Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sumber daya (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan bagi

kehidupan manusia, baik itu sumber daya manusia, sumberdaya alam hayati, sumber

daya alam non hayati, dan sumberdaya buatan. Indonesia dianugrahi Tuhan YME

sumber daya alam yang banyak terkandung di dalam bumi Indonesia ini diantaranya:

minyak dan gas alam (migas), emas (Au), nikel (Ni) berbagai jenis batuan yang salah

satunya adalah batubara. Untuk itu sebagai Negara yang terus berkembang Indonesia

terus berusaha untuk meningkatkan pembangunannya dari berbagai bidang yang

bertujuan untuk mensejahterakan kahidupan masyarakat Indonesia, baik dari segi

ekonomi maupun sumberdaya manusia masyarakat Indonesia itu sendiri.

Endapan bijih nikel terbentuk dari proses pelapukan batuan ultrabasa dimana

batuan ini banyak mengandung mineral olivin, piroksin, magnesium, nikel, silica dan

besi. Pada saat pelapukan nikel tertransportasi oleh air kelapisan yang biasa disebut

saprolit sedangkan besi akan berasosiasi dengan oksida dan berada pada lapisan atas.

Untuk penambangan endapan nikel biasanya diterapkan system tambang terbuka

dengan metode open cut/open pit.

Oleh karena itu untuk mendapatkan mineral tersebut maka harus dilakukan

kegiatan penambangan urutan pekerjaan penambangan adalah pembersihan lahan,

pengupasan tanah penutup, penggalian bijih, pemuatan, dan pengangkutan.

Dalam hal ini peran eksistensi alat berat dalam proyek-proyek dewasa ini baik

proyek konstruksi maupun proyek manufaktur sangatlah penting guna menunjang

kelancaran dari penyelesain pekerjaan. Pemerintah baik dalam pembangunan

1 | Laporan Kerja Praktek


infastruktur maupun dalam eksplore hasil-hasil tambang, misalnya nikel dan

batubara. Keuntungan-keuntungan dengan menggunakan alat-alat berat antara lain

waktu yang sangat cepat, tenaga yang besar dan nilai-nilai ekonomis.

Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan

pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak

tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan atau kerugian biaya perbaikan

yang tidak semestinya. Oleh karena itu, sebelum menentukan tipe dan jumlah

peralatan dan attachmentnya sebaiknya dipahami terlebih dahulu fungsi dan

aplikasinya.

Pada perusahaan PT Itamatra Nusantara menggunakan alat berat jenis PC 300

yang mana alat ini berfungsi sebagai alat gali muat dalam proses kegiatan

penambangan. Selain alat berat jenis Pc 300, Itamatra Nusantara juga menggunakan

alat muat DT berkapasitas 20 ton untuk mengangkut ore yang akan di bawa ke

stockfile.

1.2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul yang diangkat dan dengan melihat batasan masalah sebagai

berikut yaitu “bagaimana cara menghitung produktivitas dari alat gali muat yang

digunakan”.

1.3. Batasan Masalah

Untuk membuat laporan agar lebih terarah maka dalam penyusunan laporan ini

tidak semua dapat dibahas. Akan tetapi, penulis hanya membatasi ruang lingkup

pembahasan yaitu mengenai “Perhitungan Keserasian Alat Gali Muat pada Front

Blok B PT. Itamatra Nusantara”.

2 | Laporan Kerja Praktek


1.4. Tujuan Kerja Praktek

1.Membandingkan sinkronisasi alat gali muat pada front penambangan block


B.
2. Dapat menghitung berapa besaran produksi yang akan dicapai

1.5. Manfaat Kerja Praktek


1.5.1. Manfaat untuk diri sendiri

1. Dapat memberikan kita pengalaman sebelum memasuki dunia kerja

2. Dapat meningkat mutu dan kualitas cara berpikir dalam dunia kerja
1.5.2. Manfaat untuk Akademisi
Manfaat akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat
dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan Ilmu Pertambangan, dan berguna
juga untuk menjadi referensi bagi mahasiswa yang melakukan kajian terhadap
materi pertambangan dalam meningkatkan mutu dan semangat belajar.
1.5.3. Manfaat untuk Perusahaan
Manfaat untuk perusahaan dapat membantu dalam menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan kantor dan outputnya dapat menjadi rujukan bagi pihak
perusahaan untuk menerima karyawan selanjutnya.

1.6. Waktu dan kesampaian daerah


Lokasi penambangan PT. Mulia pacific Resources berada di kecamatan
Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah. Secara geografis
Kabupaten Morowali terletak di 01˚ 31’ 12” – 03˚ 46’ 48” LS dan antara 121˚ 02’ 24” -
123˚ 15’ 36” BT. Letak wilayah goegrafis Kecamatan Petasia sebelah utara
berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Soyo Jaya dan Bungku Utara, sebelah selatan
berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Lembo dan wilayah kecamatan Witaponda,
sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Witaponda dan Perairan Teluk Tolo,
dan sebelah barat berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Mori Atas dan Wilayah
Kecamatan Lembo. Untuk mencapai lokasi penelitian dapat ditempuh dengan rute
yaitu :

3 | Laporan Kerja Praktek


Makassar – PT. MPR yaitu dengan menggunakan kendaraan roda 4 atau bus umum,
dari terminal Daya menuju Soroako dapat ditempuh dalam waktu ± 12 jam,
dilanjutkan dengan menyebrang danau Matano dari Sorowako ke Nuha dengan
perahu (Rap) dapat ditempuh ± 1 jam kemudian dilanjutkan perjalanan darat dengan
menggunakan kendaraan roda 4 atau LV dari Nuha menuju site di Desa Ganda-
ganda, Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara dapat ditepuh dalam waktu ±
3 jam.

1.7. Tahapan penelitian

Study kasus

Tahapan penelitian

Observasi Lapangan

Data primer Data Sekunder

Pembuatan Laporan

Gambar 1.1.Bagan Tahap Penelitian Kerja Praktek

BAB II

4 | Laporan Kerja Praktek


LANDASAN TEORI

2.1. Pengenalan Alat Gali Muat

Dalam ilmu pertambangan dapat kita lihat berbagai macam bidang pekerjaaan

baik eksploitasi, penambangan, pengangkutan, pemasaran dan lain sebagainya.

Dalam perencanaan kebutuhan alat muat dan alat angkut maka perlu diketahui teori

mengenai alat-alat tersebut:

2.1.1. Excavator

Excavator adalah alat gali dan alat muat yang terdiri dari beberapa jenis dan

masing-masing jenis penggunaanya disesuaikan dengan kondisi kerja yang dihadapi

dilapangan.

Jenis-jenis excavator yaitu:

1. Backhoe

Backhoe adalah alat untuk menggali permukaan tanah asli, pemotongan, dan

perapian tebing dengan alat yang diletakkan di atas permukaan tanah asli atau

khususnya untuk pekerjaan penggalian yang letaknya di bawah kedudukan backhoe

itu sendiri. Alat ini dipakai untuk pekerjaan yang memerlukan pengontrolan secara

teliti dan dapat digunakan sebagai alat pemuat untuk dump truck.

Kegiatan pemuatan material batubara dilakukan untuk memuat material ke alat

angkut untuk dipindahkan ke processing atau pemindahan material dari stockroom ke

stockpile atau untuk pemasaran. Keadaan material yang keras tidak memungkinkan

pemuatan material dengan menggunakan tenaga manusia karena tidak efektif dan

membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan pemuatan tersebut.

Kegiatan diatas menentukan lamanya waktu siklus, tetapi waktu siklus

tergantung pada ukuran backhoe dan sudut swing yang dibentuk. Backhoe yang kecil

5 | Laporan Kerja Praktek


waktu siklusnya akan lebih cepat dari backhoe yang lebih besar dan sudut swing

yang kecil akan lebih cepat dari sudut swing yang lebih besar. Disamping itu kondisi

kerja juga sangat berpengaruh terhadap waktu siklus yang dibuat oleh suatu alat.

2. Dragline

Menurut buku pemindahan tanah mekanis oleh Partanto 1983, dragline memiliki

tenaga penggali yang kecil dari tenaga penggali lainnya, karena hanya mengandalkan

kekuatan sendiri dari digging bucket. Tetapi memiliki jangkauan yang relative lebih

besar.

Penggunaan dragline menguntungkan karena alat ini bisa menggali dengan

lengannya yang besar dan panjang artinya bias melakukan gerakan dari jauh. Apalagi

bila tanah galian diangkut dengan dump truck, alat pengangkut ini tidak perlu masuk

ke lobang galian. Dragline sangat cocok untuk penggalian parit dan material yang

keras ataupun material yang lunak. Untuk mendapatkan hasil produksi yang lebih

baik dari alat ini, diperlukan keahlian yang mantap dari operator dalam

pengoperasiannya.

3. Power Shovel

Power Shovel sangat baik digunakan sebagai alat penggali dan sebagai alat

pemuat karena dapat digunakan pada tebing yang letaknya lebih tinggi, menurut

buku pemindahan tanah mekanis oleh Partanto 1983, berdasarkan system kendalinya

power shovel dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a. Kendali kabel

b. Kendali hidrolik

Dalam hal pembahasan mengenai alat gali muat tidak terlepas dari bagian-

bagiannya. Bagian utama dalam penentuan produktivitas terutama yaitu bucket.

6 | Laporan Kerja Praktek


Dimana bucket merupakan suatu mangkuk dari alat gali muat untuk proses digging

sampai di masukan dalam alat angkut.

2.1.2. Faktor Pengisian Mangkuk/Bucket

Faktor pengisian mangkuk merupakan perbandingan antara kapasitas nyata


material yang masuk ke dalam mangkuk dengan kapasitas baku mangkuk alat muat
yang dinyatakan dalam persen. Semakin besar faktor pengisian mangkuk maka akan
semakin besar pula kapasitas dari alat muat tersebut. Faktor pengisian mangkuk ini
digunakan untuk mengetahui kapasitas dari alat muat yang digunakan untuk
pemuatan batubara. Faktor yang mempengaruhi pengisian mangkuk adalah sebagai
berikut :
Kandungan air, dimana semakin besar kandungan air maka faktor pengisian
semakin kecil, karena terjadi pengurangan volume material.
1. Ukuran material, semakin besar ukuran material maka faktor pengisian akan
semakin kecil.
2. Keterampilan dan kemampuan operator, dimana operator yang berpengalaman
dan terampil dapat memperbesar faktor pengisian mangkuk.

Faktor pengisian mangkuk alat muat (F) dapat dinyatakan sebagai perbandingan
volume nyata (Vn) dengan volume teoritis (Vt), seperti yang dinyatakan dalam
persamaan :
F = Vn / Vt x 100 %

Keterangan :
F = Faktor pengisian mangkuk alat muat, (%)
Vn = Volume nyata atau kapasitas nyata mangkuk, (m3)
Vt = Volume teoritis mangkuk, (m3)

Untuk memudahkan dalam pengamatan lapangan dapat dilihat pada Gambar


a

b
c
Keterangan :
d
7 | Laporan Kerja Praktek a. Fill Factor100-110 %
b. Fill Factor90-100 %
c. Fill Factor85-90 %
Gambar 2.2 Ilustrasi Fill Factor Pada Mangkok/Bucket (Caterpillar, 2004)

1. Ketersediaan Alat (Availability)

Faktor yang sangat penting dalam melakukan penjadwalan suatu alat ialah faktor
availability dari setiap unit alat. Secara umum ada dua cara untuk menghitung
availability alat, yaitu :
1. Kesediaan Mekanis/Mechanical Availability (MA)
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya
dari alat yang sedang dipergunakan.

𝑾
𝑴𝑨 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑾+𝑹

2. Kesediaan Fisik/Physical Availability (PA)


Merupakan faktor yang menunjukan berapa waktu suatu alat dipakai selama
waktu total kerjanya.

𝐖+𝐒
𝐏𝐀 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝐖+𝐑+𝐒

Selain kedua cara sebelumnya, masih ada dua faktor lagi untuk mengoreksi jam
kerja alat yang sesungguhnya, yaitu:
a. Kesediaan Pemakaian/Used of Availabitity (UA)
Menunjukan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk
beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan.

8 | Laporan Kerja Praktek


𝑾
𝑼𝑨 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%.
𝑾+𝑺

b. Penggunaan Efektif/Effective Utilization (EU)


Menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat
dimanfaatkan untuk kerja produktif (efisiensi kerja)

𝑾
𝑬𝑼 = 𝒙𝟏𝟎𝟎%
𝑾+𝑹+𝑺

Keterangan :
W = Working/jumlah jam kerja alat, (jam)
R = Repair/jumlah jam untuk perbaikan, (jam)
S = Stand by/waktu yang terbuang, (jam)
W+R+S = Seluruh jam dimana alat dijadwalkan beroperasi (24 jam).

3. Fill Factor
Faktor Pengisian merupakan perbandingan antara kapasitas nyata suatu alat berat
(kapasitas bucket-nya) dengan kapasitas teoritis alat tersebut.

Kn
FF = 𝑥100%
𝐾𝑡

Dimana :
FF = Fill Factor.
Kn= Kapasitas Nyata
Kt = Kapasitas Teoritis.

Pada pemuatan material kedalam alat angkut maka Faktor Pengisian sangat

perlu diperhitungkan pada alat muat oleh karena pengisian bucket yang bervariasi.

Besarnya faktor pengisian suatu alat sangat tergantung pada : ukuran butir material

dimana semakin besar ukuran butir maka FF akan semakin kecil, kondisi material,

dan khususnya keterampilan dan pengalaman operatornya.

9 | Laporan Kerja Praktek


a. Produktivitas Alat Muat

Produksi Alat Muat dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Pm = Kb x Sf x Ff x Eff x 60 menit/jam

CT (menit)

Dimana :

Pm = Produksi alat muat (ton/jam)  bisa juga dlm m3/jam

Kb = Kapasitas Bucket (ton)  bisa juga dalam m3

SF = Swell Factor (%)

FF = Fill Factor (%)

Eff = Efisiensi Kerja (%)

CT = Cycle Time (menit)

b. Jumlah Alat Gali Muat

Alat Gali/Muat yang dibutuhkan adalah :

Ks = Ph

Ps

Dimana :

Ks = Jumlah alat gali/muat yang dibutuhkan.

Ph = Target/Sasaran Produksi Per Hari Kerja.

Ps = Kemampuan Produksi (produktifitas) alat gali/muat

per hari.

2. Pola Pemuatan

10 | Laporan Kerja Praktek


Pola pemuatan sangat berpengaruh dalam produksi alat-alat mekanis yang
digunakan baik secara teknis maupun ekomomis. Pada umumnya operasi
penambangan dimulai dari jenjang paling atas kemudian berurutan ke jenjang di
bawahnya, dengan maksud :
a. Memudahkan dalam mengontrol kemajuan operasi penambangan.
b. Pelaksanaan penambangan dapat dilakukan dengan lebih mudah tanpa ada
pekerjaan lain yang mengganggu.

Sedangkan pola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi lapangan


operasi penambangan serta alat-alat mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa
setiap alat angkut yang datang, mangkuk alat muat sudah terisi penuh dan siap
ditumpahkan.Setelah alat angkut terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan dengan
alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat angkut maupun alat
muatnya. Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukkan alat
muat dan alat angkut, yaitu (Yanto, 2012).

Pola Pemuatan Berdasarkan Posisi Excavator Terhadap Dump Truk

1. Top Loading, yaitu backhoe melakukan pemuatan dengan menempatkan


dirinya di atas jenjang atau truk berada di bawah alat muat.
2. Bottom Loading, yaitu backhoe melakukan pemuatan dengan
menempatkan dirinya di jenjang yang sama dengan posisi alat angkut.

11 | Laporan Kerja Praktek


Gambar 2.3 Top Loading dan Bottom Loading(Yanto, 2012).

Pola Pemuatan Berdasarkan Jumlah Penempatan Truk

1. Single Back Up, yaitu truk memposisikan diri untuk dimuati pada satu
tempat, sedangkan truk berikutnya menunggu truk pertama dimuati
sampai penuh, setelah truk pertama berangkat truk kedua memposisikan
diri untuk dimuati, sedangkan truk ketiga menunggu dan begitu
seterusnya.
2. Double Back Up, yaitu truk memposisikan diri untuk dimuati pada dua
tempat, kemudian backhoe mengisi salah satu truk sampai penuh, setelah
itu mengisi truk kedua yang sudah memposisikan diri di sisi lain,
sementara truk kedua diisi truk ketiga, memposisikan diri di tempat yang
sama dengan truk pertama dan seterusnya.

2.2. Pengenalan Alat Angkut

2.2.1. Dumptruck

Dump truck adalah alat angkut yang digunakan pada jarak dekat dan jarak

jauh. Jenis – jenis Dump truck:

a. Side dump truck

Dump truck yang penumpahan baknya kesamping.

b. Rear dump truck

Dump truck yang penumpahan baknya kebelakang

c. Rear and side dump truck

Dump truck yang penumpahan baknya kebelakang dan kesamping.

Dump Truck dapat digolong-golongkan berdasarkan beberapa cara, antara lain :

a. Berdasarkan macam roda penggeraknya (wheel drive)

12 | Laporan Kerja Praktek


Ada bermacam-macam kemungkinan roda penggerak (wheel-drive), yaitu:

1. Roda penggeraknya adalah roda-roda depan (front wheel drive). Pada

umumnya lebih lambat dan cepat aus ban-ban depannya.

2. Roda penggeraknya adalah roda-roda belakang (rear wheel drive or

standard). Tipe truk yang paling banyak dipergunakan pada saat ini, karena

keausan ban.

3. Roda penggeraknya adalah rida-roda depan dan belakang (four wheel drive),

sehingga daya dorongnya lebih besar. Oleh sebab itu truk jenis ini banyak

dipakai padfa jalur-jalur jalan yang becek dan lembek.

4. Roda penggeraknya adalah semua roda-roda belakang (double rear wheel

drive). Pada umumnya roda penggerak jenis ini dipakai untuk truk-truk yang

berkapasitas besar dan dipakai untuk jalur jalan yang daya dukungnya rendah.

b Berdasarkan cara mengosongkan muatan

Ada tiga macam cara truk jungkit mengosongkan muatannya, yaitu :

1. End dump or rear dump, atau mengosongkan muatan ke belakang.

2. Side-dump, atau mengosongkan muatan ke samping.

3. Bottom-dump, atau mengosongkan muatan ke arah bawah

Pemilihan macam pengosongan truk tergantung dari keadaan tempat kerja,

artinya tergantung dari keadaan dan letak tempat pembuangan material (dump site).

2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi alat angkut

Salah satu tolak ukur untuk mengetahui baik buruknya hasil kerja alat angkut

adalah besarnya produksi yang dicapai oleh suatu alat. Adapun faktor yang langsung

mempengaruhi hasil kerja alat tersebut adalah:

13 | Laporan Kerja Praktek


a. Keadaan jalan

Yaitu meliputi kekerasan dan kehalusan permukaan jalan. Jalan tambang dengan

kekerasan permukaan yang tinggi maka akan memberi pengaruh yang besar terhadap

kelancaran proses pengangkutan, jalan yang licin, becek dan berdebu juga akan

mempengaruhi kecepatan alat angkut untuk membawa batubara maupun tanah

penutup. Jarak dari front penambangan sampai ke stock pile Dump Truck harus

menempuh 150 m, jalan yang rusak dari 150 m jarak tempuh ditemukan 2 (dua) titik

kerusakan, 10 m dari front penambangan dan 50 m dari stock pile ditemukan

kerusakan jalan.

b. Lebar jalan

Pada kegiatan tambang terbuka, lebar jalan sangat berpengaruh terhadap besar

atau tidaknya produksi alat angkut. Lebar jalan tambang dapat dihitung dengan

rumus:

Lebar jalan = 3 x lebar alat angkut terbesar + 2 x bahu jalan + 2 x saluran

c. Tanjakan maksimum dan jarak pengangkutan

Tanjakan maksimum biasanya dinyatakan dengan persen (%). Biasanya

untuk jalan tambang yang baik besar tanjakan maksimum adalah 8 %. Artinya

jalan tambang naik sebesar 8 m setiap jarak mendatar 100 m. Apabila suatu

kendaraan mendaki suatu tanjakan maka gaya yang diperlukan untuk

mempertahankan kendaraan tetap bergerak akan meningkat lebih kurang

sebanding dengan kemiringan jalan begitupun sebaliknya.

d. Effisiensi Kerja

Dalam kegiatan pengangkutan waktu produktif yang digunakan

kendaraan angkut kadang-kadang berada di bawah kondisi ideal dari waktu yang

14 | Laporan Kerja Praktek


tersedia, hal ini karena adanya faktor-faktor yang menjadi penghambat dan tidak

dapat dihindari sehingga mempengaruhi kondisi kerja, persiapan alat kerja,

keterampilan kerja operator, pengisian bahan bakar, pengaturan dan keserasian

kerja antara alat muat dan alat angkut, pemeliharaan alat, metoda kerja dan hal-

hal lainnya.

e. Iklim dan Cuaca

Iklim dan cuaca adalah hal yang sangat mempunyai pengaruh besar

terhadap aktifitas pengangkutan dalam kegiatan penambangan. Pada musim

hujan front penambangan akan licin dan becek, sebaliknya pada musim kemarau

front penambangan dan jalan tambang akan berdebu sehingga menghalangi kerja

operator alat muat dan alat angkut, terutama operator alat angkut. Debu-debu ini

akan menghalangi pandangan mata operator terhadap keadaan jalan di depannya

dan dapat mengurangi kecepatan pengangkutan batubara. Dengan kondisi

demikian kecepatan kerja alat angkut akan berkurang.

f. Produktivitas Alaat angkut

Produktifitas Alat Angkut dapat dihitung menggunakan rumus :

KB x Eff x 60 menit / jam

Pa = -------- ---------------------------

CT (menit)

Dimana :

Pa = Produksi alat angkut (ton/jam)  bisa juga dlm m3/jam

KB = Kapasitas Bak (ton) (atau dlm m3). (Kb x SF x FF) . n

Kb = Kapasitas Bucket (ton) (atau dlm m3) alat muat.

SF = Swell Factor material (%)

15 | Laporan Kerja Praktek


FF = Fill Factor (%) alat muat.

n = Jumlah Pengisian

Eff = Efisiensi Kerja (%)

CT = Cycle Time (menit)

Alat Angkut yang dibutuhkan adalah berdasarkan Target Produksi harian

(Catt : masih hitungan yang sifatnya perkiraan atau hitungan kasar) :

Ph

Ka = --------

Pa

Dimana :

Ka = Jumlah alat angkut yang dibutuhkan.

Ph = Sasaran (Target) Produksi Material yang diangkut (dikupas) per

hari.

Pa = Produktifitas alat angkut per hari. Ton atau m3

- Cycle Time Alat Angkut

CT alat angkut dihitung untuk 1 Trip-nya berdasarkan penjumlahan dari :

- Waktu manuver kosong, menit.

- Waktu muat, menit.

- Waktu angkut, menit.

- Waktu manuver isi, menit.

- Waktu dumping, menit.

- Waktu kembali kosong, menit.

2.3. Keserasian Kerja Alat /Match Factor

16 | Laporan Kerja Praktek


Untuk menilai keserasian kerja alat muat dan alat angkut digunakan dengan

menggunakan Match Factor yang dirumuskan :

Keterangan :

MF = Match Factor

Na = Jumlah alat angkut, unit.

Nm = Jumlah alat muat, unit.

CTm = Waktu edar alat muat, menit.

CTa = Waktu edar alat angkut, menit.

Adapun cara menilainya adalah :

1. MF < 1 , artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut bekerja

100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena menunggu alat

angkut yang belum datang.

𝑛MxCTa
WTM = − 𝐶𝑡𝑚
𝑛𝑎

Keterangan :

CTm = waktu tunggu alat muat (menit)

MF = 1 , artinya alat muat dan angkut bekerja 100%, sehigga tidak terjadi waktu

tunggu dari kedua jenis alat tersebut.

17 | Laporan Kerja Praktek


2. MF > 1 , artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja kurang

dari 100%, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.

𝑛𝑎 𝑥 𝐶𝑇𝑚
WTa = − 𝐶𝑇𝑎
𝑛𝑚

Keterangan :

CTm = waktu tunggu alat angkut (menit)

18 | Laporan Kerja Praktek


BAB III

METODOLOGI DAN CARA

3.1. Metode Kerja Praktek

Metode Kerja Praktek yang digunakan adalah :

1. Metode langsung

Metode merupakan metode dimana praktikan turun langsung kelapangan

untuk melengkapi data yang dibutuhkan seperti data alat berat yang

digunakan, menghitung waktu edar dari alat berat dan lain-lain

2. Metode Tidak Langsung

Metode ini merupakan metode dimana praktikan dalam penyusunan laporan

menggunakan buku-buku referensi tanpa harus turun langsung dilapangan.

3.2. Alat-alat Pengumpulan data

a. Chek List Data

Chek List data merupakan daftar data yang akan dicari.

b. Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan sebagai

patokan dalam melaksanakan wawancara dengan pembimbing lapangan,

pengawas dan orang-orang terkait.

19 | Laporan Kerja Praktek


c. Pedoman dokumentasi

Pedoman dokumentasi merupakan dokumentasi yang digunakan sebagai panduan

untuk kerja praktek.

3.3. Sistematika Kerja Praktek

Sistematika kerja praktek yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan Kerja Praktek

Dalam kegiatan ini semua hal-hal mengenai judul. Lokasi, materi dalam

melaksanakan kerja praktek harus sudah disiapkan

b. Studi Literatur

Studi literature mengenai referensi-referensi yang berkaitan dengan judul

yang akan diteliti pada praktek lapangan, yaitu membaca buku-buku ataupun

jurnal-jurnal yang menyangkut dengan alat berat yang digunakan pada daerah

pertambangan PT. Itamatra Nusantara.

c. Pelaksanaan Kerja Praktek

Melaksanakan aktivitas-aktivitas lapangan yang meliputi pengambilan data

dan pengumpulan data mengenai objek kerja praktek yang terkait denan judul

kerja praktek yakni :

1. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung

dilpangan oleh orang yang melakukan kerja praktek. Data primer juga

biasa disebut dengan data asli atau data baru.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang

yang melakukan kerja praktek dari sumber-sumber yang telah ada. Data

20 | Laporan Kerja Praktek


ini biasa didapatkan dari perpustakaan atau dari laporan peneliti-peneliti

terdahulu.

3. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan.

4. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berupa bilangan.

5. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data gambaran/foto mengenai lokasi lapangan, ala

berat yang digunakan, kegiatan proses hauling dan lain-lain.

d. Pengumpulan dan Pengolahan data

1. Observasi lapangan merupakan pemilihan, pengubahan, pencatatan, serta

pengodean dengan tujuan empiris

2. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan langsung kepada pembimbing dan pengawas lapangan

kemudian jawaban di rekam atau di catat.

3. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan pada subyek. Dokumen yang dapat digunakan dapat

berupa buku, laporan dan lain-lain.

4. Analisis isi merupakan suatu teknik untuk mendapat keterangan dari isi

laporan.

e. Cara Pengambilan Data

1. Pengambilan Data Cycle Time Alat Muat

- Mencatat tanggal dan lokasi pit yang akan di tempati

- Mencatat waktu Digging alat muat PC 300

21 | Laporan Kerja Praktek


- Mecatat waktu Swing isi alat Muat Pc 300

- Mencatat waktu Dumping material

- Mencata waktu swing kosong alat muat Pc 300

- Kemudian mencatat no ID Dum Truck yang akan mengangkut

material

2. Cara Pengambilan data Alat Angkut

- Pertama-tama catat tanggal dan lokasi pit pada format Data

- Kemudian Catat nomor Dump Truck

- mencatat waktu saat Dump Truck saat manuver kosong

- mencatat waktu muat material sampai ke bak Dump truck

- mencatat waktu angkut dari pit sampai ke Stock File

- mencatat waktu saat manuver isi sebelum dumping

- mencatat waktu saat dumping (penumpahan material )

- mencatat waktu Dump Truck saat kembali kosong ke pit

- Kemudian dari semua data di rata-ratakan waktu edarnya

f. Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan hasil kerja praktek sebagai hasil yang dicapai pada kerja

praktek yang dilaksanakan.

22 | Laporan Kerja Praktek


BAB IV
PENGOLAHAN DATA

23 | Laporan Kerja Praktek

Anda mungkin juga menyukai