PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai salah satu mata rantai sarana pelayanan kesehatan
masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dimana rumah sakit
diharapkan dapat berperan optimal dalam mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Peran tersebut dewasa ini semakin menonjol
mengingat timbulnya perubahan-perubahan dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan maupun kebijakan-kebijakan pemerintah.
Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit
tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit,
atau kekhususan lainnya. RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung
merupakan rumah sakit yang memberikan kekhususan pelayanan ibu dan
anak untuk masyarakat Kota Bandung dan sekitarnya.
Dalam penyelenggaraan pelayanan rumah sakit, maka rumah sakit
harus melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan umum dan pelayanan
medik baik melalui akreditasi, sertifikasi, ataupun proses peningkatan mutu
lainnya. Dalam perkembangannya rumah sakit telah berubah menjadi suatu
institusi yang sangat kompleks sehingga memerlukan suatu manajemen yang
baik. Dengan mengikuti standar akreditasi rumah sakit di Indonesia maka
diharapkan rumah sakit akan dapat memberikan sebuah pelayanan yang
baik, pelayanan yang baik ini tidak akan terwujud apabila rumah sakit tidak
memperhatikan fasilitas keamanan untuk pasien (patient safety), pengunjung
dan petugas (keselamatan dan kesehatan kerja). Upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan dapat diartikan keseluruhan upaya dan kegiatan secara
komprehensif dan integratif yang menyangkut struktur, proses, outcome
secara objektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu dan
kewajaran pelayanan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk
meningkatkan pelayanan pasien dan memecahkan masalah-masalah yang
ditemui sehingga pelayanan yang diberikan di rumah sakit berdaya guna dan
berhasil guna. Mutu pelayanan kesehatan di RS Khusus Ibu dan Anak Kota
Bandung perlu didukung oleh sumber daya yang dimiliki meliputi sumber
A. KEGIATAN POKOK
10 Pasien rawat inap 100% Jumlah semua pasien Jumlah seluruh pasien
tuberculosis yang rawat inap tuberculosis rawat inap tuberculosis
ditangani dengan yang ditangani dengan yang ditangani di rumah
strategi DOTS strategi DOTS sakit dalam waktu tiga
bulan
11 Pencatatan dan 60% Jumlah pasien Jumlah seluruh
pelaporan TB di RS tuberkulosis yang tuberkulosis
dicatat dan dilaporkan
lengkap dan tepat waktu
12 Kejadian pulang ≤5% Jumlah pasien pulang Jumlah seluruh pasien
sebelum sebelum dinyatakan yang dirawat dalam satu
dinyatakan sembuh sembuh dalam satu bulan
bulan
13 Kematian pasien > ≤2.5/100 Jumlah kejadian Jumlah seluruh pasien
48 jam 0 kematian pasien rawat rawat inap dalam satu
inap >48 jam dalam bulan
satu bulan
14 Kepuasan ≥90% Jumlah kumulatif hasil Jumlah total pasien
pelanggan penilaian kepuasan dari yang disurvei (n minimal
pasien yang disurvei 50)
(dalam persen)
Penanggung jawab
Kepala Instalasi Rawat Inap/Komite medik/Panitia mutu
pengumpulan data
Frekuensi
Tiap tiga bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis Tiap tiga bulan
Jumlah semua pasien rawat inap tuberculosis yang
Numerator
ditangani dengan strategi DOTS
Jumlah seluruh pasien rawat inap tuberculosis yang
Denominator
ditangani di rumah sakit dalam waktu tiga bulan
Sumber data Register rawat inap, register TB 03 UPK
Standar 100%
Penanggung jawab
Kepala instalasi rawat inap
pengumpulan data
11 Judul Pencatatan dan pelaporan TB di rumah sakit
Dimensi Mutu Kesinambungan layanan, Keselamatan
Ketertiban pencatatan dan pelaporan tuberculosis dalam
Tujuan
mendukung epidemiologi tuberkulosis
Definisi
Tidak ada
Operasional
Frekuensi
Satu bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis Tiga bulan
Jumlah pasien tuberculosis yang dicatat dan dilaporkan
Numerator
lengkap dan tepat waktu
Denominator Jumlah seluruh tuberculosis
Sumber data Rekam medik pasien
Standar 100%
Penanggung jawab
Kepala instalasi rawat inap
pengumpulan data
12 Judul Kejadian pulang sebelum dinyatakan sembuh
Dimensi Mutu Efektivitas, kesinambungan pelayanan
Tergambarnya penilaian pasien terhadap efektivitas
Tujuan
pelayanan rumah sakit
Pulang sebelum sembuh adalah pulang atas permintaan
Definisi
pasien atau keluarga pasien sebelum diputuskan boleh
Operasional
pulang oleh dokter
Frekuensi
Satu bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis Tiga bulan
Jumlah pasien pulang sebelum dinyatakan sembuh dalam
Numerator
satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan
No Kode IMU.IRNA.02
1 Judul Indikator Jumlah pasien tanpa gelang identitas
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Keselamatan Pasien
4 Tujuan Tergambarnya disiplin petugas dalam pemasangan gelang
identitas
16 Standar 0%
17 Area Monitoring Instalasi Rawat Inap
18 Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap
Pengumpul Data
No Kode IMU.RANAP.03
1 Judul Indikator Kesalahan penulisan di Surat Keterangan Lahir
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Keselamatan Pasien
4 Tujuan Tergambarnya ketelitian dan kecermatan tenaga
medis dalam proses administrasi tindakan
persalinan
5 Definisi operasional Surat keterangan lahir adalah suatu surat yang
berisikan nama bayi, nama orangtua, waktu
kelahiran, jenis kelamin, berat badan dan panjang
badan bayi saat dilahirkan
6 Alasan Kejadian kesalahan penulisan surat keterangan lahir
cukup tinggi di tahun 2017. Sehingga diperlukan
pemantauan dengan ketat angka kejadian ini agar
dapat dicari penyebabnya
7 Frekuensi □ Harian
pengumpulan data □ Mingguan
□ Bulanan
□ Lainnya ……………
8 Metodologi □ Sensus Harian
pengumpulan Data □ Retrospective
No Kode IMU.IRNA.04
1 Judul Indikator Kelengkapan Formulir Asesmen Awal Medis Rawat
Inap ≤24 jam
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Keselamatan
4 Tujuan Tergambarnya pemahaman dan kedisiplinan tenaga
medis dalam melakukan pengkajian/asesmen pada
saat pasien masuk Rumah Sakit
5 Definisi operasional Asesmen awal pasien rawat inap adalah tahap awal
dari proses dimana dokter, perawat, dietisien
mengevaluasi data pasien dalam 24 jam pertama
sejak pasien masuk rawat inap atau bisa lebih cepat
tergantung kondisi pasien. Asesmen awal rawat inap
harus tertuang dalam rekam medis dalam 24 jam
pertama saat pasien dirawat di rumah sakit.
Asesmen awal medis adalah proses yang digunakan
untuk mengumpulkan informasi dari data keadaan
fisik, psikologis, sosial dan riwayat kesehatan pasien
sebagai bahan analisis informasi dan data, termasuk
hasil laboratorim dan “imaging diagnostic” (radiologi)
untuk mengidentifikasi dan merencanakan
kebutuhan pelayanan pasien yang dilakukan dalam
24 jam pertama saat pasien dirawat di rumah sakit.
6 Alasan Asesmen awal medis sangat penting dan wajib untuk
dilakukan pada semua pasien baru yang dirawat di
Rumah Sakit. Untuk mencegah terjadinya insiden
akibat dari luputnya informasi penting dari pasien
yang berhubungan dengan kesehatannya.
7 Frekuensi □ Harian
pengumpulan data □ Mingguan
□ Bulanan
□ Lainnya ……………
8 Metodologi □ Sensus Harian
pengumpulan Data □ Retrospective
9 Periode analisis 3 bulan
10 Target sampel Dari populasi pasien rawat inap 800 pasien perbulan
dengan taraf kesalahan 5 % maka sampel yang akan
diambil adalah 243 (berdasarkan penentuan jumlah
sampel menurut Issac dan Michael). Jumlah sampel
diambil berdasarkan jenis ruangan (ruang anak,
ruang perinatologi dan ruang perawatan ibu) dengan
teknik stratified random sampling.
No Kode IMU.IRNA.05
1 Judul Indikator Kelengkapan Formulir Asesmen Awal
Keperawatan/Kebidanan Rawat Inap ≤ 24 jam
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Keselamatan
4 Tujuan Tergambarnya pemahaman dan kedisiplinan tenaga
perawat/bidan dalam melakukan pengkajian /
asesmen pada saat pasien masuk Rumah Sakit
5 Definisi operasional Asesmen awal pasien rawat inap adalah tahap awal
dari proses dimana dokter, perawat, dietisien
mengevaluasi data pasien dalam 24 jam pertama
sejak pasien masuk rawat inap atau bisa lebih cepat
tergantung kondisi pasien. Asesmen awal rawat inap
harus tertuang dalam rekam medis dalam 24 jam
pertama saat pasien dirawat di Rumah Sakit.
Asesmen awal keperawatan adalah proses yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi dari data
keadaan fisik, psikologis, sosial dan riwayat
kesehatan pasien sebagai bahan analisis informasi
dan data, termasuk hasil laboratorim dan “imaging
diagnostic” (radiologi) untuk mengidentifikasi dan
merencanakan kebutuhan pelayanan pasien yang
dilakukan dalam 24 jam pertama saat pasien dirawat
di Rumah Sakit.
6 Alasan Asesmen awal keperawatan/kebidanan sangat
penting dan wajib untuk dilakukan pada semua
pasien baru yang dirawat di Rumah Sakit.Untuk
mencegah terjadinya insiden akibat dari luputnya
informasi penting dari pasien yang berhubungan
dengan kesehatannya.
7 Frekuensi □ Harian
pengumpulan data □ Mingguan
□ Bulanan
□ Lainnya ……………
8 Metodologi □ Sensus Harian
pengumpulan Data □ Retrospective
9 Periode analisis 3 bulan
10 Target sampel Dari populasi pasien rawat inap 800 pasien perbulan
dengan taraf kesalahan 5 % maka sampel yang akan
diambil adalah 243 (berdasarkan penentuan jumlah
sampel menurut Issac dan Michael). Jumlah sampel
diambil berdasarkan jenis ruangan (ruang anak,
ruang perinatologi dan ruang perawatan ibu) dengan
teknik stratified random sampling.
No Kode IMU.IRNA.06
1 Judul Indikator Kelengkapan Formulir Asesmen Awal Gizi Rawat
Inap ≤ 24 jam
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Keselamatan
4 Tujuan Tergambarnya pemahaman dan kedisiplinan tenaga
perawat/bidan dalam melakukan pengkajian/
asesmen awal gizi pada saat pasien masuk rumah
sakit.
5 Definisi operasional Asesmen awal pasien rawat inap adalah tahap awal
dari proses dimana dokter, perawat, dietisien
mengevaluasi data pasien dalam 24 jam pertama
sejak pasien masuk rawat inap atau bisa lebih cepat
tergantung kondisi pasien. Asesmen awal rawat inap
harus tertuang dalam rekam medis dalam 24 jam
pertama saat pasien dirawat di rumah sakit.
Asesmen awal gizi adalah tahapan pelayanan gizi
rawat inap di RS Khusus Ibu dan Anak Kota
Bandung, diawali dengan skrining/penapisan oleh
perawat ruangan dan penetapan diet awal oleh
dokter.
6 Alasan Asesmen awal pasien rawat inap sangat penting dan
wajib untuk dilakukan pada semua pasien baru yang
dirawat di Rumah Sakit.Untuk mencegah terjadinya
insiden akibat dari luputnya informasi penting dari
pasien yang berhubungan dengan kesehatannya.
7 Frekuensi □ Harian
pengumpulan data □ Mingguan
□ Bulanan
□ Lainnya ……………
8 Metodologi □ Sensus Harian
pengumpulan Data □ Retrospective
9 Periode analisis 3 bulan
10 Target sampel Dari populasi pasien rawat inap 800 pasien perbulan
dengan taraf kesalahan 5 % maka sampel yang akan
diambil adalah 243 (berdasarkan penentuan jumlah
sampel menurut Issac dan Michael). Jumlah sampel
diambil berdasarkan jenis ruangan (ruang anak,
ruang perinatologi dan ruang perawatan ibu) dengan
teknik stratified random sampling
11 Numerator Jumlah status rekam medik pasien rawat inap yang
dilakukan sampling yang memiliki kelengkapan
asesmen awal gizi rawat inap
No Kode IMU.IRNA.07
1 Judul Indikator Kelengkapan Formulir Discharge Planning Rawat
Inap ≤ 24 jam
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Keselamatan
4 Tujuan Tergambarnya pemahaman dan kedisiplinan tenaga
perawat/bidan dalam melakukan pengisian
discharge planning pada saat pasien masuk rumah
sakit
5 Definisi operasional Discharge planning/rencana pemulangan pasien
adalah suatu proses sistematik untuk perkiraan,
persiapan dan koordinasi yang dilakukan petugas
kesehatan untuk memfasilitasi perbekalan
perawatan kesehatan pasien sebelum dan setelah
pemulangan. Perencanaan proses pemulangan
membutuhkan perencanaan yang matang maka
perencanaan untuk pemulangan pasien dimulai
segera setelah pasien diterima sebagai pasien rawat
inap (≤24 jam setelah pasien masuk rawat inap).
6 Alasan Discharge planning adalah bagian dari asesmen awal
pasien rawat inap yang sangat penting dan wajib
untuk dilakukan pada semua pasien baru yang
dirawat di rumah sakit.Untuk mencegah terjadinya
insiden akibat dari luputnya informasi penting dari
pasien yang berhubungan dengan kesehatannya.
7 Frekuensi □ Harian
pengumpulan data □ Mingguan
□ Bulanan
□ Lainnya ……………
8 Metodologi □ Sensus Harian
pengumpulan Data □ Retrospective
9 Periode analisis 3 bulan
10 Target sampel Dari populasi pasien rawat inap 800 pasien perbulan
dengan taraf kesalahan 5 % maka sampel yang akan
diambil adalah 243 (berdasarkan penentuan jumlah
sampel menurut Issac dan Michael). Jumlah sampel
diambil berdasarkan jenis ruangan (ruang anak,
ruang perinatologi dan ruang perawatan ibu) dengan
teknik stratified random sampling
11 Numerator Jumlah status rekam medik pasien rawat inap yang
dilakukan sampling yang memiliki kelengkapan
discharge planning
12 Denominator Jumlah seluruh status rekam medik pasien rawat
inap yang dilakukan sampling
13 Kriteria Inklusi Seluruh pasien rawat inap yang dirawat di RSKIA
Kota Bandung
14 Kriteria Eksklusi -
No Kode IMU.IRNA.08
1 Judul Indikator Tidak ada kejadian kesalahan pemberian obat di
ruang rawat inap
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Keselamatan
4 Tujuan Tergambarnya insiden keselamatan pasien (IKP) pada
kesalahan pemberian obat di ruang rawat inap,
sehingga dapat dilakukan upaya peningkatan mutu
dan keselamatan pasien serta tercapainya medikasi
yang aman bagi pasien
5 Definisi operasional Kesalahan pemberian obat meliputi salah dalam
memberikan jenis obat, salah dalam memberikan
dosis, salah orang, salah rute pemberian dan salah
waktu pemberian.
6 Alasan Membangun kesadaran akan nilai keselamatan
pasien dalam mengurangi insiden yang meliputi
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris
Cedera (KNC),
Kejadian Sentinel, dan langkah langkah yang harus
dilakukan oleh teanga kesehatan, pasien dan
keluarga jika terjadi insiden.
7 Frekuensi □ Harian
pengumpulan data □ Mingguan
□ Bulanan
8 Metodologi □ Sensus Harian
pengumpulan Data □ Retrospective
9 Periode analisis 3 bulan
10 Target sampel -
11 Numerator Jumlah seluruh pasien instalasi rawat inap yang
mengalami kesalahan pemberian obat
12 Denominator Seluruh pasien rawat inap yang dirawat pada bulan
tersebut
13 Kriteria Inklusi -
14 Kriteria Eksklusi -
15 Sumber data Laporan Insiden
16 Standar 0%
17 Area Monitoring IRNA
18 Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap
Pengumpul Data
No Kode IMU.IRNA.09
1 Judul Indikator Visite Dokter Spesialis Pada Hari Kerja
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
14 Kriteria Eksklusi -
16 Standar 100%
No Kode IMU.IRNA.10
1 Judul Indikator Kelengkapan resume pulang pasien rawat inap
dalam waktu 1x24 jam
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu kesinambungan pelayanan dan keselamatan
4 Tujuan Tergambarnya tanggung jawab DPJP dalam
kelengkapan resume pulang pasien rawat inap
5 Definisi operasional Resume pulang pasien rawat inap adalah laporan
klinis dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
pada akhir perawatan di rumah sakit atau pelayanan
medis. Resume pasien pulang memuat keluhan
utama, temuan diagnosis, terapi, perkembangan
pasien dan rekomendasi saat pasien pulang.
6 Alasan Resume pasien pulang merupakan dokumen penting
untuk kontinuitas pelayanan medik antar penyedia
pelayanan kesehatan dan memiliki nilai ekonomis
sebagai sarana utama penagihan kepada BPJS
Kesehatan dan penanggung biaya lainnya
7 Frekuensi □ Harian
pengumpulan data □ Mingguan
□ Bulanan
□ Lainnya ……………
8 Metodologi □ Sensus Harian
pengumpulan Data □ Retrospective
No Kode IMU.IRNA.11
1 Judul Indikator Pengembalian rekam medik lengkap dalam waktu
≤24 jam setelah pasien pulang
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
4 Tujuan Tergambarnya tanggung jawab professional pemberi
asuhan (PPA) dan petugas rawat inap dalam
kelengkapan dan pengembalian rekam medis dalam
waktu ≤24 jam setelah pasien pulang
5 Definisi operasional Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik
yang telah diisi lengkap oleh professional pemberi
asuhan (PPA) dalam waktu ≤24 jam setelah pasien
rawat inap diputuskan untuk pulang, yang meliputi
identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan,
pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan resume.
Rekam medik yang lengkap dikembalikan ke
instalasi rekam medik dalam waktu ≤24 jam setelah
pasien pulang
6 Alasan Rumah sakit sebagai penyedia jasa pelayanan
kesehatan harus terus meningkatkan mutu dari
pelayanan kesehatannya salah satunya dapat dilihat
dari mutu rekam medis. Mutu rekam medis yang
baik dapat dilihat dari kelengkapan pengisian berkas
rekam medis.
7 Frekuensi □ Harian
pengumpulan data □ Mingguan
□ Bulanan
□ Lainnya ……………
8 Metodologi □ Sensus Harian
pengumpulan Data □ Retrospective
9 Periode analisis 3 bulan
10 Target sampel -
11 Numerator Jumlah status rekam medis yang terisi lengkap yang
dikembalikan dalam waktu ≤24 jam setelah pasien
pulang
12 Denominator Jumlah seluruh berkas rekam medis pasien pulang
rawat inap
13 Kriteria Inklusi -
14 Kriteria Eksklusi -
15 Sumber data Sensus harian
16 Standar 80%
17 Area Monitoring IRNA
No Kode IAK. 2
1 Judul Indikator Ketepatan Waktu Pelaporan Nilai Kritis
Laboratorium Pasien Neonatus
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Keselamatan
4 Tujuan Tidak adanya keterlambatan penanganan pada
pasien neonatus dengan hasil nilai kritis
5 Definisi operasional Nilai kritis adalah suatu hasil pemeriksaan
laboratorium yang berada jauh dari range normal,
yang jika tidak segera dilaporkan akan berdampak
pada keselamatan pasien
6 Alasan Keterlambatan pemberitahuan nilai kritis akan
berdampak kepada keselamatan pasien
7 Frekuensi □ Harian
pengumpulan data □ Mingguan
□ Bulanan
□ Lainnya ……………
8 Metodologi □ Sensus Harian
pengumpulan Data □ Retrospective
No Kode IAK 4
1 Judul Indikator Kehadiran petugas perinatologi dalam proses time out
pre operasi sectio caesaria
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Keselamatan pasien
4 Tujuan Mencegah terjadinya kesalahan identifikasi pasien yang
akan dioperasi sectio caesaria
No Kode IAK 5
1 Judul Indikator Penulisan Resep di Ruang Perinatologi Sesuai
Formularium
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Efisiensi
4 Tujuan Tergambarnya kepatuhan dokter dalam menggunakan
obat yang terdapat dalam formularium rumah sakit.
No Kode IAK 6
1 Judul Indikator Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Pada Pasien
Neonatus
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Keselamatan
4 Tujuan Tergambarnya Insiden Kejadian Nyaris Cedera kesalahan
pemberian obat pada pasien neonatus, sehingga tidak
menimbulkan cedera kepada pasien.
5 Definisi Kesalahan pemberian obat meliputi: salah dalam
operasional memberikan jenis obat, salah dalam memberikan dosis,
salah orang, dan salah jumlah. Apabila terjadi, insiden
ini harus teridentifikasi sebelum obat diberikan kepada
pasien (saat distribusi ke ruangan pasien) untuk
menghindari cedera kepada pasien.
No Kode IAK 8
1 Judul Indikator Kejadian reaksi tranfusi pada pasien neonatus
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Keselamatan
4 Tujuan Tergambarnya manajemen risiko Kegiatan Tranfusi
Darah
5 Definisi Reaksi transfusi akibat transfusi adalah reaksi yang
operasional terjadi akibat transfusi darah dalam bentuk :
1. Reaksi alergi
2. Infeksi akibat transfusi
3. Hemolisis akibat golongan darah tidak sesuai
4. Gangguan sistem imun sebagai akibat pemberian
transfusi darah.
Reaksi ini dinyatakan terjadi pada saat 1 jam pertama
sejak pemberian darah
No Kode IAK 9.
1 Judul Indikator Kelengkapan Pengisian Rekam Medik Pasien
Neonatus 24 Jam Setelah Selesai Pelayanan
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Kesinambungan pelayanan
4 Tujuan Tergambarnya tanggung jawab staf medis dalam
kelengkapan informasi rekam medik
5 Definisi Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang
operasional lengkap diisi oleh staf medis yang meliputi: identitas
pasien, riwayat keluar masuk, resume dan instruksi
dokter (dinyatakan lengkap/tidak lengkap oleh petugas
IRM). Rekam medik harus disetor ke IRM selambat-
lambatnya 24 jam setelah selesai pelayanan rawat inap.
No Kode IAM 3
1 Judul Indikator Kejadian pasien neonatus pulang sebelum
dinyatakan sembuh
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Efektivitas, kesinambungan pelayanan
4 Tujuan Tergambarnya penilaian pasien terhadap efektivitas
pelayanan rumah sakit
5 Definisi operasional Pulang sebelum sembuh adalah pulang atas
permintaan pasien atau keluarga pasien sebelum
diputuskan boleh pulang oleh dokter
No Kode IAM 4
1 Judul Indikator Staf perinatologi yang mendapatkan pelatihan
resusitasi neonatus
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Kompetensi teknis
4 Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap
kualitas sumber daya manusia di ruang perinatologi
5 Definisi operasional Pelatihan resusitasi Neonatus adalah pelatihan yang
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan tenaga
kesehatan yang bekerja menolong persalinan dan bayi
baru lahir dalam melakukan resusitasi neonatus sesuai
standar yang dikeluarkan oleh American Academy of
Pediatrics (AAP) dan American Heart Association (AHA)
6 Alasan Asfiksia saat lahir menjadi penyebab kurang lebih 23 %
dari sekitar 4 juta kematian neonatus diseluruh dunia
setiap tahunnya (Lancet, 2010). Selalu ada
kemungkinan, bayi tanpa factor risiko pun ternyata
memerlukan bantuan resusitasi. Oleh karena itu setiap
kelahiran harus dihadiri oleh tenaga yang terlatih dan
selalu siap melakukan tindakan resusitasi.
7 Frekuensi □ Harian
pengumpulan data □ Mingguan
□ Bulanan
□ 1 tahun
8 Metodologi □ Sensus Harian
pengumpulan Data □ Retrospective
9 Periode analisis 1 tahun
No Kode IAM 5
1 Judul Indikator Tingkat kepuasan pasien/keluarga pasien di ruang
perinatologi
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Mutu dan Kesinambungan pelayanan
4 Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu
pelayanan rumah sakit berdasarkan elemen – elemen
tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan.
5 Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh
pelanggan terhadap pelayanan Rumah Sakit baik rawat
inap dan rawat jalan berdasarkan elemen – elemen
tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan.
6 Alasan Kepuasan pelanggan menggambarkan kualitas
pelayanan yang diberikan. Kualitas harus dimulai dari
kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi
pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang
baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau
persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan
sudut pandang atau presepsi pelanggan. Persepsi
pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan penilaian
menyeluruh atas keunggulan suatu jasa.
7 Frekuensi □ Harian
pengumpulan data □ Mingguan
□ Bulanan
□ Lainnya ……………
8 Metodologi □ Sensus Harian
pengumpulan Data □ Retrospective
9 Periode analisis Tiga Bulan
10 Target sampel n minimal 50
11 Numerator Jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap
pelayanan rumah sakit (indeks kepuasan ≥ 3) dalam
satu bulan
12 Denominator Jumlah seluruh pasien yang disurvei dalam bulan yang
sama
13 Kriteria Inklusi Keluarga pasien neonatus
14 Kriteria Eksklusi Pasien pulang meninggal
No Kode IAM 6
1 Judul Indikator Tingkat Kepuasan Karyawan
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Mutu dan kesinambungan pelayanan
4 Tujuan Tergambarnya persepsi pegawai terhadap “Motivasi dan
Kinerja”
5 Definisi operasional Kepuasan pegawai adalah pernyataan puas oleh
pegawai terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh
manajerial rumah sakit.
6 Alasan Kepuasan kerja karyawan adalah terpenuhi atau
tidaknya keinginan mereka terhadap pekerjaan.
Apabila dalam lingkungan kerja seorang karyawan
tidak mendapatkan apa yang diharapkan diantaranya
peluang promosi yang adil, pendapatan yang baik,
rekan kerja dan atasan yang menyenangkan serta
kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri maka dapat
dipastikan kinerja karyawan akan buruk (Timmreck,
2001).
7 Frekuensi □ Harian
pengumpulan data □ Mingguan
□ Bulanan
□ 1 tahun sekali
8 Metodologi □ Sensus Harian
pengumpulan Data □ Retrospective
9 Periode analisis I tahun
10 Target sampel n = 250
11 Numerator Jumlah pegawai yang menyatakan puas terhadap
elemen-elemen tingkat kepuasan pegawai yang
ditetapkan rumah sakit dalam 1 tahun (orang)
12 Denominator Jumlah seluruh pegawai yang disurvei dalam periode
yang sama (orang)
13 Kriteria Inklusi 1. Pegawai yang telah bekerja minimal 1 tahun
2. Pegawai yang secara aktif masih bekerja di RSKIA
Kota Bandung
14 Kriteria Eksklusi 1. Pegawai yang sedang cuti
2. Pegawai yang sedang tugas belajar
3. Pegawai yang sedang sakit
15 Sumber data Hasil Rekapitulasi Bagian Kepegawaian
16 Standar ≥ 80%
17 Area Monitoring Karyawan di seluruh Unit RSKIA
18 Penanggung jawab Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Pengumpul Data
No Kode IAM 7
1 Judul Indikator Laporan 10 penyakit terbanyak di ruangan
perinatologi
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Efektivitas dan effisiensi
4 Tujuan Tergambarnya distribusi 10 besar diagnosa dan data
demografi yang bersangkutan untuk dapat
dilaksanakan pelaporan dengan cepat dan tindak lanjut
5 Definisi operasional 10 besar diagnosa dan data demografi yang dimaksud
adalah 10 penyakit yang memiliki jumlah pasien paling
banyak yang dirawat di ruang perinatologi di RSKIA
Kota Bandung berdasarkan data demografi yang
meliputi Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan,
Suku Bangsa, Daerah Asal dan Agama.
6 Alasan Pencatatan yang regular sangat diperlukan untuk
memberikan informasi kepada unit kesehatan
masyarakat dalam rangka kegiatan preventif untuk
mengurangi penyebaran penyakit yang dapat terjadi.
7 Frekuensi □ Harian
pengumpulan data □ Mingguan
□ Bulanan
□ Lainnya ……………
8 Metodologi □ Sensus Harian
pengumpulan Data □ Retrospective
9 Periode analisis Tiga Bulan
10 Target sampel -
11 Numerator Deskriptif
12 Denominator Deskriptif
13 Kriteria Inklusi -
14 Kriteria Eksklusi -
15 Sumber data Rekam Medis
16 Standar -
17 Area Monitoring Instalasi Rekam Medis
18 Penanggung jawab Kepala Instalasi Rekam Medis
Pengumpul Data
19 Publikasi Data Laporan triwulan dipublikasikan dalam rapat
koordinasi
No Kode IAM 9
1 Judul Indikator Ketepatan maintenance alat kesehatan di ruang
perinatologi
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Efektivitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan
4 Tujuan Tergambarnya ketepatan dan ketanggapan dalam
pemeliharaan alat-alat dalam sistem utility.
5 Definisi operasional Ketepatan maintenance adalah ketepatan waktu
petugas dalam melakukan Preventive Maintenance
sesuai dengan rencana untuk alat-alat kesehatan
yanga ada di ruang perinatology.
6 Alasan Preventif maintanance adalah hal yang sangat penting,
karena itu adalah kebutuhan kunci, yang jika tidak
berfungsi akan menimbulkan suatu insiden
keselamatan pasien.
No Kode IAS 2
1 Judul Indikator Kepatuhan Bidan dan Perawat dalam Melaksanakan
Komunikasi Efektif Dengan SBAR dan CABAK
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Keselamatan
4 Tujuan Mencegah terjadinya kesalahan instruksi, pelaporan
hasil pemeriksaan
No Kode IAS 5
1 Judul Indikator Angka Kepatuhan Cuci Tangan
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Keselamatan Pasien
4 Tujuan Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien
5 Definisi Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala usaha
operasional yang dilakukan untuk membersihkan kotoran yang
secra kasat mata terlihat dan pengangkatan
mikroorganisme yang tinggal sementara ditangan
dengan menggunakan sabun dan air mengalir (hand
wash) atau dengan cairan berbasis alKohol (handrub)
dalam 6 langkah (WHO, 2009)
Audit kebersihan tangan adalah prosedur penilaian
kepatuhan petugas melakukan kebersihan tangan
sesuai 5 indikasi dari WHO yaitu:
1. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum
masuk ruangan perawatan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien meliputi menyentuh
tubuh pasien, baju atau pakaian
3. Sebelum melakukan tindakan invasive contohnya
pemasangan kateter intravena (vena pusat/vena
perifer), kateter arteri dan tindakan aseptic contoh:
tindakan tranfusi, perawatan luka, pemasangan
kateter urin, suctioning, perawatan daerah tindakan
invasif
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien seperti
muntah, darah, nanah, urin, feces, produksi drain,
5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar
pasien meliputi: menyentuh tempat tidur pasien,
linen yang terpasang di tempat tidur, alat sekitar
pasien atau peralatan yang digunakan pasien,
kertas untuk menulis yang ada di sekitar pasien.
Petugas yang dinilai mencakup semua petugas yang
bertugas di ruangan (dokter, perawat, peserta didik,
pekarya, cleaning service)
No Kode IAS 6
1 Judul Indikator Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat
Pasien Jatuh Pada Pasien Rawat Inap
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Keselamatan Pasien
4 Tujuan Tergambarnya kepatuhan petugas dalam melakukan
pencegahan risiko cedera akibat jatuh pada pasien
rawat inap
No Kode ISDGS.2
1 Judul Indikator Persentase Ibu Melahirkan Secara Pervaginam Yang
Melakukan Inisiasi Menyusu Dini
2 Tipe Indikator □ Struktur
□ Proses
□ Outcome
□ Proses & Outcome
3 Dimensi mutu Keselamatan
4 Tujuan Tercapainya program Inisiasi Menyusu Dini pada ibu
yang melahirkan secara pervaginam
C. RINCIAN KEGIATAN
A. EVALUASI
Evaluasi dilakukan setiap saat, yaitu di akhir kegiatan setiap hari,
setiap bulan, dan setiap tahun. Evaluasi harian dilakukan dengan melihat
pendokumentasian hasil pelayanan. Evaluasi bulanan dituangkan dalam
laporan bulanan, dan evaluasi tahunan dituangkan dalam laporan tahunan.
B. PELAPORAN
Pelaporan kegiatan instalasi rawat inap dituangkan dalam bentuk
dokumen laporan bulanan dan tahunan.
Demikianlah program kerja instalasi rawat inap tahun 2018 ini, semoga
dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.