Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecelakaan lalu lintas merupakan indikator utama tingkat keselamatan
jalan raya. Di negara maju masalah keselamatan jalan sangat
diperhatikan untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas dan jumlah
korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Hal ini menjadi indikator terhadap
pentingnya memahami karakteristik kecelakaan (Gom, 2015).
Negara Indonesia negara berkembang yang berada dalam tahap menuju
industrialisasi tentunya akan mempengaruhi mobilasasi masyarakat yang
meningkat otomatis penggunaan alat transportasi khususnya pada masyarakat
yang tinggal di daerah perkotaan. Arus lalu lintas yang tidak teratur dapat
menimbulkan risiko terjadinya kecelakaan. Kecelakaan tersebut serinng kali
mengakibatkan fraktur atau patah tulang (Gom, 2015).
Fraktur merupakan sebuah istilah medis yang berarti terjadinya patah
tulang yang ditandai dengan kondisi dimana hubungan atau kesatuan jaringan
tulang terputus. Akibat Trauma dan benturan yang keras pada bagian tubuh
tertentu, akibat tekanan yang terus menerus dan berlangsung lama, adanya
keadaan tidak normal pada tulang atau penyakit tertentu, usia juga ikut
mempengaruhi.
Secara garis besar fraktur dapat dibagi kedalam 3 jenis yaitu fraktur
tertutup adalah jenis fraktur yang tidak disertai dengan luka pada bagian luar
permukaan kulit tidak lah rusak/masih utuh, sehingga bagian tulang yang
patah tidak berhubungang dengan bagian luar. Fraktur terbuka adalah suatu
kondisi patah tulang yang disertai dengan luka pada daerah tulang yang patah,
atau adanya kerusakan pada permukaan kulit sekitar, sehingga bagian tulang
yang patah berhubungan dengan udara luar, biasanya juga ikut terjadinya
pendarahan yang banyak, tulang yang patah juga ikut terlihat menonjol keluar
dari permukaan kulit, namun tidak semua fraktur terbuka membuat tulang
terihat menonjol kelua Pada fraktur jenis ini memerlukan pertolongan lebih
cepat karena adanya resiko terjadinya infeksi dan faktor penyulit lainnya,
fraktur kompleksitas Fraktur jenis ini terjadi dua keadaan contohnya pada
bagian exstermitas terjadi patah tulang dan pada sendinya juga terjadi
dislokasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan pertanyaan
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud Post Operasi Fraktur Maxila pada Ny. N di ruang
Edelweis RSD. dr. Soebandi Jember?
2. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada Ny. N dengan Post Operasi
Fraktur Maxila di ruang Edelweis RSD. dr. Soebandi Jember?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan medikal bedah pada Ny. N
dengan Post Operasi Fraktur Maxila di ruang Edelweis RSD. dr. Soebandi
Jember.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian dan analisis data pada Ny. N dengan Post

Operasi Fraktur Maxila di ruang Edelweis RSD. dr. Soebandi Jember.

b. Merumuskan diagnosa / masalah aktual pada Ny. N dengan Post

Operasi Fraktur Maxila di ruang Edelweis RSD. dr. Soebandi Jember.

c. Menetapkan rencana tindakan asuhan keperawatan pada Ny. N dengan

Fraktur Maxila di ruang Edelweis RSD. dr. Soebandi Jember.

d. Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan yang telah disusun pada

Ny. N dengan Post Operasi Fraktur Maxila di ruang Edelweis RSD. dr.

Soebandi Jember.

e. Mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny. N dengan

Fraktur Maxila di ruang Edelweis RSD. dr. Soebandi Jember.


DAFTAR PUSTAKA

Gom, 2011. Analisis kecelakaan lalu lintas di kota Tebing Tinggi. Diakses pada
16 Februari 2018.

Heather. 2015, Diagnosis Keperawatan definisi dan klasifikasi 2015 – 2017.


Jakarta:ECG

Pradita, 2012. Penanganan Fraktur Maksila dan Fraktur Mandibula. Diakses pada
16 Februari 2018.
Rohmah. 2012. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media

Anda mungkin juga menyukai