈ 𝑆𝑛 , 𝜇: Transposisi ∈ 𝑆𝑛 . Jumlah orbit 𝜎 dan jumlah orbit 𝜇𝜎 berbeda 1 orbit.

Contoh :

Misalkan 𝜎 =(1, 3, 6) (2, 8) (4, 7, 5) ∈ 𝑆8

𝜇 = (2, 3)

Kejadian I dapat dilihat bahwa 2 ∈ (2, 8) dan 3 ∈ (1, 3, 6)

𝜇𝜎 = (2, 3) (1, 3, 6) (2, 8) (4, 7, 5)

= (1, 2, 8, 3, 6) (4, 7, 5) terdiri dari 2 orbit

Sedangkan 𝜎 =(1, 3, 6) (2, 8) (4, 7, 5) terdiri dari 3 orbit

Misalkan 𝜇 = (3, 6)

Kejadian II dapat dilihat bahwa (3, 6) ∈ (1, 3, 6)

𝜇𝜎 = (3, 6) (1, 3, 6) (2, 8) (4, 7, 5)

= (1, 6) (2, 8) (3) (4, 7, 5)

Dapat dilihat bahwa orbit dari 𝜎 dan 𝜇𝜎 berbeda 1 .

Kejadian I orbit dari 𝜇𝜎 berkurang 1, sedangkan pada kejadian II orbit dari 𝜇𝜎 bertambah
1.

D. ALTERNATING GRUP

Defenisi C-1:

Suatu permutasi finite adalah genap atau ganjil tergantung apakah permutasi tersebut
dapat disajikan dalam jumlah pergandaan transposisi genap atau ganjil.

13
(Saragih, Sahat . 2014)

Definisi 2.4.6

Suatu permutasi φ ∈ Sn dinamakan permutasi genap bila φ dapat dituliskan sebagai


produk dari sikel-2 sebanyak bilangan bulat genap dan dinamakan permutasi ganjil bila φ
dapatdituliskan sebagai produk dari sikel-2 sebanyakbilangan bulat ganjil.

Contoh 2.4.15 Dalam S9, diberikan permutasi

Permutasi φ dapat ditulis sebagai

φ = (1 9 3)(2 5 8 4 7 6) = (1 3)(1 9)(2 6)(2 7)(2 4)(2 8)(2 5).

Terlihat bahwa φ bisa disajikan oleh produk sikel-2 sebanyak 7, dengan demikian φ
adalah permutasi ganjil. Menggunakan fakta dalam sebarang grup, maka (𝑎𝑏)−1=
𝑏 −1 𝑎−1 , didapat

φ−1 = (2 5)(2 8)(2 7)(2 6)(1 9)(1 3)

= (2 6 7 4 8 5)(1 3 9)

= (1 3 9)(2 6 7 4 8 5).

Catatan bahwa, φ−1 juga permutasi ganjil.

(Subiono, 2016)

Teorema C-1:

𝐴𝑛 = {𝜌 𝜖 𝑆𝑛 |𝜌 = 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝}

Operasi 𝜌 ∗ 𝛾: 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑠𝑖

𝐴𝑛 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑔𝑟𝑢𝑝

Bukti:

14
1. Sifat tertutup
Ambil sembarang 𝜌 𝛾 𝜖 𝐴𝑛
2. Maka 𝜌 ∗ 𝛾 = (𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝) ∗ (𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝)
= 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝 𝜖 𝐴𝑛
3. Sifat assosiatif dipenuhi karena penggandaan permutasi genap merupakan komposisi
dari fungsi.
4. Unsur identitas I=(𝑎1 , 𝑎2 )(𝑎1 , 𝑎2 ) 𝜖𝐴𝑛
Ambil sembarang 𝜌 𝜖 𝐴𝑛 maka 𝜌 ∗ I= I ∗= 𝜌
5. Unsur invers
Ambil sembarang 𝜌 𝜖 𝐴𝑛
Misalkan 𝜌 = (𝑎1 , 𝑎2 )(𝑎3 , 𝑎4 ) ⋯ (𝑎𝑛−2 , 𝑎𝑛−1 )(𝑎𝑛−1 , 𝑎𝑛 )
𝜌−1 = (𝑎𝑛−1 , 𝑎𝑛 )(𝑎𝑛−2 , 𝑎𝑛−1 ) ⋯ (𝑎3 , 𝑎4 )(𝑎1 , 𝑎2 )
𝜌 ∗ 𝜌−1 =\(𝑎1 , 𝑎2 )(𝑎3 , 𝑎4 ) ⋯ (𝑎𝑛−2 , 𝑎𝑛−1 )(𝑎𝑛−1 , 𝑎𝑛 ) ∗
(𝑎𝑛−1 , 𝑎𝑛 )(𝑎𝑛−2 , 𝑎𝑛−1 ) ⋯ (𝑎3 , 𝑎4 )(𝑎1 , 𝑎2 )ho
Dengan menggunakan defenisi penggandaan yang mengahasilkan identitas yaitu
(𝑎𝑛−1 , 𝑎𝑛 )(𝑎𝑛−1 , 𝑎𝑛 ) = I
Maka hasil 𝜌 ∗ 𝜌−1 = I Demikian juga dengan 𝜌−1 ∗ 𝜌 = I
Dengan dipenuhinya keempat sifat maka 𝐴𝑛 merupakan grup.

Defenisi C-2:

Subgroup dari 𝑆𝑛 yaitu 𝐴𝑛 = {𝜌 𝜖 𝑆𝑛 |𝜌 = 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝} dikatakan Alternating


grup

(Saragih, Sahat . 2014)

15
16
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab II maka kita dapat melihat
bahwasanya dalam materi yang penulis buat kita akan membahas mulai dari
orbits,cycle,dan alternating grup baik dari segi defenisi maupun sifat-sifatnya. Dari 5
buku yang digunakan sebagai acuan maupun referensi penulis dalam membuat makalah
ini memuat materi orbits,cycle,dan alternating grup berisi tentang defenisi dan teorema-
teorema yang disajikan sedikit berbeda namun memiliki makna yang sama .
Dari pembahasan yang telah dilakukan, kita juga dapat menyatakan bahwa
keempat buku tersebut merupakan buku yang layak digunakan sebagai sumber referensi
dalam mempelajari struktur aljabar terkhususnya materi orbits,cycle,dan alternating grup.
Kelimabuku yang penulis gunakan ini memiliki kelebihan dan kekurangan,
dimana kelebihan buku ini lebih menonjolkan kelengkapan materi yang dibahas atau
cakupan materi yang diberikan sedangkan kekurangan buku ini lebih kepada penjelasan
yang sulit dipahami dikarenakan buku ini merupakan buku terjemahan dan kurangnya
contoh soal yang diberikan dalam buku ini.
17
B. Saran
Untuk mempelajari struktur aljabar hendaknya kita memiliki banyak acuan dan
referensi agar menambah pengetahuan dan membantu kita memahami materi terkhusus
pada materi orbits,cycle,dan alternating grup disamping yang telah disampaikan saat
proses pembelajaran.
Penulis juga menyadari bahwasanya tulisan ini masih memiliki kekurangan,
sehingga penulis menerima dengan baik segala kritik dan saran guna memperbaiki tulisan
ini kearah yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Fraleigh,J.B.2000. A First Course in Abstract Algebra, Sixt Edition. USA, Addison-


Wesley.Publising Company.Inc

Judson,Thomas W.2012.Abstract Algebra Theory and Applications. United State:Stephen F.


Austin State University

Mardiana, Ellis . 2015 . Struktur Aljabar I Berbasis REACT . Medan : Citapustaka Media

Mas’oed, Fadli . 2017 . Struktur Aljabar. Jakarta : Akademia Permata.

Saragih, Sahat.2017.Struktur Aljabar 1. Medan: LARISPA MEDAN

Suryanti,S.2017.Teori Grup(Struktur Aljabar ).Gresik : UMG Press,

Subiono. 2016 .Aljabar : Sebagai Suatu Pondasi Matematika.Surabaya :FMIPA-ITS.

18
19

Anda mungkin juga menyukai