PENDAHULUAN
Fermentasi sering juga di sebut proses produksi energi dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu
bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang
mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan
respirasi anaerob yang merupakan oksigen sebagai penerima elektron akhir pada
saat pembentukan ATP. Gula merupakan bahan yang paling umum dalam
fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan
hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari
fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang
umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur
dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama
kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat
dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai
produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam
menyebabkan rasa kelelahan pada otot. Fermentasi alkohol merupakan suatu
reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan karbon dioksida
1
Alternatif penanganan ikan yang hingga kini masih dilakukan secara
tradisional adalah olahan pembuatan terasi. Menurut Afrianto dan Liviawaty
(2005) terasi adalah salah satu produk hasil fermentasi ikan (atau udang) yang
hanya mengalami perlakuan penggaraman (tanpa diikuti dengan penambahan
asam), kemudian dibiarkan beberapa saat agar terjadi proses fermentasi. Prinsip
dari fermentasi ikan atau udang adalah fermentasi didalam larutan garam atau
dengan penambahan garam kristal sehingga terbentuk flavour yang masih enak
atau falvour yang menyerupai daging. Proses dari fermentasi dari substrat tidak
diharapkan sempurna dalam pembuatan bagoong (terasi) karena produk harus
mengandung protein yang terhidrolisis atau tanap hidrolisis. Salah satu perubahan
selama fermentasi yang diharapkan adalah liquid fiksi. Setelah proses
penggaraman, cairan dari dalam ikan (udang) terekstrak keluar. Kandungan
nitrogen pada cairan mula-mula rendah tapi setelah disimpan beberapa hari, yaitu
selama proses fermentasi menyebabkan terjadinya proses hidrolisis protein
sehingga kandungan nitrogen terlarut naik.
1.2 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses fermentasi yang terjadi pada ikan merupakan proses penguraian secara
biologis atau semibiologis terhadap senyawa-senyawa komplek terutama protein
menjadi senyawasenyawa yang lebih sederhana dalam keadaan terkontrol. Selama
proses fermentasi, protein ikan akan terhidrolisis menjadi asam-asam amino dan
peptida, kemudian asam-asam amino akan terurai lebih lanjut menjadi komponen-
komponen lain yang berperan dalam pembentukan cita rasa produk.
Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan
udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi,
disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya
bentuk terasi berupa padatan, kemudian teksturnya agak kasar, dan memiliki khas
aroma yang tajam akan tetapi rasanya gurih (Pierson, 2013).
Salah satu produk olahan dari hasil perikanan sebagai usaha pemanfaatan ikan
atau udang yang berkualitas rendah adalah terasi. Terasi merupakan produk
perikanan yang berbentuk pasta. Bahan baku yang biasa digunakan untuk terasi
berkualitas baik. Sedangkan terasi bermutu rendah biasanya dibuat dari limbah
ikan, sisa ikan sortiran dengan bahan tambahan biasanya tepung tapioka atau
tepung beras, dan berbagai jenis ikan kecil (teri) atau udang kecil (rebon).
Umumnya terasi digunakan untuk campuran membuat sambal, adakalanya
digunakan pula untuk campuran pada masakan lain
3
Ada dua macam terasi diperdagangkan di pasar , yaitu terasi udang dan terasi
ikan. Jenis terasi udang umumnya mempunyai warna cokelat kemerahan pada
produk yang dihasilkan, sedangkan pada terasi ikan hasil nya berwarna
kehitaman. Terasi biasa digunakan sebagai penyedap sehingga pemakaian terasi
dalam masakan sangat sedikit, hal ini mengakibatkan kandungan yang terdapat
dalam terasi tidak banyak berperan (Yuniar,2010).
Terasi merupakan produk awetan ikan atau rebon yang telah diolah dengan
proses pemeraman dan fermentasi, lalu dilakukan penggilingan dengan cara
penumbukan dan penjemuran selama beberapa hari. Proses pembuatan produk
terasi juga ditambahkan garam yang berfungsi untuk bahan pengawet, bentuknya
seperti pasta dan berwarna hitam-coklat, dan bisa dengan bahan pewarna sehingga
menjadi kemerahan(kartika.1998).
4
digunakan yaitu udang rebon. Bahan baku kering secara organoleptik mempunyai
karakteristik sebagai berikut. :
Kandungan unsur gizi dalam proses 100 gr terasi menurut Suprapti (2001)
sebagai berikut:
1. Protein 30,0 gr
2. Lemak 3,5 gr
3. Karbohidrat 3,5 gr
4. Mineral 23,0 gr
5. Kalsium 100,0 mg
6. Fosfor 250,0 mg
7. Besi 3,1 mg
8. Air 40,0 gr
Campuran garam, rebon dan bahanbahan lainnya pada pembuatan terasi pada
awalnya mempunyai nilai pH sekitar 6 dan selama proses fermentasi pH terasi
yang terbentuk akan naik menjadi 6,5, akhir setelah terasi selesai terbentuk maka
5
pH turun kembali menjadi 4,5. Apabila fermentasinya dibiarkan berlanjut maka
akan terjadi peningkatan pH dan pembentukan amonia. Apabila garam yang
digunakan selama fermentasi kurang ditambahkan maka campuran tersebut akan
terus berlanjut dan akan terjadi pembusukan karena amonia yang terbentuk
terdapat dalam jumlah yang besar. Hal itu dapat terjadi apabila pemberian garam
kurang dari 10%.
Senyawa-senyawa volatil yang terdapat dalam terasi berasal dari lemak melalui
proses oksidasi dan karena adanya aktivitas mikroba. Kandungan karbonil volatil
merupakan kandungan senyawa volatil yang tersebar diantara komponen volatil
lainnya. Senyawa tersebut merupakan senyawa yang sangat menentukan cita rasa
dari terasi. Cita rasa yang ditimbulkan oleh senyawa karbonil selain dari hasil
degradasi lemak juga dapat ditimbulkan dari reaksi pencoklatan/browning pada
produk perikanan.
6
BAB III
METODOLOGI
Alat
1. Baskom sedang 2
2. Timbangan 1
3. Talenan 1
4. Panci bertangkai 1
5. Sendok kayu
6. Sendok nasi
7. Loyang datar
8. Kain
9. Pisau
10. Cobek
Bahan
1. udang 500 g
2. Garam 3 sdm
3. Gula merah 150 ml
7
3.3 Prosedur Pembuatan
4. tambahkan sedikit demi sedikit gula merah cair kedalam adonan udang
2. Simpan dan tunggu hingga menjadi Tempoyak
yang halus da aduk hingga kalis
8
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta.
Kartika. 1988. Uji Inderawi Bahan Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan
Pierson, S. 2013. Kajian Terasi atau Balacan Sebagai Bahan Tambahan Makanan.
Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.