Anda di halaman 1dari 8

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang tersusun oleh Karbon,
Hidrogen, dan beberapa unsur lain. Senyawa hidrokarbon dapat dibagi menjadi
dua kelompok utama, yaitu : a) Alifatik, yaitu sebuah senyawa yang memiliki
rantai terbuka. Hidrokarbon alifatik dibagi menjadi dua, yaitu : hidrokarbon jenuh
dan hidrokarbon tak jenuh; b) Siklik ialah atom-atom karbon dalam senyawa
siklik saling terikat untuk membentuk rantai tertutup. Hidrokarbon siklik dibagi
menjadi dua, yaitu : Hidrokarbon alifatik dan Hidrokarbon aromatik. ( Syarifudin,
2011 ).
Senyawa hirokarbon jenuh merupakan senyawa hidrokarbon yang ikatan
rantai karbonya jenuh (tunggal). Contohnya adalah senyawa-senyawa alkana.
Sedangkan senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang
mengandung ikatan kovalen rangkap 2 atau rangkap 3 pada rantai karbonnya.
Contohnya yaitu alkena dan alkuna. (Sukmariah. 1999).
Senyawa hidrokarbon dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, salah
satunya manfaat Hidrokarbon dalam bidang pangan : a) Glukosa merupakan
sumber energi bagi manusia dan hewan; b) Tetraterpena, merupakan senyawa beta
karoten pada wortel; c) Monoterpena, merupakan senyawa dalam minyak jeruk; d)
Karbohidrat, merupakan glukosa dan senyawa yang penuh dengan energi. Selain
itu hidrokarbon juga bermanfaat dalam bidang sandang dan papan : a)
Poliviniklorida (PVC), terbentuk dari viniklorida yang mempunyai ikatan C
rangkap 2. Banyak digunakan untuk pembuatan pipa dan karet; b)
Polipropilen/polipropena, yang terbentuk dari propena. Untuk serat, tali plastik,
bahan perahu, dan botol plastik; c) Polistirena. Kegunaanya untuk pembungkus,
insulator listrik, sol sepatu, dan berbagai peralatan lainya; d) Polisoprena,
merupakan karet alam. Berguna antara lain sebagai ban kendaraan, sepatu, dan
sarung tangan; e) Etuna, sebagai sintetis serat buatan; f) nilon, merupakan
senyawa polimer yang banyak digunakan untuk serat pakaian; g) Dakron,
merupakan seratt pliester untuk pengganti kapas dalam keperluan rumah tangga.
contoh kasur dan bantal. Hidrokarbon juga bermanfat dalam bidang seni dan
2

estetika : a) Polivinil asetat, banyak digunakan sebagai perekat dan cat lateks; b)
Poliestilena merupakan polimer dari etana yang mempunyai ikatan C rangkap 2,
melalui reaksi polierisasi. Kegunaan Poliestilena merupakan sebagai kantong
plastik, ember, panci, pembungkus makanan, dan lain-lain; c) Antrasena,
digunanakan untuk zat warna. Manfaat Hidrokarbon dalam bidang industri dan
perdagangan : a) Etena, digunakan sebagai obat bius; b) Pentena heksana dan
heptana digunakan untuk pelarut sintetis; c) Propana, untuk sintetis propanal; d)
Metana, untuk zat bakar dan sintesis senyawa metil klorida dan metanol; e) Teflon
sebagai pelapis anti lengket pada alat alat masak; f) Butena untuk pembuatan karet
sintetis; g) Polistirena untuk membuat kancing sisir pembungkus alat listrik; h)
Propena, untuk sintesis gliserol, isopropil, dan plastik polipropilena; i) SBR
digunakan untuk karet sintetis ; j) Glisserol, untuk bahan kosmetik, pelembab, dan
industri makanan. Perbedaan antara senyawa karbon dan hidrokarbon yaitu, untuk
senyawa karbon yaitu senyawa yang tidak hanya mengandung unsur C dan H,
tetapi juga unsur lain seperti O, N, S, P atau halogen contohnya pada senyawa
karbon yaitu alkanol, alkoksi alkana, alkanal, alkanon, alkanoat dan alkil alkanoat.
sedangkan senyawa hidrokarbon yaitu senyawa yang mengandung hanya C dan H
saja contohnya alkana, alkena dan alkuna.(Rohman. 2007).

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum Kimia Dasar dengan materi Pembuata Senyawa Alkana
yaitu :
a. Mahasiswa mampu dan mengerti cara pembuatan senyawa hidrokarbon alifatis
jenuh (alkana).
b. Mahasiswa mengerti sifat – sifat dari bahan yang digunakan.
c. Mahasiswa mampu menuliskan reaksi mekanisme.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Alkana dan Contohnya


Alkana merupakan golongan senyawa yang tergolong senyawa hidrokarbon
jenuh dimana semua ikatannya tunggal. Alkana disebut juga senyawa alifatik atau
asiklis yang artinya adalah senyawa rantai terbuka. Sebagai hidrokarbon jenuh
alkana memilik jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin
(dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya.
Alkana yang paling sederhana adalah CH4 atau metana (Itatrie, 2012).

2.2 Pengertian Alifatis Jenuh dan Contohnya


Senyawa alifatik, adalah senyawa kimia milik kelas organik di mana atom
tidak dihubungkan bersama untuk membentuk sebuah cincin. Senyawa alifatik
sederhana adalah metana (CH4). Senyawa alifatik dapat berbentuk senyawa
asiklik atau siklik, tetapi bukan senyawa karbon aromatik. Kebanyakan mudah
terbakar, memungkinkan penggunaan hidrokarbon sebagai bahan bakar, seperti
metana di pembakar Bunsen dan gas alam cair (LNG), dan asetilena dalam
pengelasan (Almatsier, 2010).

2.3 Manfaat Senyawa Alkana Dalam Kehidupan Sehari-hari


Pemanfaatan senyawa alkana dalam kehidupan sehari hari antara lain yaitu;
a). Bahan bakar, misalnya elpiji, kerosin, bensin, dan solar; b). Pelarut, berbagai
jenis hidrokarbon, seperti petroleum eter dan nafta, digunakan sebagai pelarut
dalam industri dan pencucian kering (dry cleaning); c). Sumber hidrogen, gas
alam dan gas petroleum merupakan sumber hidrogen dalam industri, misalnya
industri amonia dan pupuk; d). Pelumas, pelumas adalah alkana suku tinggi
(jumlah atom karbon tiap molekulnya cukup besar, misalnya C18H38); e). Bahan
baku industri, berbagai produk industri seperti plastik, deterjen, karet sintetis,
minyak rambut, dan obat gosok dibuat dari minyak bumi atau gas alam; f). Bahan
baku untuk senyawa organik lain, minyak bumi dan gas alam merupakan bahan
baku utama untuk sintesis berbagai senyawa organik seperti alkohol, dan asam
cuka (Rohman, 2007)
4

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Kimia Dasar dengan materi Pembuatan Senyawa Alkana
dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 April 2018, pukul 13.00 – 14.40 WIB.
Bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Palangka Raya.

3.2 Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah NaOH, Natrium Benzoat
dan Asam Asetat. Sedangkan alat yang digunakan yaitu pipet kapiler, tabung
reaksi, mortar stemper, api bunsen, dan kapas.

3.3 Cara Kerja


Cara kerja pada saat praktikum kimia dasar dengan materi Pembuatan
Senyawa Alkana adalah
a. Menggerus 1 sendok makan Natrium Benzoat dan 1 sendok NaOH dalam
mortar.
b. Kemudian mengambil 1 sendok campuran tadi dan memasukkan kedalam
tabung reaksi dan menutup tabung reaksi tersebut dengan kapas.
c. Memanaskan tabung reaksi yang berisi bahan campuran sampai keluar
gelembung.
d. Mengamati apakah ada cairan lain dan bagaimana baunya.
e. Mengulangi percobaan sekali lagi.
5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Tabel Hasil Pengamatan Senyawa Alkana (Natrium benzoat dan NaOH)
No. Nama Jumlah Nama Waktu Perubahan Bau
Bahan 1 Bahan 2 terlarut cairan
cairan
1. Natrium 2g NaOH 155 s Putih Karet
Benzoat keruh terbakar
2. Natrium 3g NaOH 120 s Putih Karet
Benzoat keruh gosong
3. Natrium 4g NaoH 169 s Putih Karet
Benzoat keruh gosong

4.3 Pembahasan
Dari data hasil pengamatan di peroleh hasil pada percobaan ke-1, senyawa
C6H5COOHNa (Natrium benzoat) di campurkan dengan NaOH (Natrium
hiroksida) seberat 2 gram, di panaskan selama 155 detik terdapat cairan putih
keruh dan gelembung yang sangat banyak dan berbau seperti karet terbakar. Pada
percobaan ke-2, Natrium bwnzoat seberat 3 gram di campurkan dengan NaOH
yang telah digerus dengan berat yang sama. Waktu yang di butuhkan untuk cairan
terlarut yaitu 120 detik, perubahan cairan menjadi putih keruh dan berbau seperti
karet gosong. Percobaan ke-3 natrium benzoat dengan berat 4 gram di campurkan
dengan NaOh dengan berat yang sama. Waktu yang di butuhkan untuk cairan
untuk terlarut yaitu 169 detik, perubahan cairan menjadi putih keruh dan berbau
seperti karet gosong.
Pada percobaan tersebut terdapat gelembung yang banyak terjadinya
gelembung tersebut berasal dari senyawa padat yang mengandung H2O rendah,
sehingga ketika dipanaskan dengan api bunsen akan menghasilkan H2O yang
mengeluarkan gelembung. Bau menyengat seperti karet terbakar tersebut
disebabkan karena reaksi oksidasi atau pembakaran yang menghasilkan CO2,
sehingga menimbulkan bau seperti karet terbakar. Terjadinya cairan berwarna
6

putih keruh disebabkan senyawa C6H5COONa dan NaOH ketika dipanaskan


melebur dan berubah menjadi cairan sehingga berwarna putih keruh kecoklatan.
7

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Alkana merupakan golongan senyawa yang tergolong senyawa hidrokarbon
jenuh dimana semua ikatannya tunggal. Alkana disebut juga senyawa alifatik atau
asiklis yang artinya adalah senyawa rantai terbuka. Senyawa alkana dapat dibuat
dengan cara mereaksikan antara NaOH dengan C6H5COONa (Natrium Benzoat)
atau NaOH dengan CH3COONa kedalam tabung reaksi kemudian dipanaskan
dengan menggunakan api bunsen.
Sifat-sifat dari bahan antara lain NaOH yaitu NaOH merupakan basa kuat jika
dilarutkan dalam air. Jika terlalu lama dibiarkan terkontaminasi dengan udara,
maka NaOH akan lembab, mudah larut dalam air dan etanol. Natrium benzoat
mudah larut dalam air tetapi sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam
etanol 90%. Asam asetat merupakan senyawa organik dan merupakan larutan
asam lemah. Alkana bersifat non polar, semakin banyak atom C (rantainya makin
panjang), maka titik didih semakin tinggi.
Alkana termasuk senyawa alifatik dengan kata lain alkana adalah sebuah
rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum alkana adalah
CnH2n+2. persamaan reaksi Natrium Benzoat dengan NaOH yatu: C6H5COONa
+ NaOH Na2CO3 + C6H6 dan persamaan reaksi Asam Asetat dengan NaOH
yaitu: CH3COONa + NaOH Na2CO3 + CH4---.
5.2 Saran
Diharapkan praktikan dapat membagi tugas antar kelompok agar hasil yang di
dapatkan cepat terkumpul dan tidak membuang-buang waktu sehingga praktikum
berlangsung tepat waktu.
8

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2010. Pembuatan Senyawa Alkana. Jurnal Sains dan Teknologi


Indonesia
12 (1) : 31-37.
Itatri. 2012. Penggunaan Larutan NaOH. Jurnal Rekayasa 6 (1) : 1-7.
Rohman, 2007. Kimia Dasar Edisi 8. Jakarta: Erlangga
Sukmariah, Faidah. 1999. Kimia Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional.
Zuhdin Ma’sum, Wahyudi Priyono. 2012. Alat Dan Bahan Kimia. Jurnal Teknik
Kimia 7 (1) : 1-7.

Anda mungkin juga menyukai