Fahruddin Faiz
JENIS CINTA
Cinta Jasmaniyah: keinginan untuk memiliki dan mencari suatu obyek keindahan
atau kebajikan demi kesenangan atau kepuasan: Eros (Yunani), Amor (Latin) dan
Kama (Sanksekerta)
Cinta Persahabatan: perasaan cinta yang ditujukan kepada semua orang tanpa
terkecuali, didorong oleh ketulusan hati, semata-mata demi kebahagiaan dan
kesenangan orang lain: Philia (Yunani), Delictio (Latin), dan Sneha, Priyata
(Sanksekerta).
Cinta Ketuhanan: manifestasi dari adanya karunia Tuhan dan cinta-Nya kepada
manusia: Agape (Yunani), Caritas (Latin), Karuna (Budhisme), Prema (Sanksekerta,
Hinduisme), Rahman (Arab) dan Hesed (Yahudi).
“KERETA BERSAYAP, DENGAN
DUA KUDA (HITAM DAN PUTIH)
DAN DIKENDALIKAN SAISNYA”
KUDA HITAM= Lambang Nafsu-
nafsu Rendah (epithumia)
KUDA PUTIH= Lambang Hasrat &
Harga Diri (thumos)
SAIS= Rasio (Logostikon)
SAYAP= Eros
FILSAFAT DAN CINTA
• Salah Satu Tugas Filsafat: membuat kita mampu mengelola hidup kita
dengan baik, dengan menggunakan akal sehat. Filsafat seharusnya dapat
membebaskan kita dari ketakutan-ketakutan yang tidak perlu dan dari
ketundukan kepada emosi serta perilaku emosional.
• Cinta adalah satu kekuatan yang sangat besar dalam hidup manusia, yang
mampu menyesatkan dan membuat orang sangat menderita.
• Filsafat, sebagai kajian yang membantu kita memahami hidup, memainkan
peran besar disini, khususnya dalam memahami kekuatannya, mengarahkan
pengaruhnya dan memastikannya berada di ‘jalur’ yang benar dalam
kehidupan kita.
Phaedrus: Cinta sebagai Divine Madness
• LOVE IS DESIRE:
o Manusia itu hakikatnya serakah, hidup kita hanya perjuangan tanpa akhir untuk
memenuhi keinginan kita, yang kita anggap memberikan kebahagiaan
o Kita menginginkan sesuatu Karena menganggap dalam sesuatu itu ada ‘kebaikannya’
untuk kita
o Segala sesuatu, tidak hanya manusia, ‘bergerak’ untuk memperoleh yang dianggapnya
baik; berarti alam semesta ini digerakkan oleh cinta
o Meskipun demikian, tidak banyak yang menyadari obyek cinta mereka, yang
mendorong pencarian itu, yang menjadi dasar setiap keinginan, yang memastikan
kepemilikan abadi atas kebaikan adalah Sang Maha Baik atau Sang Maha Indah.
Keindahan adalah ‘harmoni’ dari sesuatu; yang muncul dari satu
hubungan yang ‘pas’ dari semua unsur, dan tidak mungkin terjadi
kalau unsur-unsur itu “tidak baik” (tidak dalam kondisi yang
seharusnya) atau tidak berjalan semestinya. Oleh Karena itu: apa
yang indah pasti baik dan yang baik pasti indah.
SITUASI JATUH CINTA
Ketika kamu jatuh cinta pada seseorang, yang sebenarnya terjadi adalah
kamu melihat bahwa dia memiliki sebuah kualitas yang belum kamu
miliki. Mungkin kamu melihat dia sebagai seorang yang cool, kalem,
ataupun disiplin. Sementara kamu sendiri meskipun orangnya hangat,
kadang-kadang masih moody dan kurang tenang.
Ada sebuah fantasi di bawah alam sadar yang kamu bentuk, bahwa
dengan mendekati orang itu, kamu bisa menjadi sedikit banyak
menyerupai dia. Kamu berkhayal, dia dapat membantu dan mengarahkan
kamu untuk tumbuh dan memaksimalkan potensi kamu.
Di mata Plato, cinta itu pada hakikatnya adalah seperti pendidikan.
Artinya, kamu tidak dapat mencintai seseorang kalau kamu gak mau
dididik oleh pasangan kamu. Di dalam cinta, dua orang berusaha untuk
berkembang bersama, dan juga membantu satu sama lain untuk terus
berkembang. Artinya, untuk mewujudkan hal tersebut, kamu perlu untuk
hidup bersama dengan orang yang memiliki kualitas-kualitas yang belum
kamu miliki: untuk melengkapi bagian-bagian yang kamu dan dia
perlukan untuk terus berevolusi.
• Cinta kepada satu orang tertentu, yang menarik hati.
• Di tahapan ini, cinta bersifat ketertarikan fisik, sementara, dan dapat berpindah-pindah ke yang lain.
• Cinta kepada segala yang indah.
• Cinta jenis ini tumbuh Karena muncul kesadaran bahwa keindahan itu bisa ada dimana-mana, dalam apapun dan
siapapun.
• Cinta jenis ini melampaui keindahan fisik, dan membebaskan dari keterkungkungan jasmaniyah.
• Cinta sesama dan kebajikan sosial
• Menyadari bahwa keindahan jiwa itu lebih baik dibandingkan keindahan fisik.
• Mereka yang mencapai level ini lebih mengapresiasi keindahan social dan moral serta aktifitas-aktifitas
kebajikan
• Kasadaran pentingnya ilmu dan pengetahuan.
• Dengan semakin dalam dan luasnya ilmu dan pengetahuan ini orang dapat membebaskan dirinya dari keindahan
sementara, baik itu fisik, jiwa maupun sosial
• Melahirkan banyak gagasan dan perilaku kebajikan dan keindahan didasarkan kepada
kontemplasinya atas hakikat kebenaran dan keindahan.
CINTA & PENGEMBANGAN DIRI