I. PENDAHULUAN
estetika : a) Polivinil asetat, banyak digunakan sebagai perekat dan cat lateks; b)
Poliestilena merupakan polimer dari etana yang mempunyai ikatan C rangkap 2,
melalui reaksi polierisasi. Kegunaan Poliestilena merupakan sebagai kantong
plastik, ember, panci, pembungkus makanan, dan lain-lain; c) Antrasena,
digunanakan untuk zat warna. Manfaat Hidrokarbon dalam bidang industri dan
perdagangan : a) Etena, digunakan sebagai obat bius; b) Pentena heksana dan
heptana digunakan untuk pelarut sintetis; c) Propana, untuk sintetis propanal; d)
Metana, untuk zat bakar dan sintesis senyawa metil klorida dan metanol; e) Teflon
sebagai pelapis anti lengket pada alat alat masak; f) Butena untuk pembuatan karet
sintetis; g) Polistirena untuk membuat kancing sisir pembungkus alat listrik; h)
Propena, untuk sintesis gliserol, isopropil, dan plastik polipropilena; i) SBR
digunakan untuk karet sintetis ; j) Glisserol, untuk bahan kosmetik, pelembab, dan
industri makanan. Perbedaan antara senyawa karbon dan hidrokarbon yaitu, untuk
senyawa karbon yaitu senyawa yang tidak hanya mengandung unsur C dan H,
tetapi juga unsur lain seperti O, N, S, P atau halogen contohnya pada senyawa
karbon yaitu alkanol, alkoksi alkana, alkanal, alkanon, alkanoat dan alkil alkanoat.
sedangkan senyawa hidrokarbon yaitu senyawa yang mengandung hanya C dan H
saja contohnya alkana, alkena dan alkuna.(Rohman. 2007).
4.3 Pembahasan
Dari data hasil pengamatan di peroleh hasil pada percobaan ke-1, senyawa
C6H5COOHNa (Natrium benzoat) di campurkan dengan NaOH (Natrium
hiroksida) seberat 2 gram, di panaskan selama 155 detik terdapat cairan putih
keruh dan gelembung yang sangat banyak dan berbau seperti karet terbakar. Pada
percobaan ke-2, Natrium bwnzoat seberat 3 gram di campurkan dengan NaOH
yang telah digerus dengan berat yang sama. Waktu yang di butuhkan untuk cairan
terlarut yaitu 120 detik, perubahan cairan menjadi putih keruh dan berbau seperti
karet gosong. Percobaan ke-3 natrium benzoat dengan berat 4 gram di campurkan
dengan NaOh dengan berat yang sama. Waktu yang di butuhkan untuk cairan
untuk terlarut yaitu 169 detik, perubahan cairan menjadi putih keruh dan berbau
seperti karet gosong.
Pada percobaan tersebut terdapat gelembung yang banyak terjadinya
gelembung tersebut berasal dari senyawa padat yang mengandung H2O rendah,
sehingga ketika dipanaskan dengan api bunsen akan menghasilkan H2O yang
mengeluarkan gelembung. Bau menyengat seperti karet terbakar tersebut
disebabkan karena reaksi oksidasi atau pembakaran yang menghasilkan CO2,
sehingga menimbulkan bau seperti karet terbakar. Terjadinya cairan berwarna
6
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Alkana merupakan golongan senyawa yang tergolong senyawa hidrokarbon
jenuh dimana semua ikatannya tunggal. Alkana disebut juga senyawa alifatik atau
asiklis yang artinya adalah senyawa rantai terbuka. Senyawa alkana dapat dibuat
dengan cara mereaksikan antara NaOH dengan C6H5COONa (Natrium Benzoat)
atau NaOH dengan CH3COONa kedalam tabung reaksi kemudian dipanaskan
dengan menggunakan api bunsen.
Sifat-sifat dari bahan antara lain NaOH yaitu NaOH merupakan basa kuat jika
dilarutkan dalam air. Jika terlalu lama dibiarkan terkontaminasi dengan udara,
maka NaOH akan lembab, mudah larut dalam air dan etanol. Natrium benzoat
mudah larut dalam air tetapi sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam
etanol 90%. Asam asetat merupakan senyawa organik dan merupakan larutan
asam lemah. Alkana bersifat non polar, semakin banyak atom C (rantainya makin
panjang), maka titik didih semakin tinggi.
Alkana termasuk senyawa alifatik dengan kata lain alkana adalah sebuah
rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum alkana adalah
CnH2n+2. persamaan reaksi Natrium Benzoat dengan NaOH yatu: C6H5COONa
+ NaOH Na2CO3 + C6H6 dan persamaan reaksi Asam Asetat dengan NaOH
yaitu: CH3COONa + NaOH Na2CO3 + CH4---.
5.2 Saran
Diharapkan praktikan dapat membagi tugas antar kelompok agar hasil yang di
dapatkan cepat terkumpul dan tidak membuang-buang waktu sehingga praktikum
berlangsung tepat waktu.
8
DAFTAR PUSTAKA