Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1. Sekilas Tentang Alokasi Biaya ............................................................................................... 3
2.3. Pelaporan Eksternal / Pajak..................................................................................................... 5
2.4. Penggantian Biaya Berbasis .................................................................................................... 5
2.5. Pengalokasian Biaya Satu Departemen Ke Departemen Lainnya .......................................... 6
2.5.1. Tarif Pembebanan Tunggal ............................................................................................. 6
2.5.2. Tarif Pembebanan Berganda ........................................................................................... 7
2.5.3. Penggunaan aktual versus yang di anggarkan ................................................................. 8
2.6.1. Metode langsung ........................................................................................................... 10
2.6.2. Metode Berurutan ......................................................................................................... 10
2.6.3. Metode timbal balik ...................................................................................................... 12
2.7. Tarif Overhead Departemen Dan Perhitungan Biaya Produk ............................................... 13
2.8. Alokasi Joint Costs ............................................................................................................... 14
2.9. Pengertian Produk Gabungan................................................................................................ 14
2.10. Akuntansi Produk Bersama ............................................................................................... 14
BAB III KESIMPULAN....................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN

Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen. Bagaimana
biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk, kelompok pelanggan,
aktivitas, dan divisi.

Perusahaan biasanya membedakan antara departemen operasi atau produksi (operating


departement) dan departemen jasa (supporting departemen). Departemen operasi merupakan
departemen yang secara langsung memberikan nilai tambah kepada produk atau jasa. Sementara
departemen jasa merupakan departemen yang memberikan jasa yang membantu departemen internal
lainnya, baik departemen operasi maupun departemen jasa yang lain.

Dalam alokasi biaya akan mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi di departemen jasa
(supporting department) ke departemen produksi dan akhirnya dialokasikan ke produk atau jasa yang
dihasilkan. Proses alokasi biaya ini memerlukan pemilihan dasar alokasi biaya (cost driver) yang
tepat.

Departemen produksi menciptakan produk atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh
perusahaan dalam bisnis. Departemen pendukung melayani departemen produksi tetapi tidak dengan
sendirinya menciptakan produk yang dapat dijual, karena departemen pendukung ada untuk
mendukung berbagai departemen produksi, biaya departemen pendukung merupakan biaya umum
bagi semua departemen produksi dan harus dialokasikan pada departemen produksi untuk memenuhi
sejumlah tujuan penting.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sekilas Tentang Alokasi Biaya

Merupakan biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang terjadi ketika sumber daya
yang sama digunakan dalam keluaran dua atau lebih jasa atau produk, disebut sebagai biaya bersama (
commont cost). Contonya: upah yang dibayarkan pada penjaga keamanan di suatu pabrik merupakan
biaya bersama semua produk berbeda yang diproduksi di pabrik tersebut. Manfaat keamanan dapat
dirasakan oleh semua produk, tetapi pembebanan biaya keamanan kesetiap produk adalah proses
arbitrer.

2.1.1. Jenis Jenis Departemen

Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua kategori
departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi secara
langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau jasa yang dijual pada pelanggan.

Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang


diproduksi. Contoh, departemen pengesahan dan perakitan. Departemen pendukung menyediakan
pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen produksi. Departemen ini berhubungan secara
tidak langsung dengan suatu jasa atau produk organisasi tersebut, misalnya: pemeliharaan,
permesinan.

Dalam perusahaan jasa dapat dibagi menjadi departemen produksi dan departemen pendukung.
Pabrik pembuat furniture dapat dibagi dua departemen produksi (perakitan dan penyelesaian) serta
empat departemen pendukung (ruang penyimpanan bahan baku, kafetaria, pemeliharaan, general
factory).

2.1.2. Jenis Jenis Dasar Alokasi

Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung: oleh sebab itu, biaya departemen
pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi. Faktor-faktor penyebabnya adalah
variabel atau aktivitas dalam departemen produksi, yang menyebabkan munculnya biaya jasa
pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian biaya departemen pendukung, berbagai usaha harus
dilakukan untuk mengidentivikasi faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan
faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor
penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik.

2.2. Tujuan Alokasi


Alasan untuk Mengalokasikan Biaya Sebagian besar organisasi mengalokasikan biaya. Namun,
beberapa Layanan akuntansi pertanggungjawaban berpendapat bahwa manajer hanya boleh
dialokasikan biaya jika mereka memiliki kontrol atas biaya itu. Misalnya, departemen pemeliharaan
adalah pusat biaya. Anggarannya berisi biaya yang dialokasikan seperti biaya untuk ruang kantor di
mana manajer pemeliharaan tidak memiliki kendali. Mengapa memberi manajer pusat anggaran
anggaran dan kemudian mengambilnya kembali melalui alokasi biaya? Mengapa tidak memberi
manajer anggaran yang lebih kecil? Bagian ini menjelaskan tiga kemungkinan alasan mengapa
organisasi mengalokasikan biaya: pelaporan eksternal (termasuk pajak), penggantian biaya, dan
pengambilan keputusan dan kontrol
Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung ke
departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:
1. Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan
2. Untuk menghitung profibilitas lini produk
3. Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan
pengendalian
4. Untuk meniai persedian
5. Untuk memotivasi para manajer
Jika biaya tidak dialokasikan dengan akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu tinggi, hingga
mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi bisnis, sebaliknya, jika biaya
terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini. Hal yang berhubungan dekat dengan
penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba berbagai jasa, seseorang manajer dapat
mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Tentu saja biaya yang akurat adalah hal
yang penting untuk menentukan laba.

Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya departemen pendukung
tidak di alokasikan ke departemen produksi, para menejer dapat memperlakukan jasa ini seakan-akan
jasa tersebut gratis. Tentu saja, pada kenyataanya, biaya marginal sebuah jasa lebih besar dari nol.
Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manejer departemen produksi bertanggung jawab
atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu organisasi dapat memastikan bahwa para manejer akan
menggunakan suatu jasa hingga manfaat marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya. Jadi,
mengalokasikan biaya jasa membantu tiap departemen produksi memilih tingkat konsumsi yang benar
2.3. Pelaporan Eksternal / Pajak
Laporan keuangan eksternal dan aturan akuntansi pajak mengharuskan inventaris dinyatakan
berdasarkan biaya, termasuk biaya pembuatan tidak langsung. Sebagai contoh, inventaris tidak hanya
mencakup tenaga kerja langsung dan bahan langsung tetapi juga sebagian kecil dari depresiasi pabrik,
pajak properti, dan gaji penjaga keamanan di pabrik. Biaya overhead, termasuk biaya tidak langsung,
harus dialokasikan ke produk. Ini tidak mengharuskan perusahaan untuk menggunakan alokasi biaya
untuk laporan internal. Untuk menghindari biaya pembukuan tambahan dari set kedua akun yang
mengecualikan biaya yang dialokasikan, perusahaan menggunakan akun yang sama secara internal
seperti eksternal. Namun, biaya pembukuan tambahan kemungkinan akan kecil dan diimbangi dengan
biaya Cost Allocation : Theory and Practices 9 | P a g e keputusan disfungsional dari penggunaan
sistem eksternal untuk keputusan operasi internal. Dengan demikian, persyaratan pelaporan eksternal
tidak mungkin menjelaskan penggunaan luas alokasi biaya untuk pelaporan internal, seperti evaluasi
kinerja divisi.

2.4. Penggantian Biaya Berbasis


Penggantian biaya berbasis adalah alasan lain untuk alokasi biaya. Kontrak berbasis biaya
pemerintah dan penggantian medis untuk biaya menimbulkan alokasi biaya. Departemen Pertahanan
A.S. membeli milyaran dolar barang setahun dengan kontrak biaya-plus. Sebagian besar sistem
senjata baru dibeli berdasarkan kontrak yang dinegosiasikan di mana pendapatan produsen sebagian
merupakan fungsi dari biaya yang dilaporkan. Untuk membantu mengatur alokasi biaya yang
digunakan kontraktor dalam kontrak pemerintah, pemerintah federal membentuk Dewan Standar
Akuntansi Biaya (CASB). CASB telah mengeluarkan standar yang mencakup periode akuntansi
biaya, kapitalisasi aset berwujud, akuntansi untuk biaya asuransi dan pensiun, dan alokasi biaya
langsung dan tidak langsung. Pendapatan dari utilitas publik seperti perusahaan listrik dan gas juga
terikat dengan biaya yang dilaporkan. Negara sering memberikan utilitas publik monopoli eksklusif
atas wilayah layanan Sebagai imbalannya, negara bagian mengatur tarif yang dapat ditagihkan kepada
pelanggan. Dalam banyak kasus, harga yang diatur didasarkan pada biaya yang dilaporkan, termasuk
biaya yang dialokasikan. Dalam peraturan utilitas publik, masalah utama adalah memutuskan
bagaimana mengalokasikan biaya umum kapasitas, seperti sebagai pembangkit penghasil listrik, di
antara kelas pengguna yang berbeda (pelanggan perumahan versus bisnis). Dalam banyak kasus
penetapan tingkat utilitas publik, alokasi biaya adalah masalah utama. Dalam perusahaan yang
pendapatannya bergantung pada biaya yang dilaporkan, alokasi biaya dapat memiliki dampak besar
pada arus kas. Tetapi relatif sedikit perusahaan memiliki pendapatan berdasarkan kontrak berdasarkan
biaya, dan alokasi biaya lazim di perusahaan tanpa pendapatan berbasis biaya. Oleh karena itu,
penggunaan luas alokasi biaya tidak dapat dijelaskan dengan adanya kontrak penggantian biaya
berbasis
2.5. Pengalokasian Biaya Satu Departemen Ke Departemen Lainnya

Seringkali, biaya departemen pendukung dialokasikan ke departemen lain dengan


menggunakan satu tarif pembebanan. Sebagai contoh, departemen pemrosesan data perusahaan
melayani berbagai departemen lainnya. Biaya pengoperasian departemen pemrosesan data kemudian
dialokasikan ke departemen pengguna. Walaupun ini kelihatannya sederhana dan langsung, namun
bebereapa pertimbangan terlibat adalah memilih tarif tunggal atau tarif berganda, dan penggunaan
biaya departemen pendukung aktual versus yang dianggarkan.

Saat biaya dari departemen pendukung dialokasikan pada departemen lain, tarif pembebanan
harus dikembangkan. Tarif tunggal mengkombinasikan biaya variabel dan tetap dari departemen
pendukung untuk menentukan tarif pembebaban. Tarif ganda memisahkan biaya tetap dan variabel.
Biaya tetap departemen pendukung dialokasikan pada basis kapasitas awal, dan tarif variabel
dikembangkan berdasarkan penggunaan anggaran

2.5.1. Tarif Pembebanan Tunggal

Misal bahwa perusahaan mengembangkan departemen foto copy sendiri untuk melayani tiga
departemen produksinya (audit, pajak, dan konsultan menajemen sistem atau MAS). Biaya
departemen foto copy termasuk biaya tetap sebesar $0,023 per lembar foto copy (kertas dan tinta).
Estimasi penggunaan (dalam kertas) oleh ketiga departemen produksi adalah sebagai berikut ;

Departemen audit 94.500

Departemen pajak 67.500

Departemen MAS 108.000

Total 270.000

Jika tarif pembebanan tunggal di gunakan, biaya tetap sebesar $26.190 akan digabungkan
dengan estimasi biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). total biaya sebesar $32.400 dibagi
dengan estimasi jumlah lembar yang di foto copy sebanyak 270.000 yang akan menghasilkan tarif per
lembar sebesar $0,12.

Jumlah yang d bebankan ke departemen produksi merupakan suatu fungsi jumlah lembar
yang di foto copy. Anggaplah bahwa penggunaan aktual adalah ssebagai berikut ; departemen audit
sejumlah 92.000 lembar; dan departemen MAS 115.000 lembar. Total biaya foto copy yang
dibebankan pada masing-masing departemen dapat diperlihatkan sebagai berikut ;
Jumlah Pembebanan Total
x =
Lembar per Lembar Pembebanan

Audit 92.000 $0,12 $11.040

Pajak 65.000 0,12 7.800

MAS 115.000 0,12 13.800

Total 272.000 $32.640

Apakah departemen foto copy membutuhkan $32.640 untuk membutuhkan 272.000 lembar? Tidak,
departemen foto copy hanya membutuhkan $32.446 [$26.190 + 9272.000 x $0,023)].

2.5.2. Tarif Pembebanan Berganda

Walaupun penggunaan tarif tunggal adalah sederhana, namun hal ini mengabaikan dampak diferensial
dari perubahan penggunaan biaya. Biaya variabel departemen pendukung naik sesuai tingkat kenaikan
jasa. Sebagai contoh, biaya kertas dan tinta untuk departemen foto copy meningkat sesuai peningkatan
jumlah lembar yang di foto copy.

Pengembangan Tarif Tetap

Biaya jasa tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas, mereka di keluarkan guna
menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirm unit jasa yang dibutuhkan oleh departemen
produksi. Ketika departemen pendukung dibentuk, kemampuan mengirimnya dirancang untuk
melayani kebutuhan jangka panjang departemen produski. Karena kebutuhan jasa pada awalnya
menyebabkan penciptaan kemampuan pelayanan, maka adalah beralasan untuk mengalokasikan biaya
jasa tetap berdasarkan kebutuhan tersebut.

Pengalokasian biaya tetap mengikuti prosedur tiga langkah ;

a) Penetapan biaya hasa tetap yang di anggarkan.

b) Perhitungan rasio alokasi, dengan rumus :


Rasio alokasi =

c) Pengalokasian, dengan rumus ;

Alokasi = Rasio alokasi x Biaya jasa tetap yang di anggarkan


Yang dapat kita asumsikan sebagai berikut ;

Jumlah Foto Copy


Persentase yang Biaya Bagian Departemen
Awal yang x =
di Foto copy Tetap atas Biaya Tetap
Dianggarkan

Audit 94.500 35 $26.190 $9.167

Pajak 67.500 25 26.190 6.548

MAS 108.000 40 26.190 $10.476

Total 270.000 100 $26.191

Pengembangan Tarif Variabel

Tarif variabel tergantung pada biaya yang berubah ketika penggerak biaya berubah. Pada departemen
foto copy, penggerak biaya adalah jumlah lembar yang di foto copy. Jika jumlah lembar yang di foto
copy meningkat, kertas dan tinta yang digunakan akan lebih banyak. Karena biaya rata-rata adalah
$0,023 per lembar, maka tarif fariabel adalah $0,023. Tarif variabel ini digunakan dalam hubungan
dengan departeman audit dibebani 35 persen dari biaya yang di tambah $0,023 per lembar yang difoto
copy. Departeman pajak akan dialokasikan 25 persen dari biaya tetap ditambah $0,023 perlembar.
Sementara itu MAS akan dialokasikan 40 persen dari biaya tetap ditambah $0,023 per lembar.

Jumlah Jumlah Jumlah Total


Foto copy Tetap Variabel Pembebanan

Audit 92.000 $9.167 $2.116 $11.283

Pajak 65.000 6.548 1.495 8.043

MAS 115.000 10.476 2.645 13.121

Total 272.000 $26.191 $6.256 $32.447

2.5.3. Penggunaan aktual versus yang di anggarkan

Prinsip umum dari evalusai kerja adalah bahwa manajer tidak boleh di bebani tanggung jawab atas
biaya atau aktivitas yang berada di laur kendalinya. Karena para manajer departemen produksi
memiliki input yang signifikan berkaitan dengan tingkat jasa yang di konsumsi, mereka harus di
bebani tanggung jawab atas bagian biaya jasa mereka. Namun, pernyataan ini, mempunyai kualifikasi
penting ; evaluasi departemen tidak boleh dipengaruhi oleh tingkat efisiensi yang di capai oleh
departemen lain.

Ingatlah bahwa biaya tetap tahunan yang dianggarkan adalah sebesar $26.190 dan biaya variabel yang
dianggarkan adalah $0,023. Ketiga departemen produksi ; audit, pajak, dan MAS. Mengestimasikan
penggunan masing-masing sebesar 94.500 lembar, 57.500 lembar, dan 108.000 lembar. Berdasarkan
data tersebut biaya yang dialokasikan kesetiap departemen pada awal tahun. Bahwa metode tarif
tunggal menghasilakn pengalokasian yang sama dengan metode tarif berganda apabila angka yang
dianggarkan digunakan.

Metode Tarif Tunggal


Jumlah Tarif Alokasi
x =
Foto copy Total Biaya
Audit 94.500 $0,12 $11.340
Pajak 67.500 0,12 8.100
MAS 108.000 0,12 12.960
Total $32.400

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Peraktitan
Biaya lngsung $250.000 $160.000 $100.000 $60.000
Aktivitas normal :
Killowat-jam - 200.000 600.000 200.000
Jam pemeliharaan 1.000 - 4.500 4.500

Metode Tarif Berganda

Jumlah Tarif Alokasi Biaya yang


x + =
Foto copy Variabel Tetap Dialokasikan

Audit 94.500 $0,023 $9.167 $11.340

Pajak 67.500 0,023 6.548 8.100

MAS 108.000 0,023 10.476 12.960

Total $32.400
2.6. Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung

Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung yang digunakan, perusahaan
hatus menetapkan batasan ineraksi departemen pendukung. Selain itu, mereka harus menimbang biaya
dan manfaat yang berhubungan dengan ketiga metode pengalokasian biaya, yakni ;

2.6.1. Metode langsung

Adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya departemen
pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen produksi secara proporsional
terhadap masing-masing departemen pengguna jasa. Biaya tetap juga dialokasikan langsung kepada
departemen produksi, tetapi berdasarkan proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen
produksi.

2.6.2. Metode Berurutan

Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara epartemen pendukung telah terjad. Akan
tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen pendukung. Alokasi biaya
dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti prosedur penetapan peringkat yang ditentukan terlebih
dahulu. Biasanya urutanya ditentukan dengan menyusun peringkat departemen pendukung dalam
suatu tatanan jumlah jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil. Tingkat jasa biasanya di
ukur dengan biaya langsung dari setiap departemen pendukung; departemen dengan biaya tertinggi
dinilai sebagai pemberi dana terbesar.

Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi


Penggerindaan Peraktitan
600.000 0,75 -
Listrik :
(600.000 + 200.000)
200.000 - 0,25
(600.000 + 200.000)
4.500 0,50 -
Pemeliharaan :
(4.500 + 4.500)
4.500 - 0,50
(4.500 + 4.500)
Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung Dengan
Menggunakan Rasio Alokasi
Departemen Pendukung Departemen Produksi
Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Biaya Langsung $250.000 $160.000 $100.000 $60.000
Listrik (250.000) - 187.500 62.500
Pemeliharaan - (160.000) 80.000 80.000
$ 0 $ 0 $367.500 $202.500

Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung Dengan Menggunakan Rasio Alokasi


Departemen Pendukung Departemen Produksi
Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Biaya Langsung $250.000 $160.000 $100.000 $60.000
Listrik (250.000) 50.000 150.000 50.000
Pemeliharaan - (210.000) 105.000 105.000
$ 0 $ 0 $355.000 215.000

Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi

Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan

200.000
Listrik : 0,20 - -
(200.000 + 600.000 + 200.000)
600.000
- 0,60 -
(200.000 + 600.000 + 200.000)
200.000
- - 0,20
(200.000 + 600.000 + 200.000)
4.500
Pemeliharaan : - 0,50 -
(4.500 + 4.500)
4.500
(4.500 + 4.500) - - 0,50

Alokasi yang di dapatkan dengan metode berurutan . di dapatkan dengan langkah pertama
adalah menghitung rasio alokasi. Perhatikan bahwa rasio alokasi untuk departemen pemeliharaan
mengabaikan penggunaan oleh departemen listrik karena biayanya tidak dapat dialokasikan ke
departemen pendukung. Langkah kedua adalah mengalokasikan biaya departemen pendukung dengan
menggunakan rasio alokasi yang dihitung pada langkah pertama. Perhatikan bahwa $50.000 dari
biaya departemen listrik dialokasikan ke departemen pemeliharaan. Hal ini mencerminkan kenyataan
bahwa departemen pemeliharaan menggunakan 20 persen output departemen listrik. Sebagai
akibatnya, biaya oporasi departemen pemeliharaan naik dari $160.00 jadi $210.000.
2.6.3. Metode timbal balik

Metode ini mengakui semua interaksi di antara departemen pendukung. Menurut metode ini
salah satu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain dalam menentukan total biaya
setiap departemen pendukung dimana total biaya mencerminkan interaksi antara departemen
pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen
produksi.

Total biaya departemen pendukung. Total biaya pendukung adalah jumlah dari biaya
langsung ditambah proposisi biaya yang diterima dari departemen pendukung lainnya. Persamaan
biaya untuk setiap departemen pendukung dapat diperlihatkan sebagai berikut

P = Biaya langsung + Bagian dari biaya pemeliharaan


= $250.000 + 0,10M (persamaan biaya listrik) (7.1)
M = Biaya langsung + Biaya dari baya listrik
= $160.000 + 0,20P (persamaan biaya pemeliharaan) (7.2)

Data untuk mengilustrasikan metode timbal balik

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Biaya Langsung:
Tetap $200.000 $100.000 $80.000 $50.000
Varabel 50.000 60.000 20.000 10.000
Total $250.000 $160.000 $100.000 $60.000
Aktivitas Normal
Kilowatt-jam - 200.000 600.000 200.000
Jam pemeliharaan 1.000 - 4.500 4.500

Proporsi Output yang Digunakan oleh Departemen


Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Rasio Alokasi:
Listrik - 0,20 0,60 0,20
Pemeliharaan 0,10 - 0,45 0,45
Persamaan biaya listrk (7.1) dan persamaan biaya pemeliharaan (7.2) dapat diselesaikan
secara simultan untuk menghasilkan total biaya setiap departemen pendukung. Dengan persamaan ;

M = $160.000 + 0,20 ($250.000 + 0,10M)


M = $160.000 + $50.000 + 0,02 M
0,98M = $210.000
M = $214.286
Dengan mensubsidikan niai untuk M ini kepersamaan 7.1 dihasilkan total biaya untuk listrik.
P = $250.000 + 0.10 ($214.286)
= $250.000 + $21.429
= $271.429
Alokasi Departemen Produksi. Setelah total biaya setiap departemen pendukung diketahui,
alokasi kedepartemen produksi dapat diketahui. Alokasi ini, berdasarkan proporsi output yang
digunakan oleh setiap departemen produksi. Total biaya yang dialokasikan kedepartemen produksi
(dari listrik dan pemeliharaan) sama dengan $410.000, yaitu total biaya langsung dari dua depatemen
pendukung ($250.000 + $160.000).
Departemen Pendukung Departemen Produksi
Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan
Biaya Langsung $250.000 $160.000 $100.000 $60.000
Listrik (271.429) 54.286 162.857 54.286
Pemeliharaan 21.429 (21.429) 96.429 96.429
$
Total $ 0 0 $359.286 $210.715

2.7. Tarif Overhead Departemen Dan Perhitungan Biaya Produk

Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang dialokasikan ke
biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen produksi dan membaginya
dengan beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin. Misalnya dari
contoh alokasi berurutan total biaya overhead departemen pengesahan adalah $355.000, dan
asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar untuk pembebanan overhead ke produk dengan aktivitas
normal sebesar 71.000 jam mesin, maka tarif biaya overhead departemen pengesahan adalah:

$355.000
Tarif overhead pengesahaan =
71.000 jam Mesin
= $ 5 per jam mesin
Dengan cara yang sama, total biaya overhead departemen perakitan sebesar $ 215.000, dan
diasumsikan tingkat aktivitas normal sebesar 107.500 jam tenaga kerja, maka tarif biaya overhead di
departement perakitan adalah:

Tarif overhead perakitan $215.000


=
107.500 jam tenaga kerja
= $ 2 per jam tenaga kerja
Dengan menggunakan tarif – tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai
gambaran, anggaplah bahwa suatu produk membutuhkan dua jam mesin pengasahan dan satu jam
perakitan untuk satu unit yang diproduksi. Biaya overhead yang dibebankan ke satu unit produk ini
menjadi $ 12 [ (2 X $ 5) + (1X $ 2)]. Jika produk yang sama menggunakan bahan baku senilai $ 15
dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengesahan dan Perakitan), maka biaya total per unit
adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).

2.8. Alokasi Joint Costs

Permasalahan pokok yang timbul di dalam produk gabungan : Bagaimana cara


mengalokasikan biaya yang terjadi dalam rangka menghasilkan produk. Biaya yang dikeluarkan
dalam rangka menghasilkan produk gabungan disebut dengan “JOINT COST”.

2.9. Pengertian Produk Gabungan

Produk gabungan (Joint Cost) adalah suatu proses produksi yang menghasilkan beberapa
produk yang berasal dari satu jenis / macam bahan baku yang diproduksi secara serentak (bersama-
sama). Dimana, nilai dari produk ini masing-masing berbeda. Di dalam proses produksi yang
menghasilkan produk gabungan, produk yang dihasilkan terdiri dari 2 macam :
1. Produk Utama (Main Product).
2. Produk Sampingan (By Product).

2.10. Akuntansi Produk Bersama

Biaya produk bersama harus dapat dibebankan kepada masing-masing produk agar dapat
ditentukan nilai persediaan akhir dalam menghasilkan laba bersih.
Metode alokasi biaya bersama (Joint Cost) ke masing-masing produk :
1) Metode Nilai Jual / Harga Pasar
2) Metode Kwatitatif Unit / Satuan Fisik
3) Metode Biaya Per Unit
 Metode Rata-rata tertimbang
 Metode Rata-rata Sederhana
Metode Nilai Jual / Harga Pasar
Karakteristik :
1) Joint Cost dialokasikan sesuai dengan nilai jual masing-masing produk
2) Metode ini mempunyai hubungan antara biaya yang dikeluarkan dengan harga jual. Harga jual
produk ditentukan atas dasar biaya produk yang dikeluarkan.
Prosedur Akuntansi Untuk Metode Nilai Pasar / Harga Jual, yaitu :
(1) Nilai Pasar Diketahui Saat Titik Pisah (split off)
Dengan prosedur ini total Joint Cost dialokasikan diantara produk bersama dengan membagi
Total Nilai Pasar tiap produk yang dihasilkan sehingga diperoleh Ratio Individual dari nilai pasar
terhadap total nilai pasar dikalikan dengan Joint Cost
RUMUS : ALOKASI JOINT COST PER PRODUK

Total nilai pasar per produk x Joint Cost


Total nilai pasar semua produk

(2) Nilai Pasar Tidak Diketahui Saat Titik Pisah (split Off)
Pada metode ini Nilai Pasar pada saat titik pisah produk tidak diketahui khususnya bilamana
tambahan proses pengolahan berada pada kondisi siap untuk dijual. Pada metode ini dilakukan
perhitungan nilai pasar hipotesis, dengan cara mengurangi tambahan biaya pemrosesan kembali
dengan nilai pasar produk.
RUMUS : ALOKASI JOINT COST PER PRODUCT

Biaya Pemrosesan
Total nilai pasar hipotetis per produk x Joint Cost + setelah titik pisah
Total nilai pasar hipotetis semua produk

Metode Kuantitatif Unit


Karakteristik
(1) Kwantitas hasil produksi digunakan sebagai dasar untuk alokasi Joint Cost
(2) Alokasi Joint Cost ke masing-masing produk dilakukan dengan cara :

RUMUS :

Total unit per produk x Joint Cost


Total unit semua produk
Metode Biaya Per Unit
Agar metode ini dapat dipakai, maka produk harus diukur dengan satuan yang sama.
(1) Metode Rata-Rata Sederhana
Menurut metode ini Total Joint Cost dibagi dengan unit yang diproduksi. Hal ini digunakan
untuk menghitung Unit Cost, kemudian biay per unit dikalikan dengan unit yang diproduksi untuk
menghitung alokasi Joint Cost ke masing-masing produk.
RUMUS :

Total Joint Cost


UNIT COST = ____________________
Jumlah produk

(2) Metode Rata-Rata Tertimbang


Dalam metode ini kwantitas produksi dikalikan dengan angka penimbang, dan hasil kalinya
digunakan sebagai dasar pengalokasian biaya bersama (Joint Cost)

.
BAB III
KESIMPULAN

Alokasi biaya meliputi semua organisasi. Manajer mengalokasikan biaya untuk berbagai
alasan, termasuk: pelaporan keuangan, pajak, kontrak penggantian biaya, dan peraturan pemerintah.
Tapi itu munculbahwa banyak organisasi mengalokasikan biaya untuk pengambilan keputusan dan
kontrol.
Alokasi biaya bertindak sebagai pajak internal pada input faktor yang digunakan sebagai basis
alokasi. Dan, seperti pajak pada umumnya, alokasi biaya mengubah insentif manajer dan karenanya
membuat keputusan.
Input tertentu, yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa perusahaan, terutama
tenaga kerja, memaksakan eksternalitas pada perusahaan dalam arti bahwa ketika lebih banyak input
yang digunakan, biaya lain di perusahaan juga naik. Manajer dan akuntan mereka ingin memajaki
input itu jika dilaporkan biaya tidak sepenuhnya mencerminkan biaya ditambah eksternalitas yang
dihasilkannya. Cara memajaki input adalah dengan menggunakannya sebagai basis alokasi untuk
mengalokasikan beberapa biaya lain kepada manajer dengan hak keputusan atas input pajak.
Misalnya, tenaga kerja dapat dikenai pajak dengan mengalokasikan overhead perusahaan ke
departemen berdasarkan jumlah karyawan di masing-masing departemen
Biaya dapat dialokasikan dengan cara yang meningkatkan atau mengurangi pemantauan
timbal balik dan kerja sama manajer satu sama lain. Alokasi biaya noninsulasi meningkatkan
pemantauan dan koordinasi timbal balik; metode isolasi melakukan yang sebaliknya.
Alokasi biaya noninsulasi dapat mengurangi risiko yang dihadapi manajer. Misalnya, jika
laba suatu divisi rendah luar biasa, lebih sedikit biaya yang dialokasikan untuk divisi ini, sehingga
melunakkan dampak penuh dari laba yang lebih rendah. Oleh karena itu, alokasi noninsulasi
menyebabkan pembagian risiko di antara manajer dan dapat mendiversifikasi risiko yang ditanggung
oleh manajer.
Depresiasi tujuannya adalah untuk mengetahui penyusutan manfaat aset perusahaan. Namun
pada beberapa kasus, perusahaan tidak bisa memilih salah satu metode
Pada dasarnya tujuan dan metode alokasi biaya dalam sebuah perusahaan adalah untuk
memotifasi manajer untuk secara sungguh-sungguh meningkatkan prestasi guna mencapai tujuan
perusahaan, memberikan insentif yang benar bagi manajer yang telah mengambil keputusan konsisten
dengan tujuan perusahaan, secara adil menentukan reward untuk manajer sesuai dengan usaha dan
ketrampilannya. Manajer juga dituntut sepandai mungkin mengalokasikan segala bentuk biaya di
dalam suatu perusahaan agar tujuan perusahaan dapat terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA

Don R. Hansen Maryanne M. Mowen, Akuntansi Manajemen, ed. 4, Jilid 1,


Erlangga, Jakarta, 1999
Anthony, Robert. N dan Vijay Govindarajan . 2005 . Management Control System
Jakarta : Salemba
Empat Zimmerman, J. L., & Yahya-Zadeh, M. (2011). Accounting for Decision
Making and Control.Issues in Accounting Education (Vol. 26).
Horngren, Sundem, Stratton. 1996. Introduction to Management Accounting Tenth
Edition. USA: Prentice Hall International.

Anda mungkin juga menyukai