Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 No.1, Juni 2017 ISSN 2407.

0866

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RAMPAN KARIES


PADA SISWA TK PERTIWI JEMBUNGAN I KABUPATEN BOYOLALI

Sadimin1, Tri Wiyatini2, Hermien Nugraheni3, Bedjo Santoso4

ABSTRAK
Rampan karies adalah penyakit gigi yang diawali dari suatu gigi dan mengenai multi-surface dan
menjalar cepat ke gigi yang lain karena adanya paparan faktor penyebab yang terus menerus. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rampan karies pada siswa TK Pertiwi Jembungan
I Kabupaten Boyolali.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian studi kasus. Pengambilan
data dilakukan dengan cara pemeriksaan rampan karies, pH saliva dan indeks PHP-M, serta pengisian
kuesioner untuk variabel waktu dan kuesioner berdasarkan teori pendekatan Bloom meliputi faktor lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Prioritas masalah menggunakan uji analisa data odd ratio
didapatkan hasil bahwa faktor penyebab yang paling dominan adalah praktik (OR value = 16,25), sikap (OR
value = 15,00) dan pengetahuan (OR value = 9,3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pH saliva seluruh responden adalah asam (pH < 7,0) dan
57% responden memiliki nilai indeks plak kategori buruk. Faktor waktu menunjukkan 57% responden termasuk
kategori buruk, 48% responden yang memiliki pengetahuan kategori buruk, 61% responden sudah memiliki
sikap baik, 100% responden tidak melakukan sikat gigi sebelum tidur malam, 83% responden memiliki
kebiasaan menyikat gigi hanya pada saat mandi. Faktor pelayanan kesehatan, 100% responden belum pernah
merawat gigi berlubangnya dan belum mendapat penyuluhan kesehatan gigi, 52% responden memiliki gigi
yang rapuh dan 26% responden memiliki struktur gigi berjejal.

Kata kunci : Rampan karies, siswa TK


__________________________________________________________________________________________

ABSTRACT

Baby bottle caries is a dental disease that begins from a tooth and concerns the multi-surface and
spreads rapidly to other teeth due to persistent exposure to factors of cause. This study aims to determine the
factors that cause rampan caries in students TK Pertiwi Jembungan I Boyolali District.
The type of this research is quantitative descriptive with case study research method. The data were
collected by examination of caries trajectory, saliva pH and PHP-M index, and questionnaires for time and
questionnaire variables based on Bloom's approach theory covering environmental factors, behavior, health
service and heredity. Priority problem using odd ratio data analysis test result obtained that the most dominant
cause factor is practice (OR value = 16,25), attitude (OR value = 15,00) and knowledge (OR value = 9,3).
The results showed that salivary pH value of all respondents was acid (pH <7.0) and 57% of
respondents had bad category plaque index value. Time factor showed 57% of respondents were bad category.
48% of respondents who have knowledge of bad category. 61% of respondents already have a good attitude.
100% of respondents did not brush their teeth before bedtime. 83% of respondents have a habit of brushing
their teeth only when bathing. Health care factors, 100% of respondents have never treated dental cavities and
have not received dental health education, 52% of respondents have fragile teeth and 26% of respondents have
a dental structure of crowding.

Keywords : Caries rampan, kindergarten students


_______________________________________________
1,2,3,4)
Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang


: sadimingolden@gmail.com

38 Faktor-Faktor Penyebab Rampan Karies


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 No.1, Juni 2017 ISSN 2407.0866

PENDAHULUAN beberapa faktor di antaranya adalah faktor


lokal yang berasal dari dalam gigi dan mulut
Karies merupakan penyakit multi- sendiri, misalnya gigi dan saliva, substrat,
faktorial pada jaringan keras gigi yang mikroorganisme dan waktu sebagai faktor
diderita oleh hampir 95% populasi di dunia. tambahan (Rachmawati, 2010). Sedangkan
Hasil Riset Kesehatan Dasar untuk Provinsi faktor yang mempengaruhi status kesehatan
Jawa Tengah pada Tahun 2013 menunjukkan di antaranya adalah faktor perilaku,
bahwa penduduk yang mempunyai lingkungan, pelayanan kesehatan dan
permasalahan gigi dan mulut sebesar 25,4%. keturunan (Bloom, 1974 dalam
Prevalensi penduduk bermasalah gigi dan Notoatmodjo, 2007).
mulutnya pada umur 1-4 tahun di Provinsi Tujuan penelitian untuk meneliti
Jawa Tengah adalah sebagai berikut: yang tentang faktor-faktor yang menyebabkan
mempunyai masalah kesehatan gigi dan rampan karies pada siswa TK Pertiwi
mulut 69,3% dan yang menerima perawatan Jembungan I Kabupaten Boyolali. Baik dari
medis gigi sebesar 32,7% (Kemenkes, 2013). faktor klinis yang meliputi kondisi-kondisi di
Desa Jembungan Kabupaten Boyolali dalam mulut seperti pH saliva, indeks plak
memiliki akses transportasi yang tergolong PHP-M dan waktu; maupun faktor non klinis
masih sulit dari desa menuju ke jalan raya yang meliputi faktor perilaku, faktor
utama, tidak terdapat angkutan umum dan lingkungan, faktor pelayanan kesehatan dan
memiliki jarak keterjangkauan yang jauh faktor keturunan.
untuk menuju ke Puskesmas. Fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat yang tersedia
hanya Rumah Bersalin milik seorang bidan METODE PENELITIAN
desa yang letaknya ±1,5 km dari komplek
perumahan warga, sehingga untuk Jenis penelitian ini adalah deskriptif
permasalahan kesehatan gigi dan mulut kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan
belum tertangani oleh tenaga kesehatan. untuk mengungkapkan korelasi antar
Sebagian besar masyarakat mengaku variabel. Adapun pendekatan yang
belum pernah memeriksakan giginya bahkan digunakan adalah pendekatan cross sectional
banyak dari mereka yang belum mengetahui yaitu suatu penelitian untuk mempelajari
bahwa di Puskesmas terdapat sarana dinamika korelasi antara faktor dan resiko,
pelayanan kesehatan gigi (BP Gigi). observasi dan pengumpulan data dilakukan
Pendidikan orang tua di desa tersebut rata- pada waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,
rata adalah lulusan SMA dengan mata 2012).
pencaharian rata-rata buruh sawah. Pada penelitian ini variabel
Berdasarkan studi pendahuluan yang pengaruhnya adalah: 1) Faktor Klinis terdiri
telah dilakukan di TK Pertiwi Jembungan I dari Pemeriksaan gigi, Saliva, Indeks Plak.
Kabupaten Boyolali didapatkan data, 38% 2) Faktor Non Klinis terdiri dari Perilaku,
dari total responden memiliki gigi dengan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan,
rampan karies, 35% dari total responden Keturunan. Variabel terpengaruhnya adalah
memiliki karies biasa, 61% dari total rampan karies.
responden memiliki nilai kebersihan gigi Pengambilan sampel secara Total
buruk yang dibuktikan dengan pemeriksaan Sampling sebanyak 23 siswa-siswi TK
indeks plak PHP-M, 1,6% dari total Pertiwi Jembungan I Kabupaten Boyolali.
responden mengalami periodontitis dan 3,3% Analisis deskriptif dilakukan untuk
dari total responden mengalami gigi goyang menggambarkan masing-masing variabel
karena resorpsi fisiologis. penelitian dalam bentuk grafik, tabel
Faktor-faktor yang menyebabkan distribusi frekuensi dan prosentase. Semua
terjadinya rampan karies dipengaruhi oleh analisis tersebut dihasilkan melalui pengujian

39 Faktor-Faktor Penyebab Rampan Karies


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 No.1, Juni 2017 ISSN 2407.0866

analisa faktor penyebab yang dilakukan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Indeks
Plak PHP-M Siswa TK Pertiwi Jembungan I Kabupaten
dengan menggunakan program komputer Boyolali
(SPSS). Uji analisa faktor penyebab pada Baik Buruk
penelitian ini menggunakan Odd ratio. Odd f % f %
10 43% 13 57%
ratio merupakan uji faktor resiko yang
digunakan dalam
mengidentifikasi/menentukan faktor Pada Tabel 3 terlihat bahwa hasil
penyebab yang paling dominan pemeriksaan indeks plak PHP-M di atas,
menyebabkan terjadinya suatu kasus. diketahui bahwa 57% responden di antaranya
memiliki indeks plak dengan kategori buruk,
sementara 43% responden lainnya memiliki
indeks plak dengan kategori baik. Hasil uji
HASIL DAN PEMBAHASAN statistik p value = 0,121 artinya tidak ada
hubungan yang bermakna hasil pemeriksaan
Penelitian tentang “Faktor-faktor indeks plak PHP-M dengan kejadian rampan
Penyebab Rampan Karies pada Siswa TK karies.
Pertiwi Jembungan I Kabupaten Boyolali” Selain hasil pemeriksaan klinis,
dengan hasil penelitian sebagai berikut : didapatkan juga hasil pengujian odd ratio
sebesar 4,67 yang artinya orang dengan nilai
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Gigi Siswa indeks plak yang buruk akan berpeluang 4,67
TK Pertiwi Jembungan I Kabupaten Boyolali kali terjadi rampan karies.
Tidak Karies Rampan Karies
f % f % Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua
6 26 17 74 tentang Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa TK Pertiwi
Jembungan I Kabupaten Boyolali
Pada Tabel 1 terlihat bahwa hasil Baik Buruk
f % f %
pemeriksaan gigi, diketahui dari 23 12 52% 11 48%
responden yang mempunyai gigi rampan
karies yaitu sebesar 74% dan 26% responden Pada Tabel 4 terlihat bahwa
tidak memiliki karies. pengetahuan responden tentang kesehatan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan pH Saliva
gigi dan mulut adalah 52% responden
Siswa TK Pertiwi Jembungan I Kabupaten Boyolali memiliki pengetahuan yang baik dan
Asam Netral Basa terdapat 48% responden yang masih
pH<7,0 pH=7,0 pH>7,0 berpengetahuan buruk. Hasil uji statistik p
f % f % f %
23 100 0 0 0 0 value = 0,010 artinya ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan orang tua
Pada Tabel 2 terlihat bahwa hasil tentang kesehatan gigi dan mulut dengan
pemeriksaan pH saliva, diketahui bahwa dari kejadian rampan karies. Selain dari hasil
seluruh responden (100%) memiliki pH pengisian kuesioner, didapatkan juga hasil
saliva dengan kategori asam (pH < 7,0). pengujian odd ratio sebesar 9,33 yang
Hasil uji statistik p value = 0,420 artinya artinya orang tua dengan pengetahuan yang
tidak ada hubungan yang bermakna pH buruk mengenai rampan karies akan
saliva kategori asam dengan kejadian berpeluang 9,33 kali gigi anaknya terjadi
rampan karies. Selain hasil pemeriksaan rampan karies.
klinis, didapatkan juga hasil pengujian odd
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Sikap Orang Tua tentang
ratio sebesar 3,2 yang artinya siswa dengan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa TK Pertiwi Jembungan I
nilai pH saliva yang asam akan berpeluang Kabupaten Boyolali
3,2 kali terjadi rampan karies. Baik Buruk
f % f %
14 61% 9 39%

40 Faktor-Faktor Penyebab Rampan Karies


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 No.1, Juni 2017 ISSN 2407.0866

Pada Tabel 5 terlihat bahwa sebagian ratio sebesar 7,143 yang artinya responden
besar sudah memiliki sikap yang baik yaitu dengan lingkungan yang buruk akan
sebesar 61% dan terdapat 39% responden berpeluang 7,143 kali terjadi rampan karies.
masih memiliki sikap tentang kesehatan gigi
yang buruk atau kurang. Hasil uji statistik p Tabel 8. Distribusi Frekuensi Keturunan Siswa TK Pertiwi
Jembungan I Kabupaten Boyolali
value = 0,008 artinya ada hubungan yang Baik Buruk
bermakna antar sikap orang tua tentang f % f %
kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian 14 61% 9 39%
rampan karies.
Selain dari hasil pengisian kuesioner, Pada Tabel 8 terlihat bahwa dari 23
didapatkan juga hasil pengujian odd ratio responden, 61% di antaranya memiliki faktor
sebesar 15,00 yang artinya orang tua dengan keturunan dalam kategori baik dan 39%
sikap yang buruk akan berpeluang 15,00 kali lainnya memiliki faktor keturunan dalam
gigi anaknya terjadi rampan karies. kategori buruk. Hasil uji statistik p value =
0,190 artinya tidak ada hubungan yang
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Praktik Orang Tua tentang bermakna antara keturunan dengan kejadian
Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa TK Pertiwi Jembungan I
Kabupaten Boyolali
rampan karies. Selain dari hasil pengisian
Baik Buruk kuesioner, didapatkan juga data hasil
f % f % pengujian odd ratio sebesar 4,44 yang
13 57% 10 43% artinya responden dengan faktor keturunan
yang buruk akan berpeluang 4,44 kali terjadi
Pada Tabel 6 terlihat bahwa 57% rampan karies.
responden di antaranya sudah melakukan
praktik dengan kategori baik, namun 43% Tabel 9. Distribusi Frekuensi Pelayanan Kesehatan Siswa
responden lainnya masih memiliki kategori TK Pertiwi Jembungan I Kabupaten Boyolali
Baik Buruk
praktik yang buruk. Hasil uji statistik p value f % f %
= 0,025 artinya ada hubungan yang 15 65% 8 35%
bermakna antara tindakan orang tua
berkaitan tentang pemeliharaan kesehatan Pada Tabel 9 terlihat bahwa dari 23
gigi dan mulut dengan kejadian rampan responden, 65% di antaranya sudah mampu
karies. Selain dari hasil pengisian kuesioner, mengakses pelayanan kesehatan dengan baik
didapatkan juga hasil pengujian odd ratio sedangkan 35% lainnya belum dapat
sebesar 16,25 yang artinya responden dengan memanfaatkan adanya pelayanan kesehatan
praktik yang buruk akan berpeluang 16,25 gigi dengan maksimal sehingga masih
kali terjadi rampan karies. memiliki faktor pelayanan kesehatan
penyebab rampan karies dengan kategori
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Lingkungan Siswa TK Pertiwi
Jembungan I Kabupaten Boyolali
yang buruk. Hasil uji statistik p value =
Baik Buruk 0,025 artinya ada hubungan yang bermakna
f % f % antara pemanfaatan pelayanan kesehatan
12 52% 11 48% dengan kejadian rampan karies. Selain dari
hasil pengisian kuesioner, didapatkan juga
Pada Tabel 7 terlihat bahwa 52% di data hasil pengujian odd ratio sebesar 9,33
antaranya dalam keadaan lingkungan yang yang artinya responden dengan akses
baik dan 48% lainnya masih dalam pelayanan kesehatan yang buruk akan
lingkungan dengan kategori yang buruk. berpeluang 9,33 kali terjadi rampan karies.
Hasil uji statistik p value = 0,076 artinya Tingginya rampan karies pada Siswa
tidak ada hubungan yang bermakna antara TK Pertiwi Jembungan I Kabupaten Boyolali
lingkungan dengan kejadian rampan karies. disebabkan karena sebagian besar responden
Selain dari hasil pengisian kuesioner, masih memiliki praktik dengan kategori yang
didapatkan juga data hasil pengujian odd buruk. Hal ini juga didukung dengan hasil
41 Faktor-Faktor Penyebab Rampan Karies
Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 No.1, Juni 2017 ISSN 2407.0866

pengujian analisa data odd ratio, didapatkan dari makanan dan minuman yang masuk ke
nilai odd ratio pada faktor praktik sebesar dalam mulut berupa karbohidrat yang tidak
16,25 yang artinya responden yang memiliki dibersihkan. Kebersihan gigi dan mulut yang
praktik buruk memiliki resiko 16,25 kali tidak terpelihara menyebabkan terjadinya
memiliki rampan karies kategori buruk. penumpukan sisa makanan terutama jenis
Rampan karies pada Siswa TK sukrosa yang mudah diserap oleh bakteri
Pertiwi Jembungan I Kabupaten Boyolali pada plak dan menghasilkan asam serupa
disebabkan karena keseluruhan responden asam cuka. Asam tersebut akan melarutkan
memiliki riwayat minum susu dot dengan email sehingga membuat email keropos dan
frekuensi yang tinggi. Berdasarkan hasil kemudian menjadi karies.
pengisian kuesioner praktik oleh orang tua Mekanisme terjadinya rampan karies
responden, didapatkan hasil bahwa memang cenderung terjadi pada anak yang
responden memiliki riwayat pernah ngedot memiliki kebiasaan minum susu dengan
atau minum susu menggunakan botol sampai menggunakan botol yang kemudian tidak
usia 2 tahun yaitu sebesar 96%, 65% di dibersihkan dan berangsur menjadi bad
antaranya kebiasaan minum susu dot habbit dalam waktu yang lama. Namun
diberikan saat anak menjelang tidur, perilaku sebetulnya hal ini dapat diatasi apabila
ibu membersihkan giginya dengan kapas terdapat peran sang ibu yang mau
atau kassa setelah minum susu dot hanya 4%, membersihkan gigi anaknya setelah minum
adanya kebiasaan anak mengulum makanan susu botol. Hal ini sesuai dengan pernyataan
saat makan sebesar 74%, hanya 9% Suwelo (2006) bahwa kesadaran sikap dan
responden yang diberi oleh ibunya kumur air perilaku individu terhadap kesehatan gigi
putih setelah makan makanan manis dan fase perkembangan anak usia 5 tahun ke
melekat, seperti coklat dan permen. Selain bawah masih sangat bergantung pada
itu, dari hasil kuesioner praktik tersebut pemeliharaan dan bantuan orang dewasa atau
diketahui bahwa tidak ada satupun responden yang berpengaruh paling kuat dalam masa
yang menyikat gigi sebelum tidur dan tersebut adalah ibunya.
diperiksakan giginya secara rutin setiap 6 Faktor penyebab terjadinya rampan
bulan sekali. Hal ini tentu dapat karies berikutnya adalah sikap. Berdasarkan
menyebabkan terjadinya rampan karies. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa 39%
praktik yang buruk tersebut, substrat akan responden masih memiliki sikap yang
melekat lama di permukaan gigi yang kurang. Hal ini ditunjukkan dalam pengisian
menyebabkan rongga mulut memiliki pH kuesioner mengenai waktu yang tepat untuk
kritis dalam waktu lama, sehingga terjadi menyikat gigi adalah malam sebelum tidur
demineralisasi lapisan gigi. 69% responden menjawab tidak setuju,
Pola perilaku yang sudah menjadi konsumsi susu dapat menjaga dan
kebiasaan sebagaimana terurai di atas tentu memelihara kesehatan gigi 35% responden
sangat berpotensi menjadi penyebab menjawab tidak setuju dan kebiasaan ngedot
terjadinya rampan karies. Seperti riwayat sebelum tidur dapat menyebabkan rampan
minum susu botol sebelum tidur dan tidak karies 30% responden menjawab tidak
disertai kumur air putih sesudahnya. Substrat setuju.
akan melekat lama di permukaan gigi dan Belum adanya kesadaran bahwa
menimbulkan demineralisasi terutama pada minum susu botol saat sebelum tidur dapat
permukaan gigi anterior yang kemudian menyebabkan rampan karies tentu saja
dapat menimbulkan rampan karies. sangat memicu terjadinya rampan karies.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Karena tidak adanya kesadaran itulah, para
Kidd dan Bechal (1991) yaitu bakteri dalam orang tua memberikan susu botol pada
plak memerlukan makanan untuk anaknya tanpa ada kekhawatiran. Akibatnya,
kelangsungan hidupnya. Makanan ini berasal bentuk manifestasi yang menetap dari sikap

42 Faktor-Faktor Penyebab Rampan Karies


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 No.1, Juni 2017 ISSN 2407.0866

itu akan membentuk perilaku dalam bentuk pelayanan kesehatan yang terlibat langsung
praktik yang berangsur dalam waktu yang di dalamnya. Hal ini sesuai dengan
lama. Kemudian praktik tersebut menjadi pernyataan Notoatmodjo (2007) bahwa
kebiasaan (habit) dan menimbulkan masalah kurangnya pengetahuan membuat
berupa rampan karies. masyarakat tidak mengetahui cara
Menurut Notoatmodjo (2007), sikap memelihara kesehatan, perilaku yang
merupakan reaksi atau respon yang masih berakibat menyebabkan serta akibat dari
tertutup dari seseorang terhadap suatu masalah itu sendiri yang dapat berpengaruh
stimulus atau objek. Dapat disimpulkan terhadap seluruh aktifitas dan belum
bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat memahami cara penanganannya. Dalam hal
langsung dilihat, tetapi hanya dapat ini permasalahan yang ditimbulkan adalah
ditafsirkan terlebih dahulu. Sikap belum rampan karies.
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, Faktor penyebab terjadinya rampan
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan karies berikutnya adalah faktor pelayanan
suatu perilaku. kesehatan di mana masyarakat akan tahu
Hal ini berarti, sikap merupakan bahaya yang ditimbulkan dari gigi rampan
bentuk manifestasi perilaku yang masih kasat karies, apabila ada penyuluhan dari tenaga
mata. Dalam kata lain, apabila seseorang kesehatan gigi. Berdasarkan hasil analisa
memiliki sikap yang baik, tentunya praktik kuesioner pelayanan kesehatan diketahui
yang dilakukan akan baik juga. Namun bahwa semua responden belum pernah
apabila seseorang memiliki sikap yang mendapatkan penyuluhan kesehatan gigi oleh
kurang baik, maka praktik yang dilakukan tenaga kesehatan gigi. Hal ini sesuai dengan
pun akan kurang baik. pernyataan Notoatmodjo (2005) yang
Faktor lain yang menyebabkan menyatakan bahwa pelayanan yang kurang
rampan karies Siswa TK Pertiwi Jembungan mendukung untuk fasilitas pelayanan
I Kabupaten Boyolali adalah karena kesehatan maka pelayanan tersebut tidak
kurangnya pengetahuan siswa maupun orang akan maksimal. Dalam mereorientasikan
tua siswa terhadap rampan karies. Tingginya pelayanan kesehatan, maka peran promosi
angka rampan karies Siswa TK Pertiwi kesehatan sangatlah penting.
Jembungan I Kabupaten Boyolali disebabkan Peran puskesmas sebagai sistem
karena sebagian besar responden belum pelayanan kesehatan khususnya kesehatan
mengetahui bahwa minum susu dot dapat gigi dan mulut, yang salah satu tujuannya
menyebabkan terjadinya rampan karies pada adalah pelayanan promotif (peningkatan
anak. Disamping itu, bisa juga disebabkan kesehatan) dengan sasaran masyarakat belum
karena adanya pemahaman bahwa gigi anak terlaksana dengan baik, padahal penyuluhan
yang rampan tidak perlu dirawat karena kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat
nantinya akan digantikan dengan gigi tetap. merupakan hal yang sangat penting karena
Prevalensi gigi rampan karies akan dapat menambah informasi untuk
rendah apabila masyarakat tahu tentang cara meningkatkan pengetahuan masyarakat
memelihara kesehatan gigi dan mulut serta tentang kesehatan gigi dan mulut sehingga
menghindari kebiasaan yang dapat masyarakat sadar akan pentingnya
mengakibatkan terjadinya rampan karies. memelihara kesehatan gigi dan mulut serta
Dengan rajin memelihara kebersihan gigi memiliki pemahaman tentang gigi rampan
dan mulutnya maka peluang terjadinya karies. Dengan demikian, mereka bisa datang
rampan karies pun dapat diminimalkan. berobat memeriksakan dan merawat giginya.
Namun pada kenyataannya sarana pelayanan Di samping itu, seorang anak juga
kesehatan seperti puskesmas belum banyak akan dilakukan pencegahan rampan karies
diminati masyarakat karena kurangnya dan dapat dideteksi dini terjadi rampan karies
informasi dan promosi kesehatan dari sarana apabila ibu memiliki kebiasaan perilaku

43 Faktor-Faktor Penyebab Rampan Karies


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 No.1, Juni 2017 ISSN 2407.0866

untuk memeriksakan gigi anaknya rutin Berkaitan dengan saliva, faktor


setiap 6 bulan sekali ke sarana pelayanan substrat yang dalam penelitian ini yaitu
kesehatan sekalipun gigi anaknya sedang indeks plak PHP-M juga berpengaruh
tidak sakit. Berdasarkan hasil pengisian sebagai faktor klinis penyebab rampan
kuesioner pelayanan kesehatan ditemukan karies. Berdasarkan hasil pemeriksaan indeks
hanya 26% saja yang pernah mendapatkan plak PHP-M pada responden diketahui
pelayanan kesehatan gigi, beberapa dari bahwa dari 23 responden kelompok kasus
mereka yang belum pernah memeriksakan diperoleh nilai rata-rata indeks plak sebesar
gigi ke pelayanan kesehatan mengaku hal ini 2,6. Dari perolehan nilai tersebut dapat
disebabkan karena jarak tempuh yang cukup diketahui bahwa 43% responden di antaranya
jauh dari rumah ke puskesmas. memiliki nilai indeks plak dengan kategori
Faktor lingkungan juga merupakan baik dan 57% lainnya memiliki nilai indeks
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya plak dengan kategori buruk.
rampan karies. Hasil penelitian didapatkan Tingginya indeks plak pada
bahwa secara fisik ketersediaan air bersih permukaan gigi disebabkan karena kebiasaan
dan alat untuk sikat gigi sudah baik, sudah responden yang suka ngemil makanan manis
tersedia pula tempat di rumah untuk dan melekat, minum susu botol dan tidak
melakukan sikat gigi, yang masih perlu menggosok gigi setelah makan maupun
mendapat perhatian di antaranya adalah sebelum tidur. Dengan waktu pelekatan
adanya kebiasaan anggota keluarga subtrat yang cukup lama di permukaan gigi,
melakukan sikat gigi hanya pada saat mandi akan terus membuat rongga mulut dalam
yaitu sebesar 83%, terdapat keberadaan keadaan asam, terutama pada bagian gigi
penjual makanan ringan di dekat rumah anterior. Hal ini tentu saja akan membuat
sebesar 74% dan terdapat pengaruh iklan proses rampan karies mudah terjadi.
makanan ringan terhadap makanan yang Penurunan pH plak yang berulang-
suka dikonsumsi anak sebesar 70%. Hasil ulang dalam waktu tertentu akan
penelitian pun menunjukkan bahwa baru mengakibatkan demineralisasi permukaan
57% saja ibu yang berperan melakukan gigi yang rentan dan proses karies pun
upaya pencegahan kesehatan gigi dengan dimulai (Kidd dan Bechal, 1991). Menurut
tidak pernah membiasakan konsumsi Tedjasulaksana dkk (1999) indeks plak pada
makanan manis dan melekat pada anak, permukaan gigi berbanding terbalik dengan
sementara 43% lainnya masih belum pH plak pada permukaan gigi tersebut.
melakukan upaya ini pada anaknya. Apabila indeks plaknya tinggi, maka pH
Di sisi lain lingkungan yang menjadi plaknya akan turun ke arah asam. Keadaan
penyebab terjadinya rampan karies yaitu indeks dan pH plak yang kritis tersebut dapat
dalam lingkungan keluarga masih ada yang menyebabkan terjadinya rampan karies.
belum memiliki sikat gigi sendiri-sendiri. Faktor keturunan atau genetik juga
Hal ini sesuai dengan pernyataan Maryati merupakan faktor yang mempunyai pengaruh
(2011) bahwa setiap anggota keluarga harus terjadinya rampan karies. Faktor keturunan
mempunyai sikat gigi sendiri-sendiri karena yang menjadi penyebab terjadinya rampan
sikat gigi yang digunakan bersama-sama bisa karies adalah ditemukannya 52% responden
menimbulkan perkembangbiakan bakteri memiliki gigi yang rapuh serta 26% anak
dalam mulut. Di samping itu, sikat gigi yang memiliki susunan gigi yang sama renggang,
digunakan bersama-sama akan mudah rusak berjejal atau tumbuh tidak teratur seperti
sehingga untuk membersihkan sisa-sisa ibunya.
makanan akan kurang bersih dan makanan Pola penurunan hereditas ini
yang masih menempel di permukaan gigi sebetulnya tidak semata-mata karena adanya
dapat menyebabkan terjadinya rampan kesamaan bentuk, struktur maupun susunan
karies. gigi saja, melainkan adanya penurunan sifat

44 Faktor-Faktor Penyebab Rampan Karies


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 No.1, Juni 2017 ISSN 2407.0866

dan perilaku. Anak yang lahir dan tumbuh di jaringan keras gigi yang dapat menyebabkan
sekitar keluarga yang tidak mempedulikan terjadinya karies.
kesehatan gigi dan memiliki kebiasaan yang Saliva sangat penting dan berperan
buruk terkait kesehatan gigi, maka akan dalam menetralkan pH plak gigi. Saliva yang
tumbuh dengan perilaku yang buruk terkait distimulasi akan menaikkan sistem buffer
kesehatan gigi. Anak yang lahir dan tumbuh yang akan berperan untuk mencegah
di sekitar keluarga yang menyukai makanan terjadinya penurunan pH yang diakibatkan
manis, biasanya akan ikut menyukai oleh asam yang diproduksi oleh bakteri plak
makanan manis. Begitu juga dengan (Sofrata, 2010). Peningkatan laju aliran
kebiasaan menyikat gigi, anak yang tumbuh saliva juga akan meningkatkan konsentrasi
di sekitar keluarga yang gemar dan rajin protein, sodium, klorida, dan bikarbonat,
menyikat gigi, tentunya giginya pun akan serta akan menurunkan konsentrasi
bersih karena dirinya juga rajin menyikat magnesium dan fosfat di saliva (Stookey,
gigi. 2008).
Hal ini sesuai dengan pernyataan Makanan yang kita konsumsi sehari-
Suwelo (2006) bahwa keadaan kesehatan hari dapat mempengaruhi perubahan pH
gigi orang tuanya bisa menjadi tolak ukur saliva di dalam rongga mulut, terutama
keadaan kesehatan gigi anaknya. Walaupun makanan yang bersifat asam akan cenderung
demikian, dari suatu penelitian melibatkan menyebabkan perubahan pH saliva menjadi
12 pasang orang tua dengan keadaan gigi turun dan bersifat asam pula (Soesilo dkk,
baik, ternyata anak-anak dari pasangan orang 2005). Selain itu, hasil metabolisme
tua tersebut sebagian besar juga memiliki karbohidrat oleh mikroorganisme dalam
keadaan gigi yang baik. rongga mulut juga akan menghasilkan asam
Faktor pH saliva juga merupakan yang akan memicu proses demineralisasi
faktor yang menyebabkan terjadinya rampan enamel dan dentin, sehingga akan memicu
karies. Dari hasil pemeriksaan pH saliva terjadinya rampan karies.
didapatkan hasil keseluruhan responden Faktor klinis penyebab rampan karies
kelompok kasus memiliki kriteria pH asam, lainnya adalah waktu. Dari hasil analisa
di mana keasaman saliva tersebut dapat dengan kuesioner didapatkan bahwa dari 23
menyebabkan gigi rampan karies. Hal ini responden, 57% di antaranya termasuk ke
sesuai dengan pernyataan Amerongen (1991) dalam kategori buruk dan 43% lainnya
yang menyebutkan bahwa derajat keasaman termasuk ke dalam kategori baik. Hal ini
(pH) adalah suatu kesatuan untuk berarti terdapat durasi waktu yang cukup
menentukan tingkat keasaman suatu larutan. lama bagi substrat melekat di permukaan gigi
Larutan dikatakan asam jika pHnya ≤ 7,0 dan sehingga rampan karies dapat terjadi. Di
dikatakan basa apabila pH nya > 7,0. Asam samping itu, belum adanya kebiasaan rutin
yang ada di dalam mulut dapat berasal dari : menyikat gigi atau berkumur air putih setelah
(a) Hasil digesti atau fermentasi karbohidrat mengkonsumsi makanan manis dan melekat
oleh bakteri (asam organik), (b) Minuman juga menyebabkan substrat melekat lebih
atau makanan yang bersifat asam yang lama di permukaan gigi. Akibatnya gigi akan
dikonsumsi seperti buah-buahan asam, dalam keadaan asam yang lebih lama dan
minuman berkarbonasi dan lain-lain, (c) rampan karies lebih mudah terjadi. Hal ini
bersumber dari internal (gastric reflux). sesuai dengan pernyataan Suwelo (2006)
Derajat keasaman (pH) dapat mempengaruhi bahwa karies merupakan penyakit
proses fisiologis di antaranya yaitu proses multifaktorial yang mengenai jaringan keras
demineralisasi dan remineralisasi jaringan gigi. Jika terjadi tumpang tindih pada faktor
keras gigi di dalam rongga mulut. Di mana gigi, saliva, substrat dan waktu maka karies
saat pH turun, maka akan terjadi peningkatan akan terjadi. Terlebih pada kasus gigi
proses fisiologis yaitu demineralisasi rampan karies, faktor waktu memegang

45 Faktor-Faktor Penyebab Rampan Karies


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 No.1, Juni 2017 ISSN 2407.0866

peranan yang sangat berpengaruh, di mana e. Faktor pelayanan kesehatan, 100%


semakin lama durasi waktu substrat melekat responden belum pernah memperoleh
di permukaan gigi, maka semakin besar penyuluhan dari tenaga kesehatan gigi.
kemungkinan rampan karies terjadi. Semakin f. Faktor keturunan, didapatkan 52%
lama jarak antara waktu terakhir gigi responden memiliki gigi yang rapuh
terpapar substrat dengan kegiatan menyikat dan 26% responden memiliki struktur
gigi, maka kemungkinan terjadinya rampan gigi yang berjejal dan tidak beraturan.
karies juga akan semakin besar.

SARAN
KESIMPULAN
1. Orang tua siswa hendaknya memberikan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat perhatian, memantau kesehatan gigi dan
disimpulkan berikut: mulut anaknya, serta membantu
1. Faktor klinis yang menyebabkan memelihara kesehatan gigi anaknya.
terjadinya rampan karies pada Siswa TK 2. Orang tua hendaknya memotivasi dan
Pertiwi Jembungan I Kabupaten Boyolali memberikan bimbingan anak menyikat
Tahun 2017 yaitu: gigi minimal 2 kali sehari di waktu yang
2. Hasil pemeriksaan gigi sebagian besar tepat yaitu pagi setelah sarapan dan
dalam kondisi rampan karies (74%) malam sebelum tidur, serta memberikan
3. Nilai pH Saliva keseluruhan responden kumur air putih setelah makan makanan
berada dalam kriteria asam (pH< 7,0). manis melekat supaya terbebas dari
4. Nilai indeks plak PHP-M menunjukkan penyakit gigi dan mulut.
sebagian besar memiliki nilai indeks plak 3. Orang tua hendaknya memeriksakan
dengan kategori buruk (57%) giginya dan gigi anaknya secara rutin ke
5. Faktor waktu menunjukkan 57% sarana pelayanan kesehatan gigi.
responden termasuk ke dalam kategori 4. Petugas kesehatan gigi baik dokter gigi
buruk. maupun perawat gigi hendaknya lebih
6. Faktor non klinis yang menyebabkan meningkatkan pelayanan promotif
terjadinya rampan karies pada Siswa TK khususnya di lingkungan sekolah.
Pertiwi Jembungan I Kabupaten Boyolali 5. Melakukan pemberdayaan masyarakat
yaitu: sebagai upaya perpanjangan tangan
Faktor perilaku, didapatkan rincian hasil seperti melatih kader UKGM dan UKGS
sebagai berikut : agar dapat menyalurkan informasi terkait
a. Faktor pengetahuan orang tua Siswa kesehatan gigi kepada masyarakat.
TK Pertiwi Jembungan I Kabupaten
Boyolali dalam kategori baik (52%)
b. Faktor sikap orang tua Siswa TK DAFTAR PUSTAKA
Pertiwi Jembungan I Kabupaten
Boyolali dalam kategori baik (61%) Amerongen, A.V.N., Michels, L.F.E.,
c. Faktor praktik, 100% responden tidak Roukema, P.A., Veerman, E.C.L.
melakukan sikat gigi sebelum tidur 1991. Ludah dan Kelenjar Ludah Arti
malam dan tidak memeriksakan Bagi Kesehatan Gigi, Abyono R,
giginya secara rutin setiap 6 bulan editor. Yogyakarta: Gadjah Mada
sekali. University Press.
d. Faktor lingkungan, ditemukan 83%
responden memiliki kebiasaan semua Hanafi, M. 2012. Faktor-faktor yang
anggota keluarganya menyikat gigi Mempengaruhi Tingginya Angka
hanya pada saat mandi. Karies Gigi pada Siswa SD Wedung

46 Faktor-Faktor Penyebab Rampan Karies


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 No.1, Juni 2017 ISSN 2407.0866

1 di Daerah Pesisir Pantai Desa Maryati. 2011. Faktor-faktor yang


Wedung Kecamatan Wedung Menyebabkan Terjadinya Karies
Kabupaten Demak Tahun 2012, Studi pada Anak Usia 2-5 Tahun di
Kasus, Politeknik Kesehatan Wilayah RW 20 Kelurahan Meteseh
Semarang, Semarang. Kecamatan Tembalang Kota
Semarang Tahun 2011, Studi Kasus.
Forssten, S., Bjorklund, M., Ouwehand. Poltekkes Kemenkes Semarang,
2010. Streptococcus mutans, Caries Semarang.
and Simulation Models. Journal,
Kantvik, Finland. Maulani, C. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak.
Jakarta: PT Elek Media Komputindo.
Hasanah, I. 2014. Kadar Ion Fosfat dalam
Saliva Buatan setelah Aplikasi CPP- Moniruddin., Hamida, B., Nahar, K. 2010.
ACP, Skripsi. Fakultas Kedokteran Actinomycosis: an Update, Journal,
Gigi Universitas Jember, Jember. Vol. 22, No. 1, Dhaka.

Lembaran Negara RI. 2012. Undang-Undang Notoatmodjo, S. 2002. Dasar-dasar


Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Metodologi Klinik Edisi 2. Jakarta:
Kesehatan. Jakarta: Badan Binarupa Aksara.
Pengembangan dan Pemberdayaan
SDM Kesehatan. _____________. 2005. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Edisi Revisi.
Karina, R. 2015. Pengaruh Ekstrak Bawang Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Putih (Allium sativum) terhadap
Pertumbuhan Bakteri Streptococcus _____________. 2007. Kesehatan
mutans secara in vitro. Jakarta: Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Laporan Penelitian, UIN Syarif PT. Rineka Cipta.
Hidayatullah.
_____________. 2010. Metodologi
Kemenkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.
Nasional 2013. Jakarta: Badan Rineka Cipta.
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Priyono, B. 2000. Pengantar Epidemiologi
untuk Kesehatan Gigi, Fakultas
Kidd, E.A.M., Bechal, S.J. 1991. Dasar- Kedokteran Gigi Universitas Gadjah
dasar Karies Penyakit dan Mada, Yogyakarta.
Penanggulangannya. Jakarta: EGC.
Rachmawati. 2010. Faktor-faktor Eksternal
Kusumasari, N. 2012. Pengaruh Larutan Penyebab Rampan Karies pada
Kumur Ekstrak Siwak (Salvadora Siswa TK Averrous Desa Bangsri
persica) terhadap pH Saliva. Kecamatan Bangsri Kabupaten
Semarang: Karya Tulis Ilmiah, Jepara Tahun 2010, Studi Kasus.
Fakultas Kedokteran Universitas Politeknik Kesehatan Semarang,
Diponegoro. Semarang.

Machfoedz, I. 2008. Menjaga Kesehatan Rahman, P.L., Yusuf, E.A. 2012. Gambaran
Gigi dan Mulut Anak-anak dan Ibu Pola Asuh Orangtua pada
Hamil. Yogyakarta: Fitramaya. Masyarakat Pesisir Pantai. Jurnal,
Universitas Sumatera Utara, Medan.

47 Faktor-Faktor Penyebab Rampan Karies


Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 No.1, Juni 2017 ISSN 2407.0866

Robbani. 2013. Perbedaan Kadar Kalsium Evidence-based Dentistry, Vol.9,


Saliva Antara Anak Bebas Karies dan Issue 3, British University, Columbia
Penderita Karies Rampan Usia 4 - 5
Tahun (Kajian di PAUD Cempaka Yulianti, R. 2014. Tinjauan Yuridis dalam
Sewon Bantul). Skripsi, Universitas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Gadjah Mada, Yogyakarta. (Studi di RSUD H. Abdoel Moeloek).
Skripsi. Universitas Lampung,
Saragi, H.R. 2014. Hubungan Pengetahuan Bandar Lampung.
Gizi Ibu Dengan Pola Pemberian
Makan Dan Status Gizi Anak Usia
Prasekolah Di Kelurahan
Matahalasan, Student Paper.
Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sibarani, Y.A. 2011. Demineralisasi dan


Remineralisasi Gigi, Student Paper,
Universitas Sumatera Utara, Medan.

Soesilo, D., Santoso, R.E., Diyatri, I. 2005.


Peranan Sorbitol dalam
Mempertahankan Kestabilan pH
Saliva pada Proses Pencegahan
Karies, Dent J.

Sofrata, A.H. 2010. Salvadora persica


(Miswak) an Effective Way of Killing
Oral Pathogens, Disertasi,
Karolinska Institute, Stockholm
(Sweden).

Stookey, G.K. 2008. The Effect of Saliva on


Dental Caries, JADA.

Suwelo. 2006. Karies Gigi pada Anak


dengan Berbagai Faktor Etiologi.
Jakarta: EGC.

Tedjasulaksana, R., Nahak, M, M.,


Darmawati, IGAA. 2009. Hubungan
Antara pH Plak dengan Angka DMF-
T pada Pasien yang Berobat di Balai
Pengobatan Gigi Poltekkes Depkes
Denpasar, Studi Kasus, Poltekkes
Depkes Denpasar, Denpasar.

White, Valerie. 2008. Breastfeeding and The


Risk of Early Childhood Caries.
Evidence-Based Dentistry, Journal:

48 Faktor-Faktor Penyebab Rampan Karies

Anda mungkin juga menyukai