Anda di halaman 1dari 4

RESUME JURNAL

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KESEPIAN


PADA LANSIA DI DESA CUCUM KECAMATAN
KUTA BARO ACEH BESAR

DISUSUN OLEH :

ARIS FANIL HADI


11172065

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PERTAMEDIKA
2018
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KESEPIAN
PADA LANSIA DI DESA CUCUM KECAMATAN
KUTA BARO ACEH BESAR

A. LATAR BELAKANG
Dunia mengalami penuaan dengan cepat. Populasi lansia di dunia
yang pada tahun 2006 sekitar 650 juta, akan mencapai 2 miliar pada tahun
2050 (Kemenkes RI, 2012). Menurut WHO, pada abad 21 jumlah penduduk
dunia yang berusia lanjut semakin melonjak. Indonesia merupakan negara
ke – 4 yang jumlah penduduknya paling banyak di dunia, dan sepuluh besar
memiliki penduduk paling tua di dunia. Tahun 2020 jumlah kaum lanjut usia
akan bertambah 28,8 juta (11% dari total populasi) dan menjelang tahun
2050 diperkirakan 22% warga Indonesia berusia 60 tahun ke atas. Itu berarti
semakin hari jumlah penduduk lanjut usia kian banyak dan butuh solusi
khusus untuk mengatasinya (Murwani & Priyanti, 2011).
Adapun untuk wilayah Indonesia berdasarkan data badan pusat
statistik (BPS) pada tahun 2010 terdapat 18.037.009 jiwa populasi lansia dan
264.019 jiwa diantaranya berada di wilayah Aceh (BPS, 2011). Berdasarkan
profil kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2006, umur
harapan hidup lansia pada tahun 2001 dan 2002 adalah 65 tahun dan
meningkat menjadi 68 tahun pada tahun 2005.
Peningkatan jumlah lansia membawa dampak positif yaitu
meningkatnya umur harapan hidup, dan merupakan indikator keberhasilan
peningkatan kesehatan. Namun disisi lain akibat semakin meningkatnya umur
harapan hidup akan timbul beberapa masalah-masalah kompleks, diantaranya
masalah psikologis, sosial, dan ekonomi
Pada umumnya masalah psikologis yang paling banyak terjadi
pada lansia adalah kesepian. Keadaan yang lain yang sering terjadi pada
lansia yaitu, isolasi sosial, kehilangan, kemiskinan, perasaan ditolak,
perjuangan menemukan makna hidup, ketergantungan perasaan, tidak
berdaya dan putus asa, ketakutan terhadap kematian, sedih karena kematian
orang lain, kemunduran fisik dan mental, depresi, dan rasa penyesalan
mengenai hal-hal yang lampau (Desmita, 2006).
Beberapa penelitian menemukan bahwa kesepian dapat
menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit, depresi, bunuh diri,
bahkan menyebabkan kematain pada lansia (Ebersole, 2005). Menurut
Probosuseno (2007), menyatakan bahwa orang yang menderita kesepian lebih
sering mendatangi layanan gawat darurat 61% lebih banyak bila
dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita kesepian, berisiko empat
kali mengalami serangan jantung dan mengalami kematian akibat serangan
jantung tersebut, juga berisiko meningkatkan mortalitas dan kejadian stroke
dibandingkan yang tidak kesepian. Kesepian akan sangat dirasakan oleh
lanjut usia yang hidup sendirian, tanpa anak, kondisi kesehatannya rendah,
tingkat pendidikannya rendah, introvert, rasa percaya diri rendah, kondisi
social ekonomi sebagai akibat pensiunan menimbulkan perasaan kehilangan
hubungan sosial, kewibawaan dan sebagainya. Jika lebih parah dapat
berlanjut menjadi depresi (Maurus, 2007)
Salah satu cara untuk membantu mengurangi kesepian adalah
dengan adanya dukungan keluarga dan orang-orang disekitarnya.
Berdasarkan hasil laporan Geuchik desa Cucum Kecamatan Kuta Baro Aceh
Besar jumlah lansia yang tinggal bersama keluarga sejumlah 65 lansia. Dari
hasil wawancara peneliti dengan empat orang lansia didapatkan bahwa tiga
orang lansia mengatakan tidak ada yang memperhatikan mereka. Lansia
hidup sendiri karena ditinggal oleh anak-anak yang telah menikah dan
tinggal memisah dengan orang tua, ditinggal pasangan hidup yang telah
dahulu meninggal dunia, dan belum pernah menikah.

B. ISI/ HASIL
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional study dan
bersifat deskriptif korelasional yang bertujuan untuk memperoleh hubungan
antar dua variabel, hubungan dukungan keluarga dengan kesepian pada
Lansia di Desa Cucum Kecamatan Kuta Baro Aceh Besar Kecamatan Kuta
Baro Aceh Besar.
Populasi penelitian ini adalah lansia yang tinggal bersama
keluarga di Desa Cucum Kecamatan Kuta Baro Aceh Besar yang berjumlah
91 lansia. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposif
sampling yang berjumlah 49 lansia yang dilakukan mulai tanggal 28 Agustus
sampai dengan 2 Oktober 2013. Alat pengumpulan data menggunakan
kuesioner dengan tehnik wawancara kuesioner dengan tehnik wawancara
terpimpin.
Analisa data untuk melihat ada tidak hubungan secara statistic
antara variabel bebas dan varibel terikat digunakan analisa bivariat. Dalam
penelitian ini akan dilakukan pengujian statistik dengan Chi Square (X)2.
Berdasarkan hasil analisis data yang disajikan didapatkan bahwa 23 lansia
(46,9%) dengan dukungan emosional baik, didapatkan 15 (30,6%) lansia
mengalami kesepian, sementara 26 lansia dengan dukungan emosional
kurang didapatkan 15 lansia (30,6%) tidak mengalami kesepian. Berdasarkan
analisis bivariate didapatkan tidak ada hubungan dukungan emosional
keluarga dengan kesepian pada lansia di Desa Cucum Kecamatan Kuta Baro
Aceh Besar dengan nilai uji p-value (0.109) ˃ 𝛼 (0.05), maka Ho diterima.

C. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan pembahasan di atas, tidak ada hubungan dukungan
keluarga: dukungan emosional, dukungan penilaian, instrumental dan
informasional keluarga dengan kesepian pada lansia di Desa Cucum
Kecamatan Kuta baro Aceh Besar Tahun 2013
Diharapkan kepala desa Cucum Aceh Besar agar dapat
meningkatkan peran lansia dalam masyarakat dengan mengadakan kegiatan-
kegiatan sosial, pengajian bersama dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
melibatkan lansia.

Anda mungkin juga menyukai